388cash388cash

Cerita Sex: Pertemuan Yang Indah



Namaku Aji asli dari pulau Dewata, tinggi 180 cm, berat 65 kg, usiaku saat ini menginjak 30 tahun dan kulit putih bersih. Statusku sudah berkeluarga dan mempunyai istri yg cantik dan dua orang anak-anak yg Masih kecil. Dan bekerja pada salah satu BUMN terkemuka di kotaku di Denpasar.

Namun hubunganku khususnya masalah sex dengan istriku kurang begitu memuaskan disebabkan mungkin libidoku terlalu tinggi dan juga istriku tdk dapat setiap saat melayaniku untuk melakukan itu. Pokoknya banyaklah alasan-alasan yg dikeluarkan, capeklah kondisi kurang fitlah dan masih banyak alasan lain nya.

Hingga pada suatu hari di kantorku ada acara rapat masalah kinerja perusahaan, yg dihadiri oleh hampir seluruh unit di kawasan/wilayah Indonesia Barat. Aku masih ingat akan pertemuanku dengan Mbak Vina, sekretaris dari General Manager Unit bawahan kantor kami.

Pada awalnya aku tdk begitu memperhatikannya, sampai pada suatu saat ia kebingungan untuk mempersiapkan bahan presentasi yg besok akan ditaygkan untuk bahan rapat tersebut banyak perubahan yg tentunya memerlukan komputer. Tanpa ada perasaan apapun akhirnya aku menawarkan komputerku untuk dipakai mengubah bahan-bahan presentasi tersebut karena kebetulan Mbak Vina duduk di sebelahku pada ruangan rapat tersebut.

“Silakan Bu,pakai komputer di ruangan saya saja, untuk mengubah bahan presentasi itu”, kataku sambil berbisik karena suasana pada tegang untuk mengikuti rapat.

“Oh terima kasih Pak, tapi bagaimana ya, kita masih rapat nich”, sahutnya sambil berbisik pula.
Suasana hening sejenak tapi kulihat ia menulis sesuatu di secarik kertas dan menyodorkan padaku. Akupun membacanya,
“Jangan panggil saya Ibu dong, panggil aja Mbak.. saya khan masih muda”, begitu tulisnya.
Aku menoleh dan tersenyum. Dan bertepatan dengan itu acara rapatpun dibreak kurang lebih setengah jam untuk menikmati hidangan snack yg telah disediakan oleh panitia acara rapat tersebut. Tanpa menunda waktu lagi ia pun menagih janjiku untuk meminjamkan komputerku.
“Ayo Pak, di ruangan mana komputer Bapak?” tagihnya sambil tersenyum menggoda yg belum kutahu maksudnya.
Akupun menunjukkan ruanganku dan mempersilahkan Mbak Vina menggunakannya.
“Saya tinggal sebentar ya Mbak, mau ke toilet sebentar nich”
“Hayo.. Mau ngapain, kok pake ke toilet segala” sanggahnya.
“Biasalah panggilan alam sudah kebelet nich” kataku.
Keakrabanpun terjalin seiring dengan waktu berjalan. Dan astaga, baru aku menyadari bahwa Mbak Vina merupakan wanita karier yg sangat menarik dan cantik. Umurnya sudah 38 tahun berbeda denganku sekitar 8 tahun dan tingginya sekitar 170 cm berat badannya sungguh proposional dengan tingginya ditunjang dengan buah dadanya yg sangat besar dan padat ukurannya 36 B, kulitnya putih mulus pinggulnya sangat padat serasi dengan celana yg dikenakannya (itu aku ketahui setelah aku bercinta dengannya).
Seminggu setelah acara rapat selesai, tiba-tiba handphone Nokiaku berbunyi. Bergegas aku menjawabnya dan aku tersenyum setelah melihat siapa yg menelponku ternyata Mbak Vina.
“Hallo Aji.. Lagi sibuk ya?” katanya nyerocos.
“Ya hallo, apa khabar Mbak kok tumben nich?” sahutku balik bertanya.
“Baik aja Ji, gimana kamu sibuk nggak?” tanyanya kembali.
“Nggak Mbak memang kenapa Mbak ada yg bisa saya bantu?” tanyaku kembali.
“Eh.. Enggak sih hanya iseng aja lagi suntuk nich.. Aji ada acara gak hari ini?”.
“Nggak ada sih Mbak..” kataku menggantung. Tapi setelah aku pikir-pikir memang hari ini aku tdk ada acara dan kerjaan juga lagi sedikit tdk terlalu mendesak.
“Kita ketemuan yuk Ji?” ajak Mbak Vina.
“Oke deh Mbak.. Dimana? Tapi kita ketemuan dimana nih, aku takut nanti dilihat sama.. Itu tuh”.
“Suamiku maksudmu ya.. Aji gak usah dech nanya dia” ujarnya dengan ketus.
“Emang kenapa Mbak?” tanyaku berlagak bodoh.
“Nanti dech Mbak ceritain kalau kita sudah ketemuan”.
“Iya deh Mbak, jam 09 kita ketemuan di..”, sejenak aku berpikir untuk mencari tempat untuk bertemu tapi Mbak Vina sudah langsung menyela alur pikiranku.
“Ntar aku jemput aja kamu, tapi tunggu di depan kantor ya?” pintanya.
Hanya sekitar 10 menit aku menunggu didepan kantor. Ketika sebuah mobil sedan Honda Civic menghampiri tempat aku berdiri.
“Ayo Ji, Masuk” terdengar suara Mbak Vina yg merdu.
Segera saja aku membuka pintu dan Masuk. Kamipun terlibat pembicaraan seputar Masalah kantor sampai dengan Masalah keluarga kami. Mbak Vina menceritakan bahwa suaminya lagi dinas keluar kota dan selama ini hubungannya dengan suaminya tdk lagi berjalan dengan baik dan sudah lama mereka pisah ranjang kurang lebih sudah sekitar 2 tahunan.
“Wah jarang dipakai dong?” kataku menggoda.
“Jangan ditanya lagi.. Say” jawab Mbak Vina manja.
Sempat juga aku kaget dengan jawaban Mbak Vina yg rada-rada manja yg membuat darah birahiku bergolak dan adik kecilku mulai meregang dibalik celana kantorku.
“Eh.. Ngomong-ngomong kita mau kemana nih?” kataku parau menahan nafsu birahi yg sedang meningkat tinggi.
“Terserah Aji aja deh, Mbak sih ngikut aja”.
“Gimana kalau kita ke daerah Sanur aja Mbak, disana banyak lho yg menyewakan tempat untuk.. Eehhhmmm” usulku nekad menawarkan tempat
Yg bisa digunakan untuk sort time tanpa takut Mbak Vina tersinggung dengan ajakan tersebut. Aku lirik ke kanan sembari tersenyum melihat reaksi Mbak Vina akan ajakan tersebut. Sekilas kulihat Mbak Vina yg lagi nyetir mobil balas tersenyum yg menandakan bahwa diapun setuju akan ajakanku tersebut.
Tanpa membuang-buang waktu setelah kami chek in disebuah bungalow dan mengurus administrasinya, langsung ku sambar bibirnya mencium dan mencumbu Mbak Vina dengan ganas menyalurkan hasrat birahiku yg telah meninggi sedari tadi.
“Ooohh.. Ssshhh.. Ji, nikkkmmmaaat saayyy.. Eemmpphhh” lenguh Mbak Vina ketika lidahku bermain di rongga mulutnya yg dibalas dengan ganas pula oleh Mbak Vina dengan sedotan-sedotan yg menimbulkan bunyi berdecak keras.
“Puaskan Mbak.. Sayannggg, Mbak menginginkan ini.. Eeehhh” rintihnya sambil tangannya meremas pelan bagian bawahku yg sudah sedari tadi tegang siap untuk bertempur.
Dengan cepat pula ku reMas buah dadanya yg Masih ditutupi blazer dan branya, terasa padat dan kenyal menggairahkan, kubuka baju Mbak Vina perlahan dan dengan cepat pula kubuka pengait branya yg berwarna krem. Menyembullah buah dadanya yg besar dengan puting yg memerah kecoklatan. Tanpa membuang waktu kuisap buah dadanya, kujilati putingnya yg membuat Mbak Vina menggelinjang dan mengerang keenakan.
Terus kujilati buah dadanya perlahan turun ke perut, puser dan perlahan aku melepas celana panjang sekaligus dengan celana dalamnya. Terpampanglah tubuh telanjang nan sangat indah, putih dan sexy didepanku yg membuat nafsu syahwatku memuncak. Mbak Vinapun tdk tinggal diam, dengan cepat pula dia melepas bajuku serta celanaku dan membuang ke lantai, aku tdk mempedulikannya.
Aku dan Mbak Vina sudah tak tahan, kurebahkan perlahan Mbak Vina ke kasur dan mulai menindihnya, kucium dan kujilati kembali bibir, buah dada, perut, paha, betis dan gundukan yg.. Ohhh indah nian memeknya dihiasi dengan bulu yg tdk terlalu lebat dan tertata dengan rapi seperti Mbak Vina yg katanya senang merawat diri.
Perlahan tapi pasti kujilati belahan dinding memeknya yg memerah mengkilat dibasahi oleh cairan birahi, bau memeknya membuat aku bertambah nafsu untuk terus menjilatinya.
“Aakhhk.. Eeeckkh.. Nikmat sekali sayang. Terus sayang..”, rintihnya menahan gejolak syahwat yg kuberikan.
Terus kujilati memeknya naik turun, kujulurkan lidahku menjilati klitorisnya sambil jari tengah tangan kananku sibuk Masuk kelubang memeknya mengocok dan mengaduk aduk isi memeknya membuat Mbak Vina semakin meregang, menggelinjang menerima sensasi kenikmatan.
“Aaakkhh.. Sudah.. Sssudah sayang.. Mbak tak tahannn.. Aakkhhhkk.. Ayo sayyyaaang masukan penismu, masukan ke memek Mbaakkk” rintihnya sambil menjepit kepalaku dengan pahanya menandakan bahwa dia menginginkan aku mengakhiri jilatanku di memeknya.
Tanpa harus menunggu akupun menuruti kemauannya yg memang aku juga menginginkan permainan yg lebih. Dengan cepat kulepas celana dalamku. Mbak Vina terbelalak melihat penisku.
“Ehmm.. Besar dan panjang juga punyamu sayang.. Mbak suka itu.. Ssshhh”.
Memang ukuran penisku belum pernah aku ukur mungkin kira-kira panjangnya sekitar 18 cm. Langsung saja aku merangkak naik menindih Mbak Vina. Mbak Vina melebarkan pahanya dan penisku kuarahkan menuju kelobang memeknya. Kutekan ke memeknya yg sempit itu walaupun sudah dilumasi cairan memeknya tapi selalu gagal. Tangan Mbak Vina menyambar penisku dan menuntunnya ke lobang memeknya. Perlahan kutekan penisku ke lobang memeknya yg sempit serasa penisku dijepit oleh dinding yg sangat lembut.
“Ssshhh.. Ya.. Saaayyyaang, tekan lagi yg dalam.. Aaacchh.. Enaakk sekali penismu sayang” Mbak Vina merintih kenikmatan ketika kutekan seluruh penisku ke lubang memeknya.
Beberapa saat aku diamkan penisku di dalam memeknya, kurasakan dinding memek Mbak Vina berdenyut pelan nikmat luar biasa. Merasakan itu dengan pelan kukocok penisku naik turun diimbangi dengan goyangan pinggul Mbak Vina setengah berputar dan terkadang naik turun. Penisku terus mengocok dengan cepat mengikuti irama goyangan Mbak Vina yg membuat kenikmatan yg tiada tara. Aku pun berdesis kenikmatan.
“Ayo.. Sayang.. Ayo.. Puaskan Mbbaakk.., Ooocchh.. Aakkhhk.. Mbak mau keluar.. Saaayyyaaanngg”.
Dan bersamaan dengan rintihan kepuasan Mbak Vina mengejang, bergetar dan terkulai lemas. Sedang diriku belum mencapai klimaks, turun dari atas tubuhnya dan rebah di samping kanan untuk memberi kesempatan beristirahat dan memulihkan tenaga bagi Mbak Vina.
“Uuffhh.. Sayang.. Aji.. Belum keluar ya?” tanyanya melihat penisku yg masih mengacung gagah.
“Tapi sebentar ya.. Nanti Mbak kasih yg terindah dalam hidupmu sayang..” ujarnya sambil tangannya membelai penisku yg basah oleh cairan memeknya dan dengan lembut mulai mengocok penisku yg sedari tadi telah tegang dengan keras semakin keras saja.
“Bagi aku, yg penting Mbak puasss.. Ssshhh.. Eehhhkk” ujarku menahan rasa nikmat oleh kocokan tangan lembut Mbak Vina.
Dan Mbak Vina pun kurasa mulai bangkit kembali nafsunya, ketika dengan aktif dan perlahan kuusap, kuremas buah dadanya dan kupilin putingnya yg semakin mengeras. Perlahan Mbak Vina pun mulai mencari bibirku, mencium dan mengulum, leher dengan nafsu terus turun ke dadaku menjilati putingku yg membuat aku kegelian tapi juga nikmat. Dengan gemas pula Mbak Vinapun menggigit putingku hingga akupun terkejut dan mengelinjang dengan aksinya. Kunikmati apa yg dilakukan olehnya padaku sambil tangan kiriku meremas buah dada dan tangan kananku mengelus punggungnya yg putih dan mulus.
Perlahan ciuman Mbak Vina turun ke arah perutku menjilati pusar dan perlahan pula mulai menjilati penisku yg semakin membuatku melayg oleh permainan lidahnya diujung penisku yg sekali kali dikulumnya hingga kulihat bibir Mbak Vina yg indah penuh sesak oleh penisku. Dihisap dan dijilatnya penisku tanpa ada perasaan jijik sama sekali, sepertinya Mbak Vina menikmati permainannya bagaikan anak kecil yg haus akan es krim.
Dan yg membuatku semakin melayg adalah ketika Mbak Vina menjilati pangkal penisku dan mengulum buah pelirku serasa ngilu tapi nikmat, sekali kali Mbak Vina menjilati lubang anusku hingga aku mengelinjang dengan hebatnya menahan sensasi nikmat yg tak terlukiskan dan membuatku ketagihan akan permainan lidahnya.
“Uuugghh.. Ayo Mbak.. Aku sudah tak tahan nicchhh..” kataku lirih kepada Mbak Vina.
Diapun menuruti apa kemauanku dan mulai naik mengangkangi tubuhku serta dengan sekali tekan amblaslah penisku di memek Mbak Vina.
“Oouuughh.. Ayo sayang kita berpacu lagi.. Entot memek Mbak sayanngg.. Aaakkhh.. Nikmmaaatt.. Belum pernah Mbak mendapatkan penis yg uuueennakkk begini.. Ssshhhkk.. Kamu hebat sayang dari tadi belum keluar juga” ceracau Mbak Vina dengan liarnya.
“Iya.. Mbak.. Memek Mbak enak sekalliii.. Emmmhhh.. Aaahhhkk” kataku seiring dengan goyangan Mbak Vina yg memutar dan terkadang naik turun yg membuat buah dadanya yg besar menggelantung bergoyang.
Dengan cepat pula aku meremas kuat-kuat dan menaikan kepalaku untuk dapat menjilat buah dadanya yg padat itu.
“Terusss.. Sayyy.. Eesssttt.. Hisap terus teteknya Mbak.. Sssttt.. Oouughh” rintihnya sembari terus menggoyangkan pinggulnya di bawah hingga mengocok penisku yg menimbulkan suara crek.. crekk.. crekk..
“Mbbaaakkk.. Terus.. Sayyy” hanya itu yg dapat aku katakan menahan kenikmatan dari permainan Mbak Vina.
Peluh kami telah menetes membasahi kasur tersebut, jeritan-jeritan liar kenikmatan terus memenuhi ruangan tempat kami mengayuh bersama puncak dari kenikmatan duniawi. Tdk terasa hampir 1/2 jam Mbak Vina berada di atas tubuhku dan sudah berkali-kali pula Mbak Vina mencapai orgasme yg katanya merupakan gaya kesukaan dari Mbak Vina tapi aku tak kunjung juga mendapatkan orgasme dan dengan inisiatifku aku minta Mbak Vina untuk menungging mencoba doggie style.
Hanya dengan sekali tekan penisku menebus dinding memeknya yg terlihat dengan jelas bila Mbak Vina menungging. Pantatnya yg besar, putih dan padat membuatku semakin bernafsu mengocok maju mundur.
“Ooohh.. Mbak nikmat.. Sseekkkaaallii” kataku sambil sekali sekali menepuk pantatnya yg bergoyang menuruti irama kocokanku dan kadang-kadang Mbak Vina menjerit ketika pantatnya aku tepuk dengan keras sehingga pantat samping Mbak Vina memerah oleh tepukan tepukanku.
Belum puas dengan permainan itu, aku menyuruh Mbak Vina berbalik dan tidur di pinggiran ranjang. Tanpa banyak tanya Mbak Vina menuruti apa yg akan aku lakukan, sambil berdiri di pinggir ranjang kubuka pahanya lebar-lebar dan dengan sekali dorong penisku kembali menembus memek Mbak Vina.
Sambil kupegang kedua kakinya terus kugoyang maju mundur kadang memutar yg semakin membuat Mbak Vina merintih dan merintih kenikmatan. Ketika kunaikan kakinya ke pundakku dia pun semakin keras merintih dan akupun merasakan sesuatu akan meledak di dalam diriku, memeknya serasa menjepit dengan lembut penisku.
“Mbakk.. Aku mau keellluuaarr.. Aaacckkhhh..”, kupercepat tusukan penisku ke memeknya untuk mendapatkan orgasmeku.
“Keluarkan dimana.. Mbaakkk?”
“Di dalam saja sayy.., ayo sayyy.. Kita.. Kelluaar sama-sama..” rintih Mbak Vina sambil terus menggoyangkan pinggulnya yg juga akan mencapai klimaks.
“Ouugghh.. Aakkhhh”, creet.. creet.. penisku pun berkedut mengeluarkan maniku di dalam rahimnya sebanyak 6-7 kali. Akupun terkulai lemas.
Kubiarkan tubuhku menindih tubuh Mbak Vina dan dia pun memelukku dengan mesra.
“Ssshhh.. Kamu hebat Ji.. Mbak sampe dapat 7 kali orgasme sedangkan kamu baru satu kali.. Hihiihi.., Mbak bisa ketagihan nich sama kamu Ji..” bisik Mbak Vina sambil membelai rambutku.
Sambil mengecup kening dan bibirku Mbak Vina berkata,
“Trim’s ya Ji..”
Akupun membalas kecupannya,
“Iya Mbak.. Sama-sama, Mbak juga hebat padahal baru kali ini lho aku selingkuh sama orang.. Dan Mbak sungguh sangat memuaskan aku” kataku jujur.
Setelah beristirahat sejenak, kami pun mandi bersama. Saling berpelukan, menggosok untuk menyabuni dan tentunya bermain cinta kembali di dalam kamar mandi. Dan hari itupun kami terus bermain cinta, di sofa, bungalow, di tempat tidur, di kamar mandi dan juga di lantai memenuhi hasrat kami berdua mereguk kenikmatan bersama.
Menjelang malam aku dan Mbak Vina pun sepakat menyudahi permainan bercinta kami, mengingat bahwa aku ada yg menunggu di rumah.
Hari itu adalah hari yg terindah dan awal dari selingkuhku dengan Mbak Vina yg merupakan hari yg tak akan pernah aku lupakan sepanjang perjalanan hidupku dan kami pun berjanji untuk saling memberikan kenikmatan di saat kami saling membutuhkan kapan saja asal kami bisa menjaga rahasia hubungan kami berdua
Share: