388cash388cash

Cerita Sex: Tante Ajeng Di Hajar Empat Pria


Aku tdk menduga sebelumnya bahwa sahabatku yg bernama Eros mempunyai fantasy spontan dan menurutku sangat ekstrim. Semacam yg aku ceritakan sebelumnya dgn wajahnya yg semacam anak baik-baik tp nyatanya dirinya sangatlah liar. Ibunya ia perkosa dan kini ibunya telah menjadi budak seks utk memenuhi segala hasrat nafsu birahinya.
Seusai aku menggempur ibunya Eros yg bernama Tante Ajeng, Eros jadi terus tidak jarang bersama-sama dgnku. Jadi aku tdk berani menghubungi Tante Ajeng sebab aku takut apabila aku menghubungi Tante Ajeng bakal terjadi hubungan istimewa antara aku dan Tante Ajeng. Dan apabila itu terjadi besar kemungkinan hubungan aku dan Eros bakal menjadi kurang baik. Makanya, hp pemberian dari Tante Ajeng tdk aku gunakan dan aku simpan baik-baik di dlm kamarku.
Siang itu Eros kembali menjemputku di depan sekolah. Seusai bercakap sebentar aku pun langsung naik ke atas sepeda motornya. Di perjalanan tidak ada sepatah katapun yg ke luar dari mulutnya. Makanya aku pun santai saja dan gak peduli mau dibawa kemana pun juga.
Nyatanya aku dibawa menuju rumahnya. Rumah besar dan mewah yg hanya dihuni oleh Eros, Tante Ajeng, dan Bu Inah pembantunya. Meski aku belum sempat bercakap-cakap dgn Bu Inah tp aku merasa sdh kenal baik sebab, Eros kerap bercerita mengenai pembantunya tersebut.
Masuklah aku bersama Eros ke dlm rumahnya yg mewah tersebut. Di ruangan bersantai tempat melihat tv terkesan Tante Ajeng sedang duduk sambil membaca majalah. Aku menjadi menduga-duga, “pasti Eros ngajakin aku ngentot ibunya lagi! makanya ia langsung ajak aku ke rumahnya.” bisikku dlm hati.
Kami pun berlangsung mendekat menghampiri Tante Ajeng. Kemudian Tante Ajeng pun terbangun dgn keberadaan kami dan segera menyimpan majalahnya. Pipi Eros dikecupnya dgn lembut. Begitu juga aku, ketika aku hendak mencium tangannya, Tante Ajeng dgn cepat mencium pipiku pula. Bahagia bukan main sebab, dgn begitu berarti aku dan Eros disayangi oleh Tante Ajeng.
Eros langsung berangkat menuju kamarnya. Sedangkan aku ikut duduk bersama Tante Ajeng di sofa putih yg lembut dan empuk.
“kamu kok gak ngehubungi tente. Apa hp yg tante kasih rusak alias hilang?” tanya Tante Ajeng.
“ada tante hpnya baik-baik saja. Cuma kemarin hari ini Eros kan tidak jarang sama-sama aku terus. Makanya aku belum ngehubungi tante sebab takut Eros tahu, kelak jadi salah paham.” jawabku dgn polos.
“oh begitu. Kalian sdh makan?”
“belum tante. Tar aja aku belum lapar kok.” jawabku sambil melihat tv.
Eros sdh berganti pakaian. Ia segera duduk dan ikut ngobrol sambil meluk dan meremas-remas tubuh dan susu Tante Ajeng. Aku yg melihat faktor tersebut cuma bisa geleng-geleng kepala saja sambil tersenyum agak geli. Mesikipun aku sebernarnya sangat terangsang melihat baju daster kuning yg digunakan Tante Ajeng terangkat sebab ulah Eros jadi celana dlm hitam yg dikenakan ibunya itu terkesan mataku. Tp aku mencoba biasa-biasa saja sambil mengalihkan pandangan ke arah tv.
“mam, di belakang ada orang yg lagi kerja ya?” tanya Eros pada Tante Ajeng.
“iya, kebetulan mamah kan libur hari ini jadi mamah suruh orang betulin pintu dan jendela belakang.
Kayunya udah rapuh dan ada dinding yg udah retak juga. Kebetulan Bu Inah kenal sama tukang bangunan jadi dipanggil aja ke sini suruh betulin.” jawab Tante Ajeng.
Seusai bincang-bincang itu Eros segera nyelonong ke belakang. Aku dan ibunya ditinggalkan berduaan lagi. Kami pun ngobrol-ngobrol.
Ketika sedang asik ngobrol dgn Tante Ajeng, Eros timbul disertai dua orang lelaki yg rupanya kuli bangunan yg sedang bekerja di rumahnya. Badan kuli itu hitam dgn wajah yg terkesan garang. Tp tubuh mereka tidak sama, yg satu sdh agak tua, tubuhnya tinggi dan perutnya agak buncit sedangkan yg satu tingginya sama dgnku dgn badan kurus tp berotot dan mungkin usianya 4 alias 5 tahun lebih tua dariku.
“liat bang, sexy gak tuh?” tanya Eros terhadap kedua kuli bangunan tersebut.
Kedua kuli itu tidak menjawab apa-apa. Terkesan wajah mereka yg hitam dan garang itu menjadi padam sebab malu. Tetapi, mata mereka sesekali tampang mencuri-curi pandang ke arah tubuh Tante Ajeng yg putih, seksi, dan mulus.
“kenapa bang diem aja? mau ngentot gak?” tanya Eros pada kedua kuli tersebut.
Aku yg mendengar itu kaget bukan main. Mengapa Eros hingga berbuat demikian? Aku tatap wajah Tante Ajeng dan tampaklah kulit wajahnya terus pucat pasi. Aku tahu bahwa ibunya merasa dipermalukan oleh anaknya sendiri sekaligus gelisah sebab memikirkan rencana anaknya.
“mah, buka dong bajunya, biar mereka bisa liat tubuh indah mamah!” pinta Eros pada ibunya.
Tante Ajeng diam saja sambil matanya melotot buas ke arah Eros. Sedangkan Eros dgn tenang membalas tatapan tajam ibunya itu dgn wajah biasa-biasa saja sambil cengengesan. Aku menjadi merasa tdk enjoy berada dalam kondisi demikian. Awalnya aku merasa enjoy ngobrol dgn Tante Ajeng hingga keenjoyan itu hilang sebab ulah Eros yg membawa dua kuli bangunan itu ke dlm rumah dan meminta ibunya utk telanjang.
Aku sesungguhnya kasihan pada Tante Ajeng sebab tentu batinnya tertekan. Dgn santai, Eros mendekati ibunya dan duduku di sampingnya.
“ayo dong mah, buka baju mamah. Biar mereka bisa liat tubuh seksi mamah. Aku janji tdk bakal aneh-aneh lagi. Ini yg terbaru mah!” desak Eros pada Tante Ajeng dgn suara agak berbisik.
“enggak Ros! mamah gak mau! kalian pikir mamah itu wanita terjangkauan?” jawab mamahnya.
“mah, sehari ini aja. Udah ini Eros gak minta macem-macem lagi. Eros janji!” kata Eros terus mendesak ibunya.
Tante Ajeng yg berada di sampingku terus berdebat dgn Eros. Aku serba salah jadi aku lebih memilih diam sebab bimbang wajib berbuat apa. Terkesan Tante Ajeng hingga mengeluarkan air matanya. Ingin rasanya aku berangkat sebab aku pun merasa sangat tdk enjoy dgn kondisi demikian.
Seusai perdebatan itu usai, akhirnya Tante Ajeng menuruti kemauan Eros dgn syarat bahwa ini yg terbaru meminta Tante Ajeng menuruti kemauan Eros. Eros pun setuju dan berjanji bahwa ia tdk bakal meminta yg macam-macam lagi.
Wajah Tante Ajeng tampak kacau ketika ia melepas dasternya. Tampaklah ia yg saat ini hanya mengenakan bh dan celana dlm berwarna hitam. Aku lihat kedua kuli itu melongo melihat Tante Ajeng.
“bang pada nunggu apa sih? ayo dong bang pada di buka juga bajunya!” pinta Eros pada kedua kuli bangunan yg tidak berkedip melihat keindahan tubuh Tante Ajeng.
Seolah tersadarkan oleh ucapan Eros, kedua kuli itu kemudian membuka pakaiannya hingga tersisa celana dlm saja yg melekat ditubuh mereka. Eros pun lantas menginstruksikan mereka utk mendekat ke arah ibunya yg berada di sampingnya.
Dgn ragu-ragu kedua kuli itu berlangsung mendekati Tante Ajeng. Seusai mereka berdiri dihadapan Tante Ajeng, Eros menyuruh ibunya utk mengoral penis kedua kuli tersebut. Dgn wajah tidak karuan, Tante Ajeng pun langsung melorotkan celana dlm kedua kuli itu dgn agak kasar. Tampaklah kedua penis hitam di hadapan Tante Ajeng. Ukurannya lumayan besar dan ukuran penis kedua kuli itu hampir sama besar dan panjangnya.
Ragu-ragu Tante Ajeng mulai mengoral penis kuli itu bergantian. Ketika mengoral penis kuli yg sdh agak tua yg tubuhnya tinggi dan perutnya agak buncit, tangan Tante Ajeng mengocok-ngocok penis kuli yg muda yg tubuhnya kurus tp berotot. Begitu aksi Tante Ajeng dengan cara bergantian memanjakan kedua penis kuli tersebut.
Ketika Tante Ajeng sedang mengoral bergantian penis kedua kuli bangunan yg sedang bekerja di rumahnya, Eros pun melepaskan bh hitam yg digunakan Tante Ajeng jadi susu besar dgn puting besar itu mulai bergelayut mengiringi gerakan Tante Ajeng memaju mundurkan kepalanya mengoral penis. Tangan Eros dgn gemas meremas-remas susu Tante Ajeng sambil tersenyum penuh gairah kemenangan.
Eros pun mengajar tubuh Tante Ajeng supaya berdiri agak menungging. Tante Ajeng pun menuruti dan mulai menunggingkan pantatnya sambil terus mengoral penis kedua kuli itu dengan cara bergantian. Dgn agak gemas Eros meremas-remas pantat montok ibunya sebelum akhirnya mempersilakan aku utk bermain dgn meqi Tante Ajeng.
Entah mengapa, aku yg awalnya merasa tdk enjoy dan agak kesal sebab ulah Eros yg tega pada ibunya, saat ini dgn penuh gairah birahi mulai menurunkan celana dlm Tante Ajeng. Terkesan meqi tembem dgn kulit putih mulus tanpa bulu itu begitu menggoda birahiku. Dgn perlahan kudekatkan wajahku utk mencium, menjilat celah meqinya. Tercium aroma harum dihidungku.
Meqi Tante Ajeng basah oleh lendir birahinya. Dgn perlahan-lahan aku jilati itilnya, aku kenyot-kenyot perlahan, dan ku putar-putar lidahku perlahan di celah meqinya yg merah menggoda. Jadi tubuh Tante Ajeng bergetar mendapat sensasi di meqinya.
“mmmmppphhh ooooouuuhhhhhh.” desah Tante Ajeng sambil terus mengoral penis kedua kuli itu dengan cara bergantian.
Aku terus melakukan aksi menghisap, menjilat, dan mengenyot itil dan celah meqi Tante Ajeng dengan cara perlahan. Terkesan Eros sdh bugil dan kemudian berdiri di antara kedua kuli itu utk mendapat oral dari Tante Ajeng.
Seusai terus basah meqi Tante Ajeng oleh lendir birahi yg bercampur dgn liurku, aku mulai mempercepat gerakan lidah dan mulutku utk menghisap, menjilat, dan mengenyot celah meqinya hingga itilnya yg sdh menonjol mengeras.
Aku terus amblas dlm birahi. Saat ini aku mulai menjilati dan menusuk-nusuk celah dubur Tante Ajeng dgn lidahku sambil jari tengah tangan kiri aku tusukkan ke dlm celah meqi Tante Ajeng. Terdengar erangan dan desahan Tante Ajeng berkali-kali ke luar dari mulutnya. Aku kobel-kobel celah meqinya dgn jari tengahku. Terasa terus basah dan hangat celah meqinya.
Belum hingga sepuluh menit, Eros memintaku menghentikan aksiku yg sedang asik bermain dgn meqi dan dubur ibunya. Aku pun menuruti dan segera bangkit berdiri. Kemudian Eros menyuruh kuli yg tetap muda utk duduk di sofa. Ketika kuli itu sdh duduk di sofa, Eros mengintruksikan ibunya utk memasukkan kelamin kuli itu ke celah meqinya. Dgn posisi WOT sambil membelakangi tubuh kuli itu, Tante Ajeng mengajar penis kuli tersebut menuju celah meqinya. Dgn perlahan Tante Ajeng mulai menurunkan pinggulnya menduduki penis kuli bangunan itu yg sedikit demi sedikit terbenam di celah meqinya.
Dgn lincahnya, Tante Ajeng mulai mengoyang pinggulnya dan dikombinasi dgn kocokan naik turun dgn agak cepat. Jadi kuli tersebut mengerang-erang penuh kenikmatan.
Eros kembali berdiri dihadapan ibunya di ikuti oleh kuli yg agak tua. Dgn penuh nafsu Tante Ajeng mengulum penisnya anaknya sambil sebelah tangannya mengocok-ngocok dgn cepat penis kuli yg perutnya agak buncit itu.
Ketika aku hendak melangkah mendekat ke hadapan Tante Ajeng, aku lihat Bu Inah bengong melihat ke arah penisku. Aku pun diam dan tidak jadi melangkahkan kaki. Hingga akhirnya, mata kami saling tatap dan dgn wajah malu sebab ketahuan sedang memperhatikan penisku, ia pun segera menghilang ke dlm dapur.
Ketika aku berada di hadapan Tante Ajeng yg sedang mengoral dengan cara bergantian penis Eros dan kuli itu, penisku pun dikocok-kocok oleh tangan kirinya Tante Ajeng.
Tak hingga 5 menit, kuli kurus yg sedang ngentot meqi Tante Ajeng itu telah mencapai orgasme sambil mengerang penuh kenikmatan. Ketika orgasme kuli yg tetap muda itu surut perlahan-lahan Tante Ajeng melepaskan meqinya dari penis pria tersebut. Terkesan sperma yg begitu tidak sedikit meleleh dari celah meqi membasahi paha dan lantai rumahnya.
Kemudian Eros meminat ibunya duduk di sofa sambi mengangkangkan kedua kakinya. Jadi meqi merah merekah itu terkesan begitu indah dgn bibir meqinya yg tembem. Eros pun menyuruh kuli yg agak tua utk memasukan penisnya ke celah meqi ibunya. Dgn penuh nafsu, kuli itu langsung mengarahkan penisnya ke celah meqi Tante Ajeng.
Seusai penisnya terbenam, segeralah kuli itu menggenjot maju mundur dgn cepat. Tampak wajah Tante Ajeng menikmati genjotan penis di dlm celah meqinya jadi ia pun kembali mendesah-desah.
Aku dan Eros segera naik ke atas sofa. Sambil berlutut di sebelah kiri Tante Ajeng, aku arahkan penisku ke mulut Tante Ajeng sedangkan Eros yg berlutut di sebelah kanan Tante Ajeng mendapat giliran dikocok oleh tangan kanan Tante Ajeng.
Terasa nikmat dan hangat sekali penisku di dlm mulut Tante Ajeng. Sungguh rasanya enak sekali ketika penisku dijilat, dikulum, dan disedot-sedot dgn lembut oleh Tante Ajeng. Begitulah dengan cara bergantian Tante Ajeng memberbagi oral dan kocokan pada penisku dan penis Eros.
“mmmppphhhhhh aaaaaahhhh, mmmmppphhhhh ooooouuuuuhhh. eeeeehhhmmmm.” desah Tante Ajeng mendapat genjotan sangar dari kuli bangunan sambil mulut dan tangannya tetap mengoral dan mengocok penisku dan Eros dengan cara bergantian.
Terkesan tubuh kuli itu sdh bercucuran keringat. Jadi kulit hitamnya mengkilat. Ia begitu bernafsu menggenjot dgn cepat penisnya masuk ke dlm celah meqi Tante Ajeng yg tembem dan mulus tanpa bulu.
Ku lihat mulut kuli yg agak tua itu menganga sebab desah yg ke luar sebab merasakan nikmat pada penisnya. Jadi ia pun menghentikan gerakannya dan membiarkan penisnya terbenam di dlm celah meqi Tante Ajeng. Rupanya Tante Ajeng mendapat orgasme. Badannya meliuk-liuk kemudian mengejang-ngejang sambil tangannya mencengkram agak kuat penisku dan penis Eros.
“oooooouuuuhhh mmmmppphhhhh , aaaaauuuhhhh mmmmppphhhhh . oooooouuuuuuhhhh mmmmppphhhhh .” lenguh Tante Ajeng ketika mendapat orgasme.
Ketika mereda orgasme Tante Ajeng, pria yg menindihnya kembali memompakan penisnya ke dlm celah meqi Tante Ajeng dgn cepat. “plok plok plok” bunyi khas tersebut kian nyaring terdengar.
Penisku kembali mendapat kuluman, jilatan dan kenyotan lembut dari Tante Ajeng yg sdh kembali bernafsu sambil tangannya mengocok-ngocok penis anaknya. kembali dengan cara bergantian penisku dan penis Eros dioral dan di kocok oleh tangannya.
Tak lama setelah Tante Ajeng orgasme, pria kuli yg agak buncit perutnya itu kian mempercepat memaju mundurkan penisnya ke dlm celah meqi Tante Ajeng. Rupanya pria kuli itu saat ini sedang memburu orgasmenya. Dan akhirnya sambil mengerang lumayan nyaring, pria itupun memperoleh orgasmenya. Tubuhnya mengejang sambil menurunkan kecepatan maju-mundurnya dgn perlahan ia menghentak-hentakkan pinggulnya seiring sperma yg meluncur dari celah kencingnya ke dlm celah meqi Tante Ajeng.
Tersungging senyum penuh kepuasan di wajah pria hitam seusai puas mengentot Tante Ajeng. Sedangkan nafasnya terengah-engah sebab persetubuhan yg liar tersebut.
Dgn perlahan, pria tersebut mencabut penisnya dari dlm celah meqi Tante Ajeng. Spermanya pun ikut meleleh ke luar dari dlm celah meqi Tante Ajeng.
“sdh puas bang? ayo tunggu apalagi silakan akang berdua kerja lagi di belakang!” perintah Eros pada kedua kuli bangunan itu.
Seusai mengenakan pakaiannya kembali, kedua kuli itu pun segera melangkahkan kakinya menuju halaman belakang rumah Eros utk bekerja kembali.
Kini Eros yg sdh sangat bernafsu, mengarahkan tubuh ibunya menuju pangkuannya. sambil saling mendekap, mereka ngentot dgn gaya WOT di atas sofa. Perlahan-lahan Tante Ajeng mengarahkan penis anaknya ke dlm celah meqinya. Ketika penis Eros sdh berada di mulut celah meqinya, Tante Ajeng pun menurunkan pinggulnya perlahan-lahan membenamkan penis anaknya ke dlm celah meqinya.
“ooooooooohhhhhhh, mmmmppphhhhh .” desah Tante Ajeng saat penis anaknya terbenam seluruhnya di dlm celah meqinya.
Aku segera bangkit berdiri di atas sofa menghadapkan penisku kehadapan wajah Tante Ajeng. Tante Ajeng mengerti dgn maksudku, ia pun langsung mengoral penisku dgn gemas. “Wow” mataku terbelalak ketika ujung lidah Tante Ajeng mengorek-ngorek celah kencingku. Mesikipun agak ngilu tp kenikmatannya sungguh menarik.
Tante Ajeng menggoyang pinggulnya dgn liar dan mengkombinasikan gerakannya dgn naik turun dengan cara cepat mengocok penis Eros. Sambil tetap mengoral dan meremas biji pelerku dgn lembut, mulutnya terus mengeluarkan desah dan erangan.
Aku minta pada Tante Ajeng utk membasahi penisku dgn ludahnya. Tante Ajeng pun meludahi penisku sambil diratakan oleh tangannya ke seluruh penisku dari kepala hingga pangkal penis.
Seusai lumayan tidak sedikit ludah di penisku aku segera turun dari sofa. Aku ludahi celah dubur Tante Ajeng dan meratakan ludahku diduburnya dgn jari tangan kiriku. Aku mulai arahkan penisku ke dlm celah dubur Tante Ajeng. Aku mulai tekan pinggulku supaya penisku bisa masuk ke dlm celah duburnya degan perlahan-lahan. Kepala penisku sedikit demi sedikit menerobos masuk ke dlm celah dubur Tante Ajeng. Hingga akhirnya penisku merasakan begitu peret dan tercengkram di dlm celah duburnya.
Perlahan-lahan aku mulai memaju mundurkan pinggulku mengocok penisku ke dlm celah duburnya yg peret dan mencengkram itu. Terasa sesak sekali. Jadi aku merasakan kenikmatan tiada tara.
Ketika celah duburnya telah bisa menyesuaikan dgn penisku, aku mulai maju mundur dgn agak cepat. Jadi Tante Ajeng tidak henti-hentinya mendesah dan mengerang ketika ia mencapai orgasme dgn kedua penis yg tertancap di meqi dan duburnya.
Terasa kedutan celah dubur dan cengkraman kuat pada penisku yg terbenam didalam celah duburnya. Tubuhnya mengejang-ngejang. lenguhannya membahana sebab agak keras ke luar dari mulutnya.
” oooooouuuuuuhhhhhhh mmmmppphhhhh.” lenguhnya ketika Tante Ajeng orgasme.
Eros memintaku mencabut penis dari dlm celah dubur ibunya sekaligus meminta ibunya utk turun dari pangkuannya. Kemudian aku duduk di sofa dan Tante Ajeng pun segera bangkit kembali duduk di pangkuanku sambil memunggungiku. Dgn perlahan ia memasukan penisku kembali pada celah duburnya. Tanpa kesusahan penisku sdh terbenam di celah duburnya.
Eros kemudian membawa kedua kaki ibunya jadi punggung Tante Ajeng rapat dgn dadaku. Kulit punggunggunya yg basah dgn keringat terasa lembut menyentuh kulit dada dan perutku.
Kemudian Eros mengarahkan penisnya ke dlm celah meqi Tante Ajeng. Seusai masuk, Eros mulai mengocok maju mundur dgn cepat sedangkan aku dgn susah payah mulai menaik turunkan pinggulku menancapkan penisku mengocok ke dlm celah dubur.
Mesikipun lumayan susah, aku tetap merasakan desakan penisku di dlm celah dubur Tante Ajeng yg peret dan mencengkram. Hangat celah dubur Tante Ajeng menjalar dari kepala penis hingga pangkal penisku.
Hampir 15 menit Eros dan aku mengocok celah meqi dan dubur Tante Ajeng dgn penis kami, akhirnya Eros mendapat orgasmenya. Eros pun menghentikan gerakan maju mundurnya menikmati luncuran sperma dari penisnya ke dlm meqi ibunya.
Usai terkuras spermanya, Eros kemudian melepas penisnya dari dlm celah meqi Tante Ajeng. Ia langsung berangkat ke dapur tanpa mengenakan bajunya kembali.
Tante Ajeng kemudian turun dari pangkuanku seusai melepas ke luar penisku dari dlm celah duburnya.
“ji, kami lanjut di kamar tante ya! cepet ambil baju kamu.” ajak Tante Ajeng padaku.
Aku segera bangkit dan memunguti bajuku yg berserakan di lantai. Kemudian mengikuti langkah Tante Ajeng menuju kamarnya.
Di dlm kamarnya, Tante Ajeng memintaku duduk dulu di kasurnya yg empuk dan dibalut sprei kasur yg lembut. Aku pun menuruti perintahnya sedangkan ia langsung menuju kamar mandi yg berada di dlm kamarnya utk pipis dan membersihkan sperma di dlm celah meqinya.
Tak begitu lama menantikan, Tante Ajeng telah kembali. Ia langsung mendaratkan ciumannya di bibirku. Aku pun segera membalasnya jadi kami berciuman dgn buas. Lidah kami saling lilit, saling hisap. Jadi tidak terasa liur meleleh dari dlm mulut dan membasahi dagu kami.
Perlahan aku mulai telusuri lehernya dgn lidahku. Aku kenyot-kenyot perlahan supaya tdk meninggalkan bekas merah pada lehernya. Sambil menjilat dan mengenyot-ngenyot lembut leher Tante Ajeng, aku mulai arahkan tanganku utk meremas dan memilin susu besar dgn puting merah yg lumayan besar dan keras.
Aku terunkan lidahku ke arah susunya yg besar dan kenyal itu. Aku jilati, aku hisap, dan aku kenyot-kenyot dgn gemas. Jadi lumayan tidak sedikit bekas cupanganku di kedua susu Tante Ajeng.
Tante Ajeng yg sdh sangat bernafsu sdh tdk tahan lagi jadi tubuhku didorongnya lumayan keras membikinku telentang di atas kasurnya. Dgn ganas ia naik di atasku. Tp aku balas membanting tubuhnya jadi Tante Ajeng telentang di sampingku.
Aku segera berjongkok di depan meqi Tante Ajeng dan memikul kedua kakinya pada pundakku. Kemudian aku arahkan penisku ke dlm celah meqinya dan mendorong penisku dengan cara perlahan-lahan masuk ke dlm celah meqinya. Terasa celah meqinya begitu sempit utk ukuran penisku yg panjangnya hingga ke udel dgn besar kurang lebih empat jari.
Ketika penisku sdh terbenam, aku mulai memaju mundurkan penisku dgn perlahan. Gayaku berjongkok memompa maju mundur pinggulku persis kodok yg hendak melompat. Sedangkan tanganku berpegangan sambil meremas-remas kedua susu Tante Ajeng yg besar dan kenyal.
“aaaaaaaaaauuuuuhhhhh jiiiii, mmmmppphhhhh aaaaaaaauuuuuuhhhh.” desah Tante Ajeng menikmati kocokan penisku pada meqinya.
Terus lama, aku meningkatkan kecepatan kocokan penisku. Hingga akhirnya lebih dari 5 menit aku minta Tante Ajeng berganti gaya bercinta.
Sambil sama-sama berbaring miring, aku tusukkan penisku ke dlm celah meqi Tante Ajeng. Sebelah Tanganku aku gunakan utk membawa sebelah kaki Tante Ajeng supaya aku lebih mudah melakukan tusukan maju mundur dgn bebas dan cepat. Tp belum hingga 5 menit, Tante Ajeng mengajakku berganti gaya bercinta lagi sebab ia merasa susah bergerak mengimbangi gerakanku.
Doggy style menjadi pilihan kami. Tante Ajeng pun segera nungging di atas kasur sedangkan aku berlutut di belakang pantatnya. Aku mulai bimbing penisku utk masuk kembali ke dlm celah meqinya. Aku tusukkan penisku dan memaju mundurkan pinggulku dgn cepat sambil kedua tanganku memegang kedua bongkahan pantatnya yg montok.
“aaaaaaauuuuuhhhhh mmmmppphhhhh, aaaaaaaaauuuuuhhh mmmmppphhhhh.” desah Tante Ajeng yg tidak henti-hentinya ke luar dari mulutnya.
Tante Ajeng mulai mengikuti gerakanku dgn menggoyang-goyang pinggulnya memutar-mutar. Terasa penisku bagaikan diremas-remas. aku terus memaju mundurkan penisku dgn cepat. Tidak lebih dari 3 menit dgn gaya doggy style, Tante Ajeng memperoleh orgasme kembali. Tubuhnya mengejang dgn pinggang meliuk-liuk seksi. Sedangkan meqinya berkedut-kedut dan mencengkram penisku lumayan panjang dan lama.
“oooooooohhhhhhhh mmmmppphhhhh oooooouuuuuuhhhhhh.” lenguh Tante Ajeng menikmati orgasmenya.
Aku berhenti memaju mundurkan pinggulku supaya Tante Ajeng lebih menikmati orgasmenya. Terasa hangat cairan orgasmenya pada penis dan membasahi hingga pangkal penisku.
Ketika kedutan dan cengkraman meqinya sdh surut, aku segera mengocok kembali celah meqinya dgn cepat. Jadi Tante Ajeng kembali mendesah. Tanganku yg sedari tadi diam di atas pantatnya yg montok, saat ini aku gunakan utk meremas-remas dgn gemas kedua bongkahan pantat Tante Ajeng.
Tubuh kami sdh terus memerah dan basah oleh keringat yg terus bercucuran. Sedangkan pinggulku terus mengocok maju mundur ke dlm celah meqinya.
Tampak dari gerakannya, Tante Ajeng sdh kelelahan jadi aku menyarankan utk berganti gaya.
Tante Ajeng setuju dan segera telentang sambil membuka pahanya lebar-lebar. Aku segera menindihnya dan memasukan penisku ke dlm celah meqinya lagi. Sambil berpelukan aku genjot dgn cepat.
Kedua kaki Tante Ajeng saling silang di atas pinggangku. Sambil saling memeluk kami pun berciuman kembali tanpa menghentikan genjotan ke dlm celah meqinya.
“mmmmppphhhhh ooooooohhhhhh mmmmppphhhhh , oooooooohhhhhh.” desah Tante Ajeng terasa hangat menjamah pipiku.
Aku percepat gerakanku ketika penisku mulai merasakan gatal dan geli di dlm celah meqi Tante Ajeng. Jadi mulut Tante Ajeng pun terus mengeluarkan desahan diiringi erangan sambil memejamkan matanya. Sedangkan kedua tangannya mencengkram erat punggungku.
Tubuhnya mulai gelisah dan mengejang-ngejang. Aku rasakan penisku dicengkram di dlm celah meqinya. Sedangkan kedutan-kedutan meqinya terus kuat terasa. Dan kami pun sama-sama orgasme.
“ooooooooohhhhhhh mmmmppphhhhh, eeeeeehhmmmmm mmmmppphhhhh.” lenguhan orgasme Tante Ajeng terasa hangat nafasnya menyentuh kulit pipiku.
Aku hentikan genjotanku utk menikmati sensasi orgasme penisku yg menyemprotkan sperma sambil merasakan kedutan dan cengkraman meqinya yg hangat sebab mengeluarkan cairan orgasmenya Tante Ajeng. Sungguh nikmatnya orgasme bersamaan.
Akhirnya, orgasme kami mereda. Sambil tetap berpelukan aku kecup bibir dan jidat Tante Ajeng dgn lembut. Lakukananku itu nyatanya direspon dgn senyum yg menawan dari Tante Ajeng yg cantik. Sungguh-sungguh cantik Tante Ajeng dgn senyum menawannya.
Perlahan-lahan, aku cabut penisku dari celah meqinya. Mengalirlah cairan spermaku dan cairan orgasme Tante Ajeng ke luar dari celah meqinya membasahi sprei kasurnya yg lembut.
Aku pun segera bangkit dan meminta ijin memakai kamar mandi Tante Ajeng utk mandi membersihkan tubuhku.
Seusai berakhir mandi, aku lihat Tante Ajeng tertidur pulas di kasur. Aku pun menghampirinya dan menyelimuti tubuhnya yg tetap telanjang. Kemudian dgn lembut aku kecup keningnya sebelum meninggalkan kamarnya.
Aku segera mencari Eros di dlm kamarnya. Tampak ia sedang bersantai merokok sambil bertelanjang dada.
Kami pun menghabiskan waktu utk merokok sambil bermain PS di kamar Eros.
Kurang lebih pukul 9 malam, setelah ikut makan malam bersama Tante Ajeng dan Eros, aku pamit pulang. Selagi makan malam, Tante Ajeng enggan bicara dgn anaknya. Rupanya Tante Ajeng tetap kesal terhadap Eros.
Share: