388cash388cash

Cerita Sex: Kenangan Dengan Si Cewek Manis



Aku akrab dgn Nadia karena ia adalah cucu dari ibu kostku. Nadia lebih tua 2 taun dan dia anak Surabaya, sedang study di Bandung cuma beda universitas dgnku. Yg aku tau, kedua orangtuanya sudah pisah ranjang selama dua tahun (tp tak bercerai) dan Nadia turut tinggal bersama Eygnya (ibu kostku) ketika ia masuk study  Mungkin critanya terlalu panjang kalau kuceritakan bagaimana prosesnya sampai kita berpacaran.

Aku beruntung punya cewek seperti dia yg wajahnya sangat menawan (dia pernah ditawarin untuk menjadi model), segala yg diidamkan lelaki melekat pada dia. Kulitnya yg putih bersih, hidung mancung, matanya yg indah dan bening, rambut ikal serta badannya yg padat.. Aku juga tak tau mengapa ibu kost menerimaqu untuk nge-kost dirumahnya padahal yg kost di rumahnya adalah wanita semua.

Mungkin karena ngeliat wajahku seperti orang baik-baik kali ya (hehehe)…Pada awal kita berpacaran , Nadia termasuk pelit untuk urusan mesra-mesraan. Jangankan untuk berciuman, minta pegang tangannya saja sulitnya minta ampun! Padahal aku termasuk orang yg hypersex, dan aku sering kali melakukan onani untuk melampiaskan hasrat sexku, sampai sekarang. Aku bisa melakukan onani sampai tiga kali sehari.

Setiap kali fantasi dan hasrat sexku datang, pasti kulakukan kebiasaan jelekku itu. Entah dikamar mandi menggunakan sabun, sambil melihat VCD dewasa dan seringnya sambil tiduran telungkup di atas kasur sambil kugesek-gesekkan kemaluanku. Aku merasakan nikmat setiap klimaks onani.Back to story, sejak aku dan Nadia resmi jadian, baru dua minggu kemudian dia mau kukecup pipinya. Itu pun setelah melalui perdebatan yg panjang, akhirnya ia mau juga kukecup pipinya yg mulus itu, dan aku selalu ingin merasakan dan mengecup lagi sejak ketika itu.

Sampai pada suatu malam, ketika waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh, aku, Nadia dan Deasy (anak kost yg lain) masih asyik memelihat TV di ruang tengah. Sedangkan ibu kostku serta 3 anak kost yg lain sudah pergi tidur.

Kita bertiga duduk diatas permadani yg terhampar di ruang tengah. Deasy duduk di depan sedangkan aku dan Nadia duduk agak jauh dibelakangnya. Lampu neon yg menyinari ruangan selalu kita matikan kalau sedang melihat TV.
Biar tak silau kena mata maksudnya. Atau mungkin juga demi menghemat listrik. Yg jelas, cahaya dari TV agak begitu samar dan remang-remang.Cerita Bokep ABG
Deasy masih asyik melihat taygan TV dan Nadia yg disampingku ketika itu cuma mengenakan kaos ketat dan rok mini matanya masih konsen memelihat filem tersebut. Sesekali ketika pandangan Deasy tertuju pada TV, tanganku iseng-iseng memeluk pinggang Nadia. Entah Nadia terlalu memperhatikan filem sampai tangannya tak menepis ketika tanganku memeluk badannya yg padat.
Dia malah memegang rambutku, dan membiarkan kepalaku bersandar di pundaknya. Terkadang kalau pas iklan, Nadia pura-pura menepiskan tanganku agar perbuatanku tak dilihat Deasy. Dan ketika filem diputar lagi, kulingkarkan tanganku kembali.
“I love you, honey….” Bisikku di telinganya.Nadia menoleh ke arahku dan tanpa sepengetauan Deasy, ia mendaratkan kecupannya ke pipiku.
Oh my God, baru pertama kali aku dikecup seorang perempuan, tanpa aku minta pula. Situasi seperti ini mendadak membuat pikiranku jadi ngeres apalagi ketika Nadia meremas tanganku yg ketika itu masih melingkar di pinggangnya, dan matanya yg sayu sekilas menoleh ke arah Deasy yg masih nongkrong di depan TV.
Aman, pikirku. Apalagi ditambah ruangan yg cuma mengandalkan dari cahaya Tv, maka sesekali tanganku meremas buah dada Nadia.Nadia menggelinjang, sesekali menahan nafas. Lutut kanannya ditekuk, sampai ketika tangan kiriku masuk ke dalem daster bagian bawah yg agak terbuka dari tadi, sama sekali tak diketaui Deasy. Mungkin ia konsen dgn filem, atau mungkin juga ia sudah ngantuk karena kulihat dari tadi sesekali ia mengangguk seperti orang ketiduran.
Kecupanku kini sedikit menggelora, menelusuri leher Nadia yg putih mulus sedangkan tangan kiriku menggesek-gesekkan perlahan kemaluan Nadia yg masih terbungkus celana dalem. Ia mendesah dan mukanya mendongak ke atas ketika kurasakan celana dalemnya mulai basah dan hangat.
Mungkin ia merasakan kenikmatan, pikirku.Tanganku yg mulai basah oleh cairan kemaluan Nadia buru-buru kutarik dari dalem roknya, ketika mendadak Deasy bangkit dan melihat ke arah kita berdua. Kita bersikap seolah sedang konsen melihat juga.
“Aku ngantuk. Tidur duluan ya….. nih remote-nya!” ujar Deasy sambil menyerahkan remote TV pada Nadia.
Deasy kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintu dari dalem. Aku yg tadi agak gugup, bersorak girang ketika Deasy cuma pamitan mau tidur.
Aku pikir dia setdknya mengetahui perbuatanku dgn Nadia. Bisa mati aku. Nadia yg sejak tadi diem (mungkin karena gugup juga) matanya kini tertuju pada TV. Aku tau dia juga pura-pura melihat, maka ketika badannya kupeluk dan bibirnya kukecup dia malah membalas kecupanku.
“Kita jangan disini Say, nanti ketauan….” Bisiknya diantara kecupan yg menggelora.Segera kubimbing tangan Nadia bangkit, setelah mematikan TV dan mengunci kamar Nadia, kuajak dia ke kamar sebelah yg kosong.
Disini tempatnya aman karena setiap yg akan masuk ke kamar ini harus melalui pintu belakang atau depan.Jalan kita berjingkat supaya orang lain yg telah tertidur tak mendengar langkah-langkah kita atau ketika kita membuka dan menutup kunci dan pintu kamar tengah dgn perlahan.Setelah kukunci dari dalem dan kunyalakan lampu kamar kuhampiri Nadia yg telah duduk di tepi ranjang.
“Aku cinta kamu, Nadia…..” ujarku ketika aku telah duduk disampingnya.Mata Nadia menatapku lekat..
Sejenak kulumat bibirnya perlahan dan Nadia pun membalas membuat lidah kita saling beradu.Nafas kita kembali makin memburu menahan rangsangan yg kian menggelora. Desahan bibirnya yg tipis makin mengundang birahi dan hasratku. Kuturunkan kecupanku ke lehernya dan tangannya menarik rambutku. Nafasnya mendesah.
Aku tau dia sudah terangsang, lalu kulepaskan kaosnya.Buah dadanya yg padat berisi ditutupi BH berwarna merah tua. Betapa putih kulitnya, mulus tak ada cacat. Kemudian bibir kita pun berkecupan kembali sedangkan tanganku sibuk melepaskan tali pengikat BH, dan seketika kemudian kedua buah dadanya yg telah mengeras itu kini tanpa ditutupi kain sehelai pun.Kuusap kedua pentilnya, dan Nadia pun tersenyum manja.
“Ayo Yan, lakukanlah….” Ujarnya.
Tak kusia-siakan kesempatan ini, dan mulai kujilati buah dadanya bergantian.
Sedangkan tangan Nadia membantu tanganku melepaskan kemeja yg masih kukenakan. Kukecup pentilnya sampai dadanya basah mengkilap. Betapa beruntungnya aku bisa menikmati semua yg ada dibadannya. Tangan kananku yg nakal mulai merambah turun masuk ke dalem roknya, dan kugesek-gesekkan pelan di bibir kemaluannya. Nadia menggelinjang menahan nikmat, sesekali tangannya juga turut digesek-gesekkan kesekitar kemaluannya sendiri.Bibirnya mendesah menahan kenikmatan.
Matanya terpejam, Sebentar kemudian kemaluannya mulai sedit basah. Dan kita pun mulai melepaskan celana kita masing-masing sampai badan kita nyata-nyata polos. Betapa indahnya badan Nadia, apalagi ketika kulihat kemaluannya yg terselip diantara kedua selangkangannya yg putih mulus.
“Wah.. punyamu oke Nadia, Ok’s banget…” ujarku terpana Begitu mulus memang,ditambah dgn bulu-bulu lebat disekitar bagian sensitifnya.
“Burungmu juga besar dan bertenaga. Aku suka Yan….” Balasnya sambil tangannya mencubit pelan kemaluanku yg sudah tegak dari tadi.
“Come on Honey….” Pintanya menggoda.
Aku tau Nadia sudah begitu terangsang maka kemudian kusuruh Nadia berbaring di atas kasur. Dan aku baringkan badanku terbalik, kepalaku berada di kakinya dan sebaliknya(posisi 69). Kukecup ujung kakinya pelan dan kemudian kecupanku menuju hutan lebat yg ada diantara kedua selangkangannya. Kukecup pelan bibir kemaluannya yg sudah basah, kujilat klitorisnya sedangkan mulut Nadia sibuk mengocok-ngocok kemaluanku.Bibir kemaluannya yg merah itu kulumat habis tak tersisa.
Ehm, betapa nikmatnya punyamu Nadia, pikirku. Kecupanku terus menikmati klitoris Nadia, sampai sekitar kemaluannya makin basah oleh cairan yg keluar dari kemaluannya.Kedua jari tanganku aku coba masukkan memeknya dan kurasakan nafas Nadia mendesah pelan ketika jariku kutekan keluar masuk.
“Ahh… nikmat Yannn…ahhhh…” erangnya.Kugesek-gesekkan kedua jariku diantara bibir klitorisnya dan Nadia makin menahan nikmat.
Selang 5 menit kemudian kuhentikan gesekkan tanganku, dan kulihat Nadia sedikit kecewa ketika aku menghentikan permainan jariku.
“Jangan sedih Say, aku masih punya permainan yg menarik, okay?”
“Oke. Sekarang aku yg mengatur permainan ya?” ujarnya.Aku mengangguk.Jujur saja, aku lebih suka kalau perempuan yg agresif.
Nadia pun bangkit, dan sedangkan badanku masih terbaring di atas kasur.
“Aku di atas, kamu dibawah, okay? Tp kamu jangan nusuk dulu ya Say?”Tanpa menunggu jawabanku badan Nadia menindih badanku dan tangan kanannnya membimbing kemaluanku yg telah berdiri tegak sejak tadi dan blessss…….ah,Nadia merasa bahagia ketika seluruh kemaluanku menembus kemaluannya dan terus masuk dan masuk menuju lubang kenikmatan yg paling dalem.
Dia mengoyang-goyangkan pantatnya dan sesekali gerakannya memutar, bergerak mundur maju membuat kemaluanku yg tertanam bergerak bebas menikmati ruang dalem “gua”-nya.Nadia mendesah setiap kali pantatnya turun naik, merasakan peraduan dua senjata yg telah terbenam di dalem surga.
Tanganku meremas kedua buah dada Nadia yg tadi terus menggelayut manja. Rambutnya dibiarkan tergerai diterpa angin dingin yg terselip diantara kehangatan malam yg kita rasakan ketika ini. Kubiarkan Nadia terus menikmati permainan ini. Ketika dia asyik dgn permainannya kulingkarkan tanganku dipinggangnya dan kuangkat badanku yg terbaring sejak tadi kemudian lidah kita pun beradu kembali.
“Andainya kita terus bersama seperti ini, betapa bahagianya hidupku ini Nadia ” bisikku pelan
“Aku juga, dan ku berharap kita selalu bersama selamanya..” 10 menit berlalu, kulihat gesekan pinggang Nadia mulai lemah.
Aku tau kalau dia mulai kecapekan dan aku yg mengambil inisiatif serangan. Kutekan naik turun pinggangku, sedangkan Nadia tetep bertahan diem. Dan suara cep-clep-clep… setiap kali kemaluanku keluar masuk kemaluannya.
“Ahh terusss Yannnnn….terusss…nikmattttt…ahh…ahhhh….” cuma kalimat itu yg keluar dari mulut Nadia, dan aku pun makin menggencarkan seranganku.
Ingin kulibas habis semua yg ada dalem kemaluannya. Suara ranjang berderit, menambah hot permainan yg sedang kita lakukan. Kutarik badan Nadia tanpa melepaskan kemaluanku yg sedang berlabuh dalem kemaluannya dan kusuruh dia berdiri agar kita melaqukan gerakan sex sambil berdiri.
“Kamu punya banyak style ya say?” katanya menggoda.
“Iya dong, demi kepuasan kamu juga” jawabku sambil mulai menggesek-gesekan kemaluanku kembali.
“Ahh teruss…terusss……” desah Nadia ketika kemaluanku berulang kali menerobos kemaluannya.
Kupeluk badan Nadia erat sedangkan jari tangan kirinya membelai lembut bulu-bulu kemaluannya, dan sesekali membantu kemaluanku masuk kembali setiap kali terlepas. Keringat membasahi badan kita. Lehernya yg mulus kukecup pelan, sedangkan nafas kita mulai berdegup kencang.
“Yan, keteteran nih, mau klimaks. Jangan curang dong….”
“Oke, tahan dulu Nadia” dan kucabut gagang kemaluanku yg telah basah sejak tadi.
Kusuruh Nadia nungging di ranjang, sedangkan tanganku mengarahkan kemaluanku yg telah siap masuk kembali. Dan kumasukkan sedikit demi sedikit sampai kemaluanku ambles semua ke dalem surga yg nikmat.
“Ah…tekan Yan…enaaaakkkkk…terusssss Yannn….” Erangnya manja setiap kali kemaluanku menari-nari di dalem kemaluannya.
Tanganku memegang pinggangnya agar gerakanku teratur dan kemaluanku tak terlepas,.
“Ohh…nikmat sekali Yan….teruss….terusss……” desahnya.
Betapa nikmatnya ketika-ketika seperti ini…dan terus kuulang sedangkan mulut kita mendesah merasakan kenikmatan yg teramat sangat setiap kali kemaluanku mempermaikan kemaluannya.
“Yan….aku mau keluar nih…..udah gag tahan lagi….aaahhhhh….aaahhhhhh….” ujar Nadia mendadak.
“Tahan Nad, aku juga hampir sampai….” aku menekan-nekan kemaluanku kian cepat,sesampai suara ranjang turut berderit cepat.
Dan kurasakan otot-otot kemaluanku mengejang keras dan cairan air maniku berkumpul dalem satu titik.
“Aku keluar sekarang Nad….” kemaluanku kucabut dari memeknya dan Nadia pun seketika membalikkan badan dan menjulurkan lidahnya, mengocok-ngocok gagang kemaluanku yg kemerahan dan ketika kurasakan aku tak mampu menahan lagi kutaruh kemaluanku diantara kedua belah buah dadanya dan kedua tangan Nadia pun menggesek-gesekkan buah dadanya yg menjepit gagang kemaluanku dan….creett…creeeettt… air maniku jatuh disekitar dada dan lehernya Sebagian tumpah diatas sprei.
Nadia menjilati penisku membersihkan sisa-sisa air maniku yg masih ada.
“Kamu ternyata kuat juga Say, aku hampir tak berdaya dihadapanmu” kubelai rambut Nadia yg sudak acak-acakan tak karuan.
“Aku juga gak nygka kamu sehebat ini Yan….”desahnya manja .
Waktu sudah menunjukkan setengah satu malam Dan setelah kita istirahat sekitar lima belas menit, kita memakai pakaian kita kembali dan membereskan tempat tidur yg sudah berantakan. Dan tak lama kemudian kita pun pergi tidur dikamar masing-masing melepaskan rasa lelah setelah kita ‘bermain” tadi.Begitulah kisahku dgn Nadia, setiap hari kita selalu melakukannya setiap kali kita ingin dan ada kesempatan.
Kita melakukannya di kamar sebelah kalau malam hari, kamar kostku, atau bahkan dikamar mandi (sambi mandi bareng diketika rumah kost kosong cuma ada kita berdua).Sampai pada suatu hari Nadia harus pindah ke luar kota turut kedua orang tuanya yg telah berbaikan lagi. Aku nyata-nyata kehilangan dia, dan ingin kuterus bersamanya. Pernah beberapa kali kususul ke tempatnya yg baru dan kita melakukannya berkali-kali di hotel tempat kita menginap.
Tanggal 27 November 2014, mendadak kuterima surat dari Nadia yg mengabarkan bahwa ia akan menikah dgn orang yg dipilihkan orang tuanya dan aku nyata-nyata kehilangan dia…..Sekarang, setiap kali aku melakukan masturbasi, fantasiku selalu melayg mengingat ketika saat terindah kita melakukan hubungan sex pertama kali dikamar sebelah itu. Ingin rasanya aku ulangi saat indah itu…
Share: