388cash388cash

Cerita Sex: Bercinta Dengan Si Cantik Vinna


Aku terbukti telah sempat merasakan nikmatnya hubungan seks. Dengan wanita yang cantik pula. Tetapi aku merasa tidak lebih puas. Aku belum sempat merasakan vagina perawan. kata kawanku vagina perawan itu sangat nikmat. Bahkan di tempat tempat porstitusi harga perawan dapat mencapai 5juta. Bandingkan dengan yang telah tidak perawan. SPG montok serta binal saja hanya dihargai kurang lebih 200ribu.`

Tapi apabila aku wajib berangkat ke tempat-tempat semacam itu, punya uang dari mana ? Makanya aku ingin merasakan vagina perawan dengan cara gratis. Serta di sekolahku ada seorang cewek bernama Vinna. Dirinya orangnya cantik. Tubuhnya sexy serta mempunyai sepasang buah dada yang montok. Tetapi aku yakin dirinya tetap perawan sebab sifatnya yang baik.
Dia bukan jenis cewek gampangan semacam tidak sedikit cewek cantik di sekolahku. Dirinya sangat susah untuk ditahklukkan. Bahkan dirinya tidak segan membentak laki-laki yang berniat mesum padanya.

Aku pun punya niat untuk menidurinya. Tetapi aku wajib punya rencana untuk mendekatinya. Aku wajib mendekatinya dengan tutorial halus. Tidak boleh menunjukkan bahwa aku mendekatinya sebab nafsu.
Dan semacam tertimpa durian jatuh, aku menemukan buku tugasnya tergeletak di jalan menuju sekolah. Di buku tersebut tertulis nama serta kelasnya.
Mungkin buku tersebut terjatuh. Serta benar saja, saat aku ke kelsnya untuk mengembalikan buku itu, aku menonton Vinna tampak kebingungan. Mungkin dirinya sedang mencari buku itu.
Akupun mendekatinya,
“maaf, kamu yang bernama Vinna Restiyani kan ?” .
“Iya, siapa ya?”,tanya Vinna.

“Kenalin, aku Hendra. Mmm, aku tadi nemuin buku ini di jalan. Punyamu kan?”,tanyaku sambil memberbagi buku itu.
“Ah iya bener. Makasih banget ya kamu udah nemuin buku aku. Kalo nggak ada kamu mungkin aku bakal kena hukuman sebab di buku ini ada PR yang wajib dikumpulkan nanti”,jawab Vinna dengan wajah gembira.
Aku pun berniat ke kelasku tetapi Vinna menahanku,
“Eh, kamu kelas berapa?” .
“aku kelas 12 IPA 3”,jawabku lalu pergi.

Nggak taunya waktu istirahat Vinna telah menantikan di depan kelasku serta mengundang makan bareng di kantin. Sebab aku terbukti cowok yang pandai berteman, aku pun cepat bersahabat dengan Vinna. Bahkan kami berjanji kelak bakal pulang bareng. Jelas keuntungan bagiku sebab tidak hanya aku dapat berduaan dengan Vinna aku juga bakal segera tau rumah Vinna. Seusai bagian awal sukses dengan mulus, aku berniat untuk meperbuat rencana kedua. Malam minggu ini aku ingin berangkat kerumahnya. Aku telah ijin Novita dengan argumen ada agenda keluarga.
Aku pun menemui Vinna sepulang sekolah,
“Vin, malem minggu kamu keluar nggak ?” .
“enggak. kenapa?” . Aku pun menjawab.
“Aku tadi ada tugas Bahasa Mandarin nih. Susah banget. Kamu kan jago Bahasa Mandarin, ntar malem aku ke rumah kamu ya?” .
“Mmmmmm, jangan deh. Ortu ku lagi keluar. Aku dirumah sendirian”, kata Vinna.
Wah, asyik nih. Kataku dalam hati.
“emang kenapa Vin. Aku nggak punya niat jahat kok”, kataku.
“eh bukan begitu. Aku juga nggak punya pikiran begitu kok.Tapi aku takut kelak kalo ada tetangga lihat terus ada fitnah. Kan kamu juga yang kasian”, kata Vinna membahas.
Tetapi aku tetap memaksa,
“nggak bakalan deh. Lagian niatku kan mau minta tolong. Masa kamu nggak mau nolongin aku sih ?” . Vinna tampak bimbang. Tetapi akhirnya dirinya mengijinkanku.
Malamnya aku ke rumah Vinna jam 7. Supaya tidak ada yang curiga, aku mengangkat tas. Tetapi sumpah itu tas nggak ada isinya. ?? . Saat mengetuk pintu, Vinna membuka pintu dengan memakai baju tidur. Sejenak aku memandangi tubuh Vinna serta saat aku lihat tampaknya dirinya tidak memakai bra.
Tetapi pandanganku dikejutkan oleh Vinna,
“eh, elo ngapain liat-liat gue kaya gitu? Elo naksir gue ya ?” . Aku jadi salah tingkah.
“eh, anu….nggg….enggak kok”, kataku.
“atau elo suka sama tubuh sexy gue?”,kata Vinna kemudian.
“bisa aja kamu”,kataku.
Dan kamipun tertawa lepas. Ya, pertanyaan yang diajukan Vinna tadi terbukti hanya candaan. tetapi aku sangatlah mengagumi tubuh seksinya.
“udah, langsung ke kamarku aja. Ntar Bahasa Mandarinnya dikerjain di kamar”, ajak Vinna. Vinna terbukti tidak menaruh curiga terhadapku.
Baginya aku merupakan sahabat yang baik serta tidak mungkin berbuat jahat padanya. Makanya dirinya dengan enteng mengajakku ke kamarnya. Tempat dimana aku dengan mudah bakal menodai kesucian tubuhnya.
Dengan perkembangan jaman yang sangat cepat Andapun tidak butuh bimbang untuk bermain dimana
kini kamu dapat bermain melalu device android serta ios 

Saat hingga di kamar aku bertanya,
“tapi bener neh, ortu kamu lagi nggak ada?” .
“nggak ada. Mungkin mereka pulang besok sore. Emang kenapa?”,tanya Vinna.
“nggak apa-apa kok. Aku takut aja kalo ortumu ada di rumah tentu marah kamu berduaan dengan laki-laki di kamar”, kataku.
“ooh, nggak ada kok. Nyantai aja. Mana tugasnya?”,tanya Vinna. ”
nggak ada tugas kok”.
“lho, terus kamu kesini mau ngapain ?”,tanya Vinna dengan terkejut.
Aku tidak menjawabnya. Aku lalu mendorongnya hingga terlentang di ranjang.
Aku menindihnya.
“jangan tidak lebih ajar ya. Lepasin !!”, bentak Vinna.
“nggak bakal sempat Vin…. Kamu cantik sekali Vinna…”, kataku sambil merogoh baju tidur yang dirinya kenakan serta meremas payudaranya.
“Bajingan…! Lepasin aku !”, teriak Vinna sambil meronta.
“kamu terlalu bego Vin… Tidak sedikit yang bilang mendekatimu merupakan faktor yang susah. Tetapi kini aku tidak hanya sukses mendekatimu. Aku bakal memperoleh keperawananmu….”, kataku sambil terus menahannya.
Vinna tampak mengeluarkan air mata.
“Owwh, jangan menangis sayang. kami bakal berbahagia-bahagia malam ini”, kataku sambil melepas pakaian yang Vinna gunakan.
Dan benar saja, dirinya tidak memakai bra serta CD. Aku lalu meremas-remas payudaranya yang kenyal. Vinna tetap terus meronta tetapi tidak sekuat tadi. Tubuhnya mengeluarkan keringat. Entah itu sebab kehabisan tenaga alias sebab mulai merasakan kenikmatan. Seusai aku puas meremas payudara Vinna, aku memakai mulutku untuk menyedot payudara Vinna. Vinna tampak menggelinjang tetapi tetap terdiam. Mungkin dirinya tetap malu mengakui kalau sebetulnya dirinya juga menikmati permainanku.
Seusai kira-kira lima menit, aku pun melepas pakaianku jadi saat ini kami sama-sama telanjang bulat.
Tetapi saat aku hendak memasukkan penisku ke memek Vinna, dirinya menahanku,
“aku mohon Ndra….jangan lakuin ini. Aku tetap perawan. Cari wanita lain yang pintar untuk memuaskanmu” .
“Vinna sayang, kamu nggak butuh takut. Aku tidak bakal menyakitimu”. Akupun mulai menempelkan penisku di bibir vagina Vinna.
Vinna tampak mengeluarkan air mata. Aku dorong penisku pelan-pelan. Aku merasakan kenikmatan yang belum sempat aku rasakan sebelumnya sebab Vinna sangatlah tetap perawan. Saat aku memasukkan kurang lebih setengah dari panjang penisku, Vinna merintih,
“awwww, ampun Ndra. Sakit….perih” .
“Tenang Vinn. Sebentar lagi rasa sakit itu bakal berubah menjadi kenikmatan….”,kataku sambil terus memakasa penisku untuk menembus selaput dara keperawanannya.
Tetapi tampaknya Vinna sangatlah merasakan sakit yang luar biasa. Dirinya menjerit,
“aaaaaa….sakit !! Lepaskan aku bajingan !!!” . Aku jadi merasa kasihan.
Aku menghentikan gerakanku sebentar. kemudian aku mencoba menenangkannya.
“Kamu tenang saja Vinn…. Rasa sakitnya hanya sebentar kok…” . Vinna kembali menangis.
Tetapi aku telah tidak peduli. Aku terus mendorong penisku serta akhirnya aku sukses memasukkan seluruh penisku ke celah vaginanya. Selaput daranya pecah. Darah keperawanannya berceceran di kasur. Vinna terus menangis.
Mungkin dirinya menangisi kondisinya kini yang telah tidak perawan.
“Kenapa kamu tega meperbuat ini. Aku telah salah mekualitasmu. Kamu tidak beda dengan laki-laki lain….”,kata Vinna sambil terus menangis.
Dia berusaha mendorongku. Tetapi aku menahannya serta mulai meperbuat gerakan maju mundur menggenjot tubuhnya. Vinna tetap terus memberontak tetapi lama kelamaan dirinya terus tenang. Tampaknya dirinya mulai merasakan nikmatnya bersetubuh.
Mulutnya terus mengatakan,
“tolong lepaskan aku….aku mohon” . Tetapi dirinya tidak berusaha melawanku lagi.
Bukti bahwa ada perentangan antara mulut atas yang terus memintaku melepaskannya tetapi mulut bawah ingin aku meneruskan genjotanku. Pada akhirnya pun mulutnya telah tidak lagi menyuruhku melepaskannya tetapi kini yang keluar dari mulutnya merupakan desahan-desahan kenikmatan,
“ah…ah…ah…” . Desahan itu terus membikinku bernafsu.
Aku mempercepat gerakanku serta berusaha untuk memagut bibirnya. Awalnya dirinya menolak tetapi akhirnya dirinya membuka mulut serta menjulurkan lidahnya. Aku pun dengan cepat menciumnya serta bibir kami berpagutan lumayan lama. Keringat yang keluar dari tubuh Vinna terus bertambah. Mungkin dirinya bakal segera orgasme. Bahkan dirinya kini telah tidak malu lagi mengikuti irama gerakanku dengan ikut menggoyangkan pinggulnya. “hahaha. Nyatanya kamu menikmatinya juga Vinna”,kataku penuh kemenangan. Aku mempercepat gerakanku. Nafas Vinna semakn cepat serta tidak lama kemudian Vinna orgasme. Tetapi aku tidak menghentikan gerakanku sebab aku belum ada tanda-tanda bakal segera orgasme. Hari ini Vinna hanya diam. Tubuhnya lemas. Dirinya tidak punya kekuatan lagi untuk melawan.
Tiba-tiba dirinya berbisik,
“Ndra….” .
“Iya sayang…” .
“Aku mohon jangan keluarin di dalam ya…. Aku belum siap untuk hamil…”,pinta Vinna dengan wajah memelas.
“Oke apabila itu maumu….”,kataku sambil mencabut penisku.
wajah Vinna tampak lebih tenang. Tetapi dirinya kembali kaget saat aku menempelkan penisku di bibirnya.
“apa yang bakal kamu perbuat?”.
“Vinna sayang…. Aku telah menuruti permintaanmu. Kini kulum penisku dong…”.
“nggak mau !!”, kata Vinna.
“kamu jangan bego Vinna. Kalo kalo tidak mau, aku bakal memperkosamu serta apabila kamu hamil serta mengatakan bahwa aku yang menghamilimu, tidak bakal ada orang yang percaya sebab tadi tidak ada yang menontonku kesini…” . Vinna tidak punya opsi lain.
Vinna kembali meneteskan air mata tetapi akhirnya dirinya membuka mulut. Aku segera memasukkan penisku ke mulutnya.
“Kamu tau yang wajib kamu perbuat kan sayang…?” . Vinna hanya mengangguk.
Hari ini aku yag tidur terlentang serta Vinna menyepong kontolku sambil duduk.Tak lama kemudian dirinya telah menggerakkan kepalanya maju mundur sambil sesekali menghisap penisku. Tetapi dirinya terus menangis.
“kamu pintar Vinn…”. Hari ini aku telah tidak tahan lagi.
Aku akhirnya orgasme serta menumpahkan seluruh air maniku di mulut Vinna. Aku mencabut penisku. Vinna tampak bakal membuang spermaku yang ada dimulutnya. tetapi aku menahannya,
“jangan dibuang dong sayang. Telan hingga habis !!!”. Dengan terpaksa Vinna menelan semua spermaku.
“sekarang, bersihin kontolku dong….”. Vinna berniat mengambil tissu yang ada di meja samping tempat tidur.
“eeeh, jangan pakai itu dong… pakai mulut…” .
“Kamu jahat sekali sih…”, kata Vinna dengan pelan. Tetapi akhirnya dirinya menjilati sisa-sisa sperma di penisku hingga bersih.
Dan entah kenapa aku bahagia sekali menonton Vinna tersiksa. Seusai semua berakhir, Vinna tampak terkejut menonton darah yang berceceran di sprei kamarnya. Mungkin dirinya takut orang tuanya tau. Dirinya kembali menangis.
Aku memeluknya.
“Kenapa Vinn… Semuanya telah berakhir…” .
“bagaimana apabila ayahku tau…pasti aku bakal diusir…” .
“Vinna, ortumu pulang besok sore kan?”.
“iya…” .
“Kita tetap punya waku sehari untuk merapikan kamarnu serta membersihkan sprei ini” . Aku pun lalu mencium kening Vinna.
“malam ini kami tidur ya. Kamu tentu capek” .
“kamu tidur diluar aja ya…”, kata Vinna.
“ya enggak dong Vinn. Aku tidur disini nemenin kamu” .
“nggak usah. Aku tidur sendiri aja”,kata Vinna terus menolak.
“Vinna, kamu nggak mau aku menghamilimu kan ?”, kataku dengan nada mengancam.
“Yaudah. Aku pakai baju tidurku dulu….” .
“ohh, nggak usah Vinna. Tidur telanjang lebih enak. Aku yang bakal menghangatkanmu…” . Vinna pun pasrah.
Dia merebahkan diri di ranjang serta aku segera mengambil selimut serta tidur berdua. Paginya aku mengundang Vinna untuk mandi bareng serta anehnya Vinna langsung mau tanpa meperbuat penolakan terlebih dahulu. Di kamar mandipun kami sempatkan untuk berhubungan intim serta tampaknya Vinna lebih nurut serta tidak malu-malu mengatakan,
“oh sayang, nikmat sekali. Aku mencintaimu…” . Mungkin baginya tidak ada lagi yang butuh dipertahankan sebab keperawanannya telah aku renggut.
Lebih baik ikut menikmati saja. Serta seusai orgasme, kami membersihkan diri. Semacam janjiku pagi itu aku menolongnya mencuci sprei kamar tidurnya. aku menjemurnya serta menantikannya hingga kering. Siangnya aku memasang kembali spreinya serta menolong merapikan kamar Vinna yang berantakan.
Sebelum aku pulang, aku memeluknya serta mengatakan.
“Vinn, kamu nggak bakalan cerita ke siapapun kan ?” .
“nggak…” . “keren Vinna. Biarlah ini menjadi rahasia kami berdua…” . Aku pun pulang dengan gembira.
Hari Senin kami kembali masuk sekolah dengan wajar. Saat istirahat aku menemui Vinna. Dirinya tampak murung.
“apa ortumu tau ?” . Vinna menggeleng. Aku memeluknya.
“semua akn baik-baik saja”,kataku serta mengajaknya ke kantin sekolah.
Aku mencoba mengibur Vinna yang tetap tampak kecewa. Serta tidak butuh waktu lama untuk membikinnya kembali tersenyum. Aku sangatlah laki-laki yang beruntung sebab Vinna mau menjadi pacarku. Serta dirinya bersedia melayaniku kapanpun aku mengajaknya ML. Tetapi dirinya mengajukan syarat yaitu aku wajib memakai kondom alias apabila aku tidak mau memakai kondom aku tidak boleh mengeluarkan spermaku di dalam vaginanya. Aku pun menerima syarat yang dirinya ajukan sebab tetap tidak sedikit tutorial untuk membikinku puas. Aku dapat saja menggesek-gesekkan penisku di belahan dadanya yang montok alias menyuruhnya menyepong penisku. 
Share: