388cash388cash

Cerita Sex Olive Gadis Cilik Penuh Nafsu


Sebut saja namaku Adly, aku seorang mahasiswa dari salah satu kampus pariwisata di kota bandung. Kebetulan aku ini telah mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi di Bandung, sehingga kegiatanku pada setiap harinya hanyalah mengerjakan skripsi sebab tugas-tugas serta mata kuliah telah tidak ada lagi.

Sebab terbilamg aku punya tidak sedikit waktu luang, maka aku-pun tidak jarang berkunjung ketempat kakak-ku di Jakarta. Pada sebuahhari aku-pun pergi ke Jakarta, sesampainya di rumah kakak-ku aku melihat ada tamu. Sebab kakak-ku melihat aku yang sedang datang maka kakakku-pun menyuruhku masuk serta, aku-pun dikenalkan kakakku terhadap tamu itu.

Omong punya omong nyatanya rupanya tamu itu merupakan kawan kakak-ku semasa kuliah, kawan kakak-ku itu bernama bang Rehan. Bang Rehan ini orangnya amatlah ramah serta baik kepadaku, dirinya berumur sepantaran dengan kakak-ku aitu 39 tahun. Dari perkenalan ketika dirumah kakak-ku itu, pada sebuahhari aku-pun diundang untuk bermain kerumah bang Rehan.

Sebab terbukti aku berniat untuk bermain, apa salahnya apabila aku aku mengiyakan undangan bang rehan kerumanya. Pada keesokan harinya aku-pun bermain kerumah bang Rehan, sesampainya disana semacam biasa bang Rehan menyambut aku dengan ramahnya. Seusai aku dipersilahkan masuk, maka aku-un dikenalkan bang Rehan terhadap anak serta istrinya.

Shela nama istri bang Rehan, seusai berkenalan kami-pun kemudian menuju ruang tamu bang Rehan untuk mengobrol disana. Dialog demi orolan-pun berlalu, dari dialog kita tadi aku baru tahu kalau selisih usia teh Shela ini usianya 5 tahun lebih muda Bang Rehan. Teh Rani serta bang Rehan telah dikaruniai 1 anak yang telah beranjak dewasa yaitu bernama Olive.

Singkat cerita 3 hari seusai aku kenal dengan Bang Rehan, saat itu cocoknya pada hari Rabu, dimintai tolong oleh bang Rehan untuk menemani serta menjaga Olive di rumahnya. Sebab pada saat itu bang Rehan serta istrinya bakal pergi ke Surabaya untuk menjenguk bunda dari istri bang Rehan yang sedang sakit dukup serius serta telah dirawat dirumah sakit.

Dari berita adik istri bang Rehan, katanya bang rehan serta istrinya wajib segera kesana, sebab mertua bang rehan rutin menanyakan bang Rehan serta teh Shela. Maklum sebab katanya bang Rehan Teh Shela ini merupakan anak kesanganya serta begitu juga bang Rehan merupakan menantu kesayangan mertuanya.

Sebagai menantu kesaynagan bang Rehan-pun segera meminta cuti kerja selagi 1 minggu. Seusai mendapat cuti bang Rehan serta Teh Shela-pun segera berangkat, sedangkan Olive tinggal dirumah denganku sebab dirinya wajib bersekolah. Hari demi hari-pun berlalu, tidak terasa aku-pun telah tinggal dirumha bang Rehan selagi 3 hari.

Tidak kusangka pada saat itu aku merasa jenuh sekali, sebab ketika pagi hingga siang aku dirumah bang Rehan sendirian karean si Olive pada jam-jam itu dirinya bersekolah. Untuk menghapus kejenuhanku pada saat itu, aku-pun menyalakan DVD serta memutar sebuah kaset DVD yang berisikan film action.
Singkat cerita aku-pun telah berakhir memutar 1 film action tersebut, sebab telah berakhir maka aku-pun segera mencari kaset DVD lainya. Ketika aku sedang meilih-milih kaset, tidak sengaja aku menemukan bebrapa kaset porno yang nampaknya merupakan koleksi dari Bang Rehan. Wah, kebetulan sekali aku sedang dirumah sendirian.

Melihat suasana yang memungkinakan itu, aku-pun segera memutar kaset BF itu, ditengah asiknya aku menonoton film dewasa itu, tidak kusangka tiba-tiba terdengar pintu depan terbuka, beteapa kagetnya aku saat itu. Dengan buru-buru aku-pun segera mematikan televisi serta menyimpan bungkus kaset DVD di bawah karpet. Nyatanya yang datang adalh Olive,
“ Hallo, Bang Adly, ” ujar Olive meyapaku kemudian dirinya baru masuk kerumah serta tersenyum.
Sambungnya lagi,
“ Oh iya Bang, tolong bayarin ojek Olive dong bang, Olive nggak ada uang receh, akang ojeknya nggk punya kembalian nih, ” Ucapnya padaku.
“ iya bawel, ” jawabku singkat.
Kemudian aku-pun segera keluar untuk bayar ongkos ojek Olive. Seusai bayar saat itu akupun segera masuk kedalam rumah kembali. Waduh, habislah aku, pada saat itu Olive dengan santainya duduk di karpet di depan TV, serta menyalakan Tv itu. Sungguh bego sekali aku, aku lupa tidak mematikan DVDnya.
Alhasil diputarlah Film BF yang sedang setengah jalan tadi oleh Olive. Mengenal aku yang telah kembali kedalam rumah, Olive-pun memandang kearahku sambil tertawa geli,
“ Oh rupanya semacam ini yang BangAdly kalau orang lagi begituan, Olive tidak jarang banget Bang diceritain sama temen-temen sekolah, tapi Olive baru ngelihat langsung film beginian hari ini, hha, ” ujar Olive denga santai serta lugunya.
Saat itu aku bimbang wajib menjawab apa terhadap Olive,
“ Olive, apa-apan kalian ini, ayo buruan matikan !!! kalian nggak boleh nonton film kayak gtu, kalian belum lumayan umur, Ayo cepetan matiin !!!, ” tegurku terhadap Olive.
“ Ihhh, BangAdly Jangan gitu dong, Tuh liat adeganya cuma begitu doing, film yang tidak jarang diceritain sama temenku di sekolah nggak ada apa-apanya sama film yang ini, huh !!!, ” ucapnya membangkang.
Entah aku wajib berbuat apa saat itu, aku khawatir apabila aku melarang Olive kelak justru aku bakal dilaporkan terhadap orangtuanya. Tanpa menjawab perkataan Olive, aku-pun pergi ke dapur untuk membikin minum serta membiarkan Olive terus melihat. Dari dapur aku duduk-duduk di belakang membaca majalah. Kurang lebih jam 7 malam, aku keluar serta membeli makanan.
Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Olive sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, serta astaga dirinya mengenakan piyama yang pendek serta tipis. Tubuh mudanya yang telah mulai matang terbayang jelas. Paha serta betisnya terkesan putih mulus, serta pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah serta terus masuk menyiapkan makanan.
Seusai makanan siap, aku-pun terbuktigil Olive. Oh shit man, tidak kusangka Olive pada saat itu tidak menggunakan BH, sebab puting payudara-nya saat itu terkesan membayang dari balik piyama-nya tipis itu. Saat it aku terus gelisah sebab penisku yang tadi telah mulai berdenyut-denyut tidak karuan, saat ini Peniskku telah menegak serta mengganjal di celanaku.
Berakhir makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kita berdiri bersampingan, serta dari lubang di piyamanya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat dirinya membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari lubang itu. Aku terus gelisah. Berakhir mencuci piring, kita berdua duduk di sofa di ruang keluarga,
“ Bang, ayo tebak coba tebak pertanyaan aku Bang, item, kecil, keringetan, apaan coba bang, ayo tebak ?, ” ujarnya.
“ Ah, itu mah gampang, semut lagi push –up . Nah sekrang akang gentian, putih, biru, kecil, keringetan, apa hayow tebak ?, ” ujarku.
Pada saat itu Olive menjawab berbagai dengan tebakannua, tetapi semua jawabnya salah, lalu,
“ Ini Nih jawaban yang bener, jawabnya merupakan Olive pakai seragam sekolah, yang lagi kepanasan di angkot, hha…” candaanku.
“ Ihhhh, Bang Adly ngeselin deh, masak olive di ledekin, Huh…, ” jawabnya.
Saat itu Olive-pun meloncat dari sofa serta berusaha mencubit lenganku, tetapi pada saat itu aku menghindar serta menangkisnya. Saat itu Olive terus mencoba mencubitku, sambil tertawa. Ditengah keisenganya itu, tiba-tiba olive-pun tersandung serta dengan cara tidak sengaja dirinya jatuh ke dalam pelukanku, dengan posisi membelakangiku.
Le biah detailnya pada saat itu, dengan cara tidak sengaja tanganku menyentuh dadanya, serta dirinya duduk cocok di atas batang kejannan-ku, Oughhh… saat itu kita terengah-engah dalam posisi itu.
Bau bedak bayi dari kulitnya serta aroma shampo rambutnya membikinku makin terangsang. Entah setan apa yang merasukiku aku-pun mulai menciumi lehernya begitu saja.
Sementara itu Olive mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, serta tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Olive makin terengah, serta tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya telah basah, serta jariku mengelus belahan yang membayang,
“ Oughh… Eughhh… Eummm…” desah Olive.
Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu merupakan seorang gadis mungil yang tetap duduk dibangku SMP. Tetapi pada saat itu, gairahku telah hingga ke ubun-ubun serta aku-pun khlaf begitu saja. Tanpa tidak sedikit kata, aku-pun mulai hebat keatas piyama dari tubuh mungil Olive.
Oughhh… Olive menelentang di sofa dengan posisi tubuh hampir bugil. Lalu aku-pun segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri serta kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Olive yang mengelus belakang kepalaku serta erangannya yang tersendat membikinku makin tidak sabar.
Aku hebat lepas celana dalamnya, serta.. nampaklah bukit kewanitaan-nya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu telah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Olive. Aku pun segera membenamkan kepalaku di tengah kedua pahanya,
“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…,” erangnya.
Tangan Olive meremas sofa serta pinggulnya menggeletar ketika bibir kewanitaan-nya kucium. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya serta mengemut perlahan. Lalu Olive membawa punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kewanitaan-nya yang tetap begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah serta bibir kewanitaan-nya mulai membuka.
Sesekali lidahku membelai kelentitnya serta tubuh Olive bakal terlonjak serta nafas Olive seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya serta meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar serta mengeras. Ketika aku berhenti menjilat serta mengulum, Olive tergeletak terengah-engah, matanya terpejam.
Tergesa aku membuka semua pakaianku, serta kejantanan-ku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Olive,
“ Eummm… Eummm… Sssss… Oughhh…,”
ketika Olive membuka bibirnya, kujejalkan kepala kejantanan-ku. Mungkin film tadi tetap diingatnya, sehingga dirinya pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya serta membelai kewanitaan-nya. Segera saja kejantanan-ku basah serta mengkilap. Tidak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Olive serta bibirku melumat bibirnya.
Aroma kejantanan-ku ada di mulut Olive serta aroma kemaluan Olive di mulutku, bertukar saat lidah kita saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kejantanan-ku ke lubang di selangkangan Olive, serta sebentar kemudian kurasakan tangan Olive menekan pantatku dari
belakang,
“ Oughhh… Eumm… masukin Bang, Eughhhh…,” ucapnya penuh gairah.
Perlahan kejantanan-ku mulai menempel di bibir liang kewanitaan-nya, serta Olive terus mendesah-desah. Segera saja kepala kejantanan-ku kutekan, tetapi gagal saja sebab tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini bakal bisa menampung kejantanan-ku yang besar ini.
Terus terang saja, ukuran kejantanan-ku merupakan panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan
Olive tetap SMP serta ukuran lubang kewanitaan-nya terlalu kecil. Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun sukses. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Olive memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit.
Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, serta terasa ujung kejantanan-ku membentur dasar padahal baru sedikit kejantanan-ku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kewanitaan Olive terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.
Sebentar kemudian kerutan di dahi Olive menghilang, serta aku pun mulai hebat serta menekankan pinggulku. Olive mengernyit lagi, tapi lama-kelamaan mulutnya menceracau,
“ Aow… Sssss… Aduhhh… Eughh… terus, enak Bang, Aghhh…” racaunya menikmati tusukan kejantanan-ku.
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Olive, lalu membalikkan kedua tubuh kita hingga Olive kini duduk di atas pinggulku. Nampak kejantanan-ku menancap di kewanitaan-nya. Tanpa butuh diajarkan, Olive segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas serta menggosok payudara, clitoris-nya.
Kemudian pinggulnya, serta kita pun berlomba mencapai puncak. Lewat berbagai waktu, gerakan pinggul Olive makin menggila serta dirinya pun membungkukkan tubuhnya serta bibir kita berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, serta akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kejantanan-ku.
Seusai tubuh Olive melemas, aku mendorong dirinya telentang. Serta sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Olive pasti merasakan semburan air maniku pada liang senggama-nya. Kemudian Olive-pun mengeluh lemas serta merasakan orgasmenya yang kedua.
Sekian lama kita diam terengah-engah, serta tubuh kita yang basah kuyup dengan keringat tetap saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme kami,
“ Bang, Olive lemes banget nih, tapi olive puas banget sama Bang Adly, ” ucapnya penuh kepuasan.
Saat itu aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus.
Satu tanganku lagi ada di pinggulnya serta meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah telah terpuaskan, tapi segera kurasakan kejantanan-ku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Olive yang tetap amat kencang. Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kita berdua serta kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya.
Sepanjang malam aku mencapai 3 kali lagi orgasme,dan Olive entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kita bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Olive kupaksa menggunakan seragam, sarapan serta pergi ke sekolah. Kemudian seusai olive pergi sekolah aku-pun kembali masuk ke kamar tidur tamu serta segera tidur pulas sebab kelelahan.
Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Olive pulang sekolah, masuk ke kamar serta membuka bajunya, lalu hebat lepas celanaku serta mengulum kejantanan-ku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi. Saat itu aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar serta kelihatan DVD menyala, dengan film yang kemarin.
Ah! Merasakan caranya memberiku kenikmatan dari kulumanya, aku baru teringat Olive bisa semacam ini dari kaset porno yang ditotonnya kemarin. Pendek cerita waktu-pun telah seminggu berlalu. Bang Rehan serta Teh Shela-pun telah pulang kejakarta lagi. Sepulangnya Bang Rehan aku serta Olive bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa dengan kami.
Sebab bang Rehan telah pulang, aku-pun segera berkemas serta segera berpamitan untuk kembali kerumah kakak-ku. Sebelum aku keluar dari rumah bang Rehan, aku diberbagi uang saku serta oleh-oleh dari surabay oleh bang Rehan. Bang Rehan serta Teh Shela mengucapkan tidak sedikit terima kasih padaku, sebetulnya aku merasa bersalah, tapi yatelahlah yang terjadi biarlah terjadi serta biarkan kisah ini menjadi pegalaman indah serta kurang baik untukku serta Olive. Berakhir.
Share: