388cash388cash

Cerita Sex : Lasmi Dan Mertua


Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai sebab seusai setahun menikah keduanya telah tak saling tepat lagi. Maklum, mereka menikah tetap sangat muda, Lasmi 20 tahun sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah lagi kedua orang tua sepupuku tak lebih menyukai Lasmi sebab sekalipun cantik tapi Lasmi dianggapnya bukan berasal dari keluarga ningrat.

Seusai bercerai Lasmi semula bekerja di Panti Pijit tapi hanya sebentar sebelum dirinya mendapat pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah kantor Swasta. Sebab dirinya terbukti cantik maka cepat saja dirinya bisa hebat hati seorang pemuda yang lumayan kaya.

Mas Indra nama pemuda itu, anak dari Direktur perusahaan itu yang tergila-gila pada Lasmi. Bakal namun yang pertama kali berminat pada Lasmi justru Pak Suryo, ayah Mas Indra. Laki-laki yang sempat menjadi langganan pijit Lasmi ini rupanya ada hati pada janda cantik ini serta dialah yang membujuk Lasmi untuk bekerja sebagai staf di kantornya.

Lasmi sendiri tak mengira bahwa Mas Indra nekat menikahinya sebagai istri tapi meskipun tak lebih sreg diterima juga lamaran itu sebab Mas Indra orangnya lumayan ramah jadi Lasmi juga lumayan bahagia. Apalagi berikutnya dirinya juga sangat dimanja sekali oleh kedua mertua barunya di mana dirinya diajak tinggal serumah. Tapi, justru sebab kelewat bersahabat serta manja teristimewa dengan Pak Suryo mertua lakinya maka terjadilah kontak terlarang di antara keduanya. 

Pak Suryo adalah seorang pengusaha yang lumayan kaya. Perusahaannya ada dua serta untuk mengawasinya dirinya berkantor di sebuah rumah yang disewa tepat di sebelah kiri rumah tinggalnya sendiri, sedang di sebelah kanannya lagi adalah rumah yang diperuntukkan bagi pasangan Mas Indra serta Lasmi. Sementara itu Bu Suryo mengusahakan sebuah Mini market yang juga tak jauh dari situ.Menonton dari kesibukan tugas masing-masing keluarga maka Lasmi terbukti lebih tak sedikit waktu berdua dengan Pak Suryo. 

Sebab tidak hanya tetap tetap meneruskan bekerja di kantor Pak Suryo, Lasmi juga boleh dibilang tinggal serumah dengan Boss yang telah jadi mertuanya ini. Masing-masing rumah mereka hanya dibatasi oleh dinding serta ada pintu penghubung yang rutin terbuka diantaranya. Nah, tidak hanya peluang rutin berjumpa yang leluasa, 

juga sikap manja-manja genit Lasmi terhadap mertua lakinya yang kalau sedang bercanda berdua telah meningkat leluasa terlupa batas hingga saling berpeluk-pelukan, pasti saja memancing nafsu birahi terpendam sang mertua terhadap menantunya ini. 

Maklum kebiasaan genit terpengaruh lingkungan Panti Pijit tetap melekat pada Lasmi, teristimewa terhadap laki-laki setengah umur seusia Pak Suryo. Gairah kelelakian Pak Suryo yang terpendam terhadap Lasmi terbukti menuntut sebab sang menantu makin dipandang makin menggiurkan saja. Ditahan makin lama makin meluap serta ketika dicoba mengutarakannya dengan memancing-mancing sambil mengobral tak sedikit pemberian nampaknya tak ada penolakan dari Lasmi, dengan sendirinya kelanjutan ke arah hubungan terlarang ini menjadi terus mulus. Tidak bisa disalahkan, Lasmi yang latar belakangnya binal kalau telah terlalu dekat apalagi telah terlalu tak sedikit dibanjiri hadiah sang mertua, maka kesadarannya pun cepat saja jadi buntu ketika itu. Jelas, sebab sebetulnya bukan baru dimulai saat itu saja tapi dari awalnya Lasmi terbukti telah diincar oleh Pak Suryo serta Lasmi sendiri juga telah menaruh perasaan berminat terhadap bossnya yang simpatik ini. Cuma saja sebab keburu diserobot duluan oleh Mas Indra yang lebih ngotot maka perasaan hati keduanya sempat tersendat serta kini mulai terungkit kembali. Menggelegak terus hari terus matang hingga kemudian di sebuahsore yang adalah penentuan ketika Pak Suryo mencoba sedikit nekat untuk meringkus menantu cantik ini dalam pelukannya tapi hari ini disertai dengan menyosor bibir Lasmi. “Hffmm.. hghh..” Lasmi mengejang tersumbat mulutnya oleh lumatan nafsu Pak Suryo tapi begitupun dirinya tak berontak. Ada berbagai saat dirinya ikut terhanyut dalam asyiknya berciuman bergelut lidah serta ketika lumayan untuk saling melepas, terkesan air mukanya merah merona. “Bapak nekatt..” komentarnya malu-malu geli. “Abisnya kalian ngegemesin Bapak sih..” Itu awal pertama percobaan Pak Suryo. Pasti saja menonton ada lampu hijau semacam ini jelas membikinnya lebih berani lagi. Dirinya telah mulai mencari simpati dengan cerita mengenai Bu Suryo yang mulai tak lebih memberinya kebutuhan penyaluran seks. Serta nyatanya meskipun tak terucapkan tapi dari mimik wajah Lasmi tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada peluang hari berikutnya dirinya mengulang lagi memeluk serta mengundang berciuman tapi hari ini sambil sebelah tangannya menggerayangi tahap-bagian kewanitaan Lasmi, mulai dari kedua susunya hingga kemudian menyusup ke selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tak ada penolakan dari sang menantu cantik ini. Semacam yang pertama Lasmi juga membiarkan sebentar serta ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa bakal terlupa daratan segera dirinya minta melepas ciuman. “Pak jangan sekarang.. Lasmi takut kalo ketauan..” bisiknya cemas sebab telah terasa jari nakal Pak Suryo menyusup mengorek-ngorek di lubang kemaluan di tahap klitorisnya. Mendapat peringatan ini Pak Suryo pun semacam terbangun serta melepaskan Lasmi. “Heehh.. kelak kalau ada peluang Bapak ke kamarmu, ya?” katanya tetap sempat memesan. Lasmi hanya mengiyakan serta segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Suryo yang meskipun tetap nampak penasaran tapi dalam hatinya lega sebab yakin bahwa pada peluang berikut pasti dirinya pasti bisa meniduri menantu cantik ini. Suatu hari Mas Indra bakal dinas keluar kota, pagi-pagi buta itu Lasmi telah kembali naik tidur seusai mengantar Mas Indra cuma hingga di pintu kamar untuk pergi ke airport. Membanting tubuhnya lemas sebab Mas Indra tetap sempat mengajaknya bermain cinta sesaat sebelum berangkat.Ketika setengah layap-layap itulah dirinya dihampiri Pak Suryo yang masuk ke kamarnya tanpa sepengetahuannya. Begitu datang Pak Suryo yang rupanya telah lama menantikan peluang baik ini langsung ikut naik berbaring serta mulai menggerayangi tubuh Lasmi yang tetap bertelanjang bulat serta hanya menutupi tubuh atasnya dengan sehelai kain. Lasmi sempat mengira bahwa itu Mas Indra lagi tapi segera terbangun sebab perbedaan yang nyata di antara kedua lelaki itu. Mas Indra agak kecil sedang Pak Suryo yang singkat itu besar gempal tubuhnya. Lasmi jadi kaget. “Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa.” “Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak telah sempat bilang mau nyusul ke sini kalo ada peluang.” “Abis nggak kedengaran masuknya, tapi Bunda mana Pak?” kata Lasmi yang sebab merasa tak bisa menghindar lagi, dirinya bergerak bangun maksudnya bakal mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra. “Ibu tetap pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini..” tukas Pak Suryo yang rupanya telah tak sabaran lagi langsung menahan Lasmi bangun. Tanpa memberi peluang bicara bagi Lasmi, dirinya telah menyerbu perempuan itu dengan bernafsu. Mencium langsung melumat bibirnya sambil dibarengi remasan-remasan gemas di mana pun tahap tubuh sang menantu yang cantik menggiurkan ini terpegang tangannya. Lasmi gelagapan sesaat, tapi lagi-lagi dirinya mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah umur yang menurut kesaksian kepadanya telah jarang diberi penyaluran seks oleh istrinya. Pasrah saja dirinya membiarkan Pak Suryo serta malah ikut mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsunya meskipun kelanjutannya agak membikin risih juga sebab serbuan-serbuan Pak Suryo sangatlah kelewat rakus. Dari saling berjumpa bibir ciuman Pak Suryo menurun melanda kedua susunya, di sini hanya berhenti berbagai saat untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu serta sebentar menjilati putingnya lalu kemudian diteruskan lebih ke bawah melalui perut Lasmi yang telah menggembung empat bulan itu hingga kemudian mendarat di vaginanya. Ini yang agak terasa tak lebih sreg bagi Lasmi sebab Pak Suryo semacam pura-pura lupa bahwa lubang itu tetap belum sempat dicucinya, tapi dirinya enak saja mengerjai tahap itu dengan jilatan-jilatannya bahkan juga disedot-sedotnya. Mau dirinya mencegah tapi Pak Suryo tetap lebih ngotot di situ malah terus coba ditolak, terus keras juga Pak Suryo bersi kukuh. Terpaksa Lasmi diam saja hingga akhirnya dirinya sendiri terbawa tak perduli sebab vaginanya yang dikerjai mulut lelaki terbukti merangsang nafsunya dengan cepat. “Aasshhg.. hngghh.. sshhg..” kontan melintir, bergeliat-geliat dirinya oleh kilikan jilatan di klitorisnya yang begitu menggelitik geli-geli enak serta sodokan-sodokan ujung lidah di lubangnya yang begitu membikinnya penasaran, sementara Pak Suryo tambah bersemangat memainkan kepintaran mulutnya. Menyosor seakan-akan ingin menyembunyikan wajahnya tenggelam di lubang menganga milik menantunya ini. Padahal Lasmi baru saja terpuaskan dalam sanggama bersama Mas Indra, tapi rangsangan sang mertua ini begitu hebat menaikkan kembali birahi nafsunya seakan-akan tenaga untuk bercinta datang berlipat ganda. Tetap berbagai saat Pak Suryo membakar bara nafsu Lasmi, baru ketika dilihatnya sang menantu cantik ini telah matang dituntut birahinya di situlah Pak Suryo berhenti serta mempersiapkan batangannya. Telah lumayan tegang, tinggal membasahi sedikit dengan ludahnya untuk kemudian dituntun menempel di mulut lubang, langsung ditusuk masuk. “Hhgghh..” sekali lagi Lasmi mengejang hari ini oleh sodokan penis Pak Suryo. Tapi sebab telah lumayan siap dirinya bisa langsung menerima batang yang sebetulnya tetap asing baginya. Malah tuntutannya kepingin cepat terpenuhi, dirinya pun ikut menyambut dengan memutar pantatnya membikin batang Pak Suryo terasa semacam disedot masuk, cepat saja hanyut ke mulut vagina yang lapar itu. Tapi begitu tertanam dalam, mulutnya langsung menganga kaku menahan pinggang Pak Suryo supaya sodokan jangan berlanjut serta ini dipenuhi Pak Suryo sebab terbukti batangnya telah tertanam habis. Menantikan sesaat hingga Lasmi kelihatan telah agak mengendor barulah Pak Suryo menyambung dengan gerak memompa keluar masuk penisnya pelan-pelan. Lasmi sendiri tetap sedikit tegang wajahnya dalam usaha menyesuaikan diri dengan sodokan-sodokan Pak Suryo tapi cuma sebentar, sebab rasa baru yang diterimanya cepat saja membuainya, sama cepat semacam barusan dirinya dirangsang mulut Pak Suryo di vaginanya. Ada yang hebat pada milik mertuanya ini jadi Lasmi mengalihkan pandangannya ke bawah ingin lebih jelas apa yang menjadi penyebabnya. Sebab bukan hanya bisa membikin daya rangsangan yang begitu besar dengan teknik mulutnya tapi juga memberi pemenuhan yang pas untuk tuntutannya. Yaitu dari dalamnya batang yang menyumbat lubang vaginanya terasa ukurannya agak berlebih dari yang biasa dialaminya dengan Mas Indra. Pak Suryo bisa membaca pikiran Lasmi. Dirinya merenggang sedikit serta mencabut batangnya agak panjang memberi peluang Lasmi memperhatikannya. Meskipun tak terlalu jelas sebab ruangan hanya diterangi lampu dinding kecil tapi tetap bisa tertangkap mata Lasmi yang begitu menonton langsung meringis wajahnya. “Hhssh Bapaakk.. dalemm bangett Paak..” spontan keluar komentar kagumnya memaksudkan penis Pak Suryo yang terbukti lebih panjang meskipun tak lebih besar dari milik Mas Indra. Terbukti, Lasmi telah sempat tidur dengan berbagai lelaki tapi dirinya mengakui juga ukuran penis sang mertua yang lumayan mantap ini. “He.ehh.. tapi kan nggak sakit?” kata Pak Suryo sambil menurunkan tubuhnya agak menempel sebab khawatir dengan ukuran panjangnya ini Lasmi berubah pikiran minta batal hingga di sini. Padahal tak butuh. Lasmi cuma berkomentar bukan berarti ngeri. Justru dirinya merasa batang itu memberi keasyikan lebih dengan ukurannya yang tak semacam biasa didapat dari suaminya. Terbukti ketika Pak Suryo mulai menggesek baru dua tiga gerakan nyatanya telah mendapat sambutan membahagiakan dari si cantik yang segera jadi bergairah merangkul leher Pak Suryo berikut kedua kakinya naik membelit paha sebagai tanda bahwa dirinya menyukai disetubuhi penis Pak Suryo ini. Inipun jelas terbaca dari mimik muka Lasmi, malah tak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak Suryo yang sebab lumayan berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi. “Gimana rasanya.. sakit nggak?” “Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini.” jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya. “Apanya yang enak?” “Ngg.. kontoll Bapak..” jawab Lasmi genit-genit bahagia. Mendengar ini pasti saja Pak Suryo jadi lega serta leluasa telah dirinya bermain menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa mengenai status hubungan mereka antara anak menantu serta mertuanya. Terbukti ada perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas Indra semacam tetap ada gengsi-gengsian yang membatasinya tak lebih begitu saling terbuka, tapi dengan Pak Suryo biarpun baru hari ini, entah mungkin sebab Lasmi telah biasa bermanja-manja dengan pengalaman lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit serta bersikap kebapakan, maka rasanya dirinya tak sungkan-sungkan serta malu lagi mengutarakan apa yang dialaminya saat ini, teristimewa waktu mencapai orgasmenya yang diikuti juga oleh Pak Suryo. “Paak ennakk Paak.. Iyya.. Duhh Bapaak dalem bangett masuknya Paakk.. Aaa.. dikorek-korek gitu Lasmi pengenn kluarrin.. Ayyo Pakk.. adduuh.. Iyya ayyo aahhgh.. sshgh.. hghrf.. ennaak punyamu Lass.. Bapakk juga kluaarr.. sshmmh..” Tapi hubungan lama-lama terus nekat. Tak hanya waktu suasana rumah sepi tapi sekalipun suaminya sedang ada di rumah pun Lasmi berani juga mencuri-curi waktu bercinta dengan Pak Suryo.Ceritanya hari itu menjelang maghrib Mas Indra telah berdua dengan Lasmi di dalam kamar ketika tak lama kemudian Pak Suryo pulang dari kerjanya. Semacam biasa Bu Suryo baru bakal pulang dari mini marketnya menjelang larut malam. Kedua pasangan muda itu telah bakal bermain cinta, masing-masing telah saling terangsang serta baru saja bakal mulai tiba-tiba terdengar pintu kamar diketok. Spontan Lasmi terburu-buru berpakaian serta keluar dari kamar, nyatanya Pak Suryo yang ada di depan situ. Dirinya rupanya bakal meminta pijit dari Lasmi tapi ketika diberi tahu bahwa Mas Indra sedang ada di kamar, Pak Suryo pun mengabolisi niatnya. Masuk ke kamar lagi Lasmi langsung tersenyum geli terhadap Mas Indra. “Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dirinya minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas tetap ada di kamar, Bapak jadi batal.” “Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, kelak baru ke sini lagi kan juga tetap sore.” “Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?” “Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kalian nggak ngikutin kan nggak enak jadinya.” Mendengar ini Lasmi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga. “Mas sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi Mas nggak mau ngasih, aku marah beneran.” katanya dengan mimik muka cemberut tapi sebetulnya dalam hati girang bukan main. “Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kalian abis dari sana.” Bukan main, gayanya semacam berat terpaksa tapi sebetulnya inilah yang diinginkan Lasmi. Sebab begitu menyusul Pak Suryo di kamarnya dirinya telah langsung meloncat serta memeluk dengan wajah girang. Pak Suryo sendiri baru beres membuka bajunya tinggal celana dalam serta tetap berdiri di samping tempat tidur ketika itu. “Lo, lo, lo, kok cepet sekali ke sininya. Gimana bilangnya sama Indra?” tanya Pak Suryo heran. “Las bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Indra ngasih ijin ke sini.” “Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kalian lagi kusut, baru mau maen apa udah beres?” “Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu..” “Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran.” “Malah kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep lagi.” kata Lasmi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Suryo. “Jadi, lobang yang lagi penasaran ini kini malah mau dikasih Bapak dulu, ya?” tanya lagi Pak Suryo dengan membalas meremasi gundukan vagina Lasmi. “Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli..” baru diremas sebentar saja, Lasmi yang terbukti sedang terangsang penasaran telah langsung gemetaran suaranya, “Ayoo Pak.. buka juga Bappak punya..” lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya. Pak Suryo menyusul hanya tinggal melepas celana dalamnya tapi Lasmi telah lebih dulu beres. Serta baru saja penis Pak Suryo leluasa Lasmi telah berlutut, meringkus batang itu langsung mencaplok mengisap-isapnya dengan rakus. Diserbu rangsangan begini batang itu cepat saja mengeras serta Lasmi semacam tak ingin membuang-buang waktu. Dirinya naik duluan menelentang serta mengangkang memasang vaginanya siap untuk segera dimasuki. Hingga di tahap ini semua terbukti bisa serba cepat tapi pada giliran batang bakal dimasukkan mau tak mau tempo wajib diperlambat. Sebab meskipun telah terbiasa tapi penis ukuran lebih besar dari suaminya ini tetap saja tak bisa langsung main tancap sekaligus. Butuh hati-hati serta wajib ada kerja sama untuk saling menggesek serta memutar membikin lebih licin dalam berbagai waktu, sekalipun rahang Lasmi telah gemetaran kaku menantikan lewatnya masa itu sebelum memperoleh rasanya. Tapi kalau batang telah tertancap dalam serta Lasmi telah bisa menyesuaikan ukurannya. Hmm.. jangan bilang lagi nikmatnya. Langsung gayanya berubah kontras sewaktu mulai dipompa oleh Pak Suryo. “Hhss.. aduuhh tobatt aku Paak.. hahgh ooghh.. kontol kok dalem sekali Pak.. tobat akuu.. ampun Bapaak, gedee sekalli aduuh.. Pakk..” Nada suara Lasmi merintih-rintih mengaduh ampun tobat, ditambah lagi dengan gayanya yang meliuk-liuk mata terbalik semacam orang kesakitan, yang begini kalau didengar serta dilihat Mas Indra pasti bakal menggiris sebab mengira istrinya telah tak tahan disiksa oleh Pak Suryo. Apalagi kalau bisa menonton lebih jelas bagaimana kewanitaan sang istri yang tak jarang diusapi sayang itu, kini hingga telah dipaksa mekar membulat lantaran menampung besar keliling batang serta itu pun tetap wajib lagi disodok-sodok kasar semacam tak mengetahui belas kasihan. Tentu, kalau belum mengerti Mas Indra pasti tambah menggiris menontonnya. Padahal kebalikan dari ini justru Lasmi sedang tenggelam dalam nikmat yang menggembirakan saat itu. Pak Suryo telah hafal benar gaya Lasmi, makin dipompa keras makin dirasakan enak bagi Lasmi, serta gaya ini juga malah memunculkan rangsangan tersendiri bagi Pak Suryo untuk membawanya tiba menuju puncak permainan bersama Lasmi. Terlebih kalau Lasmi telah meminta tambahan rangsangan baru di tahap susunya, itu tanda dirinya telah bakal mendekati orgasmenya. “Heg.. yaang kerass Pak.. shh iya gittu.. aduh.. sshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak.. aahgh.. sshgh.. Iyya Pakk Laas udah keluarr.. aduhh.. hghshh.. hrrgh..” Seiring remasan tangan Pak Suryo di susunya diperkeras, Lasmi pun tiba orgasmenya. Di tahap ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada yang biasanya diperperbuat Mas Indra dengan gemas-gemas sayang ini di tangan Pak Suryo diremasi tak tanggung-tanggung lagi. Tak ubahnya semacam sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu hingga meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari tangan besar Pak Suryo. Malah waktu mengiringi orgasmenya Lasmi terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seakan-akan tubuhnya terangkat-angkat oleh tarikan Pak Suryo yang mencengkeram kedua bukit daging itu. Pokoknya apabila bisa menonton dengan cara keseluruhan bagaimana tutorial Pak Suryo mengasari istrinya, Mas Indra bisa pingsan dibuatnya. Tapi justru begini yang paling disukai Lasmi sebab dirinya merasa seakan-akan seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa. Rupanya ‘kesadisan’ Pak Suryo belum beres. Sesaat seusai Lasmi beres berorgasme maka giliran Pak Suryo yang mengambil tahapnya. Tapi menjelang tiba di saat ejakulasinya tiba-tiba dirinya mencabut batangnya serta langsung tegak berlutut sambil hebat kedua lengan Lasmi membawanya terikut bangun duduk. Lasmi sempat bimbang tapi ketika Pak Suryo menjambak rambutnya serta hebat kepalanya mendekatkan ke penisnya, segera dirinya mengerti maksud Pak Suryo, apalagi Pak Suryo juga membahas lewat kata-katanya. “Ayyo Las, isepin Bapak sampe keluarr..” Tanpa ragu-ragu Lasmi langsung mencaplok serta melocok batang itu dengan mulutnya. Pasti tak bisa semua, hanya tertampung tahap kepalanya saja tapi ini telah lumayan bagi Pak Suryo untuk bisa menyalurkan kepuasannya. Serta begitu kepala batang itu mengembang, sedetik kemudian dirinya pun menyemburkan cairan maninya tumpah di mulut Lasmi. Agak tersekat Lasmi dengan semprotan tiba-tiba ini, serasa ingin mencabut kepalanya tapi tangan Pak Suryo menekan kepalanya tak ingin melepaskan kuluman mulutnya jadi mani yang tumpah itu pun tertelan semua oleh Lasmi. Ini baru pertama kali dirinya meperbuat faktor ini jadi ketika permainan beres serta Lasmi bisa melepas mulutnya, langsung meringis aneh mukanya. “Kenapa Las, nggak enak ya rasanya?” tanya Pak Suryo geli. “Asin rasanya Pak..” jawab Lasmi terikut geli. “Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu kelak bisa ketauan sama Masmu.” “Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok..” “Kalo tak jarang-tidak jarang emang kenapa?” “Ya bagaimana Bapak.. Emang enak sih dikeluarin pake mulut?” kata Lasmi dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas permainan ini. “Oo.. sama Lasmi sih pasti enak aja.” jawab Pak Suryo sambil ikut bangun menyusul Lasmi. Selepas beristirahat sebentar Lasmi pun kembali ke kamarnya menemui suaminya. Pasti saja dengan bersandiwara seakan-akan dirinya tak ada apa-apa dengan permainan bersama Pak Suryo. Begitu datang dirinya langsung menubruk Mas Indra dengan gaya tak sabaran menggerayangi penis Mas Indra. Jelas gaya yang membikin Mas Indra bangga padahal justru yang terjadi kebalikannya, sebab barusan mengalami faktor yang paling asyik kemudian turun ke yang biasa. Lasmi dalam senggama berikutnya bersama Mas Indra hampir-hampir tak ada rasanya sama sekali. Hanya gayanya saja yang tetap meyakinkan bahwa dirinya telah terpuaskan dengan Mas Indra, tapi kecuali sempat terangsang sedikit Lasmi tak hingga mengalami orgasme dengan suaminya. Meskipun begitu dirinya tak penasaran sebab telah terbayang sepeninggal Mas Indra besok pagi ke kantornya, dirinya bakal minta lagi pada mertuanya untuk meluapkan kerinduannya. Begitu, dalam enak dirasakannya bersetubuh dengan sang mertua yang punya batang panjang bisa mengilik jauh ke dalam rahimnya, Lasmi praktis jadi ketagihan untuk mengulang setiap kali ada peluang bisa mencuri-curi.
Share: