388cash388cash

Cerita Sex Ngentot » Cerita Sex: Mas Ridwan


Kawan-temenku, Sela serta Maya mengundang aku ke pulau, nginep semalem. Mereka bakal membawa pasangan masing-masing, sedang aku gak punya pasangan.
“Nanti di pulau ada senior trainer untuk snorkeling serta diving, orangnya 40an, ganteng serta tegap badannya. Jenis kalian banget deh Rin. Kalian bisa partneran sama dia”, kata Maya.
“Iya, kalo gak aku bengong, sedang kalian berdua asik dengan pasangan masing-masing?, jawabku.

Ketika di Marina Ancol seusai makan siang, aku dikenalkan Maya dengan mas Anto, trainer yg dirinya sebutkan itu.
Orangnya ganteng juga serta perawakannya tegap, maklumlah untuk olahraga air semacam itu butuh stamina yg tinggi, apalagi dirinya wajib mengajari orang yg bakal meperbuat diving, kalo snorkeling katanya relatif mudah.

“Mas, staf pulau ya”, kataku membuka pembicaraan, ketika speedboat meluncur meninggalkan Marina.
“Oh enggak, aku hanya bantu pulau untuk agenda diving serta snorkeling. Kalo ada permintaan, pulau bakal kontak aku. Ririn bahagia diving?”
“Belon sempat mas, susah ya kalo mo diving. Temenku juga pada belon sempat diving”.

“Kalo gitu kami snorkeling aja, gak susah kok, cuma ngambang sambil menikmati panorama bawah laut. Di pulau ada lokasi yg sangat indah untuk snorkeling. Kalo mau diving sedikit sambil snorkeling juga bisa, gak dalem kok lautnya”.
“Kalo diving kan butuh peralatan, mas”.

“Gak usah, dilokasi snorkeling lautnya gak dalem, tahan napas sebentar bisa kok nyilem sedikit. Kelak deh aku ajari”. Cuaca sangat cerah, laut semacamnya tanpa ombak jadi perjalanan menuju ke pulau tanpa hambatan apa-apa.

Sesampai di pulau ke 2 kawanku langsung cek in ke cottage masing-masing dengan pasangannya. Kami memperoleh cottage yg terapung di laut, letaknya agak berjauhan. Aku bisa cottage yg paling menjorok ke laut. Segera aku cuma mengenakan bikini ku sebab mas Anto telah menantikan untuk snorkeling. Mas Anto membelalak menonton bodiku yg tertutup bikini yg minim itu. Payudaraku seakan mau tumpah dari bra bikiniku yg aga kekecilan.
“Rin kalian seksi amat”. Aku hanya tersenyum mendengarnya.

Dia memberiku kacamata snorkeling yg ada perati untuk bernapas. aku gak tau ke2 kawanku lagi ngapain sama pasangannya. Mula-mula kami latihan dulu di kolam renang untuk membiasakan diri dengan kacamata snorkeling itu serta sepatu kataknya.
“Kamu mau diving sedikit gak Rin, kalo mau gak usah pake pelampung”.
“Iya deh mas, mau. Gak dalem kan lautnya”.
“Temen-temen kalian gak mau ikutan snorkeling”.
“Gak tau pada kemana, kalo udah sama cowoknya masing-masing ya asik sendiri lah, Ririn sama mas aja, gak punya cowok sih”.
“Masak sih, kalian kan cantik, seksi lagi, masak gak ada cowok yg mau, aku aja mau kok”. Dirinya mulai menggodaku.
Aku hanya tersenyum mendengar celetukan usilnya. Kami mulai latihan di kolam renang. Seusai aku terbiasa dengan kaca mata itu, aku diajaknya ke lokasi diantar dengan speedboat pulau. Hingga dilokasi, aku langsung nyebur ke laut dikawani mas Anto, sedang speedboat kembali ke pulau, dijanapabilan bakal dijemput lagi seusai kami puas ber snorkeling. Pemandangan bawah airnya indah sekali, jauh lebih indah katimbang ngeliat di akuarium laut. Tdk puas hanya snorkeling saja, mas Anto mengajakku sedikit diving. Aku diajarinya sebentar untuk bagaimana menahan napas, kemudian kami menyelam. Aku bisa lebih dekat dengan objek yg kulihat dari permukaan. Sebab gak bisa menahan napas lama, sebentar-sebentar aku wajib kepermukaan untuk menahan napas. Tapi menyenangkanlah bersama mas Anto di laut.
Mas Antopun mulai usil, beberapa kali payudaraku sengaja digesek dengan lengannya. Aku kembali tersenyum membiarkan. Dirinya makin berani, payudaraku malah dirabanya.
“Rin, kalian napsuin deh”, katanya to the point.
“Masak sih mas napsu ngeliat Ririn”.
“Iya lah Rin, payudara kalian montok banget, aku pengen ngeremes jadinya”, katanya sambil langsung meremes payudaraku.
“Mas…”, keluhku.
“Tuh yg jemput telah dateng”. Aku gak tau berapa lama, kami main-main dilaut, tapi kayanya matahari telah condong ke barat ketika kami hingga di pulau.
Mas Anto mengajakku ke kolam renang lagi untuk main air. Di kolam renang, Maya serta Sela sedang main air juga dengan pasangannya masing-masing, mereka juga pake bikini yg seksi. Khususnya Maya yg payudaranya terbesar dari kami bertiga. Cowoknya tanpa sungkan meremas-remas payudara Maya, Maya hanya cekikikan aja. Juga Sela yg diremas-remas oleh cowoknya. Sebab kami ke pulau ketika week day, maka di pulau tdk ada tamu lain tidak hanya kita.
“Darimana Rin”, tanya Sela.
“Aku snorkeling sama mas Anto, asik deh”.
“Kok gak ngajak-ngajak?, protes Maya.
“Aku nunggu kalian gak keluar-kelur dari cottage, makanya ditinggal. Tapi kalo ada kalia malah mengganggu aku serta mas Anto”. Kami main-main dikolam sampe lewat magrib, mas Antopun dengan napsunya meremas-remas payudaraku terus.
Aku membalas dengan meremas penisnya. Terasa penisnya telah keras sekali dibalik celana singkat gombrongnya. Yg mengejutkanku ukurannya, terasa besar sekali serta panjang, penis kesukaanku.
“Mas besar sekali”, bisikku.
“Mau ngerasain Rin, belon sempat ya ngerasain yg besar semacam punyaku”, jawabnya sambil berbisik juga.
Sebab telah gelap, kami balik ke cottage masing-masing, mas Anto ikut ke cottageku mesikipun pulau menyediakan kamar untuknya diperumahan staf. Dirinya duduk saja di teras yg menghadap ke laut, sementara aku mandi. Aku mengenakan celana super singkat serta bra bikini. Dirinya tetap saja menggunakan celana gombrongnya mesikipun basah. Kami langsung menuju ke ruang makan sebab perut telah keroncongan. Kami makan malem sembari ngobrol serta bercanda-canda.
Mas Anto mengelus-elus pahaku terus. Paha kukangkangkan. Aku jadi menggeliat-geliat sebab rabaannya pada paha tahap dalam,
“Aah”, erangku, sebab napsuku mulai naik.
“Kenapa Rin, napsu ya”, katanya.
“Tangan mas nakal sih”, kataku terengah.
“Abis kalian napsuin sih”, jawabnya dengan tetap ngelus-ngelus pahaku, elusannya makin lama makin naik ke atas. Saat ini tangannya mulai meraba serta meremes memekku dari luar celana pendekku, Aku terus terangsang sebab ulahnya,
“Aku jadi napsu nih”, bisikku.
Baiknya temen-temenku telah berakhir makan serta ngajak karaokean. Aku terbebas dari elusan mas Anto. Di ruang karaoke, kami nyanyi-nyanyi bergantian. Bosen karaoke, mas Anto minta dvd sama operator karaoke serta memutarnya, nyatanya film biru. Asiknya ceweknya tampang melayu, cowoknya bule. Mereka maennya di kolam renang. Mulai dari ngelus, ngeremes, ngemut sampe akhirnya ngenjot dalam beberapa posisi. Mas anto kembali menggeraygi payudaraku. Kulihat temen-temenku telah tenggelam dalam pelukan pasangannya masing-masing. Gak lama kemudian Maya keluar ruang, diikuti dengan Sela. Tentunya mereka bakal meneruskan agenda di cottage masing-masing. Mas Anto berbisik,
“Kekamar aja yuk Rin”. Aku ikut saja ketika tanganku ditariknya, sambil berpelukan kami menuju ke cottageku.
Di cottage, mas Anto memselesaikan teras, dipan yg ada diteras dihampari selimut sebagai alas. Dirinya mengambil bantal dari kamar serta mematikan lampu teras. Suasana remang-remang sebab hanya disinari lampu dari kamar. Romantis sekali suasananya sebab hanya terdengar demburan ombak serta terasa sejakli-kali ada angin membelai badan.
Aku berbaring di dipan yg sempit jadi agak berdesakan dengan mas Anto. Dirinya terus meremas-remas gundukan di selangkanganku. Aku merespon dengan gerakan pinggulku yg menekan-nekan tangannya. Perlahan-lahan celana pendekku dilbukanya, aku membawa pantatku supaya celana itu mudah dilepaskan. Terasa jarinya mulai menelusuri CELANA DALAMku. Dirinya meremas kembali gundukan yg saat ini hanya terlindung oleh celana dalam.
Kemudian jarinya menguak celana dalamku dari samping. Jari tengahnya dengan trampil mencari belahan memekku. Jari tengahnya mulai menelusuri kehangatan sekaligus kelembaban di balik jembut keritingku yg lebat. Hingga akhirnya mendarat di itilku. Daging kecil itu telah mengeras. Dirinya segera berkosentrasi dibagian itu. Aku tdk sanggup menahan kenikmatan dampak gelitikan jarinya di i tilku. Aku makin erat memeluknya serta dirinya makin intensif memainkan jariku di i tilku. Aku tdk bisa memperkirakan berapa lama jarinya bermain di itilku. Akhirnya aku mengejang. Aku nyampe.
“Mas, belum apa-apa Ririn dah nyampe. Luar biasa ih permainan jarinya mas. Apalagi penis mas ya”, kataku terengah.
Dia mengangkangkan pahaku serta terasa hembusan napasnya yg hangat di pahaku. Dirinya mulai menjilati pahaku, dari bawah bergerak perlahan keatas sambil digigit-gigitnya pelan. Aku menggigil menahan geli saat lidahnya menyelisuri pahaku.
“Mas pinter banget ngerangsang Ririn, udah biasa ngerangsang cewek ya”, kataklu terengah.
CELANA DALAM ku yg minim itu dengan mudah dilepasnya, demikian pula bra bikiniku serta tidak lama kemudian terasa lidahnya menghunjam ke memekku yg telah sangat basah. Aku hanya pasrah saja atas perlakuannya, aku hanya bisa mengerang sebab rangsangan pada memekku itu. Lidahnya menyusup ke dalam memekku serta mulai bergerak keatas. Aku makin mengejang ketika dirinya mulai menjilati i tilku.
“Ririn telah pengen dien tot”, aku mengerang saking napsunya.
Dia menghentikan aksinya, kemudian memelukku serta mencium bibirku dengan napsunya. Lidahnya menerobos bibirku serta mencari lidahku, segera aku bereaksi yg sama jadi lidah kami saling membelit didalam mulutku. Pelukannya makin erat. Terasa ada sesuatu yg mengganjal diperutku, penisnya rupanya telah ngaceng berat. Tangannya mulai bergerak kebawah, meremas pantatku, sedang tangan satunya tetap ketat mendekapku. Aku menggelinjang sebab remasan dipantatku serta tekanan penisnya yg ngaceng itu makin terasa diperutku.
“Aah”, lenguhku sementara bibirku tetap terus dikulumnya dengan penuh napsu juga.
Lidahnya kemudian dikeluarkan dari mulutku, bibirku dijilati kemudian turun ke daguku. Tangannya bergeser dari pantatku ke arah memekku,
“Aah”, kembali aku mengerang ketika jarinya mulai mengilik memekku.
Lidahnya mengarah ke leherku, dijilatinya jadi aku menggeliat-geliat kegelian. Sementara itu jarinya mulai mengelus-elus memekku yg telah sangat basah itu serta kemudian kembali menjadikan i tilku target berikutnya. Digerakkannya jarinya memutar menggesek i tilku. Aku menjadi lemes dipelukannya.
“Rin, jembut kalian lebat sekali, gak heran napsu kalian gede banget. Dikilik sebentar aja udah basah begini, padahal baru nyampe”, katanya sambil mengangkangkan pahaku lagi.
Dia membuka celananya, sekaligus dengan celana dalamnya. Nyatanya penisnya besar serta panjang, berdiri tegak sebab telah ngaceng berat. Aku ditariknya bangun kemudian disuruh menelungkup ditembok teras. Dirinya memposisikan dirinya dibelakangku, punggungku didorong sedikit jadi aku menjadi lebih nungging. Pahaku digesernya supaya lebih membuka. Aku menggelinjang ketika merasa ada menggesek-gesek memekku. memekku yg telah sangat licin itu menolong masuknya penis besarnya dengan lebih mudah.
Kepala penisnya telah terjepit di memekku. Terasa sekali penisnya sesek mengganjal di selangkanganku.
“Aah, gede banget penis mas”, erangku. Mas Anto diam saja, malah terus mendorong penisnya masuk pelan-pelan.
Aku menggeletar ketika penisnya masuk makin dalam. Nikmat banget rasanya kemasukan penisnya yg besar itu. Pelan-pelan dirinya luar biasa penisnya keluar serta didorongnya lagi dengan pelan juga, gerakan keluar masuk penisnya makin cepat sehingga
akhirnya dengan satu hentakan penisnya nancep semua di memekku. “Aah, enak banget penis mas”, jeritku.
“Memekmu juga peret banget Rin. Baru sekali aku ngerasain memek seperet memekmu”, katanya sambil mengenjotkan penisnya keluar masuk memekku.
“Huh”, dengusku ketika terasa penisnya nancep semua di memekku.
Terasa biji pelernya menempel ketat di pantatku. Memekku terasa berdenyut meremas-remas penisnya yg nancep dalem sekali sebab panjangnya. Tangannya yg tadinya memegang pinggulku mulai meremes payudaraku dengan gemesnya. Aku menjadi menggelinjang sebabnya, sementara itu enjotan keluar masuk penisnya makin dipercepat. Tubuhku makin bergetar merasakan gesekan penisnya di memekku.
“Enak , enjotin yg keras, aah, nikmatnya”, erangku gak karuan.
Keluar masuknya penisnya di memekku makin lancar sebab cairan memekku makin tidak sedikit, seakan menjadi pelumas penisnya. Dirinya menelungkup dibadanku serta mencium kudukku. Aku menjadi menggelinjang kegelian. Pinter banget dirinya merangsang serta memberi aku nikmat yg luar biasa. Payudaraku dilepaskannya serta tangannya luar biasa wajahku supaya menengok ke belakang, kemudian bibirku segera diciumnya dengan napsunya. Lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku serta membelit lidahku. Tangannya kembali meneruskan tugasnya meremes-remes payudaraku.
Sementara itu, penisnya tetep dienjotkan keluar masuk dengan cepat serta keras. Jembutnya yg kasar serta lebat itu berkali-kali menggesek pantatku ketika penisnya nancep semuanya di memekku. Aku menjadi mengerang keenakan berkali-kali, ini meningkatkan semangatnya untuk makin mgencar mengenjot memekku. Pantatku mulai bergerak mengikuti irama enjotan penisnya. Pantatku makin cepat bergerak maju mundur menyambut enjotan penisnya jadi rasanya penisnya nancep lebih dalem lagi di memekku.
“Terus , enjot yg keras, aah nikmat banget deh dien tot mas”, erangku.
Dia makin seru saja mengenjot memekku dengan penisnya. Aku tersentak. Perutku terasa kejang menahan kenikmatan yg luar biasa. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas melumat bibirnya juga, sementara gesekan penisnya pada memekku tetep saja terjadi. Akhirnya aku tdk bisa menahan rangsangan lebih lama, memekku mengejang serta
“Ririn nyampe aah”, teriakku.
memekku berdenyut luar biasa mencengkeram penisnya jadi akhirnya, penisnya mengedut mengecretkan pejunya sampe 5 semburan. Terasa banget pejunya yg anget menyembur menyirami memekku. Penisnya terus dienjotkan keluar masuk seiring ngecretnya pejunya. Napasku memburu, demikian juga napasnya.
“Rin, gak apa-apa kan aku ngecret didalem memek kamu”, katanya.
“Gak apa-apa kok mas, Ririn punya obat biar gak hamil”. Penisnya terlepas dari jepitan memekku jadi terasa pejunya ikut keluar mengalir di pahaku.
Dia segera berbaring didipan.
“Rin, nikmat banget deh memek kamu, peret serta empotannya kerasa banget”, katanya.
“Mas telah tidak jarang ngen totin abg ya, pakar banget bikin Ririn nikmat. “, jawabku sambil menelentangkan badanku disebelahnya. “Paling sama customer yg ngundang aku ke pulau semacam kalian gini. Ya aku milih yg bag lah, kalo sepantaran aku mana asik”, jawabnya.
Mas Anto bangun serta masuk kamar mandi. Dirinya rupanya sedang membersihkan dirinya sebab sejak abis berenang di laut dirinya belum mandi, sementara aku tetap saja telentang di dipan menikmati sisa-sisa kenikmatan yg baru saja aku rasakan. Dirinya keluar dari kamar mandi, duduk disampingku yg terkapar telanjang bulat.
“Kamu bener-bener napsuin deh Rin, payudara kalian gede serta kenceng, mana pentilnya gede lagi”, katanya.
Aku hanya tersenyum mendengar ocehannya.
“Aku paling suka liat jembut kamu, lebat banget sih. Aku paling napsu ngeliat cewek kayak kalian ini, payudaranya gede kenceng serta jembutnya lebat, nikmat banget dien totnya,” katanya lagi.
Dia berbaring disebelahku serta memelukku,
“Rin, aku pengen lagi deh”, katanya.
Aku kaget juga dengernya, baru aja ngecret udah napsu lagi, tapi aku suka lelaki kaya begini, udah penisnya gede serta panjang, kuat lagi ngen totnya. Dirinya mulai menciumi leherku serta lidahnya menjilati leherku. Aku menggelinjang serta mulai terangsang juga. Bibirku segera diciumnya, lidahnya kembali menyusup kedalam mulutku serta membelit lidahku. Sementara itu tangannya mulai meremes-remes payudaraku dengan gemes. Dirinya melepaskan bibirku namun lidahnya terus saja menjilati bibirku, daguku, leherku serta akhirnya payudaraku. Pentilku yg telah mengeras dijilatinya kemudian diemutnya dengan rakus. Aku menggeliat-geliat sebab napsuku makin memuncak juga.
“Aah, mas napsu banget sih, tapi aku suka banget”, erangku.
Payudaraku yg sebelah lagi diremes-remesnya dengan gemes. Jari-jarinya menggeser kebawah, keperutku, Puserku dikorek-koreknya jadi aku makin menggelinjang kegelian. Akhirnya jembutku dielus-elusnya, tdk lama sebab kemudian jarinya menyusup melewati jembutku mengilik-ngilik memekku. Pahaku otomatis kukangkangkan untuk memudahkan dirinya mengilik memekku.
“Aah”, aku melenguh saking nikmatnya.
Dia membalik posisinya jadi kepalanya ada di memekku, otomatis penisnya yg telah ngaceng ada didekat mukaku. Sementara dirinya mengilik memek serta i tilku dengan lidahnya, penisnya kuremes serta kukocok-kocok, keras banget penisnya. Kepalanya mulai kujilati serta kuemut pelan, lidahnya makin terasa menekan-nekan i tilku jadi pantatku terangkat dengan sendirinya.
Enggak lama aku mengemut penisnya sebab dirinya segera membalikkan badannya serta menelungkup diatasku, penisnya ditancapkannya di memekku serta mulai ditekennya masuk kedalam. Seusai nancep semua, mas Anto mulai mengenjotkan penisnya keluar masuk dengan cepat serta keras. Bibirku kembali dilumatnya dengan penuh napsu, sementara itu terasa banget penisnya mengisi seluruh ruang memekku sampe terasa sesek. Nikmat banget ngen tot sama dia. Aku menggeliat-geliatkan pantatku mengiringi enjotan penisnya itu.
Cukup lama dirinya mengenjotkan penisnya keluar masuk, tiba-tiba dirinya berhenti serta mencabut penisnya dari memekku. Dirinya turun dari dipan serta duduk di kursi yg ada didekat dipan, aku dimintanya untuk duduk dipangkuannya mengangkang diantara kedua kakinya. Dirinya memelukku dengan erat. Aku sedikit berdiri supaya dirinya bisa mengarahkan penisnya yg tetap ngaceng itu masuk ke memekku. Aku menurunkan badanku jadi sedikit-sedikit penisnya mulai ambles lagi di memekku. Aku menggeliat merasakan nikmatnya penisnya mendesak masuk memekku sampe nancep semuanya. Jembutnya menggesek jembutku serta biji pelernya terasa menyenggol-nyenggol pantatku. Aku mulai menaik turunkan badanku mengocok penisnya dengan memekku. Dirinya mengemut pentilku sementara aku aktif bergerak naik turun. Nikmat banget, kayanya lebih nikmat dari tadi.
“Aah, enak banget deh, lebih nikmat dari yg tadi”, erangku sambil terus menurun naikkan badanku mengocok penisnya yg terjepit erat di memekku.
Memekku mulai berdenyut lagi meremes-remes penisnya, gerakanku makin liar, aku berusaha menancepkan penisnya sedalam-dalamnya di memekku sambil mengerang-ngerang. Tangannya memegang pinggulku serta menolong supaya aku terus mengocok penisnya dengan memekku. Aku memeluk lehernya supaya bisa tetep mengenjot penisnya, denyutan memekku makin terasa kuat, dirinya juga melenguh saking nikmatnya,
“Rin, empotan memekmu kerasa banget deh, mau deh aku ngen tot ama kalian tiap hari”. Akhirnya aku gak bisa menahan rangsangan lebih lama serta
“Ririn nyampe, aah”, teriakku serta kemudian aku terduduk lemas dipangkuannya.
Hebatnya dirinya belum ngecret juga, kayanya ronde kedua membikin dirinya bisa ngen tot lebih lama.
“Cape Rin”, tanyanya tersenyum sambil terus memelukku.
“He eh”, jawabku singkat.
Pelan mas anto membawa badanku dari pangkuannya jadi aku berdiri, penisnya lepas dari jepitan memekku. penisnya tetap keras serta berlumuran cairan memekku. Kembali aku dimintanya nungging didipan, doyan banget dirinya dengan doggie style. Aku sih oke aja dengan gaya apa saja sebab semua gaya juga nikmat buat aku. Dirinya menjilati kudukku jadi aku menggelinjang kegelian, perlahan jilatannya turun ke punggung. Terus turun ke pinggang serta akhirnya sampe dipinggulku. Otot perutku terasa berminat sebab rangsangan jilatan itu.
Mulutnya terus menjilati, yg menjadi target kini merupakan pantatku, diciuminya serta digigitnya pelan. Apalagi saat lidahnya mulai menyapu daerah kurang lebih celah pantatku. Geli rasanya. Jilatannya turun terus kearah memekku, kakiku dikangkangkannya supaya dirinya bisa menjilati memekku dari belakang. Aku lebih menelungkup jadi pantatku makin menungging serta memekku terkesan jelas dari belakang. Dirinya menjilati memekku, jadi kembali aku berteriak-teriak minta segera dien tot,
“nakal deh mas, ayo dong Ririn cepetan dien totnya”. Dirinya berdiri serta memposisikan penisnya dibibir memekku serta dienjotkannya kedalam dengan keras jadi nancep semua dengan sekali enjotan.
Dia mulai mengenjot memekku dengan penisnya, makin lama makin cepat. Aku kembali menggeliat-geliatkan pantatku mengimbangi enjotan penisnya dimemekku. Apabila dirinya mengejotkan penisnya masuk aku mendorong pantatku kebelakang jadi menyambut penisnya supaya nancep sedalam-dalamnya di memekku. Payudaraku berguncang-guncang ketika dirinya mengenjot memekku. Dirinya meremes-remes payudaraku serta meilin-milin pentilnya sambil terus mengenjotkan penisnya keluar masuk.
“Terus mas, nikmat banget deh”, erangku lagi.
Enjotan berjalan terus, sementara itu aku mengganti gerakan pantatku dengan memutar jadi efeknya semacam meremes penisnya. Dengan gerakan memutar, i tilku tergesek penisnya setiap kali dirinya mengenjotkan penisnya masuk. Denyutan memekku makin terasa keras, diapun melenguh,
“Rin, nikmat banget empotan memek kamu”. Akhirnya kembali aku kalah, aku nyampe lagi dengan lenguhan panjang,
“Aah nikmatnya, Ririn nyampeee”. Otot perutku mengejang serta aku roboh ke dipan sebab lemesnya.
Aku ditelentangkan di dipan serta segera mas Anto menaiki tubuhku yg telah terkapar sebab lemesnya. Pahaku dikangkangkannya serta segera dirinya menancapkan kembali penisnya di memekku. Penisnya dengan mudah meluncur kedalam jadi nancep semuanya sebab memekku tetap licin sebab cairan yg berhamburan ketika aku nyampe. Dirinya mulai mengenjotkan lagi penisnya keluar masuk. Luar biasa sekali staminanya, kayanya gak ada matinya ni orang. Aku hanya bisa terkapar menikmati sisa kenikmatan serta rangsangan baru dari enjotan penisnya. Dirinya terus mengejotkan penisnya dengan cepat serta keras. Dirinya kembali menciumi bibirku, leherku serta dengan agak membungkukkan badan dirinya mengemut pentilku.
Sementara itu enjotan penisnya tetap berjalan dengan cepat serta keras. Aku agak susah bergerak sebab dirinya agak menindih badanku, keringatku telah bercampur aduk dengan keringatnya. Enggak tau telah berapa lama dirinya mengen toti ku sejak pertama tadi. Dirinya menyusupkan kedua tangannya kepunggungku serta menciumku lagi. Penisnya terus saja dienjotkan keluar masuk. Perutku mengejang lagi, aku heran juga kok aku cepet banget mau nyampe lagi dien tot dia. Aku mulai menggeliatkan pantatku, kuputar-putar mengimbangi enjotan penisnya. Memekku makin mengedut mencengkeram penisnya, pantatku terkadang terangkat menyambut enjotannya yg keras, sampe akhirnya,
“terus mas, yg cepet, Ririn udah mau nyampe lagi”, teriakku.
Dia dengan gencarnya mengenjotkan penisnya keluar masuk serta,
“Aah Ririn nyampe lagi”, aku berteriak keenakan.
Berbarengan dengan itu terasa sekali semburan pejunya yg kuat di memekku. Diapun ngecret serta roboh diatas badanku. Kami sama-sama terkulai lemes, lebih-lebih aku sebab aku udah nyampe 3 kali sebelum dirinya akhirnya ngecret dimemekku.
” Mas kuat banget deh ngen totnya, mana lama lagi. Nikmat banget ngen tot ama mas. Kapan mas ngen totin Ririn lagi”, kataku. Dirinya tersenyum mendengar sanjunganku.
“Kalo ada peluang ya aku sih mau aja ngen totin kamu. Memek kalian yg paling nikmat dari semua cewek yg sempat aku en tot”, jawabnya memuji.
Kita pindah kedalem kamar. Aku terkapar telanjang sebab nikmat serta tidak lama lagi tertidur. Paginya aku tersadar sebab mas Anto memelukku. Kayanya sarapan pagi bakalan ngerasain penisnya lagi keluar masuk memekku.
“Rin, aku pengen ngerasain empotan memek kalian lagi ya, boleh kan”, katanya.
Dia lalu berbaring telentang di ranjang, lalu aku mulai jongkok di atasnya serta menciumi nya, tangannya mengusap-usap punggungku. Bibirnya kukulum,
“Hmmmhh… hmmhhh…” dirinya mendesah-desah.
Seusai puas melumat bibir serta lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Kuciumi dadanya.
“Hmmmhhh… aduh Rin enak ..” rintihnya.
Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dirinya berteriak kecil kegelian. Akhirnya , penisnya yg telah ngaceng berat kupegang serta kukocok-kocok,
“Ahhhhh… Hhhh….Hmmhmh… Ohhh …” dirinya cuman bisa mendesah doang.
Penisnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dirinya meemas-remas rambutku saking enaknya,
“Ehmm… Ehmm…” Mungkin kurang lebih 5 menitan aku ngemut penisnya, kemudian aku bilang,
“sekarang giliran mas yach?” Dirinya cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku kini yg ganti tiduran.
Dia mulai nyiumin bibirku, kemudian leherku sementara tangannya meraba-raba payudaraku serta diremasnya.
“Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yg mendesah keenakan.
Apalagi ketika dirinya menjilati pentilku yg tebal serta berwarna coklat tua. Seusai puas melumat pentilku bergantian, dirinya mulai menjilati perutku. Dirinya langsung menciumi memekku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dirinya bisa mudah menjilati memek serta i tilku.
“Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang serta mendesah keras keenakan.
Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dirinya menyedot memekku yg telah mulai basah itu.
“Ahhhh… Enak …”, desahan ku terus keras saja sebab merasa nikmat, seakan tdk peduli kalau terdengar orang di luar.
Napsuku telah sampe ubun-ubun, dirinya kutarik untuk segera menancapkan penis besarnya di memekku yg telah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake penis. Pelan-pelan dirinya memasukkan penisnya ke dalam memekku. dengan satu enjotan keras dirinya menancapkan seluruh penisnya dalam memekku.
“Uh… uhhh….aahh…nikmat banget” desahku ketika dirinya mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam memekku.
Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya penisnya di memekku. Dirinya mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku telah merasa mau nyampe,
“Ah…Ririn semacamnya mau… ahhh…” dirinya malah mempergencar enjotan penisnya dimemekku,
“Bareng nyampenya ya Rin, aku juga dah mau ngecret”, katanya terengah.
Enjotan penisnya makin cepat saja, sampe akhirnya,
“Ririn nyampe aah”, badanku mengejang sebab nikmatnya, terasa memekku berdnyut-denyut meremas penisnya jadi diapun menyodokkan penisnya dengan keras,
“Rin, aku ngecret aah”, terasa semburan pejunya yg deres dimemekku.
Share: