388cash388cash

Cerita Dewasa Puasnya Tyas Di Pulau Itu


Tyas tersenyum puas. Dirinya berdiri di tepi kolam yg lumayan jernih. Seusai menikmati pemandangan kurang lebih kolam tersebut, dirinya meletakkan botol air mineral di tepi kolam serta perlahan melepaskan pakaiannya. Dimulai dari kaus ketatnya yg berwarna pink, lalu perlahan diturunkannya celana pendeknya. Saat ini dirinya hanya memakai bikininya yg berwarna putih.

Dengan hati-hati dilepaskan bikini tahap atas yg langsung menampilkan buah dadanya yg ranum serta tegak berkapasitas 34B. Puting susunya yg berwarna pink bergoyg-goyg seirama gerakan buah dadanya. Tyas kemudian menunduk, buah dadanya terkesan menggantung. Tertawa kecil, dilepaskan pula bikini tahap bawahnya. Selangkangannya yg ditutupi rambut-rambut halus terkesan bersih.

Tubuh telanjang gadis 21 tahun tersebut saat ini menikmati semilir angin. Desir angin terasa membelai lembut dada bulat sempurna, tanpa lupa membelai pantat montoknya yg berisi. Seusai merapikan pakaiannya di tepi kolam, Tyas hebat napas panjang serta memasukkan kaki kirinya ke dalam kolam. Dilanjutkan dengan kaki kanannya. Saat ini ia duduk di tepi kolam.

Diambilnya air dengan kedua tangannya serta dipercikkan ke tubuhnya. Butiran air terkesan menuruni lehernya terus ke dadanya yg ranum serta berlanjut menuju perutnya serta berhenti di rambut-rambut halus selangkangannya. Seusai memercikkan air berbagai saat, Tyas pun turun ke dalam kolam.

Kolam tersebut nyatanya tdk dalam, hanya sebatas puting susunya saja. Lalu ia menggosok tubuhnya dengan air kolam yg jernih. Buah dadanya yg tertekan lengan saat membilas terkesan terus montok. Tanpa ia sadari sepasang mata memperhatikan kejadian tersebut. Orang misterius itu pun menelan ludah menonton tubuh sempurna yg putih mulus tersebut.

Tak heran, sebab Tyas sehari-hari terbukti berprofesi sebagai model. Demikian asyiknya Tyas membilas tubuhnya dengan air segar tersebut, dirinya tdk menyadari bahwa orang misterius itu menukar botol air mineralnya dengan botol lain yg sama.

Tyas terus menggosok tubuhnya. Sesekali dirinya menyelam. Akhirnya dirinya menuju ke tahap yg agak sertagkal di kolam itu. Dirinya duduk di atas batu di dalam kolam tersebut, menikmati kesegaran air kolam tersebut di sekujur tubuhnya. Buah dadanya yg montok tersembul ke luar permukaan kolam.

Pikirannya teringat kejadian kemarin hari sebelumnya. 2 orang kawan kampusnya mengajaknya menginap di cottage di sebuah pulau. Pulau tersebut terbukti tdk berpenghuni. Hanya turis yg sesekali datang ke sana untuk snorkeling. Begitu pula Tyas serta kawan-kawannya yg datang ke sana untuk faktor yg sama.

Sesampainya di dekat pulau, menonton laut yg begitu jernih, Tyas serta Tasya, kawannya, langsung membuka pakaian mereka, menampilkan tubuh indah mereka yg terbalut bikini, memasang mask serta fin serta langsung melompat ke laut. Tinggal Reno, kawan pria mereka, serta tukang perahu yg terkejut menonton pemandangan indah tersebut.
Puas menikmati keindahan bawah laut, kedua gadis itu pun naik kembali ke perahu serta mengenakan kembali pakaian mereka. Perjalanan ke pulau dilanjutkan kembali. Dari tukang perahu, mereka mengenal bahwa pulau tersebut lumayan luas serta mempunyai hutan di tengah-tengahnya.
Seusai menaruh semua barang-barang serta perbekalan di cottage, Tyas sengaja memisahkan diri dari kawan-kawannya serta berlangsung ke dalam hutan di pulau tersebut hingga hinggalah dirinya di kolam tersebut. Rasa lengket dampak berenang di laut memaksa Tyas membilas tubuhnya di kolam tersebut.
Dengan badan yg tdk lengket lagi, Tyas naik ke tepi kolam serta duduk di sana sambil menantikan tubuhnya kering. Tubuh telanjang yg indah tersebut kembali menjadi santapan mata orang misterius tersebut. Dengan mata tidak berkedip, Tasyakmatinya buah dada Tyas yg bulat ranum tersebut, turun ke perutnya yg rata, paha Tyas yg mulus pun tidak luput dari target mata orang misterius tersebut.
Tyas menikmati semilir angin mengeringkan tubuhnya, sambil meminum air mineral dari botolnya. Tidak lama kemudian Tyas merasakan faktor yg aneh ditubuhnya. Seluruh tubuhnya terasa lemas. Pandangannya terasa berat. Tidak lama kemudian tubuhnya tergeletak lunglai tidak bertenaga. Dirinya tetap merasakan tubuh telanjangnya dibopong serta diletakkan di bahu seorang pria.
Tyas berusaha memberontak, tapi tenaganya seakan hilang. Tangan nakal pria tersebut meraba-raba pantatnya yg montok sambil membopongnya ke dalam hutan. Seusai itu Tyas tidak sadarkan diri.
Di cottage, Reno serta Tasya tetap memselesaikan barang-barang serta perbekalan. Seusai berakhir memselesaikan barangnya, Reno pamit untuk mandi.
“Tasya, gue mandi dulu ya, badan gue lengket nih kena angin laut.”
“Ya udah sana, gue juga tetap belum selesai nih barang-barangnya. Biasa cewek barangnya tidak sedikit,” sahut Tasya.
Reno pun bergegas ke kamar mandi. Mungkin sebab pulau tersebut tdk berpenghuni, kamar mandinya pun lumayan terbuka. Hanya terdiri dari kayu yg mengelilingi kamar mandi, dengan sebuah bak air serta WC. Atapnya terbuka serta tdk mempunyai pintu.
Sambil mandi, pikiran nakal terbersit di kepala Reno.
“Wah, bisa gue pakai buat ngintip cewek-cewek kelak mandi nih.” Reno pun tersenyum nakal sambil meneruskan mandinya.
Berakhir mandi, Reno kembali ke cottage serta menemukan hanya Tasya di sana. Tyas belum kembali. Lalu ditanyanya Tasya.
“Tyas ke mana ya? Katanya tadi hanya jalan-jalan sebentar di hutan, kenapa dirinya belum balik ya?”
“Jangan-jangan dirinya tersesat di hutan, Reno” kata Tasya dengan nada kuatir.
“Ya udah, gue cari Tyas, elo mandi aja dulu. Kelak elo tunggu gue di sini.” Kata Reno bergegas mengambil peralatan serta masuk ke dalam hutan.
Tasya pun mengangguk serta mengambil pakaian gantinya. Rasa lengket hasil berenang di laut tadi rupanya mengganggu dirinya juga. Dengan bergegas Tasya menuju kamar mandi.
Sesampainya di kamar mandi, Tasya pun melepaskan kaosnya yg langsung menunjukan dadanya yg berkapasitas 36B yg ditutupi bikini coklat. Rok mininya pun dilepas. Seusai menggantung kedua benda tersebut, Tasya menatap tubuhnya, dirinya rutin mengagumi ukuran dadanya yg besar itu.
Di luar kamar mandi, sesosok tubuh misterius mengendap-endap bersembunyi di balik pohon yg berseberangan dengan pintu kamar mandi. Sambil menerka arah angin, Tasyakmatinya pemandangan indah di dalam kamar mandi tersebut.
Tasya perlahan membuka bikini atasnya, menggantungnya, lalu memperhatikan lagi buah dadanya yg saat ini tdk ditutupi apa-apa. Puting pink kecoklatan meningkatkan indah buah dada itu. Dijepitnya kedua buah dadanya dengan lengannya yg mengdampakkan terus terkesan montoknya buah dada tersebut. Kulit putihnya meningkatkan kemolekan gundukan ranum tersebut.
Kemudian dilepasnya bikini bawahnya yg menampilkan selangkangan yg ditutupi rambut yg lumayan lebat. Tasya perlahan membilas tubuhnya. Mulai dari leher, ke dadanya, lumayan lama tangannya bermain di sana. Dilanjutkan ke perut serta selangkangannya, lalu ke pahanya.
Sosok misterius tersebut mengendap-endap mendekati kamar mandi serta membakar segumpal dedaunan kering. Tdk ada api besar, tdk ada asap, hanya aroma aneh yg keluar dari gumpalan daun tersebut yg terbakar menjadi sekam.
Sosok tersebut segera menjauh dari kamar mandi tersebut. Kembali ke balik pohon menikmati tubuh indah Tasya yg sedang mandi. Selangkangannya terasa meronta menonton tubuh indah tersebut tdk ditutupi apa-apa. Terlebih saat Tasya membungkuk membilas kakinya yg menunjukan pantat indahnya serta belahan kemaluannya dari belakang.
Tasya yg sedang membilas tubuhnya mencium aroma aneh tersebut.
“Ah mungkin hanya aroma hutan saja,” pikirnya serta kembali membilas tubuhnya tanpa memperdulikan aroma tersebut.
Tak lama kemudian, tubuhnya terasa lemas, kepalanya terasa berat. Tubuh indah tersebut pun jatuh perlahan di kamar mandi.
Tasya tetap berusaha bangun serta tetap pernah menonton sosok hitam menghampiri tubuhnya. Sosok hitam tersebut tertawa, memaksanya meminum sebuahcairan, lalu membopong tubuh Tasya yg telanjang di bahunya serta membawanya masuk ke dalam hutan.
Perlahan, Tyas membuka matanya, tubuhnya tetap tdk bertenaga. Dicobanya untuk berbicara, namun hanya suara uh uh saja yg keluar dari mulutnya. Dengan makin jernihnya pikirannya, Tyas coba mengingat-ingat kejadian sebelum dirinya tdk sadarkan diri.
Matanya menonton disekeliling langit-langit, ah rupanya dirinya ada di sebuah rumah gubuk. Disadarinya dirinya berbaring di sebuah dipan kayu. Dilihatnya tubuhnya, astaga, nyatanya dirinya telanjang. Tidak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.
Pikirannya teringat bahwa dirinya pingsan sebelum dirinya berpakaian kembali. Siapa pria misterius itu? Pikirannya terus melayg. Dilihatnya ke sebelah kiri. Tasya! Dilihatnya Tasya tergeletak di samping tubuhnya. Ya, Tasya. Tubuh Tasya telanjang juga, terlentang serta buah dadanya terekspos dengan jelas. Tasya kelihatannya belum sadar.
Tyas menutup matanya erat-erat. Ini tdk mungkin terjadi, aku hanya mimpi. Tapi saat membuka matanya, pemandangan sama yg dihadapinya. Tyas pun menangis, menantikan apa yg terjadi. Tidak lama kemudian, dilihatnya Tasya mulai sadar. Tasya yg menonton Tyas pun sama kagetnya. Menyadari dirinya telanjang serta tdk berdaya, Tasya hanya bisa mengeluarkan suara uh uh saja. Sama semacam Tyas. Mereka hanya berpandangan.
Reno yg berlangsung di hutan, mencari-cari Tyas. Dirinya berlangsung ke sana ke mari. Tidak lama dirinya pun telah merasa lelah, tenaganya telah habis untuk perjalanan ke pulau serta mencari Tyas. Dirinya pun beristirahat di bawah pohon besar. Pikirannya kalut. Reno menggosok-gosok kepalanya serta tiba-tiba BUK! Tahap belakang kepalanya terasa sakit sekali. Serta dirinya merasakan ada cairan keluar menuruni lehernya. Darah, lalu semua gelap.
Menjelang malam, gubuk tersebut terus gelap. Tyas serta Tasya hanya saling berpandangan. Tubuh mereka tetap tanpa tenaga. Mata mereka terus terbiasa dengan kegelapan. Tidak lama terkesan cahaya dari luar. Cahaya tersebut mendekati pintu gubuk tersebut. Mereka berteriak minta tolong hanya dengan uh uh uh saja. Saat pintu dibuka, mata mereka serasa dibutakan oleh cahaya lampu petromak.
Seusai terbiasa dengan cahaya, mereka menonton orang yg mengangkat lampu petromak tersebut. Astaga, nyatanya dirinya merupakan bapak tua tukang perahu yg mendampingi mereka ke pulau tersebut. Mereka pun berteriak meminta tolong kepadanya. Lalu mereka menyadari bahwa tubuh mereka telanjang. Tyas serta Tasya pun segera diam. Mereka merasa malu tubuh indah mereka terekspos terhadap tukang perahu tersebut.
“Sebentar ya, neng,” kata pak tua tersebut.
Lalu ia keluar dari gubuk tersebut. Tidak lama dirinya kembali mengangkat 2 buah petromak. Dirinya meletakkan satu petromak di ujung atas dipan serta dua di masing-masing ujung lain dipan.
Lalu pak tua mendekati mereka.
“Maaf ya, neng-neng. Bapak telah tua, bapak tdk bisa menahan hasrat bapak menonton neng-neng yg cantik ini. Neng-neng mau kan bantu bapak?”
Kedua gadis itu berusaha menjerit, tapi hanya uh uh saja yg keluar dari mulut mereka. Tubuh mereka tdk bisa digerakkan sama sekali. Pak tua pun mengambil tempat di antara kedua gadis itu.
Pak tua itu pun menonton tubuh Tyas, memantau dari rambut, turun ke matanya, bibirnya, leher. Berhenti sebentar di buah dadanya, menonton bulat serta ranumnya dada Tyas yg berkapasitas 34B itu, pak tua menelan ludah, lalu pandangannya dilanjutkan ke perut Tyas yg rata serta berhenti lagi di selangkangan.
Pak tua menggeser paha Tyas jadi tampaklah kemaluan Tyas. Tyas merasa malu sekali tubuhnya diperiksa oleh pak tua tersebut. Puas memantau kemaluan Tyas yg berwarna pink itu, pak tua mengelus paha dalam Tyas dengan tangan kirinya.
“Halusnya, tubuh neng paling keren. Kelak bapak tentu bikin neng puas.”
Pandangan pak tua berganti ke Tasya. Sambil tetap terus mengelus paha dalam Tyas, dirinya memantau Tasya. Wajah cantik Tasya diperhatikan dengan sangatlah. Mata Tasya yg indah serta lehernya yg jenjang tdk lepas dari pengamatannya. Tasya merasa jijik dengan pandangan pak tua tersebut.
Pandangan pak tua pun berlanjut ke dada Tasya yg berkapasitas 36B. Dengan penasaran diraihnya buah dada kanan Tasya serta dipijat-pijatnya dengan lembut. Sambil terkadang dimainkan putingnya. Tangan kirinya tetap terus mengelus paha dalam Tyas. Terkadang kemaluan Tyas pun tersentuh tangannya.
“Wah neng susunya besar sekali ya,” kata pak tua.
Puas bermain dengan buah dada Tasya, pak tua kembali memperhatikan tubuh Tasya, perut, selangkangan. Pak tua menghentikan elusannya di paha Tyas serta menggeser paha Tasya supaya dirinya lebih bebas menonton kemaluan Tasya. Pak tua pun mendekatkan wajahnya ke kemaluan Tasya serta menghirup baunya.
“Wah wangi sekali neng,” kata pak tua seraya sambil tersenyum.
Rupanya pak tua menggeser paha Tasya lumayan jauh jadi memeknya merekah serta menunjukkan isinya yg berwarna merah muda.
Pak tua mengelus paha dalam Tyas serta Tasya yg memunculkan rangsangan terhadap kedua gadis itu. Terkadang disentuhnya kemaluan mereka. Ada perasaan semacam ajaran listips setiap kali tangan pak tua menyentuh kemaluan mereka.
“Neng-neng gadis kota terbukti putih-putih, mulus. Bapak sangatlah beruntung hari ini.”
Pak tua membuka pakaiannya jadi kini dirinya telanjang bulat di depan kedua gadis itu. Pak tua mendekati Tasya serta mengulum bibirnya. Sementara tangannya bermain-main dengan buah dada Tyas serta Tasya. Pak tua tidak puas, dirinya berpindah mengulum bibir Tyas. Bergantian dikulumnya bibir Tasya serta Tyas. Lalu dirinya berpindah ke tubuh Tyas.
Diremasnya buah dada Tyas serta dikulumnya puting susu Tyas bergantian. Kadang dijilatnya. Tyas bisa merasakan kemaluan pak tua yg telah tegak menggesek pahanya. Tyas pun lama kelamaan mulai menikmati apa yg diperbuat pak tua. Jilatan serta kuluman pak tua di putingnya meninggikan nafsunya.
Nafasnya mulai tidak teratur. Apalagi remasan pak tua yg beritme di buah dadanya terus membikin pikirannya gelap. Pak tua mulai menjilati buah dada Tyas yg membikin Tyas terus tinggi nafsunya.
Jilatannya saat ini diarahkan ke perut Tyas yg membikin Tyas kegelian serta tdk kuat menahan kenikmatan yg diterima tubuhnya. Jilatan demi jilatan membikin mata Tyas gelap. Pak tua pun turun serta mulai menjilati kemaluan Tyas.
Bibir kemaluannya dibuka dengan memakai jari oleh pak tua serta mulailah dirinya menjilati memek Tyas. Lidahnya diputar-putar di klitorisnya. Tyas merasa kemaluannya mulai basah dampak rangsangan tersebut. Serta tiba-tiba Tyas merasa tubuhnya mau meledak serta Tyas memperoleh orgasme.
Pak tua seakan ingin Tyas menikmati orgasme yg diberbaginya, saat ini dirinya berganti ke Tasya. Tasya yg merasa takut menonton apa yg diperbuat pak tua terhadap Tyas menutup matanya. Pak tua kembali mengulum bibir Tasya, memainkan lidahnya di dalam mulut Tasya, sambil meremas-remas buah dada Tasya yg besar.
Dipilin-pilinnya puting susu Tasya sambil tangan satunya mengelus perut Tasya. Tasya pun merasa seakan tubuhnya menikmati apa yg diperbuat pak tua. Tangan pak tua tetap bermain dengan putingnya serta mulut pak tua tetap mengulum bibirnya saat disadarinya tangan pak tua yg satu lagi bermain di daerah kewanitaannya. Diputar serta dipijatnya klitoris Tasya.
Getaran demi getaran nafsu mengalir ke kepala Tasya. Kenikmatan dari permainan tangan pak tua di putingnya serta di klitorisnya membikin Tasya tdk bisa berpikir jernih lagi.
Pak tua berhenti sebentar, merasakan kemaluan Tasya telah basah, dirinya pun turun serta mulai menjilati kemaluan Tasya, sambil sesekali menusuk-nusuk kemaluan Tasya. Tasya yg telah tdk kuat lagi, hampir memperoleh orgasme.
Tiba-tiba pak tua menempelkan bibirnya di bibir kemaluan Tasya serta menyedot kuat-kuat. Tasya terus mendekati orgasme. Pak tua terus menjilati klitoris Tasya serta memainkan jarinya di dalam memek Tasya. Tidak lama kemudian pun Tasya memperoleh orgasmenya.
Pak tua berhenti sebentar. Duduk di ujung dipan dengan kemaluannya yg tegak berdiri. Dipuaskan dirinya menonton 2 orang gadis cantik yg sedang bergetar sebab orgasme.
“Wah neng, barang bapak tetap tidak lebih keras. Neng-neng bantu kerasin ya?” Kata pak tua seraya mendekati wajah Tyas serta Tasya.
Diambilnya tangan Tyas serta Tasya serta digosokkan tangan mereka di atas kemaluannya.
Pak tua pun melenguh menahan kenikmatan gosokan tangan Tyas serta Tasya. Pak tua pun mendekatkan kemaluannya ke wajah Tasya, membuka mulut Tasya serta memasukkan kemaluan ke mulut Tasya. Tasya merasakan kemaluan pak tua yg berlendir menggesek tahap dalam mulutnya. Tasya yg tdk bisa apa-apa hanya bisa pasrah.
Seusai puas menggesekkan kemaluannya di dalam mulut Tasya, pak tua mencabut kemaluannya serta membuka mulut Tyas serta memasukkan kemaluannya ke dalam mulut Tyas. Digesekkan kemaluannya di lidah Tyas. Kadang pak tua terlalu dalam memasukkan jadi Tyas hampir saja muntah. Tyas pun juga hanya bisa pasrah. Baginya kemaluan pak tua mengeluarkan aroma aneh, menjijikkan bagi Tyas.
Seusai puas, pak tua mencabut kemaluannya dari mulut Tyas serta beralih. Dirinya menduduki Tasya serta meletakkan kemaluannya yg telah keras serta tegak di antara buah dada Tasya. Buah dada Tasya ditekannya jadi kini buah dada Tasya yg besar menjepit kemaluannya. Digesekkannya buah dada Tasya di kemaluannya, kadang kemaluannya yg digesekkan ke buah dada Tasya. Tasya merasa susah bernapas sebab diduduki.
Tak lama kemudian, pak tua terus mempercepat goygannya serta crttt, kemaluan pak tua memuntahkan isinya. Sebagian terkena wajah Tasya, sebagian berceceran di dada Tasya. Pak tua, mengarahkan kemaluannya ke Tyas serta crttt crttt kemaluan pak tua memuntahkan sisa isinya ke tubuh Tyas. Tasya serta Tyas pun merasa jijik dengan cairan pak tua yg berada di atas tubuh mereka.
Pak tua kemudian keluar dari gubuk serta tidak lama kembali serta menutup pintu gubuk tersebut.
“Tenang aja neng. Obat yg bapak kasih baru habis pengaruhnya kurang lebih 5 jam lagi. Kami tetap bisa bermain selagi itu.”
Pak tua kembali mendekatkan wajahnya ke memek Tyas serta mulai menjilati di sana. Hari ini dirinya menghisap jarinya, membasahi dengan ludah serta mulai menusuk-nusuk memek Tyas. Tyas yg merasa kegelian, merasa gairahnya kembali bangkit meskipun bercampur dengan rasa jijiknya.
Lalu pak tua menjilati memek Tasya sambil terus memainkan jarinya di memek Tyas. Tasya pun kembali naik gairahnya. Lama juga pak tua berganti-ganti menjilati serta memainkan jarinya di kemaluan Tyas serta Tasya. Kemaluan kedua gadis itu telah basah sekali. Pak tua berhenti serta menunjukan kemaluannya yg telah tegak berdiri lagi.
“Yg mana ya yg bakal bapak masukkan duluan?”
“Yg neng ini tetap rapat, bapak suka sekali” seraya mengusap kemaluan Tyas.
“Kalau neng yg ini lebat sekali rambutnya, bikin bapak makin nafsu” seraya mengusap rambut kemaluan Tasya.
“Kalau gitu, bapak ganti-gantian saja, bapak cobain 2-2nya sekaligus,” kata pak tua.
Diangkatnya Tasya serta diletakkan di atas Tyas. Dibukanya kaki kedua gadis itu jadi saat ini memek Tyas serta Tasya bertumpuk serta terbuka lebar. Lelehan air liur pak tua bercampur dengan cairan kenikmatan kedua gadis itu menetes dari pinggir memek mereka. Di bawah pantat Tyas, pak tua menyelipkan sesuatu supaya posisi memek Tyas serta Tasya lebih terangkat ke atas serta mempermudah pak tua memasukinya.
Pak tua pun mengambil posisi di depan memek Tyas. Tyas serta Tasya meskipun terangsang, tapi mereka tetap menyadari apa yg pak tua ini hendak perbuat. Mereka hanya bisa berteriak uh-uh-uh. Pak tua menyeringai puas serta memegang kemaluannya, meludahinya supaya licin serta siap memasuki memek Tyas.
Tiba-tiba BRAKK! Tiba-tiba timbul sesosok tubuh di depan pintu gubuk yg langsung menyerang pak tua dengan batangan kayu besar. Pak tua yg tdk siap langsung ambruk terkena pukulan batangan kayu besar di kepalanya.
Sosok itu pun tdk mengenal kasihan, kakinya langsung menginjak kemaluan pak tua yg sedang tegak-tegaknya serta terdengar suara KRAK! Dilanjutkan dengan teriakan pak tua memegang selangkangannya sambil mengeluarkan busa dari mulutnya.
Nyatanya sosok tubuh itu merupakan Reno.
“Dasar orang tua bangsat, ga tau malu!” Lalu diludahinya pak tua yg telah tidak sadarkan diri di lantai gubuk itu.
Lalu dialihkannya pandangannya ke dipan. Kaget dilihatnya kedua gadis kawannya berada dalam posisi memamerkan kemaluan mereka. Sesaat Reno merasa nafsu timbul dari dalam dirinya. Bagaimanapun yg ada di hadapannya merupakan 2 orang gadis cantik yg tdk mengenakan pakaian serta memamerkan tahap kewanitaannya.
Pikiran itu dibuangnya serta dirinya menolong memindahkan tubuh Tasya dari atas Tyas. Dirinya pun keluar, mencari sesuatu untuk menutupi tubuh kedua gadis itu. Tidak lama di tahap belakang gubuk, Reno menemukan 2 buah kain sarung yg telah lusuh serta tali rafia. Diambilnya serta ditutupinya tubuh telanjang kedua gadis itu.
Dia pun mengikat tubuh pak tua di pohon di dekat gubuk tanpa sehelai benang pun. Kekesalannya pada pak tua tetap berkobar, saat pak tua sedikit sadar, tanpa ragu-ragu Reno memberi bogem mentah di rusuk pak tua. Mulut pak tua pun kembali berbusa serta tidak sadarkan diri lagi.
Saat pengaruh obat itu telah hilang, kedua gadis itu merasakan tenaga mereka pulih. Mereka bisa menggerakkan tubuh mereka lagi. Dengan tubuh hanya dibungkus sarung lusuh, mereka tertatih-tatih keluar dari gubuk serta menemukan Reno serta pak tua yg terbelit di pohon. Pak tua telah sadar serta tetap susah berbicara. Maklum Reno pernah menghabiskan waktu menantikan kedua gadis itu belum pulih dengan membogemi pak tua.
“Kalian lebih baik membersihkan tubuh dulu, di sana ada sungai kecil, airnya lumayan bersih. Biar gue yg di sini menjaga pak tua ini,” kata Reno sambil menunjuk ke arah timur.
Sebelum kedua gadis itu berangkat ke sungai, mereka pernah meludahi dulu wajah pak tua.
Kedua gadis itu membersihkan diri di sungai. Tyas mengatakan,
“Untung ada si Reno datang di saat yg cocok. Kalau nggak bisa bahaya, kehormatan kami bisa diambil sama pak tua kutu busuk itu.”
“Iya, meskipun kami udah ga perawan lagi,” kata Tasya sambil tertawa.
Perlahan dirinya memegang kemaluannya, terbayg kejadian semalam.
Tyas serta Tasya pun menggosok tubuh masing-masing. Membersihkan sisa-sisa pak tua di tubuh mereka. Terkadang Tyas dengan iseng memilin puting Tasya serta Tasya membalasnya dengan meremas buah dada Tyas. Andaikan Reno bisa menonton kedua gadis ini mandi, pastilah nafsunya meningkat seketika. 2 tubuh putih ranum yg indah. Masing-masing dengan buah dada bulat serta lekukan tubuh yg sempurna.
Berakhir mandi, mereka kembali membungkus tubuh mereka dengan sarung lusuh yg telah tipis itu. Bersamaan dengan hingganya mereka di gubuk tersebut, matahari pun telah mulai terbit, jadi Reno yg berada di depan mereka bisa menonton siluet tubuh indah kedua kawannya yg ditutupi sarung.
Pak tua yg telah sadar, tertawa meringis ketika menonton kedua gadis yg hendak diperkosanya semalam. Amarah kedua gadis ini langsung naik ke ubun-ubun serta Tasya tanpa permisi langsung memberbagi uppercut di dagu pak tua, disambung dengan Tyas yg menghajar hidung pak tua hingga patah. Pukulan bertubi-tubi dihujamkan terhadap tubuh ringkih pak tua oleh kedua gadis itu.
Seusai puas, mereka mengundang Reno kembali ke cottage tanpa melepaskan pak tua dari ikatan di pohon.
“Sebentar, gue tetap kesel sama orang tua ga tau diri ini,” kata Tyas yg langsung menghampiri pak tua serta menendang kemaluan pak tua.
Mungkin sebab luka semalam belum sembuh benar, pak tua kembali pingsan serta mulutnya mengeluarkan busa lagi. Reno langsung menghampiri serta mengecek pak tua.
“Belum mati, untung saja,” bisiknya lega.
Di cottage, Tyas serta Tasya langsung mengganti sarung lusuh itu dengan pakaian mereka. Hari ini Tyas memakai baju bali yg lumayan longgar serta hotpants, sedangkan Tasya memakai baju kaos ketat berwarna kuning serta hotpants. Buah dadanya terus terkesan besar serta putingnya tercetak di kaos tersebut, sebab dirinya memakai bra yg tipis.
“Bagaimana kami pulang, Reno? Tukang perahu telah tdk ada lagi, sedangkan perbekalan kami hanya lumayan untuk seminggu,” kata Tasya.
“Tenang, setiap 4 hari sekali ada orang yg datang ke pulau ini untuk membersihkan cottage ini. 
Kita bisa minta pertolongannya nanti. Kalau tdk salah, orang itu bakal datang 2 hari lagi.
Lebih baik anda makan dahulu, daripada anda sakit.”
Kedua gadis itu menurut, Tyas beranjak dari meja serta mengambil bekal makanan mereka.
“Ini Reno,” kata Tyas seraya memberbagi makanan sambil menunduk.
Reno dengan jelas bisa menonton buah dada gadis itu terpampang jelas, sebab baju bali yg longgar. Kemaluan Reno langsung mengeras. Apalagi dengan posisi menunduk, buah dada Tyas menggantung serta terkesan lebih besar. Dilihatnya Tasya sedang menikmati makanan, puting susunya yg tercetak di kaosnya meningkatkan keras kemaluan Reno.
Sorenya, saat kedua gadis itu berlangsung-jalan di luar cottage, Reno melamun. Lamunannya melayg-layg serta akhirnya dirinya mengingat tubuh kedua gadis itu. Posisi tubuh mereka saat dirinya menemukan mereka di gubuk itu, siluet tubuh mereka yg terbungkus sarung, buah dada Tyas serta puting susu Tasya yg tercetak jelas. Kelamaan kemaluan Reno makin keras.
“Daripada pusing, lebih baik gue salurin aja,” kata Reno menuju kamar mandi.
Dilihatnya sekeliling, tdk tampak kedua gadis itu. Perlahan diturunkan celananya serta Reno mulai memuaskan diri sendiri sambil membaygkan kedua gadis itu.
“Nah ya, lagi apa lo!” Tiba-tiba terdengar kedua gadis itu berteriak.
Reno yg tetap memegang kemaluannya yg tegak kaget serta salah tingkah.
“Sini Reno, daripada elo sendirian, mending kami bantu. Sebagai tanda terima kasih kami juga,” kata Tasya sambil langsung memegang kemaluan Reno serta memasukkan ke mulutnya.
Tyas hebat tangan Reno serta meletakkannya di buah dadanya sambil mencium bibirnya.
Reno langsung menikmati faktor tersebut. Dikulumnya bibir Tyas serta dimainkan lidahnya di dalam mulut Tyas. Tangannya terus bergerilya di dada Tyas. Tasya langsung mengulum kemaluan Reno.
Share: