388cash388cash

Cerita Sex Tanteku Selalu Merayuku


Kejadian ini terjadi saat aku tetap duduk di bangku smu di Bali, tp kini aku pindah ke jakarta untuk meruskan kuliah, sungguh aku telah lama ingin menikmati tubuh tanteku ini, kira-kira sejak tetap duduk di bangku SMP memendam rasa semacam itu. Dengan cara pendek tanteku ini orangnya cantik tinggi badan 169cm bentuk dadanya indah yg berkapasitas kurang lebih 34an.

Saat itu kurang lebih pukul 12 siang, matahari sangatlah panasnya minta ampun, semakin motor yg ku kendarai endut-enduttan. Wah!! sangatlah reseh dah. Tp akhirnya aku hingga di tempat kost, langsung aja aku ganti baju, semakin ambil minum,, huaaaaahhhh, segerrrrrr tenan rek. Lalu tiba-tiba belum kurebahkan tubuhku untuk istirahat hp ku berdering, nyatanya dari tanteku, lalu kujawab,

“Halo Tante, ada apa??”
“Kamu cepet kerumah ya!” ujar tanteku.
“Sekarang Tan?” tanyaku lagi.
“La iyalah, masa tahun depan, cepet yah!” ujar tanteku.
Lalu akupun bergegas datang ke rumah tanteku itu.

Sesampainya di sana, kulihat rumahnya kok sepi, tdk semacam biasanya (biasanya ramai sekali), lalu kugedor pintu rumah tanteku. Tiba-tiba tanteku langsung teriak dari dalam.
“Langsung masuk aja Rik!” teriak tanteku.
Oh ya, namaku Riko. Lalu aku masuk langsung ke ruang TV. Semakin aku tanya,
“Tante dimana sih?” tanyaku dengan nada agak keras.
“Lagi di kamar mandi, bentar ya Rik!” sahut tanteku.

Sambil menantikan tanteku mandi aku langsung mengnasibkan VCD yg ada di bawah TV, serta melihat film yg ada di situ. Tdk lama kemudian tanteku berakhir mandi lalu menghampiri aku di ruang TV.
Oh my god! Tanteku menggunakan daster tipis tp tdk transparan sih, tp cetakan tubuhnya itu loh, wuiiihhh! Tp butuh pembaca ketahui di keluargaku khususnya tante-tanteku kalau lagi di rumah pakaiannya seksi-seksi.
Aku lanjutkan, lalu dirinya menegurku.
“Sorry ya Rik, Tante lama.”
“Oh, nggak papa Tante!” ujarku rada menahan birahi yg mulai naik.
“Oom kemana Tante?” tanyaku.
“Loh Oom kalian kan lagi ke Singaraja (salah satu kota di Bali),” jawab tanteku.
“Terbuktinya kalian nggak di kasih tau kalo di Singaraja ada orang nikah?” tanya tanteku lagi.
“Wah nggak tau Tante, Riko sibuk sih,” jawabku.

“Eh Rik, kalian nggak usah tidur di kos-an yah, temenin Tante di sini, soalnya Tante takut kalo sendiri, ya Rik?” tanya tanteku sedikit merayu.
Wow, mimpi apa aku semalam kok tanteku mengundang tidur di rumahnya, tdk biasanya, pikirku.
“Tante kok nggak ikut?” tanyaku memancing.
“Males Rik,” jawab tanteku enteng.
“Ooo, ya udah, semakin Riko tidur dimana Tan?” tanyaku lagi.
“Mmm… di kamar Tante aja, biar kami dapat ngobrol sambil nonton film, di kamar Tante ada film baru tuh!” ujar tanteku.
Oh god! what a miracle it this. Gila aku tdk menygka aku dapat tidur sekamar, satu tempat tidur lagi, pikirku.
“Oke deh!” sahutku dengan girang.
Singkat cerita, waktu telah menunjukkan pukul enam sore.
“Rik…! Rikooooo…! udah mandi belum?” teriak tanteku terbuktigil.
“Bentar Tan!” jawabku.
Terbukti saat itu aku sedang membersihkan motor, melap motor merupakan kebiasaanku, sebab aku berprinsip kalau motor bersih terawat harga jualnya tentu tinggi. Pada saat itu pikiran kotorku dalam sekejap hilang.
Seusai melap motor, aku bergegas mandi. Di kamar mandi tiba-tiba pikiran kotorku timbul lagi, aku berpikir serta mengkhayalkan memek tanteku,
“Gimana rasanya ya?” khayalku. Semakin aku berusaha menghapus lagi pikiran itu, tp kok tdk dapat-bisa.
Akhirnya aku mengambil keputusan dari pada nafsuku kupendam semakin entar aku macam-macam, wah pokoknya dapat gawat. Akhirnya aku onani di kamar mandi. Pas waktu di puncak-puncaknya aku onani, tiba-tiba pintu kamar mandi ada yg mengetuk. Kontan saja aku kaget, nyatanya yg masuk itu merupakan tanteku. Mana pas bugil, sedang tegang lagi penisku, wah gawat!
“Sibuk ya Rik?” tanya tanteku sambil senyum manja.
“Eh… mmm… so… so… sorry Tan, lupa ngunci,” jawabku gugup.
Tp sebetulnya aku bangga, dapat menunjukkan batang penisku pada tanteku. Panjang batang penisku pas keadaan puncak dapat mencapai 15 cm, pokoknya “international size” deh.
“Oh nggak papa, cepetan deh mandinya, semakin langsung ke kamar ya, ada yg pengen Tante omongin.”
“Oh my god, marah deh Tante, wah gawat nih,” pikirku.
Lalu aku cepat-cepat mandi, semakin berpakaian di dalam kamar mandi juga, tdk pernah deh melanjutkan onani, padahal telah di puncak.
Setibanya di kamar tanteku, aku melihat tante menggunakan celana pendek, sangat pendek, ketat, pokoknya seksi sekali, semakin aku bertanya,
“Ada apa Tan, kayaknya gawat banget sih?” tanyaku takut-takut sambil duduk di atas tempat tidur.
“Enggak, Tante pengen cerita, mengenai Oom-mu itu lho,” ujar tanteku.
“Emangnya Oom kenapa Tan?” tanyaku lagi.
Dalam hatiku sebetulnya aku telah tahu oom itu orangnya agak lemah, jadi aku berharap tante memperkenalkan memeknya padaku. Dengan akurat aku medengarkan cerita tanteku itu.“Sebenernya Tante nggak begitu bahagia sama Oom-mu itu, tp dibilang nggak bahagia nggak juga, sebabnya Oom-mu itu orangnya setia, tanggung jawab, serta pengertian, yg bikin Tante ngomong bahwa Tante nggak bahagia itu merupakan persoalan urusan ranjang,” ujar tanteku panjang lebar.
“Maksud Tante?” tanyaku lagi.
“Ya ampun, tetap nggak ngerti juga, maksud Tante, Oom-mu itu kalo diajak begituan suka cepet nge-down, nah ngertikan?” tanya tanteku meyakinkan aku.
“Ooo…” ucapku pura-pura tdk mengerti.
“Mmm… Rik, mau nggak nolongin Tante?” tanya tanteku dengan nada memelas.
“Bantu apa Tan?” tanyaku lagi.
“Kan kali ini sepi, semakin Oom-mu kan nggak ada, juga kini Tante lagi terangsang nih, mau nggak kalian main sama Tante?” tanya tanteku sembari mendekatkan tubuhnya kepadaku.
Gila! Nyatanya benar juga yg aku khayalkan, Tanteku minta! Cihui! ups tp jangan hingga aku terkesan nafsu juga, pikirku dalam-dalam.
“Tp Riko takut Tante, kelak ada yg ngeliat gimana?” ucapku polos.
“Loh…! kan kalian ngeliat sendiri, emang di sini ada siapa? kan nggak ada siapa-siapa,” jawab tanteku meyakinkan.
“Ya udah deh,” ujar tanteku sambil mengawali dengan menempelkan tangannya ke penisku yg sebetulnya telah menegang dari tadi.
“Wow… gede juga ya! Buka dong celanamu Rik!” ujar tanteku mesra.
Lalu kubuka celanaku dengan cepat-cepat, dengan cepat pula tanteku memegang penisku yg telah over size itu. Sambil mengocok batang penisku dengan tangan kirinya, tangan kanan tanteku memegang toketnya serta mengeluarkan bunyi-bunyi yg merangsang.
“Empp… ehm… mmm… gede banget penismu Rik!” ujar tanteku.
Aku tdk terlalu mendengarkan omongan tanteku, soalnya aku telah “over” sekali. Lalu tanteku mulai menempelkan penisku ke mulutnya, serta dengan seketika telah dilumatnya batang penisku itu.
“Oh God! Eh… eh… ehm… e… nak… Tante… semakin Tan…!” ujarku merasakan nikmatnya kuluman tanteku itu.
Tanteku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjangnya, lalu dengan ganas ia menyedot batang penisku itu, lalu ia memutar tubuhnya serta meletakkan liang memeknya di atas mukaku tanpa melepaskan penisku dari mulutnya.
Dengan sigap aku langsung menjilat liang memek tanteku. Merasakan itu tanteku mengerang keenakan.
“Aaah… Rik… nikmat… semakin Rik… semakin jilat…!” erang tanteku keras-keras.
Mendengar itu, nafsuku makin bertambah, dengan nafsu yg menggebu jilatan ke memeknya kutingkatkan lagi, serta dampaknya tanteku mengalami orgasme yg dahsyat, hingga-sampai mukaku kena semprotan cairan kewanitaannya.
“Oh Riko… Tante sayang kamu… uh… ka.. ka… mu ponakan Tante paling… heee… bat… aaah,” puji tanteku sambil mengerang merasakan nikmat.
Aku merasa bangga sebab aku tetap bersi kukuh, lalu aku membalikkan tubuh tanteku jadi ia terlentang. Kuangkat kedua kakinya jadi terpampanglah liang memeknya berwarna pink merekah.
Sebelum aku mulai menu utamanya, pertama aku melucuti pakaiannya terlebih dahulu, seusai terbuka, aku mulai memainkan mulutku di puting toketnya, serta penisku yg telah “over” tadi kuletakkan di atas perutnya sambil menggesek-gesekkannya.
Perlahan aku menciumi tubuh tanteku dengan arah menurun, mulai dari puting semakin ke perut lalu ke paha hingga akhirnya tiba di bibir memeknya. Dengan penuh nafsu aku menjilat, menyedot, hingga menggigit saking gemasnya, serta rupanya tanteku bakal mengalami orgasmenya lagi.
“Ooohh… Riiiik… Tante mau keee… luuu.. aar! Aaah…!” erang tanteku lagi sambil menjambak rambut kepalaku jadi wajahku terbenam di memeknya.
“Rik, udah ah, Tante nggak kuat lagi, Oom-mu mana dapat kayak gini, udah deh Rik, lansung aja tante pengen langsung ngerasain itu-mu.”
Tubuhnya kutopang dengan tangan kiri, sementara tangan kiri mengajar batang penisku mencari sarangnya. Melihatku kesusahan mencari liang memek tanteku, akhirnya tanteku yg mengajar untuk memasukkan batang kemaluaku ke liang memeknya. Seusai menempel di celahnya, perlahan kudorong masuk batang penisku, dorongan itu diiringi dengan desahan tanteku.
“Egghmm… semakin Rik… pelan tp semakin Rik… egghhmm…!” desahan tanteku begitu merangsang. Aku sebetulnya tdk bahagia dengan permainan yg perlahan. Akhirnya dengan tiba-tiba dorongan batang penisku, kukeraskan jadi tanteku teriak kesakitan.
“Aaahh… Rik.. saaakitt… pelan-pelan… aargghhh…” teriak tanteku menahan sakitnya itu. Serta tdk percuma, batang penisku langsung terbenam di dalam liang kehormatannya itu. Seusai itu batang penisku, aku maju-mundurkan perlahan, untuk mencari kenikmatan.
Dengan gerakan perlahan itu akhirnya tanteku menikmati kembali permainan itu.
“Ah… uh… semakin Rik… nikmat sekali… itu-mu gede sekali… eggghh… lebih nikmat dari Oom-mu itu… semakin Riiikkkk…” erang tanteku keenakan.
Lalu lama-lama aku mulai mempercepat gerakan maju-mundur, serta itu mendapat reaksi yg dahsyat dari tanteku, ia juga mulai memainkan pinggulnya, hingga terasa batang penisku mulai berdenyut,
“Tan… saya mauuu… kelu… arrr… nih…!”
“Di dalam aja Riiikkk… Tante… juugaa… mauuu keeluaaarr… aaarrgghh…!”
Akhirnya kami keluar bersama-sama, kira-kira enam kali semprotan aku mengeluarkan sperma. Aaahh… begitu nikmatnya.
Seusai itu kucabut batang penisku dari liang memek tanteku, semakin kuberbagi ke mulut tanteku untuk dibersihkan. Dengan ganas tanteku menjilati spermaku yg tetap ada di kepala penisku hingga bersih.
Seusai itu tanteku berangkat ke kamar mandi untuk membersihkan diri, serta aku tetap berada di kamar, tiduran melepas lelah. Seusai tanteku berakhir membersihkan diri, ia kembali ke kamar serta segera mencium bibirku, lalu ia bilang bahwa selagi oom-ku di Singaraja, aku diwajibkan tinggal di rumah tanteku serta aku jelas mengiyakan.
Lalu tante juga bertanya apakah keadaan kostku bebas, maka kujawab iya. Lalu tante bilang bahwa kalau umpama oom-ku ada di rumah, semakin tanteku ingin main denganku, tanteku bakal mencariku ke kost, aku hanya manggut-manggut bahagia saja.
Share: