388cash388cash

Cerita Sex: Kenikmatan Yang Bikin Aku Kebingungan


Ketika aku kembali dari kantor, kulihat istriku sedang mengobrol dengan seorang wanita berumur kira-kira 29 tahunan, di sebelahnya ada gadis umurnya 13 tahun. Setelah kuletakan tas kantor di kamar tidur aku ikut nimbrung mengobrol dengan istriku dan tamunya yg aku ketahui wanita itu adalah calon pembantu di rumah kami, dia seorang janda cerai dengan seorang anak gadisnya.

Malam itu aku berembuk tentang perempuan itu, sebenarnya istriku agak keberatan jika perempuan itu mengajak anaknya untuk bekerja di rumah kami yg dikatakan istriku sebagai beban tambahan, tapi setelah kuyakinkan akhirnya istriku setuju juga kalau wanita itu beserta anak gadisnya bekerja sebagai pembantu di rumah kami, alasanku karena istriku sedang sibuknya mengurus bisnisMLM-nya dan karena pernikahan kami yg sudah 6 tahun belum mendapatkan keturunan, sehingga anak gadis itu bisa kami anggap sebagai anak kami sendiri.

Keesokan harinya sekitar jam lima sore wanita itu dan anak gadisnya telah berada di rumahku untuk melakukan tugas sebagai pembantu, sebut saja wanita itu Arum dan anak gadisnya Dina. Karena rajinnya kerja kedua pembantuku itu, maka Dina kuijinkan untuk meneruskan sekolah atas tanggunganku. Kulihat di wajahnya tersenyum kegirangan.

“Terima kasih Pak, Dina senang sekali bisa meneruskan sekolah, terima kasih Pak, Bu.”
“Ya, tapi kamu harus rajin belajar, dan kalau sudah pulang sekolah kamu harus bantu ibumu,” kata istriku sambil berpelukan dengan Dina, kulihat di wajah ibunya Arum pun terlihat keceriaan.

Enam bulan berlalu sejak Arum dan Dina bekerja di rumah kami, aku berbuat mesum dengan Arum sewaktu istriku pergi keluar kota untuk urusan bisnis MLM-nya. Hari itu hari Sabtu, malamnya istriku ke Jogja dengan kereta api, karena Sabtu kantor libur sementara Dina sedang sekolah, aku melihat Arum yg sedang berdiri di dapur membelakangi aku yg sedang masuk dapur selesai mencuci mobil.

Aku tertegun melihat tubuh Arum yg mengunakan baju terusan warna hijau muda agak tipis sehingga terbayanglah tali BH dan celana dalam yg keduanya berwarna hitam menutupi bagian vitalnya. Pantatnya yg padat dan seksi serta betisnya yg terbungkus kulit putih dan mulus bentuknya seperti bunting padi, membuat aku merasa tersedak seakan-akan ludahku tdk bisa tertelan karena membayangi tubuh Arum yg indah itu.
Tiba-tiba Arum berbalik dan kaget melihatku yg baru saja membayanginya.
“Eh.. Bapak, ngagetin saya aja.”
“Eh.. Arum boleh saya duduk, saya mau tau kenapa kamu cerai, kamu mau menceritakannya ke saya.”
“Eng.. gimana yach.. saya malu Pak, tapi bolehlah.”
Akhirnya aku duduk di meja makan sementara Arum menceritakan sejarah hidupnya sambil terus bekerja mempersiapkan makan siang untukku. Akhirnya aku baru tahu kalau Arum itu menikah di usia 15 tahun dan setahun kemudian dia melahirkan Dina dan dia bercerai 2 tahun yg lalu karena suaminya yg suka mabuk, judi, main perempuan dan suka memukulinya dan pernah hampir membunuhnya dimana di punggung Arum ada bekas tusukan pisau. Aku tertegun mendengar ceritanya sementara Arum seakan mau menangis membayangi jalan hidupnya kulihat itu di matanya sewaktu dia bercerita. Karena rasa kasihanku kurangkul tubuh Arum.
“Sudah, Arum.. jangan nangis.. sekarang kamu sudah bisa hidup tenangan di sini bersama anakmu, lupakan masa lalumu yah.. saya minta maaf kalau membuat kamu harus mengingat lagi.”
“Iya.. Pak.. saya dan Dina.. berterima kasih sekali.. Bapak dan Ibu baik.. pada kami.”
“Ya.. sudah.. sudah.. jangan nangis terus.. nanti Dina pulang.. kamu malu deh.. kalau lagi nangis.”
Arum menangis dalam rangkulanku, air matanya membasahi kausku tapi tiba-tiba aku merasakan sesuatu yg lain karena kedua payudaranya menyentuh dadaku yg membuat gejolak nafsuku meningkat. Tanpa sengaja bibir mungilnya kucium lembut dengan bibirku yg membuat dirinya gelagapan.
“Aaahh.. Bapak!”
Tapi kemudian dia membalas kecupanku dengan lembut sekali diikuti lidahnya memainkan lidahku yg membuat aku makin berani.
“Pak.. sshh..”
“Kenapa.. Arum..?”
“Tdk.. Pak.. aahh.. tdk apa-apa.”
Kuangkat roknya dan aku meraba pantatnya yg padat lalu kutarik ke bawah celana dalam warna hitam miliknya sampai dengkul, pahanya kuraba dengan lembut sampai memeknya tersentuh. Arum mulai bergelinjang, dia membalas dengan agresif leher dan pipiku diciuminya. Kumainkan jariku pada memeknya, kutusuk memeknya dengan jari tengah dan telunjukku hingga agak basah.
“Aahh.. Pak, enak sekali deh..”
“Arum.. kalau kita lanjutkan di kamar yuk!”
“Saya sih mau aja Pak, tapi kalau nanti Ibu tahu gimana?”
“Ah, ibu khan lagi ke Jogja, lagi pulangnya kan hari Selasa.”
Kugiring Arum ke kamarku, sampai di kamar kututup pintu dan langsung kusuruh Arum untukmenanggalkan pakaiannya. Arum langsung meArumuti keinginanku, seluruh pakaiannya ditanggalkan hingga dia bugil. Yg agak mengagetkanku karena keindahan tubuh Arum. Arum dengan tinggi sekitar 167 cm memiliki payudara yg kencang dan montok dibungkus kulit yg putih bersih, pinggulArum agak kurus tapi pantatnya yg agak besar dan padat dan memeknya yg ditutupi bulu halus agak lebat membuat aku seakan tdk bisa menelan ludahku. Kalau aku beri nilai tubuh Arum nilainya 9.9, hampir sempurna.
“Bapak, baju Bapak juga dilepas dong, jangan bengong melihat tubuh Arum.”
“Arum, tubuhmu indah sekali, lebih indah dari tubuhnya Ibu.”
“Ah, masa sih Pak?”
“Iya Arum, tahu gitu kamu saja yg jadi Ibu deh.”
“Ah Bapak bisa aja nih, tapi kalau Arum jadi Ibu, Arum mau kok jadi ibu ke dua.”
Aku langsung menanggalkan pakaianku dan penisku langsung menegang keras dan panjang.Kuhampiri Arum langsung kucium bibirnya, dipeluknya diriku, tangan mungil Arum meraba-raba penisku lalu dikocoknya, liang memeknya kusentuh dan kutusuk dengan jariku, kami bergelinjang bersamaan. Kami menjatuhkan diri kami bersamaan ke tempat tidur.
“Arum, kamu mau nggak hisap kontol saya, saya jilatin memekmu.” Arum hanya mengangguk lalu kami ambil posisiseperti angka 69.
Penisku sudah digenggam oleh tangannya lalu dijilat, dikulum dan disedot sambil sesekali dikocoknya. Liang memeknya sudah kujilati dengan lembutnya, memeknya mengeluarkan bau harum yg wangi, sementara rasanya agak manis terlebih ketika bijiklitorisnya terjilat.
Hampir 10 menit lamanya ketika keluar cairan putih kental membasahi liang memek itu dan langsung kutelan habis.
“Aaakkhh.. aakkhh..” rintih Arum kelojotan.
Tapi lima menit kemudian giliranku yg kelojotan karena keluarlah cairan dari penisku membasahi muka Arum tapi dengan sigap dia langsung menelannya hingga habis lalu “helm” dan batangku dibersihkan dengan lidahnya.
Setelah itu, aku merubah posisi, aku berbaring sedangkan Arum kusuruh naik dan jongkokdi selangkanganku. Lalu tangannya menggapai penisku diarahkannya ke liang memeknya. Tapi karena liang memek Arum yg sudah lama tdk dimasukan sesuatu jadi agak sempit sehinggaaku bantu dengan beberapa kali sodokkan, baru memek itu tertembus penisku.
“Blleess.. jlebb.. jlebb..”
Kulihat Arum agak menahan nafas karena batangku yg besar dan panjang telah menembus memeknya.
“Heekkh.. heekkhh.. punya Bapak gede banget sih Pak, tapi Arum suka deh rasanya sodokannya sampai perut Arum.”
Tubuh Arum dinaik-turunkan dan sesekali berputar, sewaktu berputar aku merasakan kenikmatan yg luar biasa.
“Arum, memekmu enak sekali, batangku kayak diperas-peras oleh memekmu, terus terang Bapak barukali ini merasakannya, Arum enak sekali.”
Setengah jam kemudian, aku merubah posisi dengan penisku masih di dalam memek Arum, aku duduk dan kuangkat tubuhnya lalu kubaringkan tubuhnya di sisi tempat tidur dengan kaki Arum menggantung, kutindih tubuhnya sehingga membuat sodokan batangku jadi lebih terasa ke dalam lagi masuk memeknya. “Aakkhh.. aakkhh, iya Pak enakan gaya gini.” Payudaranya yg mancung dan puting yg agak kecoklatan sudah kucium, kuremas dan kusedot-sedot.
15 menit kemudian kami ganti posisi lagi, kali ini kami berposisi doggie style, liang memeknya kusodok oleh penisku dari belakang, Arum menungging aku berdiri. Kuhentak batanganku masuk lebih dalam lagi ke memek Arum yg hampir 15 menit kemudian Arum menjerit.
“Akhh.. arghh.. sshh.. sshh.. Pak, Arum keluar nih.. akhh.. sshh..”
Keluarlah cairan dari memek Arum yg membasahi dinding memeknya dan penisku yg masih terbenam di dalamnya sehingga memek itu agak licin, tetapi tetap kusodok lebih keras lagi hingga 10 menit kemudian aku pun berasa ingin menembakkan cairan dari kemaluanku.
“Arum.. saya juga mau keluar nih, saya nggak tahan nich..”
” Pak.. tolong keluarin di dalam saja yach.. saya mau cobain kehangatan cairan Bapak, dan saya kan siap jadi ibu ke dua.”
“Crreeett.. creeeett.. crreeeett..”
Keluarlah cairanku membasahi liang memek Arum, karena banyaknya cairanku hingga luber dan menetes ke paha Arum. Lalu kulepaskan batangku dari memeknya dan kami langsung terbaring lemas tak berdaya di tempat tidurku.
Lima menit kemudian yg sebenarnya kami ingin istirahat, aku mendengar suara dari luar kamartidurku kami tersentak kaget. Setelah berpakaian kusuruh Arum keluar kamarku yg rupanya Dina ada di ruang makan, ia mencari-cari ibunya setelah pulang dari sekolah.
Malam harinya setelah Dina tertidur, Arum kembali masuk kamarku untuk bermain lagi denganku.Keesokan harinya, setelah aku terbangun kira-kira jam 8:00, aku keluar kamar, aku mencariArum, tapi yg aku temukan hanya Dina yg sedang menonton TV. Rupanya aku baru ingat kalau setiap Minggu pagi Arum pergi berbelanja ke pasar. Setelah mandi kutemani Dina yg lagi duduk di karpet sambil nonton TV, sedangkan aku duduk di sofa.
“Dina.. gimana sekolah kamu..?”
“Baik.. Pak, bulan depan mau ulangan umum.”
“Mmm, ya sudah kamu belajar yg rajin yah, biar Ibu kamu bangga.”
“Pak, boleh Dina tanya?”
“Iya, kenapa Dina..?”
“Kemarin ketika Dina pulang sekolah, Dina kan cari ibu Dina, pas buka kamar Bapak, Dina melihat Bapak dan ibu Dina lagi telanjang terus Dina lihat kalau Ibu Dina ditusuk dari belakang oleh Bapak, ada sesuatu punya Bapak yg masuk ke badan ibu Dina, maaf yach Pak, Dina lancang. Mama Arum lagi diapain sih sama Bapak?”
“Hah, jadi kamu sempat melihat ibumu telanjang.”
“Iya Pak, tapi kok Mama Arum kayaknya keenakan ya. Dina jadi kepingin dech Pak kayak ibu Dina.”
“Kamu serius Din, kamu mau?”
“Iya Pak.”
Kulihat Dina tersipu malu menjawab pertanyaan dariku, sementara rok Dina tersingkap sewaktududuknya bergeser sehingga pahanya yg putih mulus terlihat oleh mataku yg membuatku langsung terangsang. Kusuruh Dina duduk dipangkuanku.
“Din, sini kamu duduk di pangkuan Bapak.” Ketika dia berdiri menujuku, aku membuka resleting celanaku dan kuturunkan celana dalamku lalu aku keluarkan penisku yg sudah menegang, sebelum Dina duduk di pangkuanku, celana dalamnya yg putih kuturunkan sehingga memek mungil putih bersih milikgadis 13 tahun ini ada di hadapanku, menyerbakan aroma wangi dari memeknya yg ditutupi bulu-bulu halus dan langsung kujilat dengan lembutnya.
Dina memegang kepalaku dan tubuhnya menggeliat.
“Aahh.. sshh.. enak.. Pak.. enak.. sekali.”
Memek Dina yg masih muda itu terus kujilati karena rasanya manis-manis asin. Dina punmakin menggelinjang, kira-kira 15 menit kemudian Dina mulai kejang-kejang dan basahlah memek itu oleh cairan putih kental yg mengalir dari dalamnya, cairan itu kutelan habis.
“Arghh.. arghh.. Pak.. ada yg keluar nih dari tempat pipis Dina.. eugh.. eugh..”
Tubuh Dina langsung lemas tak berdaya, cepat-cepat kupangku. Penisku yg mengeraskutempelkan pada memeknya yg basah. Tubuhnya kuarahkan menghadapku, kemeja yg dikenakan Dina kulepas sehingga dia hanya mengenakan baju dalam yg tipis, payudara Dina yg baru tumbuh terbayang di balik baju dalamnya, segera kulepaskan sehingga di mukaku terpampangpayudara yg baru mekar ditutupi kulit yg putih bersih dengan dihiasi puting agak kemerahan, langsung kulahap dengan mulutku, kujilat, kugigit dan kuhisap membuat payudara itu makin mekar dan putingnya mengeras.
Sementara Dina masih tertidur lemas, penisku yg sudahmenempel di memek Dina yg masih sempit kusodok-sodokkan agar masuk, karena memek itu masih sempit. kumasukkan dua jariku untuk membuka memek itu, kuputar kedua jariku sehingga memek itu agak melebar dan basah.
Setelah itu kucoba lagi dengan penisku, kusodok masuk batanganku ke memek Dina yg memang masih sempit juga walau sudah dibantu dengan jariku. Akhirnya setelah 20 kali kutekan, masuklah helm batanganku ke memek Dina. Dina mulai tersadar ketika batanganku menyodokmemeknya, dia pun menjerit kesakitan.
“Aawww.. aawww.. sshh.. sshh.. aawww.. sakit.. Pak.. tempat pipis Dina.. sakit awww.. aawww..”
“Sabar sayang nanti juga enak.. sayang.. tahan ya.. sakitnya.. sebentar lagi..”
Kupeluk tubuh Dina dan menenangkannya dari rasa sakit pada memeknya yg robek oleh batangkemaluan milikku yg memang super besar.
Sodokkanku pada memek Dina kupelankan untuk mencegah rasa sakitnya dan 10 menit kemudian Dina merasakan kenikmatan.
“Ahh.. ahh.. arghh.. arghh.. Pak.. sekarang tdk sakit lagi.. sekarang jadi enak.. aahh.. aahh..”
Hampir setengah jam kemudian tiba-tiba Dina mengeluarkan cairan dari dalam memeknya berikuttetesan darah dan langsung tubuh Dina lemas lagi dan pingsan. Aku menyadari bahwa aku telah membobol keperawanan Dina.

“Arrgghh.. Pak.. Dina.. lemmaass..”
Aku agak kaget juga melihat keadaan Dina yg secara tdk sengaja kubobol keperawanannya tapi karena sudah tanggung terus kugenjot batanganku ke memek Dina yg sudah berdarah dan 10 menit kemudian keluarlah cairan dari dalam kemaluanku dengan derasnya memasuki liang memek Dina hingga meluber ke pahaku.

“Crreet.. crreett..”
“Ssshh.. sshh.. aahh.. nikmatnya.. memek.. gadis ini..”
Langsung kucabut penisku dari memek Dina dan kubaringkan Dina yg pingsan di Sofa. Sisa cairan yg masih melekat di memek Dina kulap dengan bajuku hingga bersih, sesudah itu kurapihkan baju Dina dan kubiarkan Dina yg masih pingsan tidur di Sofa, aku lalu membersihkan badanku sendiri.

10 menit kemudian Arum, datang dari pasar sedangkan aku sudah memakai baju lagi. Sejaksaat itu aku bermain dengan istriku jika dia di rumah, dengan Arum jika istriku pergi dan Dina sekolah, dengan Dina jika istriku dan Arum pergi.

Aku lakukan sudah hampir 3 bulan lamanya merasakan kenikmatan dari 3 perempuan di dalam rumahku, tapi sekarang aku sedang bingung sebab 2 bulan yg lalu akhirnya istriku mendapat berkah bahwa dia hamil 1 bulan, 1 bulan yg lalu giliran Arum yg kuketahui bahwa dia hamil 1 bulan juga, sekarang 2 minggu yg lalu setelah kuajak Dina periksa ke dokter dia sudah hamil 1 bulan juga. Duuhh.. pusingnya aku!
Share: