388cash388cash

Cerita Sex Selingkuh » Cerita Sex : Dikerjai Bule


Namaku Evita serta Suamiku Edo. Kami baru satu tahun melangsungkan perkawinan, tapi belum ada pertanda aku hamil. Telah kucoba berdua periksa siapa yang mandul, tapi kata dokter semuanya subur serta baik-baik saja. Mungkin sebab selagi pacaran dulu kami tak jarang ke Discotik, merokok serta sedikit mabuk. Itu kami lakukan setiap malam minggu selagi tiga tahun, selagi masa pacaran berjalan.
Suamiku seorang sales yang hampir dua hari sekali tentu ke luar kota, bahkan kadang satu minggu di luar kota, sebab rasa kasihannya terhadapku, maka dirinya berniat untuk menyekat rumahku untuk membuka tempat kost supaya aku tak merasa sendirian di rumah.

Mula-mula empat kamar tersebut kami kost-kan untuk cewek-cewek, ada yang mahasiswa ada pula yang karyawati. Aku sangat bahagia ada kawan untuk ngobrol-ngobrol. Setiap suamiku pulang dari luar kota, tentu dibawakan oleh-oleh supaya mereka tetap bahagia tinggal di rumah kami. Namun lama-kelamaan aku merasa makin tambah bising, setiap hari ada yang apel hingga larut malam, apalagi malam minggu, aduh bising sekali bahkan aku terus iri pada mereka untuk kumpul bersama-sama satu keluarga. Begitu suamiku datang dari luar kota, aku menceritakan hal-hal yang tiap hari kualami, akhirnya kami putuskan untuk membubarkan tempat kost tersebut dengan argumen rumah mau kami jual. Akhirnya mereka pun pada pamitan pindah kost.

Bulan berikutnya kami sepakat untuk ganti warna dengan tutorial kontrak satu kamar langsung satu tahun khusus karyawan-karyawan dengan syarat satu kamar untuk satu orang jadi tak terlalu pusing untuk memikirkan ramai alias pun pulang malam. Apalagi lokasi rumah kami di pinggir jalan jadi tetangga-tetangga pada cuek. Satu kamar diisi seorang bule berbadan gede, putih serta cakep. Untuk ukuran harga kamar kami langsung dikontan dua tahun serta ditambah anggaran perawatan sebab dirinya juga tak jarang pulang malam.

Suatu hari suamiku datang dari luar kota, dirinya pulang mengangkat sebotol minuman impor serta obat penambah rangsangan untuk suami istri.
Suamiku bertanya, “Lho kok sepi-sepi aja, pada ke mana.”
“Semua pada pulang sebab liburan nasional, tapi yang bule nggak, sebab perusahaannya ada sedikit lembur untuk mengejar target”, balasku mesra.
Kemudian suamiku mengambil minumannya serta cerita-cerita santai di ruang tamu, “Nich sekali-kali kami reuni semacam di diskotik”, kata suamiku, “Aku juga mengangkat obat kuat serta perangsang untuk pasangan suami istri, ntar kami coba ya..”

Sambil sedikit senyum, kujawab, “Kangen ya.. emang cuman kalian yang kangen..”
Lalu kamipun bercanda sambil nonton film porno.
“Nich minum dulu obatnya biar kelak seru..” kata suamiku.
Lalu kuminum dua butir, suamiku minum empat butir.
“Lho kok empat sih.. kelak over lho”, kataku manja.
“Ach.. biar cepat reaksinya”, balas suamiku sambil tertawa kecil.

Satu jam berjalan ngobrol-ngobrol santai di ruang tamu sambil nonton film porno, kurasakan obat tadi langsung bereaksi. Aku cuma mengenakan baju putih tanpa BH serta CD. Kami berdua duduk di sofa sambil kaki kami diletakkan di atas meja. Kulihat suamiku mulai terangsang, dirinya mulai memegang lututku lalu meraba naik ke pahaku yang mulus, putih serta seksi. Buah dadaku yang tetap montok dengan putingnya yang tetap kecil serta merah diraihnya serta diremasnya dengan mesra, sambil menciumiku dengan lembut, perlahan-lahan suamiku membuka kancing bajuku satu persatu serta berbagai detik kemudian terbukalah semua pelapis tubuhku.

“Auh..” erangku, kuraba batang kemaluan suamiku lalu kumainkan dengan lidah, kukulum semuanya, terus tegang serta besar. Dirinya pun lalu menjilat klitorisku dengan gemas, menggigit-gigit kecil hingga aku tambah terangsang serta penuh gairah, mungkin reaksi obat yang kuminum tadi. Liang kewanitaanku mulai basah, serta telah tak kuat aku menahannya. “Ach.. Mas masukin yuk.. cepat Mas.. udah pingin nich..” sambil mencari posisi yang cocok aku memasukkan batang kemaluannya pelan-pelan serta, “Bless..”, batang kemaluan suamiku masuk seakan membongkar liang surgaku. “Ach.. terus Mas.. aku kangen sekali..”, dengan penuh gairah entah kenapa tiba-tiba aku semacam orang kesurupan, semacam kuda liar, mutar sana mutar sini. Begitu pula suamiku terus cepat gesekannya. Kakiku diangkatnya ke atas serta dikangkangkan lebar-lebar.
Perasaanku aneh sekali, aku seolah-olah ingin sekali diperkosa berbagai orang, seolah-olah semua celah yang aku punya ingin sekali dimasuki batang kemaluan orang lain. Semacam orang gila, goyang sana, goyang sini sambil membayangkan macam-macam. Ini berjalan lama sekali serta kami bersi kukuh seolah-olah tak bisa keluar air mani. Hingga perih tapi asik sekali. Hingga akhirnya aku keluar terlebih dahulu, “Ach.. Mas aku keluar ya.. udah nggak tahan nich.. aduh.. aduh.. adu..h.. keluar tiga kali Mas”, desahku mesra. “Aku juga ya.. ntar kalian agak pelan goyangnya.. ach.. aduh.. keluar nich..” Mani kental yang hangat tak sedikit sekali masuk ke dalam liang kenikmatanku. Serta saat ini kami berada dalam posisi terbalik, aku yang di atas tapi tetap bersatu dalam dekapan.
Kucabut liang kewanitaanku dari batang kemaluan suamiku terus kuoles-oleskan di mulut suamiku, serta suamiku menyedot semua mani yang ada di liang kewanitaanku hingga tetes terbaru. Kemudian kami saling berpelukan serta lemas, tanpa disadari suamiku tidur tengkurap di karpet ruang tamu tanpa busana apapun, aku pun juga terlelap di atas sofa panjang dengan kaki telentang, bahkan film porno pun lupa dimatikan tapi semuanya terkunci semacamnya aman.
Ketika subuh aku tersadar serta kaget, posisiku bugil tanpa sehelai benang pun namun aku telah pindah di kamar dalam, namun suamiku tetap di ruang tamu. Akhirnya perlahan-lahan kupakai celana singkat serta kubangunkan suamiku. Akhirnya kami mandi berdua di kamar mandi dalam. Jam delapan pagi saya buatkan sarapan serta makan pagi bersama, ngobrol sebentar mengenai permainan seks yang telah kami lakukan tadi malam. Tapi aku tak bertanya mengenai kepindahan posisi tidurku di dalam kamar, tapi aku tetap bertanya-tanya kenapa kok aku bisa pindah ke dalam sendirian.
Setelah itu suamiku mengajakku mengulangi permaina seks semacam semalam, mungkin pengaruh obatnya belum juga hilang. Aku pun disuruhnya minum lagi tapi aku cuma mau minum satu kapsul saja. Belum juga terasa obat yang kuminum, tiba-tiba kawan suamiku datang menghampiri sebab ada tugas mendadak ke luar kota yang tak bisa ditunda. Yah.. dengan terpaksa suamiku pergi lagi dengan sebuah pesan kalau obatnya telah bereaksi kalian wajib tidur, serta aku pun menjawabnya dengan ramah serta dengan perasaan sayang. Maka pergilah suamiku dengan perasaan puas seusai bercinta semalaman.
Dengan daster putih aku kembali memperbaiki ruang makan, dapur serta kamar-kamar kost aku bersihkan. Tapi kaget sekali waktu membersihkan kamar terbaru kost-ku yang bersebelahan dengan kamar tidurku, nyatanya si bule itu tidur pulas tanpa busana sedikit pun jadi kelihatan sekali batang kemaluan si bule yang sebesar tanganku. Tapi aku wajib mengambil sprei serta sarung bantal yang tergeletak kotor yang bakal kucuci.
Dengan sangat perlahan aku mengambil cucian di dekat si bule sambil menonton batang kemaluan yang belum sempat kulihat dengan cara dekat. Nyatanya benar semacam di film-film porno bahwa batang kemaluan bule terbukti besar serta panjang. Sambil menelan ludah sebab benar-benar keheranan, aku mengambil cucian itu.
Tiba-tiba si bule itu bangun serta terkejut seketika ketika menonton aku ada di kamarnya. Langsung aku seolah-olah tak tahu wajib mengatakan apa.
“Maaf baginda saya mau mengambil cucian yang kotor”, kataku dengan sedikit gugup.
“Suamimu telah pergi lagi?” jawabnya dengan pelan serta pasti. Dengan pertanyaan semacam itu aku sangat kaget. Serta kujawab, “Kenapa?”.
Sambil mengambil bantal yang ditutupkan di tahap vitalnya, si bule itu mengatakan, “Sebelumnya aku minta maaf sebab tadi malam aku sangat lancang. Aku datang jam dua malam, aku lihat suamimu tidur telanjang di karpet ruang tamu, serta kalian pun tidur telanjang di sofa ruang tamu, dengan sangat penuh nafsu aku telah menonton liang kewanitaanmu yang kecil serta merah muda, maka aku langsung memindahkan kalian ke kamar, tapi tiba-tiba muncul gairahku untuk mencoba kamu. Mula-mula aku hanya menjilati liang kewanitaanmu yang penuh sperma kering dengan aroma khas sperma lelaki. Akhirnya batang kemaluanku terasa tegang sekali serta nafsuku memuncak, maka dengan beraninya aku meniduri kamu.”
Dengan rasa kaget aku mau marah tapi terbukti posisi yang salah teridentitasku sendiri, serta saat ini terjawablah telah pertanyaan dalam benakku kenapa aku bisa pindah ke ruang kamar tidurku serta kenapa liang kewanitaanku terasa agak sakit
“Trus saya.. kalian apain”, tanyaku dengan sedikit penasaran
“Kutidurin kalian dengan penuh nafsu, hingga mani yang keluar pertama kutumpahkan di perut kamu, serta kutancapkan lagi batanganku ke liang kewanitaanmu hingga kira-kira setengah jam keluar lagi serta kukeluarkan di dalam liang kewanitaanmu”, jawab si bule.
“Oic.. bahaya nich, ntar kalo hamil gimana nich”, tanyaku cemas.
“Ya.. nggak pa-pa dong”, jawab si bule sambil menggandengku, mendekapku serta menciumku.
Kemudian dipeluknya tubuhku dalam pangkuannya jadi sangat terasa batang kemaluannya yang besar menempel di liang kewanitaanku. “Ach.. jangan dong.. aku tetap capek semalaman”, kataku tapi tetap saja dirinya meneruskan niatnya, aku ditidurkan di pinggir kasurnya serta diangkat kakiku hingga terkesan liang kewanitaanku yang mungil, serta dirinya pun mulai manjilati liang kewanitaanku dengan penuh gairah. Aku pun telah mulai bernafsu sebab pengaruh obat yang telah aku minum sewaktu ada suamiku.
“Auh.. Jhon.. good.. teruskan Jhon.. auh”. Satu buah jari terasa dimasukkan serta diputar-putar, keluar masuk, goyang kanan goyang kiri, terus jadi dua jari yang masuk, ditarik, didorong di liang kewanitaanku. Akhirnya basah juga aku, sebab tetap penasaran Jhon memasukkan tiga jari ke liang kewanitaanku sedangkan jari-jari tangan kirinya menolong membuka bibir surgaku. Dengan nafsunya jari ke empatnya dimasukkan pula, aku mengeliat enak. Diputar-putar hingga bibir kewanitaanku menjadi lebar serta licin. Nafsuku memuncak sewaktu jari terbaru dimasukkan pula.
“Aduh.. sakit Jhon.. jangan Jhon.. ntar sobek.. Jhon.. jangan Jhon”, desahku sambil mengeliat serta menolak lakukanannya, aku berusaha berdiri tapi tak bisa sebab tangan kirinya memegangi kaki kiriku. Serta akhirnya, “Bless..” masuk semua satu telapak tangan kanan Jhon ke dalam liang kewanitaanku, aku menjerit keras tapi Jhon tak memperdulikan jeritanku, tangan kirinya meremas payudaraku yang montok hingga rasa sakitnya hilang. Akhirnya si bule itu tambah menggila, didorong, tarik, digoyang kanan kiri dengan jari-jarinya menggelitik daging-daging di dalamnya, dirinya memutar posisi jadi enam sembilan, dirinya menyumbat mulutku dengan batang kemaluannya hingga aku memperoleh kenikmatan yang selagi ini sangat kuharapkan.
“Auch.. Jhon punyamu terlalu panjang hingga masuk di tenggorokanku.. pelan-pelan aja”, ucapku tapi dirinya tetap bernafsu. Tangannya tetap memainkan liang kewanitaanku, jari-jarinya mengelitik di dalamnya hingga rasanya geli, enak serta agak sakit sebab bulu-bulu tangannya menggesek-gesek bibir kewanitaanku yang lembut. Ini berjalan lama hingga akhirnya aku keluar.
“Jhon.. aku nggak tahan.. auch.. aouh.. aku keluar Jhon auch, aug.. keluar lagi Jhon..” desahku nikmat menahan orgasme yang kurasakan.
“Aku juga mau keluar.. auh..” balasnya sambil mendesah.
Kemudian tangannya ditarik dari dalam liang kewanitaanku serta dirinya memutar berdiri di tepi kasur serta hebat kepalaku untuk mengulum kemaluannya yang besar. Dengan sangat kaget serta merasa takut, kulihat di depan pintu kamar nyatanya suamiku datang lagi, semacamnya suamiku tak jadi pergi serta menonton momen itu. Aku tak bisa berbuat apa-apa, kupikir telah ketahuan, telanjur basah, aku takut kalau aku berhenti lalu si bule tahu serta akhirnya bertengkar, tapi aku pura-pura tak ada sesuatu faktor pun, si bule tetap kukulum sambil melirik suamiku, takut kalau dirinya marah.
Tapi nyatanya malah suamiku melepas celana serta mendekati kami berdua yang telah tengang sekali, mungkin telah menyaksikan kejadian ini sejak tadi. Serta akhirnya si bule kaget sekali, wajahnya pucat serta kelihatan grogi, lalu melepas alat vitalnya dari mulutku serta agak mudur sedikit. Tapi suamiku mengatakan, “Terusin aja nggak pa-pa kok, aku sayang sama istipsu.. kalau istipsu suka begini.. ya terpaksa aku juga suka.. ayo kami main bareng”. Akhirnya semua pada tersenyum merdeka, serta tanpa rasa takut sedikit pun akhirnya si bule disuruh tidur telentang, aku tidur di atas tubuh si bule, serta suamiku memasukkan alat vitalnya di anusku, yang sama sekali belum sempat kulakukan. Dengan penuh nafsu suamiku langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam anusku. Sebab kesusahan akhirnya dirinya hebat sedikit tubuhku hingga batang kemaluan si bule yang telah masuk ke liang kewanitaanku terlepas, suamiku buru-buru memasukkan batang kemaluannya ke liang kewanitaanku yang telah basah, di goyang berbagai kali akhirnya ikut basah, serta dicopot lagi serta dimasukkan ke anusku serta.. “Bless..”, batang kemaluan suamiku menembus mulus anusku. “Aduh.. pelan-palan Mas..”, seruku.
Kira-kira hampir setengah jam posisi semacam ini berjalan serta akhirnya suamiku keluar duluan, duburku terasa hangat kena cairan mani suamiku, dirinya menggerang keenakan sambil tergeletak menontonku tetap menempel ketat di atas tubuh si bule. Akhirnya si bule pun pindah atas serta memompaku lebih cepat serta aku pun mengerang keenakan serta sedikit sakit sebab mentok, kupegang batang kemaluan si bule yang keluar masuk liang kewanitaanku, nyatanya tetap ada sisa sedikit yang tak bisa masuk ke liang senggamaku. Suamiku pun ikut tercengang menonton batang kemaluan si bule yang besar, merah serta panjang. Aku pun terus mengerang keasyikan, “Auh.. auh.. terus Jhon.. auh, keluarin ya Jhon..”
Akhirnya si bule pun keluar, “Auch.. keluar nich..” ucapnya sambil hebat batang kemaluannya dari liang kewanitaanku serta dimasukkan ke mulutku serta menyembur juga lahar kental yang panas, kutelan sedikit demi sedikit mani payau orang bule. Suamiku pun ikut menciumku dengan sedikit menjilat mani orang asing itu. Kedua lelaki itu akhirnya tersenyum kecil lalu pergi mandi serta tidur siang dengan puas. Setelah itu aku menceritakan momen awalnya serta minta maaf, sekaligus minta ijin bila sebuahsaat aku ingin sekali bersetubuh dengan si bule boleh alias tidak. “Kalau kalian mau serta bahagia, ya nggak apa-apa asal kalian jangan hingga disakiti olehnya”. Sejak saat itupun bila aku ditinggal suamiku, aku tak sempat merasa kesepian. Serta rutin dikerjain oleh si bule.
Share: