388cash388cash

Cerita Sex: Perkosa Bule Bali


waktu aku tetap sekolah di salah satu sekolah swasta yg lumayan populer di Bandung.Waktu itu sekolah kita mengadakan liburan bersama sebelum EBTA/EBTANAS. Tempat yg dituju merupakan pulau Dewata, Bali. Pasti saja aku antusias sekali untuk ikut agenda itu, tidak hanya aku bisa melepas lelah serta stres gara-gara pelajaran, aku juga bisa menikmati pulau Dewata yg katanya indah itu, maklum aku terbukti belum sempat menginjakkan kaki di sana. Ricky yg sempat berlibur dengan keluarganya ke sana tetap ikut sebab menurutnya kita tdk bakal sempat bosan untuk berlibur ke sana. Ricky tidak sedikit cerita mengenai keindahan objek wisata di sana, tergolong tidak sedikitnya “buah-buahan” disana. Aku serta Alf bimbang sendiri, terbukti apa anehnya buah-buahan di Bali. Tapi mendengar pertanyaan kami, Ricky serta Joni malah ketawa-ketawa sambil meledek kalau kita berdua itu tidak lebih imajinasi.

Joni mulai bercerita kalau Bali merupakan salah satu pusat “buah-buahan” paling besar di Asia. Ada tidak sedikit “buah-buahan” di sana, dari buah lokal hingga “buah” import. Ricky meningkatkankan kalau yg paling populer di sana merupakan “buah-buahan” import, tapi ada juga “buah” lokal yg tdk kalah bersaing dengan “buah-buah” import yg rata-rata lebih besar ukurannya. Aku mulai mengerti, makanya aku mulai nyengir ke arah Ricky serta Joni. (Untuk pembaca yg tdk mengerti, bisa hubungi kita untuk minta penjelasan serta kita bakal membahas sedetail-detailnya, hehehehe). Tapi Si Alf tetap tetap diam, entah tdk mengerti alias entah pura-pura tdk ngerti. Tapi begitu Joni bilang kalau di sana “buah kelapa” tersebar di mana-mana, Alf langsung ikut-ikutan tertawa sambil membayangkan “buah-buahan” itu tersebar di pantai menantikan dipetik.

“Pletak..” Tiba-tiba penghapus melayang membentur meja, hampir saja kepala Joni sehingga sasaran. Kita baru sadar kalau ini tetap di kelas, di depan Pak Maman melotot sambil mengacung-ngacungkan penggaris ke arah kita berempat. Kita cuma nyengir sambil menunduk, kita sangatlah lupa kalau ini tetap di kelas. Tapi untung saja, Pak Maman tdk terlalu galak, biasanya dirinya telah lupa kejadian yg bikin dirinya jengkel seusai berbagai menit.

Oke, singkatnya kita akhirnya berangkat bareng juga ke Bali. Kita berempat memilih bus yg sama biar bisa sepuasnya ngobrol. Kebetulan pengawas di bus kita lumayan “gaul”. Sehingga kita bisa leluasa ngobrol mengenai apapun juga, pasti saja hingga hal-hal yg menjurus bahaya juga tdk persoalan. Dua-duanya guru cewek yg relatif lebih cantik dibanding guru-guru kita yg lain. Bunda Winda serta Bunda Diana. Dua-duanya tetap lajang serta umurnya tdk terlalu jauh dengan kami, Bunda Winda kurang lebih 27 tahun sedangkan Bunda Diana kira-kira 22 tahunan. Pasti saja mereka juga tdk lolos dari kejaran kami-kami berempat, serta pasti saja petualangan itu ada di cerita kita yg lain.

Kembali ke cerita, kurang lebih sehari kita baru hingga ke hotel. Kebetulan kita menginap di hotel yg lumayan mewah, kalau tdk salah bintang empat alias mungkin lima. Aku tdk begitu jelas, tapi yg jelas ada fasilitas kolam renang hingga mandi sauna, pokoknya semuanya lengkap. Serta pasti saja kita berempat satu kamar, kita terbukti bisa dibilang lumayan bersahabat and bisa saling share, baik suka alias duka. Hingga-sampai bagi-bagi pacar kita juga tdk persoalan, yg penting adil. Terbukti sih awalnya kita lumayan menikmati pemandangan indah “buah-buahan” di pantai, kebetulan hotel kita dekat dengan pantai Kuta yg terbukti gudangnya “buah-buahan”. Tapi lama-kelamaan bosan juga cuma menontoni tanpa melakukan apa-apa, makanya sehari sebelum pulang kita berniat sedikit mencicipi “buah-buahan” import tersebut.

Tapi sialnya,aku serta Ricky malah terpisah dari Alf dam Joni. Padahal cuma Joni yg tahu dimana bisa bisa “buah-buahan” import itu dengan harga terjangkau. Aku rugi juga sih, makanya aku serta Ricky memutuskan kembali ke hotel.Kebetulan udaranya enak sekali, makanya kita jalan sambil menontoni pemandangan Bali di malam hari. Nyatanya keberuntungan belum berangkat dari kita berdua,di tengah jalan, seorang cewek bule yg kelihatannya bimbang menghampiri kita berdua.
“Hai.. can you speak English?” dirinya menyapa kami.
“A little..” aku menjawab.

Terus kita mengobrol, nyatanya dirinya terpisah dari rombongannya. Dirinya hendak pulang ke hotelnya, tapi malah kesasar hingga ke sini. Aku sebetulnya hendak membantunya menunjukkan jalan pulang, tapi Ricky menyikutku, serta aku tahu maksudnya. Aku menyewa taksi serta mempersilakannya masuk, Ricky berkata pada cewek itu kalau kita bakal mengantarnya ke tujuan. Cewek itu kelihatannya bahagia sekali serta berterima kasih, dirinya tdk tahu kalau ada maksud tersembunyi di balik kebaikan kita berdua. Hehehe, kapan lagi dapet “buah-buahan” gratis.
“Pak, antar kita ke tempat biasanya orang mangkal,” aku berkata pada sopirnya,tapi semacamnya sopirnya belum mengerti.
“Itu Pak, ke tempat kita bisa begituan,” Ricky meningkatkankan.

Pak sopir itu semacamnya mengerti, dirinya tertawa kecil, lalu memacu taksinya ke salah satu tempat yg terbukti populer sebagai “tempat gelap”. Hingga di sana, aku lihat kanan-kiri, nyatanya sepi. Lalu aku ajak cewek bule bernama Grace itu turun. Dirinya sedikit bingung,sebab tempat itu sedikit asing baginya. Tapi Ricky meyakinkannya kalau tempatnya tdk salah, makanya Grace setuju.
Grace sebetulnya tdk terlalu montok banget, mungkin sebab usianya yg tetap sangat hijau. Baru 15 tahun, tapi dibandingkan produk lokal,”buahnya” terbukti tergolong lumayan besar, apalagi didukung tubuhnya yg tinggi langsing plus wajahnya yg lumayan cantik dengan rambut pirangnya yg oke banget. Begitu aku lihat ada peluang, kukeluarkan pisau lipat yg terbukti rutin kubawa. Terbukti sih cuma pajangan doang, soalnya tdk tajam. Tapi aku yakin Grace tdk tahu, soalnya dirinya langsung ketakutan waktu kutempelkan pisau itu ke lehernya.

Ricky kemudian menyuruhnya membuka semua pakaiannya. Pasti saja Grace menolak, tapi begitu kuancam bakal kubunuh kalau tdk menurut,dia akhirnya membuka pakaiannya meski sedikit ragu-ragu. Tapi keragu-raguannya itu malah bikin aku makin bernafsu, dibukanya kaos hijau di tubuhnya, serta dadanya yg lumayan oke terkesan di balik remang-remang cahaya lampu yg agak jauh dari tempat itu. Aku menitipkan pisau lipatku pada Ricky serta mulai membuka bajuku hingga tersisa CDku. Kita setuju kalau aku duluan yg mencicipi Grace dengan catatan, ongkos taksi aku yg bayar. Aku sih setuju saja, makanya tdk menantikan lama lagi, langsung kusiapkan “dedekku” yg mulai melakukan pemanasan ringan. Grace menatapku, seolah mengiba, tapi aku telah keburu nafsu, makanya kusuruh dirinya membuka semua pakaiannya. Dirinya akhirnya menurut juga, dibukanya semua pakaiannya, serta dirinya berjongkok ketakutan di atas pasir laut.

Aku tdk nunggu lama lagi, langsung kusambar tubuhnya, kutindih tubuhnya di atas pasir, serta mulai menjilati puting susunya. Dadanya kenyal berisi, tapi terkesan dirinya belum pengalaman, soalnya dirinya malah ketakutan waktu kujilat putingnya. Kuancam dirinya sekali lagi, serta akhirnya dirinya memejamkan matanya, pasrah bakal apa yg bakal aku lakukan. Aku mulai buas menjilat putingnya yg terus mengeras, tapi aku sadar kalau aku wajib segera menyelesaikannya. Malam terus larut, serta aku sama sekali tdk ingin ketahuan kalau aku memperkosa gadis itu. Sebab itu aku tdk melanjutkan permainan lidahku, kuambil pisau dari tangan Ricky, lalu kutodongkan ke arah Grace, kusuruh dirinya mengulum k0ntolku. Grace semacamnya tdk mau, tapi dirinya tdk bisa apa-apa, dirinya terlalu takut untuk melawan, dirinya akhirnya mau juga mengulum k0ntolku, menghisapnya sesekali serta menjilatinya.

Aku tetap menodongkan pisauku, takut juga kalau Grace menggigit k0ntolku, bisa berabe nantinya. Sebab itu aku tdk mau lama-lama di posisi itu, kutunggingkan tubuh Grace, serta kumasukkan k0ntolku ke memeknya yg diluar dugaanku, nyatanya lumayan basah. Perlahan tapi pasti k0ntolku masuk, tanpa menantikan lama, langsung kukocok memeknya lumayan cepat. Aku penasaran, ada sesuatu yg menghalangi k0ntolku masuk lebih dalam, sebab itu kuhentak dengan kencang. Grace menjerit tertahan, rupanya dirinya tetap perawan. Terbukti lumayan sempit juga celah memeknya, tapi dibandingkan umurnya yg tetap 15 tahun, yah tergolong lebar juga celahnya. Mungkin orang bule terbukti semacam itu pikirku. Sebab itu aku tdk memikirkannya lagi, yg ada di otakku hanya kocok.. kocok.. kocok.. terus.
“Ah.. ah.. oh.. please.. stop.. ah..” Grace mendesah memohonku untuk berhenti.

Tapi aku telah tanggung, masa aku wajib berhenti, tdk mau dong. Aku tdk peduli kata-katanya, kukocok terus memeknya serta berbagai saat kemudian tubuh Grace mengejang. Aku bimbang juga, kupikir cewek yg diperkosa tdk bakal merasakan nikmat hingga hingga puncak segala. Aku berhenti sebentar, kubalikkan tubuh Grace yg telah sangat lemas. Kulihat matanya berair, wajar saja sih cewek menangis kalau diperkosa, tapi ada sesuatu yg lain dari pandangan matanya.

Aku hebat nafasku dalam-dalam, lalu kubuang pikiran yg aneh-aneh itu. Kubuka bibir memeknya serta kuselipkan k0ntolku disana, kutekan sedikit, lalu kutarik lagi, lalu kutekan lagi, begitu seterusnya dengan frekuensi lambat. Aku mulai menikmatinya, tapi Ricky menepuk punggungku, semacamnya dirinya telah tdk sabar, aku tdk melanjutkan permainan lambat itu, kuhentak kuat-kuat serta kuhujamkan k0ntolku ke memek Grace. Dirinya hanya memejamkan mata sambil menangis memandang laut yg hitam sebab gelapnya malam. Aku merasakan k0ntolku panas, serta waktu hampir mencapai puncak, kucabut k0ntolku dari memeknya, serta kupaksakan masuk ke anusnya. Kukocok lagi sebentar, serta cairan putih kental menyembur ke liang anus Grace. Begitu kucabut k0ntolku dari anusnya, maniku mengalir perlahan keluar dari celah sempit itu. Aku segera membersihkan tubuhku di laut, lalu kukenakan kembali pakaianku. Kulihat Ricky dengan asik menikmati jilatan serta kuluman bibir Grace di k0ntolnya.

Kurang lebih lima menit dirinya bersi kukuh di posisi itu, tapi kemudian dirinya tdk tahan lagi, direntangkannya kaki Grace lebar-lebar, serta dihujamkannya k0ntolnya. Gerakannya sedikit liar tapi tetap berpola. Bukan hanya pinggulnya yg bergerak naik-turun, kedua tangan Ricky juga bekerja, diremasnya dada Grace serta sesekali dipelintirnya puting susu Grace. Berbagai saat kemudian Ricky mencabut k0ntolnya dari memek Grace, disuruhnya Grace mengulum k0ntolnya lagi, serta berbagai saat kemudian Ricky mencapai puncak. Maninya menyembur di mulut Grace, mengalir ke dagu serta lehernya. Ricky kemudian membersihkan tubuhnya di laut. Kulihat Grace duduk di pasir, matanya merah sebab menangis, dirinya menundukkan kepalanya seolah tidak percaya apa yg baru saja menimpanya.

Aku sehingga iba, kubantu dirinya menggunakan pakaiannya, lalu kusewakan taksi untuknya. Kuberbagi uang lebih pada sopirnya, kukatakan supaya dirinya merahasiakan aku yg menyewanya. Sopir itu mengangguk, aku tahu kalau orang Bali sangat menghargai kepercayaan orang. Aku percaya dirinya tdk bakal membocorkannya. Aku serta Ricky pulang ke hotel, serta berbagai saat kemudian Alf serta Joni pulang, mereka kelihatan puas dengan apa yg tadi mereka lakukan, tapi aku serta Ricky juga tdk kalah puasnya, kita menceritakan pengalaman kita masing-masing, serta esok paginya kita pulang ke Bandung. Singkatnya kita hingga ke Bandung, serta dua hari kemudian aku menerima surat, aku terkejut setengah mati waktu kulihat surat itu.Kubaca suratnya, “Hai..it’s me Grace. Aku bisa bahasa Indonesia a little, serta I know your address dari dompet you yg tertinggal di taksi.

Aku simpan untuk kenang-kenangan. And you should know, malam itu aku sedikit sedih caramu perlakukan aku, but I’m okay, I’m not angry. Soalnya, semacamnya aku fall in love sama kamu. Ingat aku rutin ya, Grace.” Aku makin kaget, dirinya mengirimkan SIM, KTP and surat-surat penting lain yg ada di dompetku. Dompetku yg kukira dicopet orang di Bali nyatanya ada pada Grace. Untung sekali dirinya tdk menuntutku di pengadilan, aku sangatlah bersyukur. Sejak saat itu aku berjanji kalau aku tdk bakal sempat memperkosa lagi. Grace kalau kau baca cerita ini, aku cuma ingin katakan kalau sebetulnya aku juga sayang kamu, please hubungi aku, I missyou so much. Maaf kelakuanku malam itu, and kalau kau ijinkan, aku ingin memperbaikinya, hubungi aku serta aku bakal bertanggung jawab atas lakukananku. Sekali lagi maafkan aku Grace.
Share: