388cash388cash

Cerita Sex : Diperkosa Kontol Besar di Villa Puncak


Namaku Marie, usiaku 26 tahun serta bekerja di salah satu bank swasta di Bekasi. Ketika bencana itu terjadi, usiaku baru 24 tahun. Saat itu aku sedang menghabiskan weekend di suatu  villa di kawasan Puncak. Aku terbukti hanya sendiri. Tiada tujuan lain tidak hanya menghapus kepenatan di segarnya udara Puncak tanpa gangguan siapa pun. Tragisnya kesendirianku itu justru menghapus satu-satunya harta yang paling berharga bagiku, kegadisanku.

Ceritanya sore itu aku berendam di air hangat. Kira-kira jarum jam menunjukkan pukul tujuh lima belas menit petang hari. Udara dingin Puncak yang sejak tadi siang diguyur gerimis membikinku enggan bangun dari bathub. Kubersihkan tubuhku dengan sabun cair hingga pada kemaluanku yang tetap bisa kubanggakan sebab aku belum sekalipun melakukan hubungan badan. Sebab air bath tub telah agak dingin kuputuskan untuk mengakhiri agenda mandiku.

Aku berdiri di depan cermin kamar mandi sambil menghanduki rambutku yang basah. Kupandangi tubuh telanjangku di cermin besar yang bisa memuat bayangan tubuhku dengan cara penuh itu. aku tersenyum sendiri memandang wajah indoku yang bersih dari jerawat. Omaku terbukti orisinil Belanda. Lalu aku alihkan pandanganku pada dua buah payudaraku yang bulat serta gempal. Ukurannya 36, setinggi badan yang 173 cm serta berat 54 kg. Aku usap-usap kedua payudaraku yang tegang kedinginan. Pandanganku kemudian beralih pada satu-satunya tahap terpeka, kemaluanku yang ditumbuhi bulu-bulu yang tidak lebat. Jelas telihat tahap gemuk itu terbelah di tengahnya. Ah.. inilah hartaku yang termahal, pikirku sambil membelainya.

Tiba-tiba seseorang membuka pintu dari depan. Aku tersentak kaget sebab sewajibnya tidak ada orang lain di villa ini. Seorang pemuda berbadan tegap segera menerobos masuk. Lalu ia segera menyeretku keluar kamar mandi. Aku berusaha bentrok tapi tenagaku tidak lumayan untuk melawan tenaga pria itu.
?Hallo Nona manis, boleh kami mampir sebentar??, sapa pemuda lain yang telah menantikan di kamar tidur.
?S.. siapa kalian? Pergi! Berangkat dari sini!?, rontaku.
Pemuda yang menyeretku tadi telah memasung kedua tanganku di kedua tiang penyangga atap. Posisiku terpasung tapi kakiku tetap leluasa tidak terikat.
?Tenang, Nona manis. Namaku merupakan Leo?, kata pemuda yang mengikatku.

Wajahnya bersih serta tampan, nampak seperti anak orang kaya.
?Dan aku Syam. Kami hanya mampir untuk berbahagia-bahagia Nona?, lanjut pemuda jangkung yang tadi menyeretku.
Tubuhnya lebih kurus daripada Leo tapi wajahnya juga sedap dipandang, mesikipun terlihat agak beringas.
?Ma.. mau apa kalian? Tidak sopan!?, bentakku.
?Ha.. galak juga, Leo. Heh perawan! Siapa namamu??, bentak Syam mencengkeram rahangku hingga terasa sakit.
?Sabar Syam, tanya baik-baik. Nona manis, siapa nama dari tubuh aduhai ini??, kata Leo mengelus-elus pinggangku.
Syam melepaskan cengkeramannya. Rahangku terasa sangat ngilu.
?M.. Marie. Tolong anda segera keluar dari villa ini, aku mohon?, rengekku.

?Enak saja! Kami telah masuk, mana mungkin keluar tanpa mengangkat hasil?, jawab Syam yang lebih cepat marah.
Leo menepuk bahu Syam. Syam mundur berbagai langkah.
?Marie.. kami mampir khusus untuk menikmati kecantikanmu. Lihatlah, kau mempunyai tubuh yang sangat sensual. Juga wajah yang cantik, sayang kalau tidak dinikmati. Syam! Lihatlah bibir nona Marie ini, bukankah sangat sexy??, kata si Leo sambil segera menyerang bibirku.

Syam hanya tersenyum membiarkan Leo memagut bibirku dengan rakus. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. Aku ingin meronta tapi mulutku telah dijejali dengan lidah Leo. Kakiku menendang-nendang tapi tenaga Leo lebih kuat. Tangan kanannya mencengkeram leherku mencegahku menghindar dari pagutannya. Sedang telapak tangan kirinya digosok-gosokkan ke permukaan kemaluanku dengan kasar. Lidahnya terus menjilat-jilat menghisap-hisap lidahku dengan rakusnya. Darahku serasa naik antara rasa sakit serta nikmat. Tapi aku tetap waras, kutekuk kakiku jadi tentang kejantanannya yang mulai tegang. Leo mengaduh kesakitan. Ia nampak misuh-misuh serta ingin memukulku tapi Syam mencegahnya. Leo menunduk sambil memegangi kejantanannya. Syam mendekatiku sambil membuka kaos yang pakainya. Nampak dada bidangnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
?Sabarlah sayang, bakal terasa indah bila kau mau menikmatinya?, kata Syam.

Lalu lelaki jangkung itu mencium bibirku dengan lembut menggigit bibir bawahku perlahan-lahan lalu menyodokkan lidahnya menyusuri benda-benda yang bisa dijangkaunya. Nyatanya Syam tidak sekasar yang kukira. Kelembutannya mencumbu bibirku membikinku bagaikan diperlakukan seperti seorang kekasih. Darahku mendesir-desir. Lidahku pun menyambut lidah Syam yang meminta-minta. Tangan Syam menggerayangi punggungku serta terus turun ke bawah lalu berlabuh di bokongku. Diremas-remasnya mengikuti desah nafas Syam yang telah mulai naik turun. Jemari tangan itu mengitari bokongku. Jemarinya bermain di bibir vaginaku dengan lembut. Jiwaku rasanya mau terbang. Aku menginginkan sentuhan itu lebih lama. Tapi tidak, Syam segera mengalihkan jemarinya kembali ke bokongku. Tanpa kusadari Syam menyuntikkan sesuatu, aku tidak tahu itu apa. Hanya belum hingga hitungan kesepuluh kepalaku terasa berat. Mataku berkunang-kunang.

Terdengar tawa kedua pemuda itu sayup-sayup. Rupaya mereka telah menyuntikkan seperti obat perangsang ke dalam tubuhku. Tubuhku terasa kejang. Darahku naik ke ubun-ubun. Hawa dingin terasa menjadi panas. Aku menggeliat-geliat menahan birahiku yang melaju tanpa rem. Bibirku mendehem-dehem. Kemaluanku terasa hangat, payudaraku nampak bengkak dengan sendirinya. Gelora birahiku melonjak-lonjak. Seperti ada kekuatan yang mendorongku untuk segera bercinta dengan mereka, ingin supaya mereka segera menggerayangiku, mencumbuku, ohhh… Bajingan! Mereka hanya tertawa-tawa menontonku bersimbah keringat, berkelojotan menahan birahiku. Apa mereka tidak tahu aku ingin segera mereka sentuh…

?Syamm… Leo… kenapa anda hanya diam saja… kemarilah.. aku… ingin…?
Tawa mereka terus lebar.
?Syam, tadi dirinya menolak sekarang?! Ha…ha..?
?Ayo Leo, bidadari kami ini telah tidak sabar rupanya?
Samar-samar kulihat keduanya membuka semua pakaian yang melekat di tubuh masing-masing. Nampak penis-penis yang besar menegang menantang. Kemudian keduanya mengundi siapa dulu yang menggarapku. Nyatanya Syam. Ia mendekatiku serta kembali mencumbu bibirku, tubuhnya menempel erat di tubuhku. Jadi dadanya yang bidang menempel dengan kedua payudaraku yang telah menegang. Tangannya meremas-remas bokongku yang montok lalu membelai-belai selakangku yang telah tersendal-sendal oleh penisnya yang mengacung-acung. Ohh.. bagaikan terbang ke awan. Kemudian iapun menurun serta mendapati kedua payudaraku. Matanya berbinar-binar. Diciuminya dadaku hingga terasa hangat nafasnya lalu dimasukkannya nipples-ku ke dalam mulutnya. Aku mendesah-desah ketika nipples-ku dijilat-jilat lalu dihisap kuat-kuat oleh lidah lincahnya.
?Oah… auh.. Syamm…?

Leo yamg mulai tidak sabar segera melepaskan kedua ikatan tanganku. Lalu ia ikut bergabung dengan melumat bibirku dari arah samping. Tanganku menjambak-jambak rambut Syam sambil meladeni Leo. Saat ini gerakannya lebih lembut meski tidak selembut Syam. Sepuluh menit kemudian mereka melepaskan mulutnya dari tubuhku. Aku terkulai di lantai memandangi kedua payudaraku yang terasa sangat berat membengkak, nampak berbagai bekas gigitan Syam.

Samar-samar terlihat Leo berdiri diatas tubuhku. Ia mengacung-acungkan penisnya yang besar menegang serta memintaku untuk mengulumnya. Aku bangkit dari tidurku serta tidak berapa lama penis berkulit kecoklatan itu telah masuk ke dalam mulutku. Leo mengelus-elus rambutku sambil terus menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku mengulumnya, lidahku menyapu semua tahap benda panjang itu. Leo mengocok-ngocoknya berirama hinga ujungnya menyemburkan cairan sperma.
?Syam! Aku keluar Syam! Keluar…, aarrghh…?, teriak Leo.
Aku ingin memuntahkannya tapi Leo mencegahnyanya dengan terus menyodokkan penisnya.
?Telan sayang, telan…?, terdengar suara Syam yang telah meremas-remas kemaluanku yang terasa lengket dari belakang.

Perlahan-lahan Syam menuntunku untuk menungging. Kakiku bertumpu pada lutut sedang tanganku berpegangan pada kedua paha Leo. Aku tidak tahu apa yang dilakukan Syam. Yang kurasakan hanya nikmatnya penis Leo. Tidak kuduga tiba-tiba terasa ada benda asing yang masuk ke dalam celah vaginaku.
?Aaaah…?, teriakku tertahan.

Gigiku menggigit penis Leo nenahan rasa nyeri di celah kewanitaanku itu. Leo berjingkat-jingkat menahan rasa sakit sambil misuh-misuh. Tapi Syam bagaikan tidak peduli terus berusaha menerobos tirai-tirai kewanitaanku. Hingga akhirnya jebol, darah mengucur hingga pada pahaku. Aku menangis tersendat-sendat tapi Syam terus asyik memainkan penisnya di memekku. Memasukkannya berbagai senti lalu mengeluarkannya, belum hingga keluar telah disodokkannya lagi. Sperma muncrat ke dalam celah vaginaku. Dalam tangis jiwaku seakan melayang. Sejujurnya aku sangat menikmatinya saat itu. Terasa sangat indah ketika Syam menggoyang-goyangkan penisnya di dalam celah vaginaku.

Kurang lebih pukul sepuluh malam. Keringatku mengucur deras. Aku telentang di lantai. Di sampingku nampak Syam yang juga terengah-engah. Tapi Leo nyatanya belum puas. Dicumbunya kelaminku dengan lidahnya. Licah menyusuri dinding-dinding vaginaku menghisap-hisap klitorisku dengan gemas. Mataku berkejap-kejap menahan nikmat yang tercipta. Selakanganku mengatup mencengkeram kepala Leo supaya tidak berangkat dari kemaluanku. Sepuluh menit kemudian Leo memasukkan jari tengahnya dengan mudah ke dalam celah memekku. Untuk kedua kalinya pertahananku jebol. Cairan kewanitaanku muncrat membasahi telunjuk Leo. Ditariknya jari tengah Leo yang bersarung di memekku. Tanpa rasa jijik dijilatnya jari tengah yang berlumuran cairan kewanitaanku itu dengan senyum kepuasan.

Terdengar suara orang ronda diluar melintas di depan villa. Maka dengan tergesa-gesa Syam serta Leo mengenakan pakaiannya lalu melompat dari jendela kamarku meninggalkanku dalam keadaan sangat lemah. Aku berusaha menjerit terbuktigil-manggil penjaga ronda keliling itu. Tapi suaraku bagaikan tersumbat. Belum hingga sepuluh hitungan pandanganku telah gelap gulita.

Share:
Read More

Cerita Sex : Anak Gelandangan


Cerita ini berawal saat aku pulang kerja kurang lebih jam 11 malam, mobilku menabrak seorang anak yang digandeng ibunya sedang menyeberang jalan. Untung saja aku cepat menginjak rem jadi anak itu lukanya tak parah hanya sedikit saja pada tahap pahanya. Ketika aku tawarkan untuk ke rumah sakit, Bunda itu menolak serta katanya lukanya tak parah.

“Ya udah bu, kini aku antar Bunda pulang, dimana rumah Ibu?”
“Nggak usah den, si Mbok nggak usah diantar”.
“Kenapa Mbok, inikan telah malam, nggak apa-apa Mbok aku antar ya?”
Si mbok ini tak menjawab pertanyaanku serta hanya menunduk lesu serta ketika dirinya mau menjawab, dari arah ujung trotoar mencul anak kecil sambil membawa bekicot.
“Ini Mbok bekicotnya, biar luka Mbak Tika cepat sembuh”.
Ibu itu menerima bekicot dari gadis itu, memecahnya pada tahap ujung serta mengoleskannya diluka gadis yang nyatanya namanya Tika. Tapi, Seusai beres mengoleskan, simbok itu mengandeng Tika serta adiknya mau pergi. Sebelum melangkah jauh, aku hadang serta berusaha untuk mengantarnya pulang.

“Simbok mau pulang.., aku antar ya Mbok, kasihan Tika jalannya pincang”.
“Ngaak usah den, simbok..”.
“Kenapa Mbok, nggak sungkan-sungkan, ini kan telah malam, kasihan Tika Mbok..”.
“Simbok ini nggak punya rumah den, sombok cuma gelandangan”.
Aku pernah benggong mendengar jawaban simbok ini, akhirnya aku putuskan untuk mengajaknya ke rumahku mesikipun hanya untuk malam ini saja. Semakin terang aku kasihan terhadap mereka.

“Ya telah Mbok, kalian serta kedua anakmu itu malam ini boleh tidur dirumahku”
“Tapi ndoroo..”.
“Telahlah Mbok, ini juga kan untuk menebus kesalahanku sebab menabrak Tika”.
Dari info yang aku bisakan didalam mobil selagi perjalanan pulangp, simbok ini nyatanya ditinggak suaminya saat mengandung adiknya Tika, yang akhirnya aku ketahui namanya Intan. Simbok ini yang nyatanya namanya Inem, usianya kurang lebih 42 tahun, serta anaknya si Tika umurnya 14 tahun sedangkan Intan baru 11 tahun. Tika pernah lulus SD, sedangkan Intan hanya pernah menikmati bangku SD kelas 4.

Seusai hingga dirumah, Mbok Inem serta kedua anaknya langsung aku suruh mandi serta makan malam. Nyatanya simbok, Tika serta Intan tak membawa baju ganti jadi seusai mandi baju yang digunakannya ya tetap yang tadi. Padahal baju yang digunakan ketigany telah tak pantas untuk digunakan lagi. Simbok menggunakan daster yang lusuh serta sobek disana-sini sedangkan Tika serta Intan sama saja lusuh serta penuh jahitan disana sini. Besok yang kebetulan hari minggu, aku terbukti mempunyai rencana membelikan baju untuk mereka bertiga. Aku terbukti jenis orang yang nggak bisa menonton ada orang lain menderita. Kata temen-temen sih, aku tergolong orang yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

“Tika serta juga kalian Intan makan yang tak sedikit ya.. biar cepet gede..”.
“Inggih Ndoro.., boleh nggak kalau Intan habiskan semuanya, sebab Intan telah 2 hari nggak makan”.
“Boleh nduuk.., Intan serta Tika boleh makan sepuasnya disini”.
*****
Mulai dari sinilah awal dari petualangan seksku. Seusai agenda makan malam beres, ketiganya aku suruh tidur di kamar belakang. Kurang lebih jam 1 malam seusai aku beres nonton agenda TV yang membosankan, aku menuju kekamar belakang untuk meneggok keadaan mereka. Ketika aku masuk kekamar mereka, jantungku langsung berdeguk cepat serta keras saat aku menonton daster Mbok Inem yang tersingkap hingga ke pinggang. Nyatanya dibalik daster itu, Mbok inemku ini mempunyai paha yang betul-betul mulus serta dibalik CD nya yang lusuh serta sobek pada tahap depannya terkesan dengan jelas jembutnya yang tebal serta hitam. Pikiranku langsung melayang serta kontolku yang tetap perjaka ini langsung berontak.

Seusai agak tenang, tanganku langsung bergerilnya mengelus paha mulus Mbok inemku ini. Seusai puas mengelus pahanya, aku mulai menjilati ujung paha serta beres dipangkal pahanya. Aku pernah mau muntah ketika mulai menjilati klitorisnya. Di depan tadi kan aku telah bilang kalau CD Mbok ku ini sobek pada tahap depan.., jadi clitnya terkesan dengan jelas. Sedangkan yang bikin aku mau muntah merupakan aroma CDnya. Ya.. mungkin telah berhari-hari tak dicuci. Seusai kurang lebih 13 menit aku jilati clitnya serta nyatanya Mbok inemku ini tak ada reaksi.. ya mungkin terlalu capek shingga tidurnya pulas banget, aku mulai keluarkan kontolku serta mulai aku gesek-gesekkan di clitnya. Aku tak berani melapas CDnya takut dirinya bangun. Ya.. aku hanya berani mengocok kontolku sambil memandangi clit serta juga teteknya. Nyatanya Mbok inemku ini tak menggunakan BH jadi puting payudaranya pernah menonjol di balik dasternya. Aku tak berani untuk memeras teteknya sebab takut Mbok Inem bakal bangun.

Sedang asyik-asyiknya aku mengocok kontolku, si Tika bangun serta menonton ke arahku. Tika pernah mau teriak serta untung saja aku cepat menutup mulutnya serta memimta Tika untuk diam. Seusai Tika diam, berhubung aku telah tanggung, semakin saja aku kocok kontolku. Tika yang tetap terduduk lemas sebab ngantuk, tetap saja menonton tangan kiriku yang mengocok kontolku serta tangan kananku mengusap-usap paha mulus ibunya. Sambil meperbuat aktivitasku, aku pandangi si Tika, gadis kecil yang sangatlah polos, serta aku lihat sesekali Tika menonton mataku semakin berpindah ke paha ibunya yang sedang aku elus-elus berulangkali. Seusai kurang lebih 8 menit berlalu, aku tak tahan lagi, serta akhirnya “.. croot.. crrott.. croot..” ada 6 kali aku menembakkan pejuhku ke arah clit Mbok inemku ini.

Saat aku keluarkan pejuhku, si Tika menutup matanya sambil memeluk kedua kakinya. Pada saat itulah aku tanpa sengaja menonton pangkal pahanya serta nyatanya.., tikaku ini tak menggunakan CD. Saat aku sedang menonton memeknya Tika, dirinya bilang..
“Ndoro.. kenapa pipis di memeknya simbok”. aku sendiri pernah kaget mendengarnya.
“Nduuk.. itu biar ibumu tidur nyenyak..”.
“Ndoroo.. Tika kedingingan.., Tika mau pipis.. tapi Tika takut ke kamar mandi..”.
“Ya.. telah Nduk.. ayo aku antar ke kamar mandi”.
Tika kemudian aku ajak pipis ke toilet di kamar tidurku. Aku sendiri juga pengen pipis, semakin Tika aku suruh jongkok didepanku. Tika kemudian membawa roknya serta.. suur.. tak sedikit sekali air seni yang keluar dari memeknya. Aku sendiri hanya sedikit sekali kencingku. Seusai agenda pipisnya beres, Tika aku gendong serta aku dudukkan di pinggir ranjangku. Lalu aku peluk serta aku belai lembut rambut panjangnya yang hingga ke pinggang.

“Ndoro.. Tika belum cebok.. kelak memeknya Tika aroma lho.. Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. biar kelak Ndoro yang bersihin memeknya Tika.. Tika bobok disini ya.. sama ndoromu ini..”.
Kemudian Tika aku angkat serta mulai aku baringkan di ranjang empukku ini. Tangganku mulai aktif membelai rambutnya, pipinya, bibirnya.. serta juga payudaranya yang cukup montok. Pada saat tanganku mengelus pahanya..
“Ndoro.. kenapa mengusap-usap kaki Tika yang lecet..”.
“Oh iya Nduk.. Ndoro lupa..”.
Tahu sendirilah, aku terbukti sangatlah telah horny untuk mencicipi Tika, gadis kecilku ini. Bayangkan pembaca, disebelahku ada gadis 14 tahun yang begitu polos, serta dirinya diam saja ketika tanganku mengelus-elus seluruh tubuhnya.

Pembaca.. gimana udah belum ngebayanginya.. udah belum..! udah yaa.. aku semakinin ceritanya.
Kemudian aku jongkok diantara kakinya serta mulailah aku singkap rok yang digunakan Tika hingga ke pinggang. Kini terpampanglah dihadapanku seorang gadis kecil usia 14 tahun denga bibir kemaluan yang tetap belum ditumbuhi bulu. Seusai pahanya aku kangkangkan, terpangpanglah segaris bibir memek yang dikanan-kirinya agak mengelembung.., eh maksudku tembem. Dengan jari telunjuk serta Bunda jari aku berusaha untuk menguak isi didalamnya. Serta nyatanya.. isinya merah muda, basah sebab ada sisa pipisnya yang tadi itu lho serta juga agak mengkilap.
Tangankupun mulai mengelus memek keperawanannya, serta sesekali aku pijit, pelintir serta aku tarik-tarik clitorisnya. Ake sendiri heran clitnya tikaku ini ukurannya nggak kalah sama ibunya.

“Aduuh.. Ndoro.. memeknya Tika diapain.. Ndoro..”.
“Tenang Nduk.. nggak apa-apa.. Ndoro mau nyembuhin luka kalian kok.. Tika diam saja yaa..”.
“Inggiih.. Ndoro..”.
Seusai Tika tenang, akupun mulai menjilati memeknya serta terbukti ada rasa serta aroma pipisnya Tika.
“Ndoro.. jangaan.. Tika malu ndoroo.. memek Tika kan bau..”.
Aku bahkan pernah memasukkan jariku ke liang perawannya serta mulai aku kocok-kocok dengan pelan. Tikapun mulai menggelinjang serta mengangkat-angkat pantatnya.
Aku pun mulai menyedot memeknya Tika dengan kuat serta aku lihat Tika menggigit bibir bawahnya sambil kepalanya digoyang kekanan kiri.

“Ndoroo.. geli Ndoro.. memeknya Tika diapain sih ndoroo..”.
Akupun tak peduli dengan keadaan Tika yang kakinya menendang-nendang serta tangannya mencengkeram seprei ranjangku hingga sobek disana sini. Serta akhirnya..
“Ndoroo.. telah Ndoro.. Tika mau pii.. piis dulu Ndoro..”.
Dan tak lama kemudian “Ssuur.. suur.. suur..”
Tidak sedikit sekali cairan hangatnya membanjiri mulutku. Aku berusaha sekuat tenaga untuk menelan semua cairan memeknya yang mungkin baru pertama hari ini dikeluarkannya.
Seusai kujilati serta kuhisap hingga bersih, akupun tiduran disebelahnya serta tak lebihkul tikaku ini.

“Ndoro.. maafin Tika ya.. Tika tadi pipis di mulutnya Ndoro.. pipis Tika aroma ya Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. tapi Tika wajib dihukum.. sebab udah pipis dimulut Ndoro..”
“Tika mau dihukum apa saja Ndoro.. asalkan Ndoro nggak marahin Tika..”.
“Hukumannya, Tika gantian minum pipisnya Ndoro.. mau nggak..”.
“Iya Ndoro..”.
Akhirnya aku keluarkan kontolku yang telah tegang. Begitu kontolku telah aku keluarkan dari CDku, Tika yang tetap terlalu polos itu menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Aku lihat wajah Tika agak memerah. Seusai aku lepaskan kedua tangannya, aku sodorkan kontolku kedepan wajahnya serta aku suruh Tika untuk memegangnya.

“Nduk.. ayo dipegang serta dielus-elus..!.
“Inggih Ndoro.. tapi Tika malu Ndoro.. Tika takut Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. ini nggak nggigit kok.. ini namanya kontol Nduk..”.
Kemudian gadis kecilku ini mulai memegang, mengurut, meremas serta kadang-kadang diurut.
“Nduk.. kontolnya ndoromu ini diemut ya..”.
“Tapi Ndoro.. Tika takut Ndoro.. Tika jijik Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. diemut saja semacam saat Tika ngemut es krim.. ayo kelak Tika Ndoro kasih es krim.. mau ya..”.
“Benar Ndoro.. kelak Tika dikasih es krim..”.”Iya Nduk..”.
Tika pun jongkok diantara pahaku serta mulai memasukkan kontolku ke mulutnya yang mungil. Agak sulit sih, bahkan kadang-kadang kontolku tentang giginya.

“Nah gitu nduuk.. diisep ya.. yaa.. ya gituu.. nduuk..”.
Sambil Tika mengoral kontolku, kaos lusuhnya Tika pun aku angkat serta aku lepaskan dari tubuh mungilnya. Aku elus-elus teteknya serta kadang aku remas dengan keras.
“Aku gemes banget sih sama payudaranya yang bentuknya agak meruncing itu”.
Kurang lebih 12 menit kemudian, aku rasakan kontolku telah berdenyut-denyut. Aku tarik kepala Tika serta aku kocok kontolku dimulut mungilnya.. serta.. aku tekan hingga menyentuh kerongkongannya serta akhirnya “.. croot.. croot.. croot.. cruut..!”
Cairan pejuhku sebagian besar tertelan oleh Tika serta hanya sedikit yang menetes keluar dari mulutnya.

“Ndoroo.. pipisnya tak sedikit banget.. Tika hingga mau muntah..”.
“He.. eh.. nduuk.. tapi enak kan.. pipisnya Ndoro..”.
“Inggih Ndoro.. pipis Ndoro kental banget.. Tika hingga nggak bisa telan.. agak amis Ndoro..”.
Aku terbukti tergolong laki-laki yang suka memelihara tubuhku. Hampir setiap hari aku fitnes. Menuku setiap hari : susu khusus lelaki, madu, 6 butir telur mentah, serta juga suplemen protein produk Amerika. Jadi ya wajar kalau spermaku kental serta agak amis.

Kemudian aku peluk bidadariku kecilku ini serta sesuai janjiku dirinya aku kasih es krim rasa vanilla. Seusai habis Tika memakan es krimnya, dirinya aku telentangkan lagi diranjangku. Semakin aku kangkangkan lagi pahanya serta aku mulai lagi menjilati memek tembemnya. semakin terang saja aku penasaran sebelum membobol selaput daranya.
“Ndoro.. mau ngapain lagi.. kelak Tika pipis lagi lho Ndoro..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. pipis lagi aja Nduk.. Tika mau lagi khan es krim..”
“Mau Ndoro..”.
Seusai aku siap, pahanya aku kangkangkan lagi lebih lebar, serta aku mulai memasukkan kepala kontolku ke celah surgawinya. Baru masuk sedikit, tikaku meringgis.
“Ndoro.. memek Tika diapain.. kok sakit..”
Aku pernah tarik ulur kontolku di liang memeknya. Serta seusai kurasa mantap, aku tekan dengan keras. Aku rasakan ujung kontolku merobek selaput tipis, yang aku yakin itu merupakan selaput daranya.

“Ndoorroo.. sakiit..” Langsung aku peluk Tika, kuciumi wajah serta bibir mungilnya.
“Nggak apa-apa Nduk.. kelak enak kok.. Tika tenang saja ya..”.
Seusai kudiamkan berbagai saat, aku mulai lagi memompa memeknya serta aku lihat tetap meringis sambil menggigit bibir bawahnya.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli Ndoro.. ahh..” itulah yang keluar dari mulutnya Tika.
“Auuhh.. oohh.., Ndoro.., periih…, aahh.. gelii Ndoro.. aahh..,”.
SAmbil aku semakin meusuk-nusuk memeknya, aku rutin perhatikan wajah imutnya Tika. Sungguh pemandangan yang luar biasa. Wajahnya memerah, bibirnyapun kadang-kadang menggigit bibir bawahnya serta kalau aku lihatnya matanya terkadang hanya terkesan putihnya saja. Kedua kaki Tika pun telah tak beraturan menendang kesana-kesini serta juga kedua tangannya luar biasa-narik seprei kasurku hingga terlepas dari kaitannya.
“Auuhh.. oohh.., ndoroo.., aahh.. ooh.. aahh, ndoroo..”.

Aku mulai rasakan ada denyutan-denyutan vaginanya di kontolku, pertanda tikaku sebentar lagi orgasme. Kepala Tika pun mulai menengadah ke atas serta kadang-kadang badannya melengkung. Sungguh pemandangan yang sensasional, gadis 14 tahun yang tetap begitu polos, tubuhnya mengelinjang dengan desahan-desahan yang betul-betul erotis. Aku yakin para pembaca setuju dengan pendapatku, tapi tangannya pembaca kok megang-megang “itu” nya sendiri, hayo udah terangsang ya. Aku tahu kok, nggak usah malu-malu, semakinin aja sambil membaca ceritaku ini.
“Oohh.. ahh.. auuhh.. geli ndoroo.. ahh..”
“Ndoroo.. Tika mau pipiiss.. ndoroo..”
“Seerr.. suurr.. suurr.., kontolku semacam disiram air hangat..”.
Aku peluk sebentar tikaku untuk memberbagi peluang gadis kecilku menuntaskan orgamesme. Seusai agak reda, aku lumat-lumat bibir mungilnya.

“Maapin Tika ya Ndoro.. Tika pipis dikasurnya Ndoro..”.
“Tika malu Ndoro.. udah gede tetap ngompol di kasur..”.
“Nggak apa-apa Nduk.. (lugu sekali gadisku ini).. Ndoro juga mau pipis di kasur kok..”.
Aku sendiri telah nggak tahan. Kakinya aku angkat, lalu kuletakkan di pundakku. Dengan posisi ini kurasakan kontolku menyentuh dinding rahimnya. Memeknya jadi becek banget, serta aku mulai mempercepat sodokan kontolku.
“Ndooro.. Tika capek.. Tika mau bobok.. ndooroo..”.
“Iya nduuk.. Tika bobok saja yaa..”.
“Memeek Tika periih.. ndooroo..”.
Kutekan keras-keras kontolku ke liang kenikmatannya serta kutarik pantatnya serta “croot.. cruut.. croot.. croot.. cruut.. croot..!”. Aku muntahkan pejuhku kedalam rahimnya.

Aku cabut kontolku dari memek tembemnya, terkesan lendir putih bercampur dengan darah segar mengalir keluar dari liang kemaluannya.
“Ndoro.., kenapa Ndoro pipis diperutnya Tika.., perut Tika jadi hangat Ndoro..”.
“Iya nduuk.., biar kalian nggak kedinginan.., ayo kini Tika bobok ya.., sini Ndoro kelonin..”.
“Inggih Ndoro.., kini Tika capek.., Tika pengen bobok..”.
Aku perhatikan memeknya telah mulai melebar serta agak membelah dibandingkan sebelum aku perawanin. Aku peluk dirinya serta aku cium dengan mesra Tika, si gadis kecilku. Aku serta tikapun akhirnya tertidur dengan pulas. Nikmaat.

Share:
Read More

Cerita Sex: Aku Menjadi Obyek Masturbasi


Aku memasuki kamarku serta langsung kukunci dari dalam, kulepas T Shirt tanpa lengan yang kupakai serta kulemparkan begitu saja di tempat tidur. Payudaraku yang ranum berwarna sedikit merah muda di puting serta kurang lebihnya tampak menggairahkan. Aku terbukti sejak kecil tidak suka memakai bra sampai saat ini aku jadi tidak mempunyai BH barang satupun, sampai begitu T Shirt kutanggalkan maka payudaraku pun langsung mencuat, ukurannya terbukti sedang-sedang saja tetapi bentuknya padat serta menggairahkan sampai bisa membikin setiap lelaki menelan ludah bila memandangnya, apa lagi ditunjang postur tubuhku yang sexy setinggi 170 centimeter, yang lumayan tinggi untuk ukuran seorang wanita.

Kuperosotkan serta kulepas hot pantsku yang mini model longgar di tahap bawah, sampai tampak jelas CD model G String warna merah yang saat ini kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali nylon yang melilit di pinggangku serta ada ikatan di kiri serta kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela sela secarik kain model sisi tiga kecil yang tipis ukurannya, kurang dari ukuran dua jari hanya sanggup menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String yang kupakai terbukti sangat sexy serta aku sangat suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang melingkar melalui selangkanganku cocok mengikuti belahan pantatku ke atas tahap belakang serta tersambung dengan tali nylon yang melingkar di pinggangku.

Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku, maka tidak sehelai benang pun saat ini menutupi tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil telanjang bulat aku berlangsung menuju lemari mengambil suatu  celana singkat mini yang longgar di tahap bawahnya yang terbuat dari bahan sutera tipis tembus pandang serta ada lubang di tahap kiri serta kanannya serta tanpa kancing, hanya memakai karet elastis saja. Segera kukenakan sambil menyalakan komputer serta mengakses internet. Celana ini terbukti enak sekali digunakan di rumah saat tidur, serta aku biasa tidur dalam kondisi semacam ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku, hanya ada celana singkat semacam yang kukenakan saat ini. Tetapi tidak jarang juga aku tidur tanpa berbusana sama sekali serta langsung menyusup ke dalam selimut.

Semacam biasa, email yang masuk ke mail box-ku sangat tidak sedikit. Kubuka satu persatu, bagi pengirim yang belum sempat mengirim email kepadaku langsung kujawab emailnya serta kucantumkan persyaratanku bila ingin berkenalan serta mengobrol lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang telah sempat kujawab emailnya tetapi tidak memenuhi persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email ingin berkenalan lebih lanjut serta ber email ria, langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa memberbagi reply.

Demikian pula bagi yang mengirimkan pesan dengan memakai nomor HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa butuh membukanya terlebih dahulu. Aku malas membukanya sebab membuang-buang waktu serta biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya kecuali dengan juga memakai SMS, untuk apa aku wajib bersusah payah membuang-buang pulsa segala, pikirku.
Seusai berakhir membuka serta membalas semua email yang masuk, kuputus jalan masuk dengan internet, tetapi komputerku tetap kunyalakan sebab rencananya kelak berakhir mandi aku bakal mengaksesnya lagi, sebab biasanya bakal tidak sedikit lagi email yang masuk.

Kulepas celana yang kupakai serta aku memasuki kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini aku ingin berendam sejenak sambil menghapus pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath foam secukupnya dalam air sampai berbusa. Saat aku menantikan penuhnya air, tiba-tiba ponselku berbunyi.

Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini datangnya dari salah seorang pembacaku, sebab terbukti bagi pembaca yang telah memenuhi persyaratanku, nomor ponselnya segera kumasukkan memory serta kukumpulkan dalam satu nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil namanya Amin (nama samaran).Cerita Sex 2015
“Yaa..! Halloo..!”, sapaku seusai menekan tombol Yes.
“Hallo..! Hai Lia..! Apa berita..? Lagi ngapain nich?”, sahut Amin dari seberang.

“Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa serta ada apa menelepon? Entar aja deh kalian telepon aku lagi ya, aku telah telanjang bulat nich, telah siap-siap mau berendam”, belum berakhir aku mengatakan, Amin langsung memotong pembicaraanku..
“Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kalian berendam sambil tetap ngobrol denganku”, pinta Amin.
“Baiklah”, jawabku menyetujui sambil meraih hands free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.

Hand phone kuletakkan di meja wastafel serta kabel hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun akhirnya berendam sambil mengobrol dengan Amin memakai hands free.
“Lia! Aku kini juga berlangsung ke kamar mandi, kini di kamar mandi aku melepaskan celana serta CD-ku, keadaanku kini juga telah bugil nich!”, Amin mencoba membahas keadaannya saat itu padaku.
“Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kalian ikutan bugil di sana?”, ujarku.

“Lia! Aku ingin meperbuat onani sambil ngobrol denganmu, kalian tidak keberatan kan? Please! Kini peniskutelah berakhir kubasahi serta kuoles dengan shampoo, kini mulai kuusap-usap sambil mengocok-ngocoknya, kalian juga cerita dong apa yang kalian kerjakan saat ini sambil memberiku rangsangan”, pinta Amin lagi dengan memelas.

Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku sempat membayangkan sejenak serta sedikit mulai terangsang sampai tanpa kusadari aku juga telah mulai meremas-remas payudaraku. Sebab aku memakai hands free, maka aku tetap tetap bisa mengobrol dengan kedua tanganku tetap leluasa bisa beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku sedang meremas-remas kedua payudaraku yang juga telah mulai mengeras, puting susuku mendongak ke atas serta mulai kujilati sendiri bergantian kiri kanan, aku merasakan ada ajaran yang mengalir keluar dari liang senggamaku, pertanda aku telah mengalami rangsangan hebat.

Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke bawah lagi ke arah vaginaku sambil membawa kedua buah kakiku serta meletakkannya ke samping bathtub sampai posisiku kini terkangkang lebar sampai mempermudah tangan kananku mengelus tahap luar vaginaku yang kurang lebihnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku, gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin dari seberang sana..

“Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!”, suaranya makin lirih, rupanya di seberang sana Amin telah sukses mencapai puncaknya, gila! Dirinya semacamnya sangat menikmati penuturanku melalui telepon sambil terus meperbuat aktifitasnya sendiri, mendengar suara itu aku menjadi terus terangsang saja jadinya, jari tengah serta jari manis tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang vaginaku yang telah terus berlendir, sementara jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku. Rasanya sangatlah membikin darahku mengalir ke atas kepalaku. Pertama agak susah masuk, tetapi lama-lama seusai melalui berbagai kali gesekan, bibir vaginaku pun terus merekah jadi mempermudah jari-jariku masuk menembus liang vaginaku.

Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-putar di dalam sampai menyentuh dinding-dinding tahap dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan batang kemaluan yang sempat masuk serta bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih nasib rasanya sebab bisa kukontrol sesuai dengan keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan pada tonjolan sebesar bunda jari yang ada serta tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya.Cerita Sex 2015
Aku juga semacamnya bakal segera mencapai puncak kenikmatan. Kini tiga jariku yaitu jari telunjuk, jari tengah serta jari manis tangan kananku kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku, kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif menolong, jari manis serta jari telunjuk tangan kiri kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan jari-jari tangan kananku terus cepat. Aku terus melenguh.

“Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!”, badanku berguncang keras jadi air dalam bathtub tidak sedikit yang tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.
Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh panjang, serta aku pun mencapai orgasme. Badanku saat ini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari seberang sana kudengar suara Amin menanyakanku..
“Gimana Lia, enak enggak?”, Setan.., umpatku dalam hati, masa tetap ditanya enak alias enggak?
“Lia..! Aku kini ke rumahmu ya? Kau kujemput serta kami check in terus meperbuat faktor yang sesungguhnya yuk”, ajak Amin.Cerita Sex 2015
Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Seusai berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan telepon dengan argumen bakal meperbuat sesuatu. Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia mematikan teleponnya, entah berapa tidak sedikit pulsa telah yang dirinya habiskan untuk meperbuat sex by phone denganku sambil beronani.

Terus terang saja meski telah agak tidak jarang kontak dengan Amin serta kami juga telah dua kali bertatap muka, aku sedikit pun tidak tertarik berhubungan badan dengannya. Tingginya kurang lebih 165 centimeter, lebih singkat sedikit dariku, badannya agak sedikit gendut, usianya 32 tahun, telah beristri serta beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang istimewa bagiku. Aku terbukti juga membutuhkan sarana menyalurkan libidoku tetapi tidak berarti aku bisa meperbuatnya dengan siapa saja.

Dalam permainan sex, aku sangatlah ingin menikmatinya, maka aku juga wajib memilih pasangan yang sangatlah bisa menaikkan gairahku. Telah berkali-kali Amin mengajakku make love (ML) tapi rutin kutolak dengan seribu satu macam alasan, tetapi aku tetap tidak mengutarakan argumen penolakanku, sebab aku yakin dirinya bakal langsung merasa malu serta tersinggung. Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf serta aku harap kalian juga membaca tulisanku ini serta bisa mengerti.


Share:
Read More

Cerita Sex : Bercinta dengan TKW indonesia


Bercinta Dengan TKW indonesia (tenaga kerja wanita asal indonesia) ini berawal ketika saya baru saja diberi tugas untuk survey berapa kira2 jumlah visitor yang hadir setiap sore di salah satu mall di jakarta.walau sebetulnya males banget ngerjainnya tapi ya telahlah.. apa aja asal saya gak nganggur. hinggalah saya di mall itu serta mulai cek jumlah kendaraan motor serta mobil yang hadr pada jam sore disana. seusai saya bikin anggapan.. barulah saya masuk ke dalam mall untuk nambahin jumlah kira2 pengunjung disana.
Saya gak sadar awalnya.. ketika tak sedikit wanita aneh yang memberbagi senyum gak jelas ketika mata saya papasan sama mereka, hingga saya dengan cara gak sengaja ada wanita yang tadinya kasih senyum serta udah gandeng pria timur tengah yang udah agak uzur.
Wah.. tak sedikit penyamun yang bakalan nyiksa kantong saya niy..pikir saya. hingga saya gak sengaja liat cewe mungil dengan gaya jalan nunduk lewat begitu aja. Serta anehnya saya balik badan..spontan serta coba ngejar niy cewe. mba..’maaf ya, kalau bioskop adanya dilantai berapa ya..alesan saya buat ice breaking sama dia. untungnya dirinya jawab meski tetep aja ga mau liat muka saya.. ” tetap satu lantai lagi mas… , oh..maap ya udah ganggu perjalanan kalian , itu kata-kata yang ngeluncur gitu aja dari mulut saya. oh iya.. maap lagi niy mba.. kalian lagi ada persoalan ya.. kok wajahnya kaya abis dimarahin bunda tiri.. cemberut gitu.. tanya saya lagi. mba yang saya sapa ini akhirnya berani natap saya serta senyum dikit sambil bilang.. ah.. saya biasa aja kok, emang nya kenapa.. kalian mau temenin aku muter2 disini…
Jalan bareng lah saya…dan hati2 banget ngawalnya.. sampe akhirnya.. saya berani pegang tangan dirinya serta dirinya gak marah. wah…. jangan2 ini salah tips dari cewe karir di mall ini.. pikir saya. tapi bathin saya gak yakin kalau dirinya amatiran apalagi profesional, coz polo shirt yang dirinya pake.. branded serta wangi parfume nya tentu diatas 500an. Udah bolak balik , atas kebawah sampe akhirnya saya coba inisiatif untuk ajak dirinya makan alias sekedar minum juice.dan saya ajak dirinya untuk keluar dari mall itu. lanjut.. dirinya oke serta sama sekali ga protes ketika tangan dirinya saya tarik untuk segera bergegas. pas jalan keluar, dengan cara gak sengaja tangan saya berbagai kali nyentuh tahap pinggir toket sigadis yang saya bahkan belum tau namanya siapa.. serta dirinya langsung rapetin tangan saya hingga bener-bener nempel abis ke samping toketnya dia. pikiran saya langsung berantakan.. yang tadinya pingin pelan2 dulu atur taktik tiba-tiba nekat ngomong..
Gimana kalau kami buka kamar serta ngobrol2 disana.., ( kalau marah .. saya bakal minta maaf niy ).. serta reaksi dirinya bener-bener diluar dugaan saya.. dirinya malah tanya… emangnya mau berapa hari di hotel.. , copot jantung saya denger dirinya ngomong gitu… cewe pendiem gak berani natap saya, kalau ngomong sopan serta pelan, berani ngom0ng gitu ke saya. saya coba tutup kebingungan saya dengan ketaawa serta semakinin jalan sampe akhirnya saya ketemu bajaj serta sebut nama hotel xxx yang gak jauh dari mall itu.
Jantung saya makin gila debarannya ketika saya bener-bener udah masuk dikamar itu.. ada berbagai keraguan saya.. ini tips baru apa cewenya rada gokil… alias malah dirinya sengaja mau kasih penyakit ke saya…. tapi sekali lagi bathin saya bilang.. tenang aja… dirinya wanita baik2 yang kebetulan suka sama saya.
TV saya nyalain, serta duduk disamping ranjang apa adanya gitu. serta baru saya tanya… siapa namanya.., reaksi dirinya pas saya tanya begitu… ketawa serta ketawa.. dirinya bilang.. cowo jakarta type nya beda kaya dihongkong yah.. kalau disana.. tentu nanya nama, pekerjaan, tinggal dimana.. tapi kami kok baru tanya nama seusai masuk hotel, trus dirinya bilang lagi kalimat yang bikin saya makin deg degkan… emangnya penting yah nama.. bukannya terpenting romantisnya….. Kacau niy cewe pikir saya.. kok malah dirinya yang balik agresif serta saya dibikin KO gak dapat ngomong lagi, jalan satu-satunya saya alihkan lah pembicaraan kenapa dirinya dapat jalan ke mall sendirian.
Saya coba rilex dengan buka sepatu serta rebahan sambil nyalain rokok.. , saya coba gak perduli apakah dirinya mau rebahan juga alias ngga.. serta akhirnya cewe ini mau juga cerita siapa dirinya. “saya baru aja balik dari hongkong, saya TKW mas disana. udah 2 tahun disana, serta kontraknya baru aja abiz. orisinil saya dari solo, cuma baru kini dapat jalan2 ke mall di jakarta, sambil lanjutin cerita, dirinya mulai rebahan disamping saya, serta bahkan tangannya berani pegang kepala saya.. serta mainin rambut saya. ceritalah dirinya mulai dari awal kerja sampe seneng2nya kalau tinggal disana.
Kira-kira udah 30 menitan cerita, saya tetap belum berani ambil keputusan.. ini cewe wajib saya apain.., terpaksa deh saya nekad bilang sama dia… ” boleh gak.. kalau saya pake celana singkat aja ? ” dirinya bukan hanya ngangguk boleh malah dirinya juga ikutan buka kaos kaki pink nya serta buka juga polo shirt sama celana panjang katunnya.. anjriiittt saya tambah salah tingkah.. apalagi pas saya liat merk victoria secret 34B serta celana span pink yang ngasih liat bentuk pantat serta pinggulnya yang terawat banget. Meski udah agak terang .. saya tetep aja konyol pura-pura cuek .. serta nyalain rokok lagi sambil dirinya gantungin polo shirt serta celana panjangnya.
Sekarang posisi saya sama dirinya .. saya rebahan serta kepala dia.. tidur diatas dada saya yang tetap pake kemeja, serta dirinya bilang.. “mas kalian kelak tetap kerja lagi ga.., kemejanya buka aja.. kelak lecek loh.. ” glek glek.. saya ngerasa isyaratnya udah makin jelas.. tapi saya tetep aja konyol pura-pura gak tau arah nya kemana.. . saya bukalah kemeja saya serta saya rebahan serta kembali lagi kepala dirinya diatas badan saya . jantung saya yang tadinya deg-degkan coba saya sembunyiin dengan atur napas pelan2.. serta sebab itu dirinya bilang spontan ke saya…. kalian dari tadi udah gak sabaran yahh…. emangnya kalian bawa pengaman………………
anjriiiiiiiitttttt……., langsung aja saya kissing bibir mungilnya dia.. serta saya mainkan lidah lidah maut saya ke mulut dia…. trus aja saya serabutan kissing dia.. mungkin saya dendam kali ya dari tadi di ledekin trus sama dia.. serta saya sempet kaget pas dirinya ngeluhnya persis gaya cewe2 mandarin kalau lagi mendesah..pegangan tangan dirinya makin kenceng kepunggung saya.. serta lidahnya dirinya gantian masuk ke mulut saya…. , pas peristiwat itu saya langsung coba buka tali branya yang kudu dibuka dari depan… tiba tiba… dirinya berhenti serta liat saya dengan mata yang lembut tapi penuh gairah… mas nama aku lia, mas namanya siapa……. oh saya iwan… jawab saya … saya langsung kekamar mandi serta bersihin semua perabotan saya… serta dirinya timbul dari belakang serta ikut bersihin perabotan saya… . pas disini saya saya udah yakin… she will be mine… gak mungkin gagal lah…..
kembali ke ranjang dengan wangi sabun terjangkauan… mulailah dirinya dengan kising2 hingga ke status blow job. Gosh.. ini cewe kaya pemain bokep.. lidahnya dapat kemana..dan gerakannya tenang banget.. makin turun hingga dirinya jilat black hole sun saya… serta saya langsung risih kasian ke dia.. tapi gak mau stopin dirinya juga.. coz nikmat banget lidah lembutnya dirinya ada di hole sun saya.. saya coba raba2 toketnya dia… tapi tangan saya ditepis sama dia… serta dirinya bilang.. babak ini. dirinya yang incharge.. dirinya yang berkuasa.. saya gak boleh ngapa2in… , kira2 10 menit saya disiksa dengan rasa geli sampe ke otak serta perut saya udah mulai sakit nahan geli……. gokilll… semua batang saya dilahap masuk kedalam mulut dia..dan dirinya yang mau muntah tapi ditahan.. masuk kedalem tenggorokan kali tuh penis saya…
Sssshhhhhh .. saya tahan semakin jangan sampe croot didalam tenggorokan dirinya niy… serta dirinya makin semangat nge blow sejadi2nya… tangan kecilnya dirinya mulai gerayangan juga.. puting saya dipilin2 pelan sama dia.. bener-bener pelan.. sampe kaya cuma sentuh kulit luar badan saya…. annnjjrrriittt… kayanya isi rudal udah mau tumpah padahal baru fore play…… serta saya coba ganti posisi … tapi kepala saya ditahan sama tangan dia.. serta aaaaakkkkkhhhh croott crrrroooottttt…… masuklah semua lahar panas ke kerongkongan dia… serta kepala dirinya saya teken sekenceng2nya.. gila men… saya gak mikir bahayanya.. saya bener2 mikirin crot sampe ampas2nya…., serta ketika saya coba lepasin kontol saya dari mulutnya… saya gak tau lagi kemana isi rudal saya.. yang tentu dilahap abizz sama dia. wowwwww.. babak 1 blow blast job…. dashyat lah… coz saya belum sempat diblow sampe rudal saya masuk total ke mulut si cewe.
2 menit saya pura2 bengong.. serta saya kekamar mandi.. untuk bersih2. dibelakang saya.. dirinya udah nunggu mau bersih2 gak sabaran… mau bersih2 juga. Saya nyalain lagi sebatang rokok sambil nunggu dirinya berakhir bersih2… serta pas dirinya berakhir.. dirinya langsung rebahan lagi..dan rudal saya dikulum lembut banget… gak pake lama.. langsung naek lagi dah gairah saya… pas rokok udah saya buang.. dirinya arahin kepala saya ke mekki nya dia…dan saya gak sia2 kan lah dendam kesumat saya.. . kira2 10 menit juga saya kulum2 tuh mekki.. serta kepala saya bener dijepit sama dia… untung kaki si lia modelnya kaya kaki meja.. bukan kaki tukang beca.. saya tetap dapat napas lah… akhirnya dirinya teriak juga… iccchhiiiiiiiii aaaaasssshhhhhh trus kepala saya di tarik ke muka dia.. serta dirinya kissing saya dasyat banget…. , saya tetap inget dirinya bisikin kata2 yang romantis banget… ” thanks mas.. you are mr nice for me”
Saya yang lagi gantung… langsung aja arahin Mr P aka kontol saya ke meki yang tiada berambut itu… serta dirinya minta supaya saya pelan2 masukin nya…. kaya baru nindik kuping.. ada berbagai lapisan yang berasa tembus sama rudah saya.. serta saya coba ambil alih situasi.. saya yang atur goyangan,,, , lia cuma merem .. sambil ngomong.. nice.. nice.. , serta gara2 kata2 itu.. tekanan makin saya beratin dah makin saya hentakkkk….satu gaya itu saya mainkan kira2 15 menit sampe saya keringetan….. serta kaki dirinya ngepit semakin pinggul saya.. serta tetep aja bilang.. nice.. ohhh niccceeee… serta isi rudal udah hampir tumpah…. pas saya mau lepas biar aman… dirinya malah kepit semakin pinggul saya.. serta peluk saya sekenceng2nya.. jari kuku dia.. kaya mau tusuk punggung saya.. serta dirinya teriaaak… massss aku keluar lagi……dan saya pun menumpahkan semua isi rudal saya kedalam memek alias meki dia…. serta saya kising dia..sampe kelehernya dia……,
Saya pikir itu permainan terbaru saya… sampe saya terkaget2.. sebab dirinya langsung dengan semangat, nge blow saya lagi .. hari ini agak kejam nge blow nya.. sebab giginya dirinya ..berubah sehingga gergaji… rudal saya reload lagi.. naik meski agak pegel2…. serta dirinya langsung ambil posisi dudukin saya… serta masukin lagi ke mekki nya… kira2 baru 5 menit.. saya iseng aja bilang ke dia.. ” sempat gak pantatnya kemasukan tamu..” serta dirinya bilang , ga pernah..takut sakit.. serta kasian..yang punya rudal.. kan itu jijik banget.. kata dia…, lalu saya bilang.. saya sih gak persoalan.. kalau mau coba.. masukin aja….. dirinya liat muka saya… serta akhirnya…… dirinya nekad.,pindahin job rudal saya ..dari mekki ke pink hole sun dia… baru dipinggir hole sun.. dilepas lagi sama dia.. begitu semakin di ulang2 sama dia… sampe akhirnya pas dirinya mau coba lagi.. terpaksa saya angkat pinggul saya serta pundak dirinya saya teken kebawah… sertannn hasilnya… dirinya teriaaaaaakkkkkk ….. aaahhhkkk sakit nice……. aaaakkkkhhhhhh… dirinya meringis serta lepasin rudal saya yang agak merasa bersalah….. , saya lah kini yang coba ambil posisi.. sebab udah sempet masuk.. saya coba yang ambil inisiatif untuk masuk ke pink hole sun dia… serta seusai saya coba perlahan2..akhirnya masuk juga semua rudal saya itu..dan saya tahan kira2 20 detik lah.. dirinya teriak lagi..sambil tarik seprai kasur… serta shhhh aaaakkhhh massss…. sakkiitttttt…… itu kata dia.., saya tetep gak perduli lah.. udah masuk wajib kasih kenang2an dunk.. lalu pelan2 saya tarik keluar serta saya masukin lagi.. gitu semakin sampe akhirnya dirinya peluk saya serta usap2 punggung saya…. akhirnya tekanan makin saya dalemin serta kecepatan goyangnya saya tambah….. ( sumprit , ini pengalaman pertama saya juga sebetulnya ) semakin aja saya goyang sampe crrrrreeetttttt semua didalam celah memek dia……. pas tau saya creetttt… dirinya buru2 ambil rudal serta di blow lagi sampe bener2 kering isi kontol saya.
Akhirnya saya bersih2 serta dirinya bersih2… dirinya peluk saya serta kising pipi saya berulang.. serta tetep bilang saya .. youre mr P is nice… thanks .. youre so nice…. , tetap bugil semakin … saya kembali nyalain rokok .. serta dirinya ikutan minta rokok… , sambil ngerokok…. dirinya kembali bikin pernyataan yang bikiin saya agak kaget.. dirinya bilang pertama kali main begini sebulan sebulan ke hongkong.. sama pacarnya dia.. serta saya orang yang kedua… percaya gak percaya sih…. tapi telahlah.. gak penting dibahas.., sampe tiba2 saya ke pikiran.. ini saya kasih duit berapa ke dia….
Entah nyetrum alias telepathi… dirinya bisikin ke saya…. mas.. aku cewe baik2 ya.. ini sebab aku suka sama mas..dan jangan pikir macem2 apalagi kasih uang ke dia……….. wow….. kadang pekerjaan yang tadinya nyebelin dapat sehingga membahagiakan kalau ada oleh2 kaya gini. Terbaru…. , sepanjang saya kenal sama dia.. saya 8 x having sex sama dia.. itu juga sebelum dirinya balik lagi kehongkong… serta sekali tulis surat buat saya dari kwooloon.. serta disuratnya dirinya suka masturbasi kalau inget saya.. serta tanya no rekening saya berapa……….. saya gak bales.. sengaja , kali aja.. 2 tahun kedepan ketemu lagi sama dia.
Share:
Read More

Cerita Sex : Sejenak Bersama Tante Demi UANG


Awal kisah ini dimulai saat aku baru saja terima rapor cawu I, kelas 2 SMA.
Rumah yang cocok berhadapan dengan tempat tinggalku baru saja ditempati
penghuni baru, pindahan dari Gorontalo. Suami istri dengan dua anak, seorang
lelaki dan seorang perempuan. Suaminya bekerja di salah satu instansi
pemerintah Sebagai seoarang pejabat Oom U sangat sibuk dan tidak jarang dinas ke
Jakarta.
Sang suami nyatanya kenalan baik kakaku yang nomor dua, jadi keluargaku dan
keluarga baru tersebut cepat menjadi akrab. Aku biasa terbuktigil mereka
dengan Oom dan tante “U”.
Tante U seoarang wanita berdarah Menado, cantik, putih dan sangat luar biasa
hati. Penampilannya rutin nampak OK dan sangat serasi. Kedua anak tante U,
sangat bersahabat denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun,
sedangkan adiknya 2 tahun. Tidak jarang aku mengundang mereka bermain, maklum aku
anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara. Aku disukai anak-anak kecil, dan
cepat sekali bersahabat dengan mereka.
Hingga akhir cawu III, kenasiban rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U
terbukti tidak jarang pergi sesaat seusai Oom U pergi ke kantor, biasanya pukul 13.00 hingga kurang lebih 14.00 WIB tante U telah kembali. Faktor itu tidak jarang tante U lakukan seusai mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.

Apabila Oom U ke luar kota, tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya.
Berbagai kali aku yang membukakan pintu garasinya, sebab saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya apabila tante U pergi anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U. Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi mesikipun aku tidak jarang bermain dengan-nya aku nggak berminat padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, sebab tidak jarangkali dirinya mengeluh sebab perlakuan tante U kepadanya tidak baik. Sempat aku melihat dirinya dimarahi tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang tidak sedikit sabunnya. Tetapi aneh kepadaku tante U sangat baik, tetapi faktor itu aku anggap faktor yang biasa saja.
Cawu I kelas tiga beres, saat libur dua minggu aku gunakan waktuku untuk
jalan-jalan sama temen-kawan ke sebuahtempat rekreasi di dekat kotaku.

Jaraknya lebih tidak lebih 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, tidak sama dengan kotaku yang panas. Aku tetap ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB, saat aku berlibur di tempat rekreasi itu kulihat mobil tante U diparkir di halaman sebuah restaurant; aku tidak berpikiran apa-apa waktu itu, bahkan ketika kuberpapasan dengan tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang kawan tante U aku tetap belum paham dan mengerti apa sebetulnya yang terjadi dan tante U lakukan bersa-ma kawan-kawannya.
Mungkin sebab terbukti saat itu dengan cara kejiwaan aku tetap polos dan lugu
serta belum mengenal pengertian cinta alias hubungan laki-laki dan perempuan aku
menganggap faktor tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa tante U dengan sopan.

Mendengar dan melihat aku spontan tante U nampak terperanjat dan kaget dan segera melepaskan pelukan lelaki temennya tadi. Kemudian dirinya menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu. Sebelum kita berpisah tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dirinya beramanat supaya aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun.

Aku mengangguk dan berjanji tidak bakal bercerita pada siapapun mengenai pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut. Sesaat seusai kita berpisah kurogoh saku bajuku, nyatanya tante U memberiku uang sejumlah Rp.
50.000,- , aku heran bercampur bahagia. Aku gunakan uang itu untuk mentraktir temen-temen.
Seusai liburan, semacam biasanya kujalani masa-masa studiku semacam biasa.
Di kelas aku boleh dikata sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik,
kelasku tergolong kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 paling baik
di masing-masing kelas 2. Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar. Aku setiap hari pergi dan pulang sekolah
dengan jalan kaki bersama kawan-kawanku. Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya, sebab dua orang guru yang sewajibnya membimbing di
kelasku tidak masuk, dan waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari
guru mata pelajaran lain yang berikutnya. Semacam biasa aku pulang jalan kaki, kira-kira 1 kilo meter dari sekolahanku tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku dan segera kukenali siapa pengemudinya, dialah tante U. Aku sempat terkesima melihat penampilannya, dirinya nampak cantik sekali apalagi dengan kacamata hitamnya wah sungguh bukan main. Dirinya buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya, mengajak-ku pulang bersama. Kuterima ajakannya dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya. Dirinya tidak mengajakku langsung pulang, tetapi jalan muter-muter dengan mobil-nya. Kulirik dia, sungguh sangat cantik, dan dengan cara tidak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka diantara belahan rok spannya, sangatlah membikinku terkesima.

Seusai berbagai menit kita berjalan tante U berdehem, membikinku terperanjat dan segera memalingkan mukaku ke luar jendela.
Diajaknya aku ngobrol mengenai pertemuanku di tempat rekreasi dahulu, dan
menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain. Aku jawab bahwa aku tidak bercerita pada siapapun dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tidak bakal bercerita terhadap siapapun mengenai faktor itu. Mendengar faktor itu tante U nampak lega dan menghela nafas panjang.

Sesampainya di rumah, semacam biasanya aku menolong membukakan pintu psupaya dan garasi rumahnya. Diparkirnya mobilnya dan saat aku menutup pintu psupaya rumah dan berpamitan pulang dipanggilnya aku. Aku mendekatinya dan
mengikutinya masuk ke ruang keluarga. Dirinya segera duduk di sofa di depan TV
ruang keluarga, dan memintaku duduk didekatnya. Dan merta dipeluknya aku
dan diciumnya pipiku kanan dan kiri, sambil dirinya mengucapkan terima kasih.
Aku diam saja. Kemudian dipegangnya mukaku dengan kedua belah tangannya dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya, aku hanya
terperangah kaget dan tidak bereaksi apapun. Sesaat kemudian dilepas
pelukannya dan dirinya tersenyum padaku. Segera dirinya bangkit dan memintaku
pulang.

Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi terus membayangkan dia, aku ingin
terus tidak jarang ketemu dengannya, di dalam mimpikupun tidak jarang terbayang tante U. Setiap kali berjumpa dirinya rutin melempar senyum padaku. Aku jadi terus tidak jarang melamun dan membayangkan dia.
Sebulan sejak kejadian itu kudengar berita bahwa tante U ketahuan selingkuh.
Kulihat tante dan oom U tidak jarang bertengkar. Oh.. ya, adik perempuan oom U
sekarang nggak tinggal di rumah itu lagi., anak tante U yang sulung telah masuk playgroup. Sejak terdengar berita itu, tante U jarang keluar lagi semacam biasanya, paling-paling dirinya keluar hanya sebentar untuk kebutuhan antar jemput anaknya yang playgroup.

Aku tetap semacam biasa, tetap main ke rumah tante U dan ngobrol dengan tante dan oom U, bagiku mereka semacam kakaku sendiri.
Pada sebuahhari menjelang terima rapor dan libur Cawu II di sekolahku semacam biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olah raga, dan kita pulang lebih awal. Aku tetap ingat hari itu hari Kamis, aku pulang kurang lebih jam 09.00 WIB. Sesaat seusai aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering. Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara tante U. Mengenal aku yang menerima tante U bilang wah kebetulan nih. katanya, tante mau minta tolong sebentar… Tante U memintaku segera ke rumahnya. Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah nggak ada siapa-siapa. Bapak, Bunda dan kakak-kakaku tidak ada di rumah.

Segera aku pergi ke ruamah tante U. Suasana rumah tante U nampak sepi,
segera aku pencet bel rumah dan tante U nampak membukakan pintu dan
mempersilakan aku segera masuk. Aku terpesona melihatnya, dirinya sungguh cantik dan seksi sekali, dengan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, jadi sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandang mata kita beradu, tante U tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.

Kami mengobrol di ruang keluarga sambil melihat TV, aku menanyakan mengenai kedua anaknya, tante U bilang mereka berdua ke Jakarta; ke rumah uwaknya diantar oom U. Jadi rumah saat itu sepi, cuman kita berdua saja. Tante U mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga, gaun tipisnya terbuka dan terkesan jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tidak henti-henti melirik dan memper-hatikannya. Tante U pura-pura tidak tahu, bahkan dengan cara sengaja gaunnya ditarik ke samping, jadi paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh sebuahpemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.

Sesaat seusai ngobrol, tante U berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di
rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu; sebab nyatanya VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur nasibku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut. Tante U duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian di raihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya, dengan cara naluri tanganku selain berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke lubang pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang tetap tertutup celana, nampak tante U bahagia dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit tanganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku kedalam memiawnya.

Sesaat kita melakukan faktor itu yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV
yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya mukaku ke dadanya, nyatanya tante U tidak mengenakan BH, jadi mukaku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikena-kan tante U, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai. Dan nampak seluruh tubuh tante U tidak tertutup apapun kecuali CD pink yang tetap melekat ketat di memiawnya.
Buah dada tante U kini telah tidak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante U menempelkannya di mukaku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar kelehernya, akhirnya mulut kita saling mengulum.

Tangan tante U bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek
jeans yang kukenakan, kemudian dengan cara sigap di raihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badanya di sofa, dan ditariknya badanku jadi menindihnya.
Kami saling mencium kembali, dan dengan cara naluri aku meniru adegan yang ada di
VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya
yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya,

dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan telah mengeras. Terdengar tante U mengerang dan merintih. Di remas-remas batang kemaluanku yang telah mengeras dan dikocoknya pelan. Sungguh hebat rasanya, sebab baru pertama ali aku merasakan faktor tersebut. Tiba-tiba di dorongnya tubuhku, lalu dirinya duduk di sofa menghadapku, di suruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD ku. Dengan terlepasnya CD tadi nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan.

Sesaat kemudian dirinya lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan
tubuhnya di sofa sambil dibuka ke dua belah pahanya. Aku terkesima takjub
melihat pemandangan di depanku, nampak jelas lubang vagina yang berwarna
kemerahan diantara ke dua belah pahanya yang putih.
Segera mukaku menyerbu ke vaginanya dan aku jilati vaginanya semacam apa
yang kulihat di adegan VCD . Tante U mengerang dan melenguh, pantatnya
sesekali didorongnya ke atas, jadi mulut dan lidahku terus keras
menempel di vaginanya.

Adegan tersebut berjalan kurang lebih lima menit, seusai itu di raihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi, mulutnya meraih dan mencium mulutku dan dimainkan lidahnya, tangan-nya memegang penisku dan menempel dan menggosoknya di liang kemaluannya. Sesaat kemudian dibimbingnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku memasuki vaginanya dan kemudian kita berpacu
mengumbar nafsu sepuas hati kami. Aku sangatlah merasakan nikmat yang luar biasa, belum sempat sekalipun aku merasakan sebelumnya, dengan cepat dan keras kuhentakkan *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku dalam liang vaginanya. Tante U mengerang,
merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan
gerakkanku. Mulutku menciumi lehernya, kadang ke buah dadanya dan akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku naik turun untuk hebat dan mendorong *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku dalam liang vagina tante U.

Sesaat kemudian tante U terdengar mengerang keras dan memintaku untuk
mempercepat gerakkan pinggul-ku. , tiba-tiba dirinya mempererat pelukkannya dan mengejang keras sambil dari mulutnya keluar teriakkan teriakan agak keras, tidak lama kemudian terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku dan terasa vaginanya bertambah licin, tiba-tiba dirinya mengendurkan pelukkannya dan menghela nafas panjang ooooh..nugi. oohh.., dan segera diraihnya muka dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang., sementara pinggulku tetap bergerak naik turun..
Pelan-pelan di dorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku,
sehingga pantatku tidak bisa bergerak naik turun.
Nampak rasa puas dan senyum manisnya.., oohh.. nugi.., kau belum keluar
ya..? Terus terang aku nggak tahu maksud perkataannnya.., tiba-tiba di
gulingkan tubuhku, jadi kita berdua jatuh di lantai di atas karpet.

Tubuhku menelentang, di raihnya CD nya dan di lap vaginanya, sesaat kemudian tante U jongkok cocok di atas *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. Dipegang dan dibenamkannya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku ke dalam vaginanya, lalu dirinya gerakkan tubuhnya naik turun, jadi *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku menggosok dinding dalam liang vaginanya. Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya. Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulang kali menyentuh wajahku.

Tante U mengerang dan sesekali memiawik agak keras., untung rumah tante U
agak besar, jadi erangan dan teriakannya nggak terdengan dari luar.
Ohhh. aah… aduh. nugi.. Enak. sungguh enak.. Ohh., yach.. Yach.. Sambil
digerakkannya tubuhnya, persis semacam orang menunggang kuda liar.., aku
mengimbangi gerakkannya dengan menaik turunkan pantatku, jadi membikin tante U terus liar dan histeris. Tiba-tiba dirinya membungkuk dan menggerakkan tubuhnya terus cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vaginanya. Suara erangannya terus keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, dan memeluk tubuhku erat sekali.

Terasa kembali cairan hangat membasahi *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku, saat itu *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku telah
mulai berdenyut-denyut, semacam hendak memuntahkan sesuatu. Keringat telah membasahi tubuh kita berdua, desakan dan dorongan letupan diujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku terus terasa, tapi gerakan tante U telah mulai lemah dan pelan dan akhirnya berhenti, tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku.

*censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku tetap keras, tetapi desakan, dorongan dan denyutan kembali
hilang…, kembali lagi tante U tersenyum dan mengulum mulutku..ohh. nugi..
Tante puuaaasss… Sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku,
tante U, menghujani mukaku dengan ciuman yang bertubi-tubi..
*censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku tetap menancap keras dan dalam di memiawnya, bila pinggul tante U
bergerak, maka terasa enak dan nikmat rasanya. Dalam posisi semacam itu
mulut kita saling berpagut, dan ciuman yang panjang yang seolah tidak akan
beres kita lakukan, lidah tante U menyulusuri sekujur wajahku, ke leherku
dan kembali kemulutku dengan batang kemaluanku tetap tetap di liang
vaginanya.

Saat kita sedang asyik bercumbu, terdengar dering telepon berbunyi. Tante U
segera bangkit dan menuju ke pesawat telepon. Diangkatnya gagang telepon
sambil jari telunjuknya ditempelkan dimulutnya sebagai isyarat supaya aku
diam. Tante U menerima telepon sambil berdiri merapat ke dinding, nyatanya
telepon dari oom U di kantor. Mataku tidak hentinya menatap tubuh dan
wajahnya; sungguh pemandangan yang indah dan hampir aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku alamiah sesaat tadi. Aku cubit tanganku terasa sakit, berarti ini bukan mimpi. Melihat apa yang aku lakukan tante U tersenyum
geli, dilambaikan tangannya supaya aku mendekatinya. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya aku segera bangkit dan menghampirinya. Kupeluk tubuhnya dari
belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku
meremas-remas buah dadanya. Matanya terpejam, menikmati apa yang aku
lakukan, tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya.
Segera kurobah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi
berhadapan. Tangan kiri tante U meraih *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku yang tetap tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan, aduh. nikmat sekali…

Sambil menelepon tante U tetap memintaku mencumbuinya, tetapi apabila aku mau mencium mulutnya, maka segera didorongnya mukaku.., aku mengerti maksudnya maka tahap tubuh lainnya yang menjadi sasaranku. Lidahku menjilati sekujur tubuhnya.., menghisap pentil susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah. Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kita bercumbu, jadi lubang vaginanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati. Tangan kiri tante U memegang dan menekan kepalaku ke memiawnya, sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon. Dirinya nampak menahan rasa nikmatnya supaya tidak keluar erangan dari mulutnya…, tiba-tiba didorongnya mukaku menjauh dari memiawnya dan jarinya memberi isyarat supaya aku sementara menghentikan cumbuannku.

Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku
dan segera ditariknya aku menuju kamarnya. Segera ditutup dan dikunci
pintunya, langsung diraihnya tubuhku dan kita berguling-guling dan saling
tindih di atas kasur tempat tidurnya. Tempat tidurnya enjoy, empuk dan
bersih. Kembali kita saling mencumbu dan merangsang satu sama lain. Tante U menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi
terbalik. *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku cocok dimukanya dan memiawnya persis dimukaku, aku segera
tahu maksudnya.. Dan segera kita bereaksi, kujilati memiawnya yang tanpa
rambut, aroma memiawnya membikinku terus mabuk kepayang.., dikulum dan
disedotnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku., jadi terus keras dan tegang. Lebih tidak lebih 10
menit faktor itu kita lakukan, selanjutnya tanpa diminta kubalik posisi tubuhku
dan segera kumasukan batang penisku ke liang vaginanya dan kugerakkan
pantatku naik turun dengan cepat dan keras.., tante U mengerang-ngerang..dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tidak ditahannya… Kugenjot terus memiawnya, kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dirinya mempererat dan mengencangkan pelukannnya.. sambil merintih oohhh..aahhh..uuuh. nugi.nugi. teruusss.teruss sayang..auuw.enak nugi. teruus.., diraihnya mukaku.dan dilumatnya mulutku.., eehmm.ehmm..suara yang keluar dari mulut tante U saat menciumku, setiap kali kuhentakkan *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku keras-keras ke memiawnya, sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras. Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kita bercucuran, membasahi tubuh kami. Dan pada sebuahhentakan yang keras tante U mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas., saat itu diujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. terasa ada yang berdenyut dan semacamnya mau kencing..,aku bilang sama tante U..tante aku pengin pipis rasanya tante.., tante U menjawab biar.. terus. aja .biarkan pipis di memiaw tante aja..ayo. Mendengar jawabannya aku telah nggak peduli lagi., kupercepat gerakan pantatku dan terasa desakan dan denyutan di *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku terus menjadi saat ujung *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku menggesek dinding dalam liang vagina tante U. Dan akhirnya aku tidak bisa menahan lagi kencingku.., kubuang air kencingku dalam vagina tante U, tapi aneh.rasanya nikmat sekali tidak semacam bila aku kencing biasa di kamar mandi… ooh.. Aah. tante…tante.. Seusai itu aku merasa lega dan nikmat…, dan sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti., badanku terasa ringan dan lemas sekujur.dan aku telungkup di atas tubuh tante U.
Kupandang wajahnya dan kita saling menatap. Tante U tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang tergerai. Ohh..ya. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku lumayan memberi keluasaan terhadap murid, jadi murid laki-laki tidak dilarang merawat rambut panjang. Mengikuti faktor itu, akupun memiliki rambut ikal panjang sebahu…, jadi membikin penampilaku layaknya pemain band saja.
Tante U mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dirinya berbisik.., gimana
rasanya ? Enak apa nggak ?
Aku tidak menjawab tetapi tersenyum saja, dan langsung kupeluk dirinya dan kucium mulutnya. Nugi., kau jangan cerita siapapun ya. mengenai apa yang kita
lakukan barusan. Aku mengangguk mengiyakan.
Pelan-pelan didorongnya tubuhku kesamping dan kita berbaring sambil
berpelukan., kita bercumbu dan bercanda semacam anak kecil. Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, apabila tante U gemas padaku diremasnya *censored**censored**censored**censored**censored* *censored*ku. Sesaat kemudian kita bangun dan tante U segera menggandengku ku kamar mandi yang terbukti ada di dalam kamarnya. Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air, dari shower sambil berendam di bathtub warna pink. Kubantu tante U menggosok dan menyabuni tubuhnya. Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba memiawnya dan memasukkan jariku ke dalam memiawnya. Tante U mendesis., dengan cara naluri aku segera menjilati memiawnya.., dan terdengar erangan dan rintihannya. Kembali kita bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi, di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot memiawnya dengan keras dan bernafsu., hingga akhirnya tante U mencapai klimaks-nya, yang kita lanjutkan hingga kemudian akupun kembali mencapai klimaks pula.
Jam berdentang 12 kali, jadi telah tiga jam aku di rumah tante U, 2 jam lagi
oom U datang. Segera kita berpakaian, tante U ke luar kamar mengambil
pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu. Seusai
kukenakkan dan kurapikan pakainku aku segera pulang. Saat aku hendak keluar, tante U meraih tubuhku dan menciumku, sambil berpesan..supaya rahasia kita tersimpan rapat, dan berjanji besok bakal mengulang lagi apa yang kami
lakukan pagi tadi.
Inilah pengalaman pertamaku dengan wanita, yang tidak lain tetanggaku sendiri.
Aku bersyukur bisa bercinta dengan wanita cantik tetanggaku. Wanita cantik
yang tidak jarang dikagumi oleh gadis-gadis mahasiswi yang kost di rumahku.
Dan selanjutnya selagi liburan cawu II, kita tidak sempat melewatkan peluang untuk bercumbu setiap hari, hingga sebuahhari tante U bilang
kalau oom U hendak kursus di Jakarta selagi 4 bulan. Mendengar itu aku amat
gembira. Bisa kubayangkan hari-hari yang membahagiakan saat aku dan tante U bercinta sepuas hati setiap hari.
Benar kata tante U, hari minggu malam oom U pergi ke Jakarta naik kereta api, aku diminta tante U menemaninya mengantar oom U ke stasiun. Pasti saja dengan bahagia hati kulakukan faktor tersebut. Saat mau pergi oom U beramanat kepadaku untuk menemani tante U dan anak-anaknya di rumah. Aku mengangguk mengiyakan dan melirik tante U, tante U tersenyum penuh pengertian padaku. Saat pulang dari stasiun tante U menyetir mobilnya sambil tangannya meremas tanganku, sementara dua anaknya duduk di jok belakang sambil bercanda. Kuremas tangannya dan kucium punggung tangannya, tante U tersenyum penuh arti. Selanjutnya selagi 4 bulan kita lalui hari-hari indah kami, aku tidak jarang diminta tante U menemaninya ke super market untuk belanja alias untuk kebutuhan lain, padahal peluang itu tidak jarang kita gunakan untuk bercinta di rumah seoarang kenalan tante U, yang bernama tante H.

Share:
Read More