388cash388cash

Cerita Sex: Majikan Maniak Ngesex


Niatku untuk memperbaiki keuangan akhirnya kesampaian juga. Aku berhasil menjadi TKW di Timur Tengah. Walaupun hanya menjadi PRT, aku boleh berbangga, karena gajiku jauh lebih besar dari pada gaji yg diterima oleh pembantu-pembantu yg bekerja di Indonesia, bahkan mungkin gajiku lebih besar dari pada pegawai negri Indonesia yg harus bersusah payah KKN untuk mendapatkan pendapatan sampingan yg lebih besar lagi. Ini adalah pengalaman ku selama menjadi TKW di Timur Tengah.

Namaku adalah Sartika , panggil saja aku Tika, dan aku berumur 18 tahun. Tiga tahun yg lalu, tepatnya tanggal 12 Mei, aku diterbangkan ke salah satu negara di Timur Tengah untuk menjadi PRT. Singkat cerita, aku berhasil mendapatkan satu keluarga, Suami istri dengan seorang anak kecil berumur 2 bulan. Aku sebut saja keluarga itu keluarga Ghani.                                                                      

Selain aku , adapula seorang baby sitter yg mengurusi anak keluarga Ghani, perempuan Indonesia yg bernama Maya, yg telah lebih dulu bekerja di keluarga itu. Dan aku bekerja disitu untuk menggantikan PRT yg dipecat karena kedapatan suka mencuri barang/uang keluarga itu. Aku betah tinggal di keluarga itu. Kedua pasangan itu baik sikapnya kepadaku, gajiku selalu dibayar dan makananku tdk dibatasi, serta waktu istirahatku yg cukup.

Nyonya Ghani bukanlah wanita yg cerewet dan selalu menuntut. Soal bahasa, aku sedikit-sedikit diajari tentang bahasa mereka oleh Maya. Aku dan Maya mendapatkan kamar yg terpisah. Mr. Ghani, begitu sebutanku untuk tuan Ghani, adalah pria yg tampan , dengan hidungnya yg mancung ,rambut klimis, kumis dan jenggot yg menyatu (ini yg menurutku membuatnya tampak macho!), serta tubuh yg gagah (walaupun perutnya sedikit buncit). Seperti pria-pria timur tengah pada umumnya yg tinggi-tinggi, putih dan berbulu banyak.

Aku terus terang kagum terhadap Mr. Ghani dan menghormatinya. Setiap kali ia berbicara padaku, aku tak berani melihat langsung ke matanya, aku tak tahu, rasanya hatiku langsung berdebar apabila melihat tatapan matanya yg lembut namun menusuk itu.

Mr. Ghani mempunyai perusahaan ekspor impor, dan tampaknya ia adalah pengusaha yg sukses, hal ini tampak dari HP yg selalu ia bawa-bawa, apartemen dan mobil mewah yg ia miliki. Ia sangat rajin bekerja, hingga sering pulang larut malam. Mrs. Ghani kadang kala menunggu suaminya pulang, tetapi kalau pulang terlalu malam, Mrs. akan langsung pergi tidur . Aku sering ngobrol bersama Mrs. saat ia menunggu suaminya sambil menonton TV. Aku lebih sering menjadi pendengar yg baik, karena dengan bahasaku yg masih belepotan, susah bagiku untuk bisa bercerita panjang lebar.
Kira-kira 10 bulan aku telah bekerja di keluarga Mr. Ghani, kudengar Mr. dan Mrs. Ghani sering saling recok satu dengan lainnya.Kudengar-dengar sih, kayaknya Mrs. Ghani merasa kesal dan hilang kesabaran menunggu suaminya yg selalu pulang larut malam. Mrs. Ghani sering menuduh-nuduh Mr. Ghani ada main dengan wanita lain, sehingga pulang larut malam. Mr. Ghani sepertinya tdk menerima tuduhan-tuduhan tersebut, sehingga cekcok tdk bisa dihindari.
Walaupun demikian, kebiasaan Mr. Ghani yg sering pulang larut malam tdk berubah juga, sehingga akhirnya Mrs. Ghani pindah ke rumah orang tuanya. Kepindahan Mrs. Ghani tentu saja turut membawa anaknya yg sekarang telah berumur 1 thn serta Maya, baby sitternya. Sekarang tinggal aku sendirian yg menunggui rumah. Hari pertama kepindahan Mrs. Ghani, pada pagi harinya, aku layani Mr. Ghani untuk sarapan. Entah bagaimana, perasaanku mengatakan Mr. Ghani selalu memperhatikan gerak-gerikku ketika aku menyediakan makan pagi untuknya. Aku hanya menunduk-nundukkan kepalaku, tak berani melihat ke arah wajahnya.
Selesai sarapan, biasanya Mr. Ghani akan mengganti piyamanya dengan pakaian kerja. Saat itu, aku mulai membereskan meja makan, tetapi secara tak sengaja, pandanganku tertuju ke arah kamar Mr. Ghani yg pintunya terbuka, dan tampak dari belakang, Mr. Ghani melepas piyamanya. Wusp.. aku tertegun. Tampak tubuh yg tinggi dan gagah itu kini hanya mengenakan celana dalam, dengan bulu-bulu di paha belakangnya yg tumbuh subur, seksi sekali.. pikirku.
Tiba-tiba tanganku yg sedang memegang piring, sendok dan gelas, bergetar melihat pemandangan seperti itu. Tau-tau, sendok di atas piring jatuh… clingg!! Oups.. buru-buru aku bergegas ke dapur. Setelah itu,tak beberapa lama Mr. Ghani telah selesai berpakaian dan pergi kerja.
Aku berpikir-pikir, pintu yg terbuka tadi.. disengaja atau enggak ya..?? Malam itu, jam baru menunjukkan angka 8, namun mataku sudah berat… Dengan memakai daster tipis warna merah muda, aku pun tertidur.. Jam 2 tengah malam, tiba-tiba aku terbangun.. Tenggorokanku terasa kering.. akupun bergegas bangun dan mengambil air minum di dapur, yg terletak pas disebelah kamarku. Kebetulan dapur tepat berhadapan dengan ruang keluarga.
Dari dapur kulihat TV menyala, dengan mata yg masih mengantuk, aku coba untuk memperjelas pandanganku. Ternyata ada orang yg sedang menonton TV di ruang keluarga. Oohh.. rupanya Mr. Ghani.. Aku pun mengambil gelas dan menuangkan air. Belum gelas itu mendarat di bibirku, tiba-tiba kudengar suara Mr. Ghani memanggilku.
“Tika kemarilah..” panggilnya dari arah sofa.(dialog-dialog yg diucapkan oleh Mr. Ghani sebenarnya dalam bahasa asing, tapi untuk mempermudah, aku artikan saja kedalam bahasa Indonesia).
Aku sedikit terkejut, kemudian ku langkahkan kakiku menuju ruang keluarga. Sambil berjalan lambat, kuperhatikan adegan di layar TV. Haaah!! Aku terkejut setengah mati, dan hatiku berdebar-debar dengan kerasnya. Dug..dug…dug…dug..! Gambar di TV adalah gambar Mr. dan Mrs. Ghani yg sedang bersenggama !! Beberapa saat kuhentikan langkahku dan terus menatap adegan TV.Dengan mata tak berkedip dan mulut melongo,tampak olehku Mr. Ghani sedang menusuk-nusukkan barangnya di pepek Mrs. Ghani.
Kedua insan yg bertelanjang bulat itu tengah dirasuk nafsu, saling mengeluarkan suara mendesah-desah kenikmatan. Aku belum pernah melihat adegan senggama seperti ini seumur hidupku.
“Tikaa…” suara itu memanggil lagi.
Aku terkejut, dan segera kudekati Mr. Ghani dengan muka menunduk.
“Aaaa.. ada apa tuaaaan..” kataku dengan suara yg kupaksakan keluar.
“Sini, duduk disampingku..” katanya.
Aku pun duduk disampingnya,dengan mengenakan Daster merah muda yg panjangnya sedengkul , tiba-tiba dielusnya bagian pahaku, kemudian ujung daster yg berada tepat dilututku, disikapnya, dan kali ini ia mengelus-elus langsung pada kulit pahaku. Jantungku makin berdetak ‘gak karuan. Tangan kemudian menuntun daguku untuk melihat ke depan, ke arah TV. Dan adegan itu masih berlangsung, tapi kali tampak Mrs. Ghani menjilat-jilat penis suaminya dengan buas.Tak kukira, Mrs. Ghani yg sehari-hari kalem itu, bisa buas menghadapi penis suaminya.
Oooohhhh, aku nggak tahan melihatnya. Terus terang aku merasa jijik, tetapi melihat caranya menjilat-jilat dan menghisap-hisap ujung penis Mr. Ghani, membuat nafsu birahiku timbul, nafsu yg selama ini belum pernah aku rasakan ! Oooohhh, kelihatan Mrs. Ghani sangat menikmati penis yg telah berwarna merah itu, dan kemudian ia mengocoknya, sementara terdengar suara Mr. Ghani yg mendesah-desah.. seperti merasakan suatu kenikmatan yg tiada taranya…
Kocokan Mrs. Ghani terasa makin cepat…sementara suara desahan Mr. Ghani juga semakin cepat dan.. aaaaaaaaahhhhhhggg…..aaaaaaaahhhhhgggg.. aaaaaaaahhhggg… lenguhan keras yg tersendat-sendat keluar dari mulut Mr. Ghani, sambil penisnya mengeluarkan mene’.. menyembur-nyembur seperti gunung menyemburkan laharnya… crooot…crooott…crooott..!! Sementara mataku masih melotot melihat adegan itu, tiba-tiba kedua tangan Mr. Ghani telah memegang celana dalamku, dan ia mulai menarik celana dalamku.
Aku berusaha menolak, tetapi mulutku susah untuk bersuara, sehingga akhirnya terlepas juga celana dalam itu dari tubuhku. Diraihnya tanganku, dan dituntunnya tanganku menuju ke arah kemaluannya. Begitu kurasa tanganku memegang sesuatu di balik piyamanya, aku terkesiap, Wow !.. besar sekali benda ini.!! pekikku dalam hati.. Dan tiba-tiba dibukanya piyama yg ia kenakan, dan tampaklah penis yg besaaaar bhuanget..lebih besar dari yg terlihat di TV.. tanganku yg kecil tak mampu menggenggamnya secara penuh..
Betul juga kata orang-orang, kataku dalam hati, konon penis orang timur tengah itu besar-besar.. Tiba-tiba kepalaku dituntunnya menuju penis itu, dan ia menyuruhku mengisapnya.. Entah aku takut atau terhipnotis, kuturuti perintahnya,dengan tubuhku miring ke kanan, mulai kujilati kepala penis yg menyerupai helm itu… Lagi-lagi tangan Mr Ghani beraksi, tangan yg panjang merayap ke pantatku, meremas-remas pantatku dengan gemas.. kemudian bergerak ke selangkanganku… Ooooohhhh. baru kali ini pepek ku di jamah oleh tangan lelaki… entah apa yg ia lakukan dengan jari-jarinya di pepekku, tapi aku merasakan kegelian yg nikmat.
Uuuuuuhhhh… uuuuhhhh… nikmaaaat sekali… Saat itu nafsuku birahiku telah lebih dalam merasuki tubuhku… Mulai kumasukkan kepala penis yg besar itu ke mulutku yg mungil, dan kuisap-isap, seperti adegan di TV tadi… Mr. Ghani mendesah keenakan.. aaaahhh…aaaaahhh..aaahhhh.. dan aku menyukai suara desahan itu, dan aku mulai menyukai permainan ini… kumain-mainkan lidahku dan mulai kunaik turunkan kepalaku mengisap penis Mr. Ghani, yg hanya kepala penisnya saja yg dapat masuk ke mulutku…
MMmmmmmhhhhhh… Mmmmhhhhhh… kunikmati tiap isapan-isapan yg aku buat… sementara kenikmatan permainan jari-jari Mr. Ghani di pepekku membuatku lebih giat menaik turunkan kepalaku dan mulai ku kocok penis yg besar itu… tak terasa, permainan jari jemarinya semakin nikmat saja… secara spontan, aku goyang pinggulku.. Ooooooohhhhh…nikmat…nikmat sekalii.Tak pernah kurasakan kenikmatan yg aneh seperti ini, kenikmatan yg berbeda… OOooohhh…. Mmmmmmhhhhhh…. Mmmmmmhhhhhh…. kami berdua saling mendesah, menikmati permainan yg dasyat ini..
Sampai akhirnya, adegan seperti di TV tadi terjadi di sini… Aku merasakan penis Mr. Ghani telah basah oleh air liurku kini makin menegang kuat.. dan suara lenguhan Mr. Ghani pun kini berbeda… lebih panjaang.. Aaaaaaagggggghhh…aaagghhh…Tikaaaaa… ak..akuuu..keluuarr…aaahhhgggg…sejurus kemudian, terasa dimulutku ada cairan yg masuk.. rasanya asin-asin cair… menyemprot-nyemprot langit-langit rongga mulutku. Kulepas mulutku dari penisnya.. Upss…cairan putih menyemprot keluar dari penis Mr. Ghani…tanganku masih mengocok-ngocok penis Mr.
Ghani… penis itu masih memuncat-muncratkan isinya… terlihat muka Mr. Ghani yg memerah dan kelihatannya puassss….
Aku merasa malu, kemudian berdiri dan hendak mengenakan celana dalamku.. Tetapi Mr. Ghani melarangku memakainya, malah ia menyuruhku melepaskan dasterku.. kemudian ia tidur di sofa, dan aku disuruh berjongkok di atas kepalanya…Aku tak mengerti apa yg ia inginkan, tetapi kuturuti saja.. Kini aku telah berjongkok dan pepekku tepat di atas mulutnya.. Belum lagi rasa keherananku terjawab, tiba-tiba kurasakan sesuatu menggelitiki pepekku…
Ooooohhhh.. enak… Ternyata lidah Mr. Ghani memainkan pepekku… jilatan dan isapan mulut Mr. Ghani membuatku menggelinjang keenakan… Aaahhhh..aaaaahhhhhh…aaaaahhhhhh.. aku tak kuat menahan kenikmatan ini… aku genggam erat pinggiran sofa… semakin aku merasakan kenikmatan, semakin aku remas kuat pingiran sofa itu… Selagi aku menikmati permainan itu, aku melihat ke arah TV.. Kali ini aku terkejut setengah mati… Kulihat Maya ! Sedang disetubuhi oleh Mr. Ghani…. Oohh.. Maya… Ternyata engkau juga telah merasakan kenikmatan penis Mr. Ghani.. aku merasa iri kepadanya…
Yg kulihat saat itu adalah Maya berada persis di atas pinggang Mr. Ghani.. Maya melakukan gerakan naik turun sambil memeras-meras teteknya.. Mukanya memerah… Ia terus mendesah-desahh…seperti desahan-desahanku saat ini… Kulihat ia sangat menikmati permainannya.. Ia terus naik turun, sementara pantat Mr. Ghani terguncang-guncang akibat gerakan Maya itu..
Ooohhh… ingin aku melakukan hal yg sama seperti itu… Kulihat ke penis Mr. Ghani, penis itu kini telah ngeceng kembali.. Aku lepas BH yg masih aku kenakan… Kumainkan tetekku yg ternyata telah mengeras… Ohhhh..paduan antara kenikmatan permainan mulut Mr. Ghani di pepekku dan permainan tanganku di tetekku, menambah kenikmatan permainan…. Hingga aku gigit-gigit bibir bawahku.. untuk lebih meresapi kenikmatan yg fantastik ini…
Kemudian aku ambil inisiatif.. Aku pindahkan posisiku ke atas pinggang Mr. Ghani.. Kubalikkan arah tubuhku menghadap ke muka Mr. Ghani… Mr. Ghani seakan-akan mengerti kemauanku.. Dengan tangannya, ia berdirikan “tugu monasnya” yg sudah menggelembung itu.. Aku mulai jongkok dan ku coba untuk mencocokkan penisnya ke mulut pepekku.. Ooooohhhh..terasa sakit dan nyeri, ketika kepala penis itu menyumpal lobang Pepekku… tapi rasa iriku pada Maya dan keinginanku merasakan permainan penis Mr. Ghani di dalam pepekku, membuatku pantang menyerah.. dengan sebisa mungkin aku menahan sakit, kucoba menekan pepekku untuk melahap penis Mr. Ghani… sedikit demi sedikit, penis itu mulai menyeruak masuk ke lobang pepekku yg sempit… sampai akhirnya.. blessh.. masuk semua !
Aku terpekik menahan sakit.. dan kurasakan, pepekku telah menelan bulat-bulat penis Mr. Ghani. Walaupun masih terasa sakit dan pedih sekali, aku coba untuk mulai menaik – turunkan tubuhku… Lama kelamaan gerakan itu semakin lancar… mungkin pepekku telah mengeluarkan minyaknya, sehingga gesekan antara dinding pepekku dan penis raksasa Mr. Ghani menjadi lebih licin…
Mmmmhhh..mmmhhh…. mmmmhhhh..mmmmmhhhh… nikmat sekali…. mulai kumainkan tetekku.. keremas-remas dan ku goyang-goyangkan dengan telapak tanganku… Oooohh… kurasakan kenikmatan entotan penis Mr. Ghani yg maha dasyat..!! OOohhhh… aliran darahku mendesir-desir nikmat.. nafsuku yg semakin meletup-etup sampai ke ubun-ubun… gesekan-gesekan kenikamatan yg kurasakan dari penis Mr. Ghani di pepekku yg mungil…
Mmmhhhhh… Aaaaahhhhh.. Makin lama kenikmatan yg aku rasakan kian memuncak… Aaaahhhhggg.. sampai akhirnya aku tak tahann lagii.. seluruh otot-otot tubuhku mengejang…srettt.srettt.. Aaaaaggghhhh…. ada semprotan cairan di dalam liang pepekku… oohhh.. sangat spektakuler..!!! inikah kenikmatan orang bersenggama…??!! kenikmatan yg melebihi segalanya kenikmatan.. Terus kugoyangkan pantatku….naik turun.. naik turun… sambil kuresapi sisa-sisa kenikmatan yg masih bisa kurasakan…
MMmmhhhh… Mr. Ghani pun kelihatannya tak mau kalah… Ditegakkan badannya, dirangkulnya tubuhku, dan dengan penis yg masih menancap di pepekku, ia dudukkan aku di bibir sofa, kakiku kukangkangkan lebar-lebar dan mulai ia gerakkan pinggulnya… menghujam-hujamkan benda kebesarannya ke dalam lobang kenikmatanku… terus ia memasuk dan keluarkan penisnya di pepekku… makin lama gerakannya makin buas dan cepat… sambil tangannya memeras-meras tetekku…
Aaaahhhgggg… kenikmatan tusukan-tusukan penis itu terasa lain sekarang… lebih cepat dan lebih ganas.. seperti orang yg memompa ban dengan buru-buru..tubuhku tergoncang-goncang kuat akibat dorongan tubuhnya.. Muka Mr. Ghani yg telah berkeringat kini makin bertambah merah… Matanya kini terpejam-pejam menikmati sedotan-sedotam pepekku yg kini telah semakin basah… tak lama kemudian.. seperti menahan suatu beban yg besar…ia melenguh keras…
“Aaaaaaaaaaahhhhhhgggg…. Tiiikaaa…. aaakuuu….” Kulihat badannya semakin menegang… aku tiba-tiba teringat… kalo dia nembak di dalam pepekku, bisa berabe aku… langsung ku dorong tubuhnya.. kulihat penisnya yg menegang kuat.. langsung ku kocok penis itu… ku urut-urut.. hingga kali ini muncratannya kuat sekali… air mani yg keluar terlempar jauh sekali.. aku seperti seorang pemadam kebakaran dengan selangnya yg sangat besar yg menyemburkan air… penis itu terus memuncratkan isinya… aku pun terus mengocok-ngocok.. hingga tinggal berupa tetasan-tetesan kecil cairan putih..dan akhirnya penis itu sedikit demi sedikit mengendor ketegangannya .
Bisa kurasakan.. kenikmatan luar biasa yg dialami oleh Mr. Ghani ketika ia mengalami klimaks… Kini Mr. Ghani menjatuhkan badannya ke lantai dan menyenderkan tubuhnya di sofa… “Kamu hebat sekali Tika…. Aku kagum pada kemaluanmu yg begitu ketat mengimpit kemaluanku… Sekarang.. istirahatlah dulu..” katanya sambil mengatur nafasnya.. Jam sudah menunjukkan hampir setengah empat. Berarti hampir 1 setengah jam permainan itu kami lakukan..
Malam itu tak pernah kulupakan.. sebab pada malam itu, aku kehilangan keperawananku… Saat aku beristirahat sehabis bersenggama, aku tak bisa langsung tertidur, bayangan-bayangan adegan bersenggamaku tadi masih terus memenuhi benakku, aku kemudian tertidur juga hingga jam tujuh aku terbangun, dan tanpa sempat mengganti dasterku,aku segera menyiapkan sarapan.. Kulihat sofa tempat pergumulan kami semalam.. ternyata ada bercak darah kering.. Hmmm.. mungkin darah perawanku.. Ku ambil kain lap untuk membersihkannya.
Ketika aku nungging untuk membersihkan sofa, tiba-tiba aku dihimpit dari belakang.. dan kurasakan benda keras menekan pantat ku, belum sempat aku menoleh, daster ku disikap dan celana dalamku dipelorotin ke bawah… Oh, selanjutnya, terjadi lagi persetubuhan seperti yg aku alami semalam.
Cuma kali ini Mr. Ghani sudah sangat bernafsu dan tenaganya yg sehabis bangun tidur telah kembali menjadi kuat. Sehingga dengan sangat rakus, aku disetubuhi bertubi-tubi hingga aku bisa orgasme 3 kali, dan ia hanya orgasme 2 kali. Pokoknya, selama Mrs. Ghani belum kembali kerumah, kami selalu bercinta pagi sebelum ia pergi kerja dan malam hari ketika ia pulang. Kadang, aku yg lagi terlelap tidur, terbangun, gara-gara ia mencumbuiku dan mengajakku bersenggama. Sering pula ia merekam adegan percintaan kami dengan kameranya.
Sampai akhirnya Mrs. Ghani dan Maya kembali kerumah, ia mulai menghentikan kegiatan seks nya terhadapku. Dan si Maya kujejali dengan pertanyaan ku yg bertubi-tubi tentang hubungannya dengan Mr. Ghani. Akhirnya aku ketahui mengapa pembantu sebelumku dipecat. Ternyata pembantu yg terdahulu, tdk mau melayani permainan nafsu birahi Mr. Ghani, sehingga di buat oleh Mr. Ghani seolah-oleh pembantu itu mencuri uang dan benda-benda lainnya, sampai akhirnya ia dipecat.
Sedangkan Maya, karena ia sangat membutuhkan pekerjaan tersebut untuk membiayai keluarganya di Indonesia, ia mau saja melayani kebuasan si maniak seks Mr. Ghani. Kasihan si Maya… Perasaan kagumku terhadap Mr. Ghani luntur sudah, dan tak beberapa lama, aku pun mengundurkan diri dari pekerjaan itu. Hingga akhirnya aku kembali ke kampung halaman.
Share: