388cash388cash

Cerita Dewasa Penis Keponakan


Rena merupakan seorang bunda rumah tangga yg baik serta tanpa cacat. Umur Rena 32 tahun. Suami Rena bekerja sebagai PNS serta mereka nasib normal serta bahagia. Rena sendiri seorang sarjana dari perguruan tinggi ternama namun memilih tdk bekerja. Rena tergolong taat beragama. Rena mempunyai keponakan yg tinggal bersama di rumah Rena. Namanya Sigit. Umurnya 16 tahun.
Cerita Sex Terakhir | Namun ada kejadian yg membikin Rena merasa sebagai wanita berdosa yg tdk lagi sanggup menghindari dosa bersetubuh dengan laki-laki yg bukan suami sendiri. Membaygkan kejadian-kejadian tersebut Rena rutin ingin menangis namun pada saat yg sama Rena juga didera oleh nafsu birahi berkobar yg tdk sanggup Rena atasi.

 Kejadiannya merupakan sebagai berikut. Saat itu sore hari kurang lebih jam 3 pagi serta Rena baru saja bangun tidur. Sedangkan suaminya tetap bekerja di kantor nya. Dari dalam kamar Rena bisa mendengar suara komputer yg dimainkan keponakan Rena, Sigit di ruang tengah yg berbatasan langsung dengan kamar tidur Rena. Sigit tidak jarang sekali memakai komputer, Rena kira dirinya hanya main game saja. Pintu kamar Rena agak terbuka.

Rena bermaksud untuk keluar dari kamar, namun ketika Rena hebat pintu, apa yg terkesan membikin Rena tertegun serta mengurungkan niat tersebut. Apa yg terkesan dari balik pintu membikin hati Rena betul-betul terguncang. Rena bisa menonton di layar komputer tampak wanita kulit putih telanjang tanpa busana dengan posisi terlentang serta kaki terbuka dengan kemaluan tampak jelas.

Rena menjadi kesal sebab Sigit menonton hal-hal yg sangat terlarang tersebut. Namun yg kemudian membikin Rena shock merupakan seusai menyadari bahwa Sigit sedang mengurut-urut k0ntolnya. Rena bisa menonton celana Sigit agak turun. Sigit sedang duduk menonton layar sambil mengusap-usap k0ntolnya yg tampak berdiri tegang.

Rena betul-betul tercengang menonton semua ini. Kemaluan Sigit terbukti tdk berkapasitas besar namun menonton kakunya batang keponakannya ini membikin Rena berdebar. Batang kemaluannya tampak berwarna coklat kemerahan dengan urat-urat yg menonjol. Samar-samar Rena bisa mendengar napasnya yg terengah. Sigit sama sekali tdk menyadari bahwa Rena menonton kelakuannya dari balik pintu.

Kejadian Sigit membelai-belai kemaluannya ini berjalan terus selagi lebih tidak lebih lima menit. Yg mengagetkan merupakan reaksi kewanitaan tubuh Rena, nyatanya jantung Rena terasa berdebar keras menyaksikan batang kemaluan yg demikian kaku serta terus merah, khususnya tahap kepalanya. Gerakan tangan Sigit terus cepat mencengkeram kemaluannya dengan muka yg tampak tegang memandangi layar monitor.

Astaga .., dari celah di kemaluannya berleleran keluar cairan bening. Cairan kental bening tersebut diusap-usap oleh jari Sigit serta dioles-oleskan ke seluruh kemaluannya. Nafas Sigit terdengar sangat keras namun tertahan-tahan. Rena merasa nafsu birahinya muncul, tubuh Rena mulai gemetar. Nafas Renapun mulai tidak teratur serta Rena berusaha supaya nafas Rena tidak terdengar oleh Sigit.
Apa yg Rena lihat selanjutnya membikinnya sangat tergetar. Tubuh Sigit tampak mengejang dengan kakinya agak terangkat lurus kaku, sementara tangannya mencengkeram batang kemaluan itu sekuat-kuatnya.

“Eeegh, heeggh .”, Sigit mengerang agak keras, serta ya ampun …, yg tdk Rena sangka-sangka akhirnya terjadi juga.
Dari celah di kepala batang kemaluannya terpancar cairan putih kental. Sigit memuncratkan air mani. Cairan kental itu memuncrat beberapa kali. Sebagian jatuh ke perutnya namun ada juga yg ke lantai serta malah hingga ke keyboard komputer. Ohhh .., k0ntol itu tampak tegang, urat-urat menonjol keluar, mani nya muncrat ke atas.
Menonton air mani muncrat seperti itu segera saja Rena merasakan lonjakan birahi yg hebat di sekujur tubuh Rena. Memek Rena terasa menjadi basah serta nafas Rena menjadi memburu serta tersengal sengal.
Rena berusaha mengendalikan diri dari rangsangan birahi sebisa-bisanya, ada seperti perasaan tdk enak serta bersalah yg tumbuh menyaksikan keponakan Rena serta khususnya atas reaksi tubuh Rena seperti ini. Saat ini k0ntol itu tampak diselimuti oleh mani berwarna keputihan. Jarak Rena dengan Sigit sebetulnya sangat dekat hanya dua meteran.
Sigit tampak mulai tenang serta napasnya terus teratur. k0ntol yg berleleran air mani mulai mengendur. Ia menghela napas panjang serta tampak lega terpuaskan. Sigit kemudian berdiri serta menuju ke kamar mandi. Ia masuk ke kamar mandi serta menutup pintunya.
Seolah-olah ada yg menuntun, Rena berjingkat menuju komputer tanpa memunculkan bunyi. Rena memandang lekat ke layar komputer, mengagumi tubuh wanita muda berkulit putih (orang Barat) yg telah mengajak nafsu keponakan Rena. Pandangan Rena beralih ke tetesan-tetesan mani yg tampak di dekat keyboard.
Rena mengusap mani tersebut dengan jari serta entah mengapa Rena mencium serta menjilati jari tangan Rena yg berleleran dengan mani. Rasanya payau serta baunya terasa lekat, namun nafsu birahi Rena terbangkit lagi. Rena tdk ingin Sigit curiga. Dari layar komputer Rena menonton address internetnya serta Rena catat saja di dalam hati.
Rena berjingkat masuk kamar serta menggeletakkan tubuh. Tidak lama Rena dengar Sigit kembali ke komputernya serta Rena kira ia sedang membersihkan sisa-sisa mani yg tadi ia muncratkan. Kemudian Rena dengar ia bermain game (kedengaran dari bunyi nya).
Sejak saat itu Rena merasa ada perubahan hebat pada diri Rena. Sebelumnya Rena melakukan hubungan sex dengan suami hanyalah sebagai sebuahfaktor yg rutin saja. Kejadian Sigit melakukan onani di depan computer membikin Rena menemukan sesuatu yg baru dalam faktor soal sex.
Sesuatu yg menggairahkan, nafsu birahi yg menggelegak, namun sekaligus perasaan dosa, sebab ini dibangkitkan oleh kejadian yg dilakukan keponakan Rena sendiri. Apa yg dilakukan keponakan Rena membikin Rena shock, namun yg juga mengerikan merupakan justru keponakan Rena sendiri membangkitkan nafsu birahi Rena yg menyala-nyala.
Sigit yg rutin Rena anggap keponakan tetap kecil serta tdk mungkin berhubungan dengan faktor hal yg berbau sex serta porno. Rutin terbayg di mata Rena wajah Sigit dengan napas terengah engah serta muka tegang, kocokan tangannya, batang k0ntol yg berwarna kemerahan sangat tegang dengan urat yg menonjol. Air mani yg memuncrat-muncrat dari celah k0ntolnya. Ya Tuhan .. , k0ntol itu merupakan milik keponakan Rena.
Sejak kejadian itu Rena tidak jarang terbayg k0ntol Sigit yg sedang memuncrat – muncratkan air maninya. Namun yg tdk bisa Rena lupakan merupakan warnanya yg kemerahan dengan urat-urat hijau kebiruan yg menonjol. Saat itu k0ntol itu begitu tegang berdiri hampir menyentuh perutnya. Apabila mengingat serta membaygkan kejadian itu, birahi Rena mendidih, terasa ada cairan merembes keluar dari celah kemaluan Rena.
Hal lain yg memperparah keadaan merupakan, sejak hari kejadian itu, Rena mulai berkenalan dengan dunia baru yg tdk sempat Rena datangi sebelumnya. Rena telah biasa browsing di Yahoo ataupun yg lain. Namun sejak mengetahui “Cerita Dewasa”. Rena mulai mengarungi dunia lain di internet. Sehari setelah kejadian Sigit onani, Rena mulai membuka-buka website “Cerita Dewasa”. Pasti saja itu Rena lakukan pada saat tdk ada orang di rumah.
Saat itulah Rena mulai mencoba-coba “Cerita Dewasa”. Rena tdk menygka ada sebuahsitus internet menyaapabilan cerita serta foto pornografi yg seperti itu. Rena membuka – buka foto wanita-wanita telanjang yg tampak tdk malu-malu memperagakan tahap kewanitaannya yg sewajibnya ditutup rapat rapat. Mereka tampaknya menikmati apa yg mereka lakukan dengan mempertontonkan tahap tubuhnya yg terlarang.
Pada hari itu Rena mulai juga menemukan situs-situs lain yg lebih porno. Ada kurang lebih 3 jam Rena berpindah-pindah serta mendalami dunia sexual penuh nafsu yg tdk sempat Rena baygkan sebelumnya. Laki-laki serta perempuan bersetubuh dengan beberapa macam tutorial yg tdk sempat Rena baygkan sebelumnya serta yg tdk sempat Rena praktekkan sebelumnya dengan suami.
Ada perempuan yg menghisap k0ntol berkapasitas sangat besar (kelihatannya lebih besar dari k0ntol suami Rena) hingga k0ntol itu memuntahkan air maninya. Astaga, perempuan itu membiarkan mani itu muncrat hingga membasahi wajahnya, berleleran, serta bahkan meminumnya tanpa ada rasa jijik.
Namun yg paling membangkitkan birahi Rena merupakan persetubuhan orang Jepang. Mungkin sebab mereka sama-sama orang Asia, jadi tampak lebih real dibandingkan dengan wanita kulit putih. Serta mungkin ada kesan surprise juga bagi Rena, bahwa orang-orang Jepang yg tampak sopan itu bisa begitu bernafsu di dalam sex.
Rena terbukti bukan orang keturunan Chinese, namun kulit Rena lumayan putih untuk ukuran orang Indonesia. Jadi Rena menonton seperti ada kesamaan antara diri Rena dengan wanita Jepang itu meski pastinya kulit Rena tdk seputih mereka. Wanita Jepang juga mempunyai kulit kemaluan, bibir-bibir memek yg berwarna gelap kecoklatan, mirip seperti kemaluan Rena sendiri
Rena juga memperoleh sebuahsitus di mana wanita-wanita muda Jepang mengisap k0ntol hingga muncrat serta air mani yg sangat tidak sedikit berleleran di mukanya yg berkulit putih. Rena rutin panas dingin menonton itu.
Kenasiban sex internet yg paling memabukkan Rena merupakan cerita-cerita hot di “Cerita sex” serta melebihi segala suguhan foto sex yg ada. Rena sangat terangsang membaca cerita-cerita menakjubkan itu. Tdk Rena sangka bahwa kenasiban sex orang-orang Indonesia bisa seliar serta juga seindah itu. Yg paling merangsang serta membikin Rena agak histeris merupakan cerita sex antara orang yg tetap sedarah, seperti antara tante dengan keponakan, antara sepupu, saudara ipar, alias malah antara keponakan serta tantenya.
Mungkin ini sebab perasaan Rena kepada Sigit keponakan Rena. Di website lain, Rena sempat membaca cerita sexual antara keponakan dengan tantenya. Rena hingga menangis membaca cerita itu, namun juga sekaligus merasakan birahi yg luar biasa. Ini tdk berarti bahwa Rena berniat menyetubuhi keponakan Rena sendiri, Rena takut atas dosanya.
Rena kira kejadian berikutnya yg bakal Rena ceritakan merupakan takdir yg tdk bisa Rena hindarkan. Rena begitu lemah dari godaan setan serta sangat menikmati apa yg Rena lakukan.
Kejadian itu merupakan pada sore hari kurang lebih jam setengah empat, beberapa minggu seusai kejadian Rena memergoki Sigit beronani, kalau tdk salah dua alias tiga hari menjelang tahun baru. Sebelumnya Rena baru menutup internet, membaca cerita-cerita di “Cerita Dewasa” serta melipat-lipat pakaian yg bakal disetipsa. Pada saat melipat pakaian yg bakal disetipsa itu bakal berakhir, Rena mendengar ada ketukan pintu, ada tamu. Apa boleh buat, si tamu wajib menantikan Rena berakhir.
Setelah berakhir melipat pakaian, Rena intip dari dalam, nyatanya dirinya merupakan Bagas. Bagas merupakan suami dari ipar (adik suami) Rena. Rena sangat dekat dengan Dian, istri Bagas. Rena juga mempunyai hubungan baik dengan Bagas. Ia berusia kira-kira 36 tahun, berwajah tampan dengan kulit putih serta Rena akui lebih tampan dari suami Rena. Perawakannya tdk tinggi, hanya kurang lebih 164 cm, hampir sama setinggi Rena.
Menonton Bagas di luar Rena jadi agak terburu-buru. Biasanya Rena menemui orang yg bukan suami serta keponakan (atau wanita) rutin dengan mengenakan pakaian wanita rapi serta tertutup rapat. Sebab terburu-buru serta tanpa Rena sadari, Rena hanya mengenakan baju tidur berkain halus warna putih sebatas lutut berlengan singkat dengan kancing-kancing di depan.
Untung Rena tetap sempat mengenakan secarik kain selendang warna hitam untuk menutup kepala, seperti selendang tradisional yg diselempangkan di kepala hanya untuk menutup rambut. Leher Rena terbuka serta telinga Rena terkesan jelas. Apa boleh buat Rena tdk bisa membiarkan Bagas menantikan Rena di depan rumah terlalu lama.
Rena membuka pintu. Bagas tersenyum menonton Rena mesikipun Rena tahu dirinya agak heran menonton Rena tdk berpakaian seperti biasanya.
“Apa berita Rena“, sapanya, “Saya membawakan titipan pakaian dari Dian”.
“Eh, ayo masuk Gas, baru dari kantor ya ?“, serta Rena persilakan dirinya masuk.
Rena lalu mengambil barang yg dibawa Bagas serta meletakkannya di meja makan. Meja makan terletak di ruang tengah tdk jauh dari meja komputer. Dapur bisa terkesan jelas dari ruang tamu.
Sambil duduk di sofa ruang tamu, Bagas mengatakan “Saya tadi ketemu suamimu di kantor katanya baru pulang jam enam nanti”. Eh, Mana keponakanmu, Rena ?”, kata Bagas lagi.
“Sigit sedang main ke rumah kawan dari siang tadi serta katanya mungkin baru pulang agak malam” kata Rena.
Tiba-tiba Rena menyadari bahwa mereka hanya berdua saja. Rena duduk di sofa di seberang dari kursi sofa yg diduduki Bagas. Pada saat Rena mulai duduk Rena baru menyadari agak susah untuk duduk dengan rapi serta tertutup dengan pakaian yg Rena kenakan. Posisi alas duduk sofa lumayan rendah jadi pada saat duduk lutut terasa tinggi dibandingkan dengan pantat. Jadi tahap bawah paha Rena agak terangkat sedikit serta agak susah tertutup sempurna dengan pakaian seperti yg Rena kenakan serta pada saat duduk ujung pakaian berminat ke atas lutut.
Bagas tampak agak terkesiap menonton Rena. Sekilas ia melirik ke lutut serta paha Rena yg terbukti putih serta tdk sempat kena sinar matahari (Rena rutin berpakaian panjang ke luar rumah). Rena agak malu serta canggung (Rena kira Bagas juga tampak agak canggung). Namun mereka telah bukan remaja lagi serta bisa menguasai diri.
“Apa berita Dian, Gas”, tanya Rena.
“Dian beberapa kali ini tidak lebih sehat, kira-kira telah semingguan lah“, kata Bagas. 
“Bagaimana Sigit, Rena ?, apa enggak ada pelajaran yg tertinggal ?”, Bagas balik bertanya.
“Yah, si Sigit telah mulai oke koq dengan pelajarannya. Mudah-mudahan saja sih prestasinya terus-terusan keren”, Rena jawab.
Tiba-tiba Bagas bilang
” Wah, kayak-kayaknya Sigit terus getol main komputernya yah Rena, kan telah SMA”.
Deg perasaan Rena, semua pengalaman internet jadi terbayg kembali. Khususnya terbayg pada Sigit saat beronani di depan komputernya.
“Eh, kenapa kak Rena, koq kaya seperti orang bimbang sih ?”, Bagas menonton perubahan sikap Rena.
“Ah, tdk apa-apa kok. Tapi si Sigit terbukti tidak jarang sekali main komputer.” kata Rena.
Rena mendadak merasakan keberduaan yg mendalam di ruangan itu. Rena merasa terus canggung serta ada perasaan berdebar. Untuk menghindar dari perasaan itu Rena memperkenalkan minum pada Bagas,
“Wah lupa, kalian mau minum apa Gas ?”.
“Kalau tdk merepotkan, Rena minta kopi saja deh”, kata Bagas.
Rena bangkit berdiri dari sofa. Tanpa Rena sengaja, paha serta kaki Rena sedikit terbuka pada saat Rena bangun berdiri. Mesikipun sekilas, Rena menonton pandangan mata Bagas melirik lagi ke paha Rena, serta tampak agak gugup. Apakah dirinya sempat menonton tahap dalam paha saya?, pikir Rena di dalam hati.
“Tunggu sebentar ya..”, kata Rena ke Bagas.
Sambil menuju ke kamar mengangkat pakaian titipan dari Dian, Rena melirik sebentar ke arah Bagas. Bagas tampak tertunduk namun tampak ia mencuri pandang ke arah Rena.
Rena terbangun bahwa penampilan pakaian Rena yg tdk biasanya telah hebat perhatiannya. Khususnya sekali mungkin sebab posisi duduk Rena tadi yg menyingkap tahap bawah pakaian Rena. Rena yg terbiasa berpakaian tertutup rapat, nyatanya dengan pakaian seperti ini, yg sebetulnya tetap terbilang sopan, telah mengganggu serta menggugah (sepertinya) perhatian Bagas. Menyadari ini Rena merasa berdebar-debar kembali, serta tubuh Rena terasa seperti dialiri perasaan hangat.
Tanpa sengaja Rena menonton cermin lemari pakaian serta menyaksikan penampilan Rena di kaca yg membikin Rena terkesiap. Nyatanya pakaian yg Rena kenakan tdk bisa menyembunyikan pola pakaian dalam (bra serta celana dalam) yg Rena kenakan. Celana dalam yg Rena pakai terbuat dari bahan tipis berwarna putih sedangkan kutangnya berwarna hitam.
Sebab pakaian yg Rena kenakan berwarna putih serta terbuat dari bahan yg halus maka celana dalam serta bh tadi tampak terbayg dari luar. Ya ampun ., Rena tdk menyadari, serta pastinya Bagas bisa menonton dengan leluasa. Rena menjadi merasa agak jengah. Namun entah mengapa ada perasaan lain yg muncul, Rena merasa sexy serta ada perasaan puas bahwa Bagas memperhatikan penampilan Rena.
Tubuh Rena tampak ramping dengan kulit yg putih. Bagas yg Rena anggap sopan serta ramah itu nyatanya memperhatikan tubuh serta penampilan Rena. Rena merasa nakal serta tiba-tiba perasaan birahi itu timbul sedikit demi sedikit. Bayg-bayg persetubuhan serta sex di internet melingkupi Rena. Oh., bagaimana ini.. Aduh ., birahi ini, apa yg wajib dilakukan.
Rena jadi tdk bisa berpikir lurus. Rena berusaha menenangkan diri namun tdk sukses. Akhirnya Rena putuskan, Rena bakal melakukan sedikit permainan, serta lihat saja apa kelak yg bakal terjadi. Rena merasa jatuh ke dalam takdir.
Dengan dada berdebar, perasaan malu, perasaan nakal, serta tangan agak gemetar, Rena membuka kancing baju Rena yg paling bawah. Tahap bawah dari baju Rena kini tersibak hingga 15 cm di atas lutut. Mungkin bukan seberapa, namun bagi Rena telah lebih dari lumayan untuk merasakan kenakalan birahi.
Satu lagi kancing baju yg tertinggi Rena buka jadi tahap atas yg mulai menggunduk dari tetek Rena mulai terkesan. Payudara Rena lumayan montok, berkapasitas 34B. Sambil berdebar-debar Rena keluar kamar menuju dapur.
“Wah maaf ya Gas, agak lama, kini Rena buat dulu kopinya.” kata Rena.
Rena bisa merasakan Bagas memandang Rena dengan perhatian yg lebih mesikipun tetap sangat sopan. Ia tersenyum, namun lagi-lagi pandangannya menyambar tahap bawah tubuh Rena.
Rena tahu bahwa untuk setiap langkah Rena, pakaian bawah Rena tersibak, jadi ia bisa menonton tahap paha Rena yg mulai sangat memutih, kira-kira 20 cm di atas lutut. Rena merasa sangat sexy serta nakal, dibarengi dengan birahi. Saat itu Rena tdk ingat lagi bakal suami serta keponakan. Pikiran Rena telah mulai diselimuti oleh nafsu berahi.
Rena berpikir untuk menggoda Bagas. Rena membuka lemari dapur serta membungkuk untuk mengambil tempat kopi serta gula. Rena sengaja membungkukkan pinggang ke depan dengan menjaga kaki tetap lurus. Baju Rena tahap belakang berminat ke atas kurang lebih 20 cm di atas lipatan lutut serta celana dalam tercetak pada baju sebab ketatnya.
Rena bisa merasakan Bagas memandangi tubuh Rena khususnya pantat serta paha Rena. Kepuasan melanda Rena yg bisa hebat perhatian Bagas. Rena merasa Bagas rutin melirik-lirik Rena.
Secangkir kopi yg tetap panas Rena bawa ke ruang tamu. Cocok di depan sofa ada meja singkat untuk meletakkan minuman. Rena berjongkok persis di seberang Bagas untuk meletakkan kopi. Rena berjongkok dengan satu lutut di lantai jadi posisi kaki agak terbuka. Samar-samar Rena mendengar Bagas mendesis.
Sambil meletakkan kopi Rena lirik dia, serta nyatanya ia mencuri pandang ke arah paha-paha Rena. Rena yakin ia bisa menonton nyaris ke pangkal paha Rena yg tertutup celana dalam putih. Sambil berjongkok seperti itu Rena ajak dirinya ngobrol.
“Ayo di minum kopinya Gas, kelak keburu dingin”, kata Rena.
“Oh, ya, ya, terima kasih”, kata Bagas sambil mengambil kopi yg terbukti tetap panas, sambil kembali pandangannya menyambar ke arah tahap dalam paha Rena.
Kurang lebih tiga menitan Rena ngobrol dengan Bagas menuturkan persoalan kopi, sambil tetap menjaga posisi Rena.
Rena lihat Bagas mulai gelisah serta mukanya agak pucat. Apakah ia terangsang, tanya Rena dalam hati.
Rena kemudian bangkit serta duduk di sofa di tempat semula Rena duduk. Rena duduk dengan menyilangkan kaki serta menumpangkan paha yg satu ke atas paha yg lain. Rena menonton lagi Bagas sekilas melirik ke tahap tubuh Rena .
“Hemmhhh ..”, Rena mendengar Bagas menghela napas.
Bagian bawah baju Rena berminat jauh ke atas hingga setengah paha, serta Rena yakin Bagas bisa menonton paha Rena yg terangkat (di atas paha yg lain) hingga dekat ke pantat Rena.
Mereka terdiam beberapa hari. Dengan cara perlahan Rena merasakan memek Rena mulai berdenyut. Suasana ini membikin Rena mulai terangsang. Pandangan Rena tanpa terasa menyaksikan sesuatu yg mengguncang dada. Rena menonton mulai ada tonjolan di celana Bagas di tahap dekat pangkal paha. Dada Rena berdebar-debar serta darah terasa mendesir.
Rena tdk sanggup mengalihkan pandangan Rena dari paha Bagas. Astaga, tonjolan itu terus nyata serta membesar hingga tercetaklah bentuk seperti batang pipa. Oh., ukuran tonjolan itu membikin Rena mengejang. Rena merasa malu namun juga dicengkeram perasaan birahi. Muka Rena terasa memerah. Rena yakin Bagas pasti menyaksikan Rena memandangi tonjolan k0ntolnya.
Untuk memecahkan suasana diam Rena berusaha mencari omongan. Sebelumnya Rena agak menyandar pada sofa serta menurunkan kaki Rena dari kaki yg lain. Kini Rena duduk biasa dengan paha sejajar agak terbuka. Tahap bawah baju Rena berminat ke atas.
“Ehhheeehh”, terdengar desah Bagas. Saat ini ia bisa melirik serta menyaksikan dengan bebas kedua belah paha Rena hingga tahap atas.
Paha Rena lumayan berisi berwarna putih. Bagas seolah tdk bisa mengalihkan pandangannya dari paha Rena. Ohhhh .., Rena lihat tonjolan di celananya tampak berdenyut. Rena merasakan nafsu yg menggejolak serta pumya keinginan untuk meremas tonjolan itu.
“Eh .. Gas, kenapa kamu? Kalian kok kayaknya pucat lho”, astaga suara Rena terdengar gemetar.
“Ah..,Rena .., enggak … apa-apa kok”, suara Bagas terputus-putus, wajahnya agak tersipu, merah serta tampak pucat.
“Itu kok ada tonjolan, terbuktinya kalian kenapa?”, kata Rena sambil menggangukkan kepala ke tonjolan di celananya. Ahh, Rena malu sekali waktu mengucapkan itu, tapi nafsu Rena mengalahkan semua pikiran normal.
“Ehh.., euuuh., oh yahh ., ini lho, penampilan Rena beda sekali dengan biasanya” kata Bagas jujur sambil terbata-bata.
Rena paksakan diri untuk mengatakan.
“Apa Bagas berminat . terangsang .. menonton Rena?”.
“Ahh, saya nggak bisa bohong, penampilan Rena .. eh . tdk biasanya. Rena mesti telah bisa lihat kalau saya terangsang. Kami kan telah bukan keponakan kecil lagi” kata Bagas.
Tiba-tiba saja Bagas berdiri serta duduk di sebelah Rena.
“Rena, . eh saya mohon mohon maaf, tapi saya tdk sanggup menahan perasaan. Rena jangan marah … “ begitu saja meluncur kata-kata itu dari Bagas. Ia mengucapkan dengan sangat perasaan serta sopan. Rena terlongong-longong saja mendengar kata – katanya..
“Ahh .. Gas .”, hanya itu kata yg terucap dari mulut Rena.
Dengan beraninya Bagas mulai memegang tangan kanan Rena serta mengusap-usapnya dengan lembut. Diangkatnya tangan Rena serta diciumi dengan lembut. Serta yg menggairahkan Rena, jari-jari tangan Rena dijilat serta dihisapnya. Rena terbuai serta terangsang oleh lakukanannya.
Tiba-tiba saja diletakkannya tangan Rena cocok di atas k0ntolnya yg menonjol. Tangan Rena terasa mengejang menyentuh benda yg keras serta liat tersebut. Terasa k0ntol Bagas bergerak-gerak menggeliat dampak sentuhan serta remasan tangan Rena.
“Eehhmm.” Bagas mendesah.
Tanpa terasa Rena mulai meremas-remas tonjolan itu, serta k0ntol batang Bagas terasa terus bergerak-gerak.
“Oooh Rena, eeehhhmmm … ohhgg, nikmaat sekali .”, Bagas mengerang. 
“Eeehhh . jangan terlalu keras meremasnya, ahh .. diusap-usap saja, saya takut tdk kuat nahannya”, bisik Bagas dengan suara gemetar.
Bagas mulai membelai kepala Rena dengan kedua tangannya.
“Kak Rena lehernya putih sekali”, katanya lagi.
Rena merasa bahagia mendengar ucapannya. Dibelainya rambut Rena dengan lembut sambil menatap muka Rena. Rena bergetar memandang tatapannya serta tdk sanggup melawan pandangannya. Bagas mulai menciumi pipi Rena. Dikecupnya kedua mata Rena mesra. Digesek-gesekkannya hidungnya ke hidung Rena ke bibir Rena berlama-lama bergantian. Saat itu tdk hanya birahi yg melanda Rena .. namun juga perasaan Renang yg muncul.
Ditempelkannya bibirnya ke bibir Rena serta digesek-gesekkan. Rasa geli serta panas terasa menjalar merambat dari bibir Rena ke seluruh tubuh serta bermuara ke daerah selangkangan. Rena sangatlah terbuai. Rena tdk lagi mengusap-usap k0ntolnya dari balik celana, namun kedua lengan Rena telah melingkari lehernya tanpa sadar.
Mata Rena terpejam erat-erat menikmati cumbuannya. Tiba-tiba terasa lidahnya menerobos masuk mulut Rena serta dijulurkannya menyentuh ujung lidah Rena. Dijilatinya lidah Rena dengan lidahnya.
“Eenggghh ..” Tanpa sadar Rena menjulurkan lidah Rena juga.
Kini mereka saling menjilat serta napas Rena tersengal-sengal menikmati kelezatan rangsangan pada mulut Rena. Air ludah Rena yg mengalir dijilati oleh Bagas. Seperti orang kehausan, ia menjilati lidah serta daerah bibir Rena.
“Aaauungghh .. ooohhhh…”, Rena mulai mengerang-erang.
Napas Bagas juga terdengar memburu,
“Heeeghh… hhnghh”, ia mulai mendesah-desah.
Muka mereka kini berlepotan ludah, aroma ludah tercium namun sangat Rena nikmati. Dikenyot-kenyotnya lidah Rena saat ini sambil menjelajahkan lidahnya di rongga mulut Rena.
Rena membuka mulut Rena selebar-lebarnya untuk mempermudah Bagas. Sekali-kali ia menghirup cairan ludah Rena. Rena tdk menygka, laki-laki yg sehari-hari tampak sopan ini sangat menggila di dalam sex. Dijilat-jilatnya juga leher Rena. Sekali-kali leher Rena digigit-gigit. Ohhh .., betapa nikmatnya, Rena sangat menikmati yg ia lakukan pada Rena.
Tiba-tiba Bagas menghentikan aktivitasnya,
“Rena, pakaiannya saya buka yaahh”.
Tanpa menantikan jawaban Rena, ia mulai membuka kancing-kancing baju dari atas hingga ke bawah. Dilepaskannya baju Rena. Kini Rena tergolek bersandar di sofa hanya dengan BH serta celana dalam saja beralaskan baju yg telah terlepas.
“Indah sekali badan Rena. Putih sekali”, katanya.
Diusap-usapnya perut Rena.Diciumnya lembut perut Rena serta dijilatnya sedikit pusar Rena. Rasa geli serta nikmat menjalar dari pusar serta kembali bermuara di daerah kemaluan Rena.
Bagas mengalihkan perhatiannya ke tetek Rena. Diusap-usapnya tetek Rena dari balik BH. Perasaan geli namun enjoy terasa pada tetek Rena. Tanpa diminta Rena buka BH sendiri. Saat ini kedua tetek Rena terpampang tanpa penutup. Bayu memandangi kedua gundukan di dada Rena dengan muka serius.
Tetek Rena yg montok serta kenyal dengan pentil berwarna coklat muda. Kemudian ia mulai membelai-belai kedua tetek Rena. Merinding nikmat terasa tetek Rena. Terus lama belaiannya berubah menjadi pijitan-pijitan penuh nafsu. Kenikmatan terasa menerjang kedua tetek Rena. Rena mengerang-erang menahan rasa nikmat ini.
Kini dijilatinya pentil tetek yg sebelah kanan. Tdk puas dengan itu dikenyotnya pentil tadi dalam-dalam sambil meremas-remas tetek. Rena tdk bisa menahan nikmat serta tanpa terasa tubuh Rena menggeliat-geliat liar. Cairan terasa merembes keluar memek Rena serta membasahi celana dalam yg Rena kenakan. Saat ini Bagas berpindah ke tetek serta pentil Rena yg sebelah kiri serta melakukan faktor yg sama.
Dikenyutnya pentil Rena sambil digigit-gigit, serta diremas-remasnya pula kedua tetek Rena. Perasaan nikmat membakar tetek Rena serta terus lama rasa nikmat itu menjalar ke celah memek Rena. memek Rena terasa basah kuyup oleh cairan yg keluar. Rena mengerang-erang serta mengaduh-aduh menahan nikmat,
“Oooohh Gaaaassssss..”.
Tangan Bagas kini menjalar ke tahap celana dalam Rena.
“Ahhh, Rena celananya telah basah sekali”, kata Bagas.
“Enghh, iya Gaaass.., Rena telah sangat terangsang, ooohhh, nikmat sekali”, kata Rena.
Cocok di tahap depan memek Rena, jari-jarinya membelai-belai bibir memek melewati celana dalam. Rasa geli bercampur nimat yg hebat menerjang memek Rena. Rena tdk bisa menahan rasa nikmat ini, serta mengerang -erang.
Kemudian Bagas hebat serta melepas celana Rena. Saat ini Rena tergeletak menyandar di sofa tanpa busana sama sekali.
“Ohh, indah sekali”, kata Bagas.
Diusap-usapnya rambut jembut Rena yg jarang-jarang itu.
“Sangat merangsang lan”, kata Bagas.
Dibukanya kedua belah paha Rena, serta didorong hingga lutut Rena menempel di perut serta dada. Bibir-bibir memek Rena saat ini terbuka lebar serta bisa Rena rasakan celah memek Rena terbuka. Rena merasa ada cairan merembes keluar dari dalam celah memek. Rena telah sangat terangsang.
Tiba-tiba saja Bagas berlutut di lantai serta ohhhhh, diciumnya memek Rena.
“Ahh, jangan Gas, malu…”, kata Rena kagok.
Bagas tdk perduli. Dijilatinya memek Rena. Perasaan nikmat menyerbu daerah selangkangan Rena. Rena tdk bisa mengatakan apa-apa lagi serta hanya menikmati yg dirinya lakukan. Dijilatinya kelentit Rena, serta sekali-sekali dijulurkannya lidahnya masuk ke celah memek yg telah sangat basah itu. Ujung lidah Bagas keluar masuk celah kenikmatan Rena, kemudian berpindah ke kelentit, terus berganti-ganti.
Tangan Bagas meremas-remas tetek Rena dengan bernafsu. Slerp, slerp .., bunyi lidah serta mulutnya di memek Rena. Kenikmatan terus memuncak di memek Rena, serta terasa menembus masuk hingga ke perut serta otak Rena. Rena tdk sanggup lagi menahannya. Kedua kaki Rena mengejang-ngejang, Rena menjepit kepala Bagas dengan tangan serta Rena tarik sekuat-kuatnya ke memek Rena. Rena gosok-gosokkan mukanya ke memek Rena.
“Oooh, Gaaas, Rena keluar, ooooohhh …, nikmat sekali, oohhhh” Rena menjerit serta mengerang tanpa Rena tahan lagi.
Rasa nikmat yg tajam seolah menusuk-nusuk memek serta menjalar ke seluruh tubuh. Terpaan nikmat itu melanda, serta tubuh Rena terasa mengejang beberapa hari. Setelah kenikmatan itu lewat, tubuh Rena terasa lemah namun lega serta ringan. Kaki Rena terjuntai lemah. Bagas telah berdiri. Ia saat ini melepas seluruh bajunya. Celana panjang dipelorotkannya ke bawah serta dilepas bersama dengan celana dalamnya.
Oohhhhh, tampak pemandangan yg luar biasa. Bagas nyatanya mempunyai k0ntol yg besar, tdk sesuai dengan badannya yg sedang-sedang ukurannya. k0ntol itu berwarna coklat kemerahan. Suami Rena bertubuh lebih besar dari Bagas, namun k0ntol Bagas nyatanya luar biasa. Astaga, ia mengocok-kocok k0ntol itu yg berdiri kaku serta terkesan mengkedut – kedut.
Kepala k0ntolnya tampak basah sebab cairan dari celah kencingnya. Tanpa Rena sadari, tangan Rena menjulur maju serta membelai k0ntol itu. Ogghhh besarnya, serta betapa kerasnya. Rena remas kepalanya, oohhhh .. Keras sekali, Rena peras-peras kepalanya. Bagas mengejang-ngejang serta keluar cairan bening menetes-netes dari celah di kepala k0ntolnya.
“Ahhhhh, jangan Rena, saya nggak tahan, kelak saya muncrat keluar”, bisiknya sambil mengerang.
“Saya mau keluarkan di dalam memek Rena saja, boleh yahhh ?”, kata Bagas lagi.
“Ahh, iya, Gaaass .., cepetan masukin ke memek Rena, ayoohh”, kata Rena.
k0ntol yg keras itu Rena tarik serta tempelkan persis di depan celah memek Rena yg basah kuyup oleh cairan memek serta ludah Bagas. Tdk sabar Rena rangkul pantat Bagas, Rena jepit pula dengan kedua kaki Rena, serta Rena paksa tekan pinggulnya.
Ahhhhh, celah memek Rena terasa terdesak oleh benda yg sangat besar, ohhhh dinding-dinding memek Rena terasa meregang. Kenikmatan mendera memek Rena kembali. k0ntol itu terus masuk menembus sedalam-dalamnya. Dasar celah memek Rena telah tercapai, namun k0ntol itu tetap lebih panjang lagi. Belum sempat Rena merasakan sensasi kenikmatan seperti ini. Rena hanya tergolek menikmati keagungan k0ntol itu.
Bagas mulai meremas-remas tetek Rena dengan kedua tangannya. Tiba-tiba k0ntol itu mengenjot memek Rena keluar masuk dengan cepatnya. Rena tdk sanggup menahannya lagi, orgasme kembali melanda, sementara k0ntol itu tetap keluar masuk dipompa dengan cepat serta bertenaga oleh Bagas.
“Aduuuhh, Gaaass, nikmat sekali.., aku nggak kuat lagi ..”. Rena merengek-rengek sebab nikmatnya.
“Hheehhhheh, sebentar lagi saya keluaaaar lan ..”, kata Bagas.
Kocokannya terus menjadi-jadi. Tiba-tiba terasa tubuhnya menegang.
“Ahhhuuuggh, saya keluar laan .”, erang Bagas tertahan-tahan. k0ntol Bagas terbernam sedalam-dalamnya.
Crut .. cruutt . crutt,
Rena merasakan ada cairan hangat menyemprot jauh di dalam memek Rena seolah tanpa henti. Bagas memeluk Rena erat-erat sambil menyemprotkan cairan maninya didalam memekku. Mukanya tampak menegang menahan kenikmatan. Ada kurang lebih satu menit ia meregang nikmat sambil memeluk Rena.
Setelah itu Bagas menghela napas panjang.
“Saya tdk tahu apakah saya rugi alias tdk, … tapi yg tadi sangat nikmat. Terima kasih Rena”. Diciuminya muka Rena. Rena tdk bisa mengatakan apa-apa. Air mata Rena menetes keluar.
Rena sangat rugii yg telah terjadi, namun Rena juga menikmatinya sangat mendalam. Saat itu Rena juga merasakan penyesalan Bagas. Rena tahu ia sangat menyaygi Dian istrinya. Namun nasi telah menjadi bubur.
Sejak kejadian itu, mereka hanya sempat mengulangi bersetubuh satu kali. Itu mereka lakukan kira-kira di minggu ketiga bulan Januari. Yg kedua itu mereka melakukannya juga dengan menggebu-gebu.
Sejak itu mereka tdk sempat melakukannya lagi hingga kini. Mereka tetap tidak jarang berjumpa, serta berpandangan penuh arti. Namun mereka tdk sempat sungguh-sungguh untuk mencari peluang melakukannya. Rena tetap terus didera nafsu sex setiap hari.
Rena tetap terus bermain dengan internet serta menjelajahi dunia sex internet. Rena terus berusaha menekan birahi, namun Rena merasa tdk mampu. Mungkin sebuahsaat Rena kelak Rena bakal melakukannya lagi dengan Bagas, dengan segala perasaan serta kegalauan yg menyertai.
Share: