388cash388cash

Cerita Sex Ketahuan Onani Sama Tante Hilda


merilis cerita sex dari seorang karyawan yang bernama Andro yang ketika itu sedang melihat Film porno di pergoki oleh tetangga apartemen-nya yang benrnama Tante Hilda, dari faktor itu tidak disangka Andro dapat menikmati tubuh sintal serta mulus Tante Hilda. Ingin tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca serta simak baik baik cerita dewasa ini.

Panggil saja namaku Andro, aku merupakan seorang pria lajang berusia 25 tahun yang berkerja di salah satu perusahaan asing di daerah kuningan, Jakarta. Sebagai Pria lajang, dulunya aku tinggal bersama orang tuaku di perumahan komplek militer. Tetapi sebab aku merupakan seorang Pria yang telah dewasa, maka aku-pun memutuskan untuk mandiri.

Sungguh terbukti telah rejekiku, ketika aku terbukti bermaksud untuk tinggal sendiri kebetulan saudaraku memperkenalkan aku untuk menghuni apartemen miliknya, sebab dirinya bakal dibawa untuk tinggal bersama suaminya ke Malang, jawa timur. Pada hari pertama aku bakal tinggal di apartemen saudaraku itu, maka aku wajib lapor terhadap Pengurus Apartemen.

Seusai melapor aku dimintai untuk ikut menjaga adik perempuan ketua pengurus apartemen yang kebetulan adiknya tinggal di sebelah kamar apartemen saudaraku, adik perempuan ketua pengurus apartemen itu ternyta bernama Tante Hilda. Pendek cerita Hari kedua aku-pun sebagai penghuni baru mulai mencoba berkenalan dengan Tante Hilda.

Dan nyatanya seusai berkenalan nyatanya beliau tidak terlalu tua, serta apabila aku perkirakarakan usianya kurang lebih 35 tahunan. Tante Hilda ini jenis wanita yang ramah serta baik sekali. Tetapi dalam perkenalan serta dialog kita saat itu aku agak sedikit heran, sebab pada usianya yang telah terhitung matang sekali tante Hilda belum juga menikah.

Yah mungkin saja tante Hilda punya tetap focus dengan karirnya kali yah, sebab aku melihat pada usianya yang segitu dirinya telah mapan sekali kehiduoanya, buktinya tante Hilda telah memiliki apartemen serta 2 mobil All New CRV serta All new civic. Tante Hilda ini memiliki 2 pembantu, yang satu supir serta yang satu asisten rumah tangga di apartemennya.

Sampai pada sebuahhari Tante Hilda menitipkan kunci Apartemen-nya sebab pada saat itu pesuruh serta supir-nya sedang cuti sebab pada saat itu hari raya idul fitri. Jadi beliau tingal di rumah kakaknya di lantai 12. Oh iya fotoan Tante Hilda sebagai berikut, dirinya memiliki tinggi badan kurang lebih 166 cm, memiliki pinggul yang besar, pantat yang bulat, pinggang yang ramping, perut singset serta ukuran Bra kurang lebih 34B.

Hal itu dapat dimiliki oLeh Tante Hilda sebab tante Hilda rajin senam aerobic, fitness, serta renang yang diikutinya dengan cara selalu. Dengan wajah cantik serta warna kulit yang putih bersih, wajarlah apabila Tante Hilda menjadi cita-cita tidak sedikit lelaki baik-baik maupun lelaki hidung belang.
Hingga pada sebuahsore, saat saya pulang kerja saya mendengar ada ketukan pintu di apartemenku , kemudian saya intip dari celah pintu nyatanya Tante Hilda,
“ Iya sebentar, oh ada tante ada yang dapat saya bantu tante ???, ” ucapku sambil membuka pintu.

“ Ngga Ndro ada surat alias tagihan kartu kreditku ngga dari Front Office depan?, ” jawab Tante Hilda.
“ Semacamnya ngga ada tante, ” jawabku
“ Eh aku numpang ke kamar mandimu ya, ” sambil meringis, mungkin dirinya udah kebelet pips he he he.
“ Silahkan tan tapi kamar mandinya ngga sebersih punya tante lho maklum bujangan, ” ucapku sambil tertawa.
“ Ngga apa apa, ” jawabnya.
Baru aku sadar bahwa Tante Hilda menggunakan baju training tipis mungkin baru lari alias fitness di lantai 2,
“ Abis lari ya tan, ” tanyaku.
“ Iya tapi nyari kamar mandi sulit mana liftnya lama lagi, ” ujar Tante Hilda sambil ngeloyor ke kamar mandiku.
Sambil jalan ke dapur aku berfikir kok kayaknya ada yang salah ya dengan membiarkan si tante ke kamar mandi tapi apa ya ?. Ya ampun tadi khan aku lagi nonton film porno di laptop terbukti kebetulan mau onani sih maklum belum ada pasangan/pacar. Wah mati gue ketahuan dah sama Tante Hilda. Ah bodo amat bodo amat kaya dirinya ngga sempat muda aja.
Begitu keluar dari kamar mandi si tante senyum-senyum, wah malu deh aku,
“ Hayo kalian tadi lagi ngapain Ndro? tanya si tante.
“ Ngga ngapa-ngapain kok Tan, ” jawabku sambil menunduk kebawah.
Dan tanpa saya sadari tiba-tiba dirinya mencekal tangan saya,
“ Ndro, ” ujarnya tiba-tiba serta terkesan agak sedikit ragu-ragu.
“ Ya Tante ?, ” Jawab saya.
“ Eee… nggak jadi deh, ” Jawabnya ragu-ragu.
“ Ada yang dapat saya bantu, Tante ?, ” Tanya saya agak bimbang sebab melihat keragu-raguannya.
“ Eee… nggak kok. Tante cuma mau nanya, ” jawabnya dengan ragu-ragu lagi.
“ Kalian tidak jarang ya nonton film itu di kamar mandi ?, ” tanya dia.
“ Iya sih tan. Maklum tan belum punya pasangan ?, ” jawab ku terpaksa.
“ Terus pake sabun ya ? he he he, ” ujar Tante Hilda sambil tertawa.
“ Iya tan, udah ah aku tengsin nih malu ditanya terus, ” Tegasku sambil ngomel.
“ Jangan marah dong , biasa lagi bujangan yang penting jangan main pelacur, jorok kelak kena penyakit, ” jawab Tante Hilda.
“ Eee… mau , dibantuin Tante nggak ?, ” sambungnya.
“ Maksud tante ?, ” Tanyaku.
Wah ibarat ada lanjutan dari film ku tadi nih. Kayaknya si tante horni abis,
“ Iya kalian nonton bareng tante khan biar ngga malu lagi, ” sambil melayang tangan Tante Hilda ke selangkangan ku.
“ Sana ambil laptop mu, ” ucapnya.
Asik banget dah pikirku tanpa tendeng aling-aling aku berlari kekamar madi serta mengangkat keluar laptop itu. Kemudian aku setel lebih dulu film yang tadi saya tonton serta belum habis. Berbagai menit kemudian Tante Hilda duduk disebelahku sambil mengangkat teh panas dengan wangi tubuh yang segar.
Saya selidiki tiap aspek tubuhnya yang tetap terbalut baju training serta kemudian beliau melepas atasannya jadi terkesan tanktop tipis biru muda yang agak menerawang tersebut, jadi dengan bebas mata saya melihat puncak buah dadanya sebab dirinya tidak menggunakan Bra. Tanpa kusadari, di antara degupan jantungku yang terasa mulai keras serta kencang.
Saat itu kelaminku juga telah mulai menegang. Dengan santai dirinya duduk cocok di sebelahku, serta ikut melihat Film Porno yang sedang berjalan,
“ Cakep-cakep juga yang main, ” akhirnya dirinya memberi komentarnya.
“ Dari kapan Ndro mulai nonton film beginian ?, ”tanyanya.
“ Udah dari dulu Tante, ” ucapku.
“ Mainnya juga keren serta tidak kasar. Ndro udah tahu rasanya belum ?, tanya dirinya lagi.
“ Ya sempet sih tan waktu di rumah sakit sama suster, ” ucapku.
“ Wah enak dong lagi sakit di servis suster, ” tasumsiya.
“ Iya tapi udah lama tan udah lupa rasanya, tapi kata temen-temen sih enak. Emang kenapa Tante, mau ngajarin saya yah? Kalau iya boleh juga sih, ” ucapku.
“ Ah Ndro ini kok jadi nakal yah sekarang, ”, ujarnya sambil mencubit lenganku.
“ Tapi bolehlah kelak Tante ajarin biar kalian tahu rasanya, ”, tambahnya dengan sambil melirik ke arahku dengan agak menantang.
Tidak lama berselang, tiba-tiba Tante Hilda menyenderkan kepalanya ke bahuku. Seketika itu pula aku langsung membara. Tapi aku hanya dapat pasrah saja oleh perlakuannya. Sebentar kemudian tangan Tante Hilda telah mulai mengusap-ngusap daerah tubuhku kurang lebih dada serta perut.
Rangsangan yang ditimbulkan dari usapannya lumayan membikin aku canggung.
Jujur, sebab baru hari ini aku diperlakukan oleh seorang wanita yang usianya diatasku. Kelaminku telah mulai terus berdenyut-denyut siap bertempur. Kemudian Tante Hilda mulai menciumi leherku, lalu turun ke bawah hingga dadaku. Hingga di daerah dada, dirinya menjilat-jilat ujung dadaku, dengan cara bergantian kanan serta kiri.
Tangan kanan Tante Hilda juga telah mulai masuk ke dalam celanaku, serta mulai mengusap-usap kelaminku. Sebab dalam keadaan yang telah sangat terangsang, aku mulai memberanikan diri untuk meraba celana yang dirinya pakai. Aku remas payudaranya dari luar tanktop, serta aku remas-remas, terkadang aku juga mengusap ujung-ujung tersebut dengan ujung jariku,
“ Sssss… Oughh… ya situ, ” ucapnya setengah berbisik.
Tiba-tiba dirinya memaksa lepas celana pendekku, serta diusapnya kelaminku. Akhirnya bibir kita saling berpagutan dengan penuh nafsu yang sangat membara. Serta dirinya mulai menjulur-julurkan lidahnya di dalam mulutku. Sambil berciuman tanganku mulai bergerilya melewati celana trainingnya yang aku pelorotkan ke bawah.
Sesampai-nya pada permukaan celana dalamnya, yang rupanya telah mulai menghangat serta agak lembab. Aku melepaskan celana dalam Tante Hilda. Satu persatu kita membuka baju, jadi kita berdua menjadi telanjang bulat. Kutempelkan jariku di ujung atas permukaan Vagina-nya.
Dia kelihatan agak kaget ketika merasakan jariku bermain di daerah seputar clitoris-nya. Lama kelamaan Aku masukkan satu jariku, lalu jari kedua,
“ Aghhh… Ssssss… Oughhh… terus Ndro, terus, ” ujar lirih Tante Hilda.
Ketika jariku terasa tentang akhir celahnya, tubuhnya terkesan agak bergetar,
“ Eughhh… Ndro terus, Aghhh… Sssss… Aghhh… enak, sebentar lagi, Oughhh…, ” ujar Tante Hilda.
Seketika itu pula dirinya memeluk tubuhku dengan sangat erat sambil menciumku dengan penuh nafsu. Aku merasakan bahwa tubuhnya agak bergetar (yang kemudian baru aku tahu bahwa dirinya sedang mengalami orgasme). Berbagai saat tubuhnya mengejang-ngejang menggelepar dengan hebatnya. Yang diakhiri dengan terkulainya tubuh Tante Hilda yang terkesan sangat lemas di sofa,
“ Aku kapan Tante, kan aku belum dienakin sama Tante?, ” tanyaku.
“ Kelak dulu yah sayang, sebentar, beri Tante waktu untuk istirahat sebentar aja, ” ujar Tante Hilda.
Tapi sebab telah sangat terangsang, kuusap-usap bibir Vagina-nya hingga tentang clitoris-nya, aku dekati payudaranya yang menantang itu sambil kujilati ujungnya, sesekali kuremas payudara yang satunya. Jadi rupanya Tante Hilda juga tidak tahan menerima paksaan rangsangan-rangsangan yang kulakukan terhadapnya.
Sehingga sesekali terdengar suara erangan serta desisan dari mulutnya yang Sexy. Aku usap-usapkan kelaminku yang telah sangat amat tegang di bibir Vagina-nya sebelah atas. Jadi kemudian dengan terpaksa dirinya mengajar batang kemaluanku menuju celah Vagina-nya. Pelan-pelan saya dorong kelaminku supaya masuk semua.
Kepala Penis-ku mulai menyentuh bibir Vagina Tante Hilda,
“ Sssss… Aghhhh…. ” rasanya sangatlah tidak dapat kubayangkan sebelumnya.
Lalu Tante Hilda mulai menyuruhku untuk memasukan kelaminku ke liang Vagina-nya lebih dalam serta pelan-pelan. So wow Man… baru masuk kepalanya saja aku telah tidak tahan, lalu Tante Hilda mulai hebat pantatku ke bawah, supaya batang kelaminku yang perkasa ini dapat masuk lebih dalam.
Bagian dalam Vagina-nya telah terasa agak licin serta basah, tapi tetap agak seret, mungkin sebab telah lama tidak dipergunakan. Tetapi Tante Hilda tetap memaksakannya masuk,
“ Oughhhh… Ndro, ” Desah Tante Hilda.
Saat itu rasanya terbukti sangatlah hebat mesikipun kelaminku agak sedikit terasa ngilu, tapi nikmatnya luar biasa. Lalu terdengar suara erangan Tante Hilda. Lalu Tante Hilda mulai menyuruhku untuk menggerakkan kemaluanku di dalam Vagina-nya, yang membikinku terus gila. Dirinya sendiri pun mengerang-ngerang serta mendesah tidak karuan.
Berbagai menit kita begitu hingga sebuahsaat, semacam ada sesuatu yang membikin liang Vagina-nya bertambah licin, serta makin lama Tante Hilda terkesan semacam sedang menahan sesuatu yang membikin dirinya berteriak serta mengerang dengan sejadi-jadinya sebab tidak kuasa menahannya. Lalu tiba-tiba kejantanan-ku terasa semacam disedot oleh liang senggama Tante Hilda.
Tiba-tiba dinding-dinding Vagina-nya terasa semacam menjepit dengan kuat sekali, dapat-bisa kalau begini terus aku dapat ngecrott cepet nih,
“ Sssss… Aghhhhhhhhhhhhhh… Tante keluar lagi nih, ” ucapnya dengan keras.
Saat itu juga makin basahlah di dalam Vagina Tante Hilda, tubuhnya mengejang kuat semacam kesetrum, ia sangatlah menggelinjang hebat, membikin gerakannya terus tidak karuan. Serta akhirnya Tante Hilda terkulai lemas, tapi kelaminku tetap tetap tertancap dengan mantap.
Aku mencoba membikinnya terangsang kembali sebab aku belum apa-apa.
Tangan kananku meremas payudaranya yang sebelah kanan, sambil sesekali kupilin-pilin ujungnya serta kuusap-usap dengan ujung jari telunjukku. Sedang payudara kirinya kuhisap sambil menyapu ujungnya dengan lidahku,
“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…, ” desah Tante Hilda telah mulai terdengar lagi.
Aku memintanya untuk berganti posisi dengan doggy style. Aku mencoba untuk menusukkan kelaminku ke dalam liang Vagina-nya, pelan tapi pasti. Kepala Tante Hilda agak menengok ke belakang serta matanya melihat mataku dengan sayu, sambil dirinya gigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit yang timbul. Sedikit demi sedikit aku coba untuk menekannya lebih dalam.
Kelaminku terkesan telah tertelan semuanya di dalam Vagina Tante Hilda, lalu aku mulai menggerakkan kelaminku perlahan-lahan sambil menggenggam buah pantatnya yang bulat. Dengan gaya semacam ini, desahan serta erangannya lebih keras, tidak semacam gaya konvensional yang tadi.
Aku terus menggerakkan pinggulku dengan tangan kananku yang saat ini meremas payudaranya, sedangkan tangan kiri kupergunakan untuk hebat rambutnya supaya terkesan lebih merangsang serta Sexy,
“ Sssss… Aghhh… Oughhh… terus Ndro… terus… Aghhh… Oughhh…, ” Tante Hilda terus mengerang.
Berbagai menit berlalu, kemudian Tante Hilda merasa bakal orgasme lagi sambil mengerang dengan sangat keras jadi tubuhnya mengejang-ngejang dengan sangat hebat, serta tangannya mengenggam bantalan sofa dengan sangat erat. Berbagai detik kemudian tahap depan tubuhnya jatuh terkulai lemas menempel pada sofa itu.
Saat itu lututnya terus menyangga pantatnya supaya tetap di atas, serta aku merasa kelaminku mulai berdenyut-denyut serta aku mengumumkan faktor tersebut padanya, tapi dirinya tidak menjawab sepatah kata pun. Yang keluar dari mulutnya hanya desahan serta erangan kecil, jadi aku tidak berhenti menggerakkan pinggulku terus.
Aku merasakan tubuhku agak mengejang semacam ada sesuatu yang tertahan, semacamnya semua tulang-tulangku bakal lepas dari tubuhku, tanganku menggenggam buah pantat Tante Hilda dengan erat, yang kemudian diikuti oleh keluarnya cairan maniku di dalam liang Vagina Tante Hilda. Tubuhku terasa sangat lemas sekali.
Seusai kita berdua merasa agak tenang, aku melepaskan kelaminku dari liang nikmat milik Tante Hilda. Dengan raca kecapaian yang hebat Tante Hilda membalikkan tubuhnya serta duduk di sampingku sambil menatap tajam mataku dengan mulut yang agak terbuka, sambil tangan kanannya menutupi permukaan Vagina-nya.
“ Wah kok ngga ditarik sih Ndro, kelak aku hamil lho ?, tanyanya dengan suara yang agak bergetar.
“ Maaf tan aku lupa abis keenakan sih, ” jawabku
“ Ya telahlah… tapi lain kali kalau telah kerasa kayak tadi itu langsung buru-buru dicabut serta dikeluarkan di luar ya ?, ” ujarnya menenangkan diriku yang terkesan takut.
“ I… iiya Tante, ” jawabku sambil menunduk.
“ Ya santai aja aku sebetulnya udah minum pil kok Ndro, ” jawan Tante Hilda.
Wah rupanya nih tante udah pengalaman dalam faktor beginian, tapi ngga apa-apa dah gua belagak culun aja. Kemudian kita berpelukan di sofa, serta melakukan lakukanan itu sekali lagi tapi di kamar mandi. Doggie style terus bro, mantap. Itulah sepenggal cerita sex pada kenasiban nyataku yang telah aku curahkan. berakhir.
Share: