388cash388cash

Cerita Sex: Jablay Karyawan Showroom


Suatu sore ketika aku berlangsung-jalan di kurang lebih Pasar Ramayana ada seorang wanita mendahuluiku berlangsung tergesa-gesa. Isengku timbul, sambil kususul kupanggil dirinya dari belakang.

“Da, Ida!” Dirinya menoleh ke belakang tersenyum dan memperhatikanku.
“Siapa ya?” tanyanya.
“Maaf, maaf kukira kawanku,” sahutku,
“Kebetulan dirinya bernama Ida”. “Mau ke mana sih?” tanyaku sambil kuulurkan tangan mengundang berkenalan.
“Saya Anto”. “Ida, Farida” jawabnya sambil menyambut tanganku.
“Sebetulnya saya mau nonton di Ramayana Theatre, tapi telah telat lagipula filmya nggak keren”, sambungnya lagi.

“Sekarang mau kemana lagi” pancingku. “Nggak ada, mau pulang aja” jawabnya. “Jalan yuk ke Sukasari”. “Mau ngapain?” “Jalan aja, kalau ada film keren kami nonton di sana aja”. “Ayolah, kebetulan aku juga nggak ada acara, daripada bengong di rumah”.
Sambil ngobrol akhirnya kuketahui bahwa Ida bekerja di suatu  showroom mobil di Jakarta. Ia janda cerai beranak satu. Telah dua tahun ia menjanda. Umurnya lima tahun di atasku. Tinggal di daerah Warung Jambu, kost dengan berbagai kawannya. Perawakannya sedang, tinggi 160 cm dengan badan yang agak kurus dan dada kecil. Wajahnya lumayan, kalau dikualitas bisa angka tujuh. Kacamata minus satu nongkrong di hidungnya.
Sampai di Sukasari Theatre nyatanya film telah diputar setengah jam.
“Sekarang bagaimana?” tanyaku.
“Terserah kalian saja”. Kuajak dirinya jalan mutar-mutar di Matahari lihat-lihat baju dan kosmetik.

Akhirnya dirinya ngajak minum jamu di kedai dekat jalan. Tiba-tiba saja dirinya menggandeng lenganku berlangsung ke kedai jamu tersebut.
“Mau minum sari rapet” godaku.
“Nggak ah, saya biasanya minum sehat wanita saja”. Akhirnya dirinya pesan jamu sehat wanita dan aku minum sehat lelaki.
Seusai minum jamu duduk-duduk sebentar di sana dan kami kembali ke Sukasari Theatre. Tidak berapa lama loket buka.
“Jadi nonton?” tanyaku, “Tentu saja jadi, buat apa nunggu lama-lama di sini?”. Aku ke loket beli tiket.

Dan kembali duduk di sampingnya di lobby. Suasana kelihatan sepi, hanya ada berbagai orang saja yang duduk-duduk di lobby. Sukasari Theatre terbukti bukan bioskop favorit di Bogor. Kalah sama Sartika 21 yang baru dibuka.

Akhirnya kami masuk ke dalam bioskop, kemudian film mulai diputar. Berbagai lama kemudian tangannya menyusup ke lenganku. Aku diam saja. Ida terus merapat. Aku berpaling dan menatap wajahnya. Ia tersenyum dan membuka mulutnya sedikit. Tampak giginya yang berderet rapi. Ia menyorongkan mukanya ke arahku dan mencium pipiku. Aku sedikit kaget atas tindakannya. Aku melepaskan tangannya dari lengan kiriku, lalu kulingkarkan ke bahu kirinya.

Muka kami berdekatan. Kutatap lagi wajahnya dan perlahan-lahan muka kami saling mendekat. Matanya agak terpejam dan mulutnya terbuka. Kukecup bibirnya pelan dan lama-lama menjadi ciuman yang dalam. Kacamatanya menghalangi aksiku, kuminta dirinya melepas kacamatanya. Kuremas dada sebelah kirinya dari luar baju dengan tangan kiriku. Ia menolak dan menepiskan tanganku, tetapi dibiarkan tanganku memeluk bahunya.

Praktis kami nggak konsentrasi lagi ke cerita film yang sedang diputar. Sepanjang pemutaran film itu kami saling merapat dan berciuman. Kadang-kadang lidah kami saling mendesak ke dalam rongga mulut, bergantian kadang lidahnya menggelitik rongga mulutku, kadang lidahku yang masuk ke dalam mulutnya. Ia mendesah menahan dorongan nafsunya yang tertahan sekian lama. Film habis, kami keluar dan berlangsung mencari angkutan.
“Kalau telah malam begini dari sini susah cari angkutan ke rumahku ” katanya.
“Jadi bagaimana?”

“Kita coba saja ke Ramayana, kelak disambung lagi”. Akhirnya kami bisa angkutan, tetapi hanya hingga Pajajaran saja.
Kami turun di depan pintu Kebun Raya yang di Pajajaran. Kami menungu lagi di situ.
“Jam segini nggak ada lagi angkutan ke Warung Jambu kali ya?” tanyaku.
“Kelihatannya sih nggak ada lagi. Kami cari penginapan saja yuk, saya sempat nginap rame-rame dengan kawan-kawan di satu penginapan. Agak terjangkau, tapi saya lupa tempatnya”. Sekilas terpikir olehku Wisma T dekat Pasar Kebon Kembang. “Benar nih mau nginap? Saya tahu ada penginapan yang bersih dan terjangkau”. Seusai lima belas menit menantikan ada mobil omprengan plat hitam berhenti di depan kami.
“Kemana Pak? Mari saya antar” tanya sopir sambil membuka kaca jendelanya. Kami naik dan minta diantar ke Wisma T.
Sampai di sana nyatanya hanya ada kamar standar double bed. Seusai menyelesaikan bill, kami berdua masuk ke kamar. Di dalam kamar kami rapatkan dua bed yang ada. Sebab agak gerah kubuka kausku. Ida hanya memandang dan tersenyum saja. Kami berbaring berdampingan di bed masing-masing.
“Boss-nya yang punya showroom orang mana sih?”
“Keturunan Arab” Jawabnya.
“Asyik dong tentu gede punya barangnya. Kalian tidak jarang diajak sama boss dong “.
“Nggak sempat kok”. Entah dirinya berbohong alias benar.
“Terus kalau tiba-tiba kepengen gimana?” Ida hanya diam saja. Ida bangun dan kulihat dirinya membuka celana panjangnya. “Eh ngapain dibuka?” kataku terkejut.
Ida hanya tersenyum saja. Nyatanya dirinya mengenakan celana singkat santai sebatas lutut di dalamnya. Kembali Ida berbaring di bednya. Sebab kedua bed sengaja kami susun berhimpitan, tanganku bisa menjangkau tubuhnya dan kurengkuh mendekat tubuhku. Kembali kami berciuman. Mula-mula hanya kukecup bibirnya saja dengan lembut. Ida membalas lembut dan lama kelamaan mulai menjadi liar. Tangannya memainkan bulu dadaku. Berbagai menit kami saling berciuman dengan dengus napas yang berat. Kutindih dirinya sambil berciuman. Meriamku di bawah mulai bangkit. Ida merapatkan selangkangannya pada selangkanganku. Mulutku turun ke atas dadanya dan kucoba membuka kancing blouse nya dengan bibirku dan gigiku.
“Sebentar, aku buka dulu bajuku ya,” Katanya sambil membuka kancing bajunya satu persatu.
“Jangan, nggak usah dibuka” kataku sambil menahan tangannya.
“Nggak apa-apa kok. Kalian mau kan”. Katanya mendesah.
Ia terus membuka baju dan celana pendeknya. Kemudian tangannya membuka ikat pinggangku dan akhirnya luar biasa ritsluiting dan kemudian dengan perlahan ia luar biasa celanaku ke bawah. Saat ini kami hanya mengenakan pakaian dalam saja.
“Kamu tidak jarang mengundang perempuan untuk begini ya?” tanyanya.
“Ah nggak, aku belum sempat kok berhubungan dengan wanita” kataku berbohong. Aku terbukti telah berbagai kali berhubungan dengan wanita.
“Nggak percaya, kelihatannya kalian lihai sekali dalam bercumbu tadi”.
“Kalau sebatas ciuman emang sih, tapi untuk lebih jauh lagi belum pernah. Paling hanya nonton film dan baca cerita saja”
“Jadi kalian tetap perjaka?” ia meyakinkan lagi.
“Emangnya kenapa?”
“Eehhngng..” Ia mendesah ketika lehernya kujilati.
Ida menindihku dan tangannya kebelakang punggungnya membuka pengait bra-nya. Saat ini terbukalah dadanya di hadapanku. Buah dadanya tidak besar, hanya pas setangkupan jariku. Terasa telah agak kendor. Ida mendorong lidahnya masuk jauh ke dalam rongga mulutku. Lidahnya liar memainkan lidahku. Aku hanya pasif saja, sesekali membalas mendorong lidahnya. Tanganku memilin puting dan meremas payudaranya. Ida menggeserkan tubuhnya ke tahap atas tubuhku jadi payudaranya pas di depan mulutku. Segera kuterkam payudaranya dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil.
“Aaacchh, teruskan Anto.. Teruskan”. Ia mulai mengerang dan meracau, punggungnya melengkung ke belakang.
Meriamku terus keras. Ida terus merapatkan selangkangannya pada selangkanganku, jadi kadang terasa agak sakit apabila dirinya terlalu keras menindihku. Puting dan payudaranya terus kencang dan keras. Kukulum payudaranya jadi semuanya masuk ke dalam mulutku, sambil putingnya terus kumainkan dengan lidahku. Dadanya terkesan memerah dan menjadi lebih gelap dibanding tahap tubuh lainnya pertanda nafsunya mulai terbakar. Napasnya tersengal-sengal. Tangan Ida bergerak ke bawah menyelusup di balik celana dalamku, meremas, mengocok dan menggoyang-goyangkan senjataku. Akhirnya dirinya luar biasa celana dalamku hingga ke lutut dan dengan bantuan jari kakinya ia melepaskannya ke bawah. Saat ini aku dalam keadaan telanjang bulat.
Ida menggeserkan mulutnya ke arah bawah, menjilati leher dan menggigit kecil daun telingaku. Hembusan napasnya terasa kuat menerpa tubuhku. Dirinya mulai menjilati putingku. Aku terangsang luar biasa sekali jadi wajib menggeleng-gelengkan kepalaku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk pinggangnya erat-erat. Tangannya kemudian membuka celana dalamnya sendiri. Saat ini tangan kiriku bebas bermain di antara selangkangannya. Rambut kemaluannya tidak begitu lebat dan pendek-pendek. Dengan jari telunjuk dan jari manis kubuka labia mayora dan labia minoranya. Jari tengahku menekan tahap atas organ kewanitaannya dan mengusap tahap yang menonjol semacam kacang tanah. Setiap aku mengusap kelentitnya Ida menggigit kuat dadaku dan mengerang tertahan.
“Aaauhh.. Ngngnggnghhk”
Mulutnya bergerak terus ke bawah, bermain-main dengan bulu dada dan perutku, terus terus ke bawah, menjilati tahap dalam lutut dan pahaku. Sendi-sendi kakiku terasa mau lepas. Tangannya tetap bermain-main di kejantananku. Saat ini mulutnya mulai menjilati kantung penisku. Tanganku meremas-remas rambutnya untuk mengimbanginya. Aku pikir dirinya mau meng-oral, tetapi nyatanya tidak, dirinya hanya hingga pada kantung penis saja. Aku hanya menantikan dan mengimbangi gerakannya saja, seakan-akan aku belum sempat meperbuat faktor ini. Kembali Ida bergerak ke atas, tangan kirinya memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri mengeras.
Ia dalam posisi jongkok di atas selangkanganku. Perlahan lahan ia menurunkan pantatnya sambil memutar-mutarkannya. Agak susah dirinya kelihatannya berusaha memasukkan kejantananku ke liang vaginanya. Mungkin benar juga seusai menjanda dirinya tidak sempat merasakan lagi nikmatnya berhubungan badan. Penisku terbukti lebih besar di tahap ujung daripada pangkalnya. Kepala kejantananku dijepit dengan kedua jarinya, digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa hangat dan lembab, lama-lama semacam berair. Dirinya mencoba lagi untuk memasukkan kejantananku. Hari ini.. Blleessh.. Usahanya sukses. “Ouhh.. Ida ouhh” saat ini aku yang setengah berteriak.
Ida bergerak naik turun dalam posisi setengah jongkok. Mula-mula perlahan-lahan dirinya menggerakkannya, sebab terbukti terasa tetap agak kesat dan kering. Aku mengimbanginya dengan memutar pinggulku dan meremas payudaranya. Kepalanya mendongak ke atas dan bergerak ke kanan kiri. Kedua tangannya bertumpu pada pahaku. Ketika lendirnya telah membasahi organnya Ida mempercepat gerakannya, kadang-kadang dibuatnya tinggal kepala penisku saja yang menyentuh mulut vaginanya. Ida menghentikan gerakannya, merebahkan tubuhnya di atasku dan saat ini terasa otot vaginanya meremas penisku. Terasa nikmat sekali. Aku mengimbanginya, ketika dirinya relaksasi aku yang mengencangkan otot perutku seakan-akan menahan kencing. Demikian bergantian kami saling meremas dengan otot kemaluan kami. Berbagai saat kami dalam posisi itu tanpa menggerakkan tubuh, hanya otot kemaluan saja yang bekerja sambil saling berciuman dan memagut tubuh kami. “Anto, .. Nikmat sekali .. Ooouuhh” desisnya sambil menciumi leherku.
Ida berguling ke samping, saat ini dalam posisi menyamping aku yang bergerak maju mundur menyodokkan kejantananku ke dalam vaginanya. Dalam posisi ini gerakanku menjadi tidak lebih enjoy dan tidak lebih bebas. Kugulingkan lagi tubuhnya, saat ini aku yang berada di atas. Kuatur gerakanku dengan ritme pelan tetapi dalam hingga kurasakan kepala penisku menyentuh mulut rahimnya. Kuangkat penisku hingga keluar dari vaginanya dan kumasukkan lagi dengan pelan, demikian berulang-ulang. Ketika penisku menyentuh rahimnya Ida membawa pantatnya jadi tubuh kami merapat.
“Lebih cepat lagi, oohh.. Aku mau keluar aacchhkk..” Ida memeluk punggungku lebih erat. Betisnya membelit pinggangku, matanya setengah terpejam, kepalanya terangkat jadi seakan-akan tubuhnya menggantung di tubuhku.
Kuubah ritmeku, kugerakkan dengan pelan tetapi hanya ujung penisku saja yang masuk berbagai kali kemudian sekali kutusukkan dengan cepat hingga seluruh batang terbenam. Matanya terus sayu dan gerakannya terus liar. Aku mendadak menghentikan gerakanku. Payudaranya sebelah kuremas dan sebelah lagi kukulum dalam-dalam. Tubuh Ida bergetar semacam menangis.
“Ayo jangan berhenti, teruskan.. Teruskan lagi” pintanya.
Aku tahu wanita ini hampir mencapai puncaknya. Kugerakkan lagi tubuhku. Hari ini dengan ritme yang cepat dan dalam. Terus lama terus cepat. Terdengar bunyi semacam kaki diangkat dari dalam lumpur ketika penisku kunaikturunkan dengan cepat.
“Ayolah Anto, aku mau hingga “. Gerakan pantatku terus cepat dan akhirnya
“Sekarang.. Anto.. Sekarang.. Yeeah!!”
Kurasakan tubuhnya menegang, vaginanya berdenyut dengan cepat, napasnya tersengal dan tangannya meremas rambutku. Kukencangkan otot perutku dan kutahan, terasa ada ajaran lahar yang mau meledak. Aku berhenti sejenak dalam posisi kepala penis saja yang masuk dalam vaginanya, kemudian kuhempaskan dalam-dalam. Serr.. Seerr berbagai kali laharku muncrat di dalam vaginanya. Ida hendak berteriak untuk menyalurkan rasa kepuasannya, tetapi sebelum keluar suaranya kusumbat mulutnya dengan bibirku.
“MMmmhh.. Achh” pantatnya diangkat menyambut hunjamanku dan tubuhnya bergetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya terus erat hingga aku merasa kesusahan bernafas, denyutan di dalam vaginanya terasa kuat sekali meremas kejantananku.
Seusai satu menit denyutannya tetap terasa hingga penisku terasa ngilu. Ketika penisku mau kucabut dirinya menahan tubuhku.
“Jangan dicabut dulu, biarkan saja di dalam. Ouhh kalian luar biasa sekali Anto. Terima kasih kalian telah memuaskanku” Ida mengecup bibirku.
Kubiarkan dirinya memelukku hingga penisku mengecil dan akhirnya keluar sendiri dari vaginanya. Malam itu dalam waktu tidak lebih lebih tujuh jam kami bertempur hingga enam ronde. Paginya dirinya memelukku dan mengatakan,
“Aku mau lagi di lain hari”.
“Ah kalian nakal, perjakaku kalian ambil”.
“Kamu yang nakal, kalian yang mulai”. Kupeluk dirinya dan kuangkat ke kamar mandi untuk mandi dan membersihkan diri.
Akhirnya kuantar dirinya pulang dan aku berjanji untuk datang lagi ke rumahnya. Nyatanya dirinya tinggal serumah dengan berbagai kawan-kawannya. Semuanya wanita, sebagian janda dan sebagian lagi tetap gadis. Mereka masing-masing punya pekerjaan tetap. ohh nikmatnya ngentot janda.

Share:
Read More

Cerita Sex: Kuwalahan Menikmati Memek Hangat


Apabila terbukti rezeki, susah di rekayasa. Itulah kejadiannya. Aku mendapat tempat duduk berdampingan dengan seorang wanita yang kutaksir umurnya kurang lebih 25 tahun. Aku duduk di dekat jendela, sedang dirinya duduk di tahap gang. Bus yang kita tumpangi, Pahala Kencana bakal mengangkat penumpangnya hingga ke kota tujuan akhir merupakan Bojonegoro. Dari Terminal Lebak Bulus, Jakarta, bus pergi pukul 16.30 cocok.

Berkali-kali aku lirik, lumayan juga, kulitnya putih serta dadanya lumayan membusung. Sambil melirik aku amati dadanya, sepertinya daging alias lemak di payudaranya meluap dari BH. Bentuk itu tercetak jelas dibalik kaus pink. Tampaknya dirinya bepergian dengan seorang gadis kecil yang duduk di seberangnya.,

“Anaknyakah ?” batinku. Menilik dari umur cewek di sebelahku rasanya dirinya tetap terlalu muda untuk memiliki anak seusia yang kutaksir 12 tahunan.
Aku sedang berpikir bagaimana ya membuka omongan dengan cewek di sebelahku ini. Kayaknya kalau nggak ngomongan kok aneh ya, sebab perjalanan ini bakal lebih dari 12 jam. Belum sempat aku menemukan kata pembuka, eh dirinya malah menegur duluan.
“ Mau kemana mas.” tanyanya.
“Eh mau ke Bojonegoro, mbak mau kemana, “ tanyaku kembali.
“Saya ke Rembang, nih mulangin anak keras kepala ini ke orang tuanya,” katanya .
“Rumah orang tuanya di Rembang ya,” tanyaku lebih lanjut.
“ Bukan sih tetap jauh di desa, ke Randublatung,” katanya.
Aku tidak tahu dimana Randublatung tapi seingatku ketika melihat peta, desa itu letaknya jauh dari Rembang.

Akhirnya kita bersahabat ngobrol serta dirinya mengaku bernama Rianti serta di Jakarta bekerja sebagai SPG. Dari gayanya sepertinya Rianti agak gampang di goyang. Suasana makin redup serta akhirnya bus berhenti di wilayah Sukamandi Jabar, kita mendapat makan malam gratis. Ketika aku tinjau, menunya hanya sepotomg bandeng, sambel serta lalapan. Mereka berdua aku tawari traktir makan yang lebih enak di tahap lain restoran. Mulanya Rianti agak canggung, tetapi Ninik, gadis kecil itu langsung setuju. Maka kita makan dengan hidangan yang lebih baik.
Seusai makan kita kembali duduk di bus, serta dialog kita makin akrab. Seperti biasanya, bus ini sesampai di Rembang tetap gelap mungkin kurang lebih pukul 3 pagi.
Menurut Rianti mereka mau menantikan di warung tempat pemberhentian bus hingga hari agak terang. Seusai itu baru melanjutkan perjalanan ke Desa.

Trenyuh juga mendengar cerita mereka, jadi aku memperkenalkan untuk menginap saja di hotel, hingga hari mulai terang, seusai itu baru jalan ke kampung. “ Saya gak punya duit mas, lha wong ini aja uangnya ngepas banget,” kata Rianti.
Aku lalu memperkenalkan biar aku saja yang bayar, serta aku juga bakal ikut turun di Rembang.
Sejak naik dari rumah makan tadi, Rianti makin bersahabat saja, dirinya memeluk tanganku. Katanya dirinya merasa dingin. Aku merasakan tekanan dari susunya ke tahap lenganku. Perlakuan ini membikin voltase di tubuhku meningkat. Aku lantas berpikir, buat apa turun di Rembang kalau terbukti tujuannya untuk menginap. Aku memperkenalkan untuk menginap saja di Semarang. Tanpa pertanyaan sedikit pun Rianti langsung menyetujui. Dirinya makin erat memelukku, seperti kita telah lama berkenalan.

Sementara rangsangan makin tinggi, aku belum menemukan jalan, bagaimana tutorial mengeksekusi Rianti, kalau ada keponakannya. Tidak ada titik terang, sementara bus telah mulai memasuki Kendal, yang berarti tidak lama lagi bakal hingga Semarang.
Sesampainya di Semarang kita turun dari bus serta langsung berpindah ke taksi. Aku memilih hotel Ciputra di Simpang lima Semarang.
Rianti serta Ninik seperti terheran-heran melihat hotel opsiku.
“ Oom keren banget hotelnya, kan mahal nginep di sini,” kata Ninik.
Aku mendapat kamar double bed. “ Mas sayang-sayang kalau cuma nginep sebentar di sini, kamarnya enak banget,” kata Rianti sambil melihat sekeliling.
Ninik mencoba tempat tidur yang terbukti empuk dirinya duduk sambil menggenjot-genjot kasur.

Seusai mengemas barang, yang hanya suatu  ransel, aku pamit mau menyegarkan badan. Sambil menggosok gigi aku mengisi bak dengan air hangat. Rasanya nikmat sekali berendam berlama-lama dalam bak mandi. Kontolku dari tadi telah menegang, jadi terus keras ketika terendam air hangat.
Aku dikejutkan oleh pintu kamar mandi yang tiba-tiba terbuka. Rianti sambil cengar-cengir berbicara tidak tahan, kebelet pipis. Seusai memelorotkan celana dalamnya dirinya langsung duduk di closet. Terdengar desiran air kencingnya lumayan lama juga.
Aku tidak dapat berlindung, sebab sedang telentang serta full telanjang. Rianti mencoba merasakan hangatnya air. “ Enak ya mas,” tanyanya.
“Seger banget, “ kataku.
“Aku ikutan ah berendam, badan ku yo terasa lengket, sebab tadi mau pergi gak sempet mandi.

Seusai membersihkan kemaluannya dengan semprotan air. Tanpa ragu Rianti mulai membuka bajunya satu persatu. Aku memperhatikan, bodynya lumayan menggiurkan, Susunya tegak menantang dengan pentil yang tetap kecil. Itu menandakan dirinya belum sempat hamil. Yang menarik bulu di bawah sana hitam lebat. Warnanya kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Rianti tanpa ragu langsung melangkah masuk ke dalam bath tub. Rianti mengambil posisi membelakangiku. Tanpa komando tanganku langsung mencengkram kedua bongkahan susunya. Penisku makin mengeras serta menerjang tahap belakang Rianti.
Merasa penisku menrjang badannya Rianti berbalik posisi serta langsung meraih penisku. Digenggam-genggamnya. Nikmat yang menarik membikin aku makin menyelonjorkan tubuhku jadi posisiku jadi telentang terendam air hangat.
Rianti menyelam serta mulutnya langsung melahap penisku. Aku tidak menduga dirinya secepat ini meperbuat itu, Jadi aku agak berjingkat ketika bibirnya menyentuh kepala penisku.
Dia tidak dapat berlama-lama sebab sesak nafas di dalam air. Tanpa kuminta, Rianti menduduki penisku serta penisku dipegangnya lalu dibimbingnya memasuki lubang vaginanya.
Memasukkan penis ke vagina di dalam air, terasa agak susah, sebab lubang memek Rianti terasa kesat. Tetapi rianti tidak putus asa, dirinya mencoba terus hingga akhirnya terbenam juga seluruh batangku di dalam memeknya.
Nikmat sekali rasanya, memek Rianti terasa sempit sekali. Mungkin sebab pengaruh berendam di dalam air, alias terbukti aslinya sempit begini. Aku tidak ambil pusing, sebab pikiranku terfokus menikmati genjotan Rianti.
Pintu kamar mandi terbuka tiba-tiba. Timbul si kecil Ninik. Dirinya terkejut serta meperbuat gerakan menutup mulutnya dengan tangan. Posisi kita tidak dapat disembunyikan lagi, sebab Rianti yang bugil sedang berada diatas tubuhku yang juga bugil.
“Ninik kebelet pipis nih, dari tadi ditunggui lama banget.” Kata Ninik.
Dia seperti juga Rianti tadi langsung memelorotkan celana serta duduk di closet. Desiran air kencingnya terdengar nyaring.
Sementara dirinya duduk di closet, Rianti seperti tidak perduli dirinya terus menggenjotku hingga aitnya tertumpah dari bak.
Ninik duduk termangu melihat kita berhubungan, walau kencingnya telah berakhir dari tadi.
Situasi telah tanggung, Nini kugamit untuk bergabung berendam di bak. Dirinya kuminta membuka bajunya.
Tidak terlalu repot, Ninik mengikuti anjuranku. Dirinya melolosi satu persatu bajunya. Seusai baju luarnya yang terdiri dari celana jins serta kaus putih di lepas, tinggallah celana dalam pink berfoto tokoh kartun serta miniset.
Dia melepas minisetnya terlebih dahulu. Teteknya langsung menyembul gempal dengan pentil yang tetap kecil sekali. Ukuran tetek Nini sewajibnya telah memerlukan BH, sebab minisetnya telah kelihatan sempit.
Seusai menggantungkan minisetnya dirinya meloloskan celana dalamnya. Aku tidak dapat langsung melihat kemaluannya. Yang tampak hanya bongkahan pantat kecilnya. Sepintas terkesan memeknya yang tetap gundul, ketika dirinya masuk ke dalam bak mandi. Ninik mengambil tempat di tahap kakiku. Bak mandi jadi sesak diisi tiga orang, dua diantaranya sedang beraktifitas.
Gerakan jadi tidak leluasa lagi jadi aku menyarankan Rianti keluar dari bak mandi serta meneruskan di luar. Rianti kuatur memunggungiku dengan posisi merunduk bertopang wastafel, Aku menggenjotnya dari belakang. Batangku dengan mudah masuk ke dalam lubang memeknya yang terasa sangat licin. Rianti seperti tidak peduli dengan keberadaan Ninik. Dirinya mendesah-desah serta merintih hingga akhirnya menjerit serta kakinya dirapatkan. Terasa lubang memeknya berkedut-kedut. Rianti memperoleh orgasmenya yang pertama. Sementara aku sebenarnya telah hampir, tetapi terinterupsi sebab Rianti menghentikan gerakannya. Di lepasnya batang kontolku dari lubang memeknya jadi penisku mengacung kedepan tegap.
Rianti berusaha memuaskanku dengan jongkok sambil mengulum serta menghisap penisku. Tetapi sebab konsetrasiku telah buyar, aku jadi susah menikmati, oralnya.
Bosan mengoralku yang tidak juga mencapai ejakulasi, akhirnya Rianti berdiri serta dirinya lalu membersihkan dirinya dengan meraih shower.
Aku kembali masuk ke bak mandi yang di situ tetap ada Ninik. Aku berhadap-hadapan dengan Ninik. Kuperhatikan teteknya sangat mengkal dengan putting susu yang menajam diujungnya. Ninik kuraih jadi dirinya kupeluk dengan posisi membelakangiku. Aku meremas perlahan-lahan tetek mengkalnya. Beda sekali rasa tetek Rianti dengan Ninik. Apabila tetek Rianti terasa lembut oleh lemak, tetek Ninik terasa mengkal serta lebih keras.. Puas memainkan teteknya aku menggapai belahan memeknya. Jari tengahku langsung merasa clitorisnya mencuat serta ketika kuraba halus dirinya telah mengeras. Aku terus memainkan clitorisnya hingga akhirnya Ninik kelojotan mencapai orgasme.
Sementara itu Rianti telah mengeringkan badan dengan berkemben handuk dirinya meninggalkan kita berdua. Aku mentas dari bak mandi. Ninik juga kuminta keluar. Aku duduk di colset dengan posisi menyandar, jadi penisku leluasa tegak.
Ninik kubimbing berada di atasku . Dirinya menuruti saja kemauanku. Sambil berdiri mengangkangi badanku Niniki mendekatkan lubang memeknya ke kepala penisku yang telah memerah sebab sangat tegang. Aku mengoles-ngoles kepala penisku di kurang lebih lubang memeknya hingga terasa ada cairan lendir keluar dari dalam. Seusai kurasa pelumasan mencukupi, aku berusaha memasukkan kepala penisku ke memek gundul itu. Agak sempit rasanya, tetapi penisku dapat terus menerobos kedalam. Kesanku Ninik telah ambrol perawannya. Walau jepitannya lebih kuat dibanding memek Rianti, tetapi penisku lancar maju-mundur di lubang memeknya.
Aku terus mendekapnya hingga akhirnya aku menjelang orgasme kutarik badannya serta begitu lepas, meledaklah ejakulasiku. Lemas sekali badanku. Kita berdua lalu mandi membersihkan diri dengan shower. Selama mandi itu kutanya Ninik soal keperawanannya. Dirinya mengaku terbukti telah sempat berhubungan, dengan pacarnya yang telah SMA. Sebab itulah dirinya sempat ketahuan selama asyik main dikamarnya. Dampaknya Ninik dipulangkan ke kampungnya. Kini inilah proses pemulangan Ninik ke orang tuanya di kampung. Di Jakarta Ninik tinggal di rumah budenya, yaitu ibunya Rianti.
“ Mbak Anti, leluasa menerima cowoknya menginap di kamarnya, kenapa aku gak boleh ajak pacarku ke kamarku,” kata Nini dengan muka agak merajuk.
Aku tidak mau berkomentar, sebab rasanya tidak ada gunanya berkomentar pada saat seperti ini. Aku berbalut handuk serta juga Ninik berkemben handuk kita masuk menyelinap ke bawah selimut. Rianti telah mengorok tidur di segi kiri, aku memilih posisi ditengah serta Ninik di segi kananku. Tidak enjoy rasanya tidur berbalut handuk lembab, maka kubuka handukku serta kulempar ke kursi, Handuk Ninik juga kulepas, jadi kita berdua telanjang di bawah selimut. Sementara itu Rianti yang juga berbalut handuk perlahan-lahan kulepas serta ku lempat juag ke kursi. Kita bertiga tidur bugil di bawah selimut.
Rasa lelah serta kecapaian ngentot membikin aku cepat tertidur.
Aku tersadar sebab rasa geli di kemaluanku. Kuintip ke bawah, nyatanya Ninik sedang menghisap penisku. Mungkin dirinya berusaha membangunkan penisku. Aku berpura-pura tidur. Kulirik di lubang korden telah masuk cahaya terang matahari. Kulirik jam di meja telah menunjukkan hamper jam 7 pagi. Kubiarkan Ninik beroperasi sendiri, sementara Rianti tetap ngorok disebelahku. Ninik berusaha memasukkan penisku ke lubang memeknya dengan posisi menduduki badanku. Dirinya sukses menelan semua batang penisku lalu dirinya meperbuat gerakan naik turun, kadang-kadang maju mundur.
Mungkin dirinya bosan pada posisi itu, dirinya bangkit berdiri serta membalikkan badannya jadi memunggungiku. Ninik kembali jongkok serta kembali menggenjot. Dirinya mencoba merebahkan badannya ke depan hingga hamir mencium kakiku. Penisku terasa dipaksa menghadap kebawah. Ninik kesusahan meperbuat gerakan pada posisi itu, sebab lubang memeknya seperti kedongkrak oleh batang penisku yang sedang keras sempurna. Ninik berdiri lagi serta dirinya berbalik arah kembali ke posisi berhadapan denganku . Penisku kembali dimasukkan ke dalam memeknya. Dirinya menggenjot sebentar lalu merabhkan badannya. Sambil memelukku dirinya terus mengggerakkan-gerakan pinggulnya. Posisi ini agak susah, sebab berkali-kali penisku lepas dari lubang memeknya.
Ninik kembali ke posisi mendudukiku, dirinya rupanya menemukan posisi nikmatnya jadi gerakannya makin liar, serta tidak lama kemudian berhenti menggenjot serta terasa memeknya berdenyut-denyut.
Aku jadi dalam posisi nanggung jadi kusibak selimut serta langsung kuarahkan penisku memasuki memek Rianti. Memeknya terasa berlendir. Berarti dirinya telah bangun dari tadi serta sempat melihat permainan kita jadi di terangsang. Bagitu penisku ambles, dirinya langsung mengerang. Kugenjot dengan gerakan kasar, Rianti merintih-rintih. Sayangnya memeknya terlalu banjir jadi tidak lebih mencengkeram. Aku terus berusaha kosentrasi untuk mencapai puncak.
Tetapi seusai sekian lama tetap juga belum sukses, hingga badanku lelah. Kubalikkan posisi dengan tetap mempertahankan kontolku di dalam memek Rianti. Dirinya mengerti serta saat ini Rianti memegang kendali. Dirinya bergerak maju mundur naik turun di atas tubuhku. Menjelang aku orgasme Rianti telah memekik sambil menjepit kontolku. Mendengar teriakan itu aku jadi tidak sanggup lagi menahan ejakulasiku serta kulepas saja di dalam memeknya. Pada suasana seperti itu, aku tidak memikirkan risiko hamil serta sebagainya, yang penting rasanya nikmat.
Rianti langsung jatuh berbaring di sampingku.
Aku tertidur telentang serta agak terengah-engah. Tiba tiba terasa batang penisku dibersihkan dengan seka an handuk hangat. Kulirik kebawah, nyatanya Ninik yang meperbuat. Aku tidak sempat memperhatikan apa yang diperbuat Ninik tadi ketika aku bertempur dengan Rianti. Seusai dibersihkan , Ninik kembali mengoral penisku. Tanpa rasa malu dirinya terus berusaha membangunkan penisku. Lama juga penisku tidak bangun-bangun, Aku merasa kasihan sebab usaha Nini tidak mengangkat hasil. Dirinya kemudian kuminta berbaring serta kakinya dikangkangkan. Aku meperbuat oral buat memek kecil ini. Ninik tersenyum serta terus menggelinjang merasakan sapuan lidahku di ujung clitorisnya yang menonjol. Tidak butuh waktu terlalu lama akhirnya memek Ninik cenat-cenut.
Seusai dirinya mencapai orgasme aku memasukkan jari tengah ke dalam memeknya, aku mencari G-spotnya. Teraba ada jaringan halus. Aku memastikan tahap itu G-spotnya sebab ketika kusentuh pelan Ninik bereaksi. Aku serang terus hingga berbagai saat kemudian Ninik memekik. Dirinya mencapai orgasme paling atasnya. Dari lubang pipisnya meleleh cairan kental. Jumlahnya tidak tidak sedikit, mungkin cuma 3 tetes, tetapi jelas sekali meleleh keluar.
Melihat reaksi itu, penisku mulai bangun. Belum terlalu sempurna tetapi lumayan keras untuk disodokkan ke memek Ninik. Aku langsung menindih Ninik serta terasa memeknya mencekat serta tetap ada sisa cenat-cenutnya. Aku genjot langsung dengan gerakan cepat. Nikmat sekali rasanya. Ninik merintih-rintih, serta dirinya kembali memperoleh orgasme bernilainya. Aku menengarai itu sebab Ninik kembali menjerit seperti tadi. Aku tidak memberi peluang dirinya melampiaskan orgasmenya, aku terus menggenjotnya.
“ Oom ampun oom udah om, memekku ngilu. Aku tidak memperdulikannya serta terus menggenjot.
Sambil mengiba-iba Ninik juga mendesis-desis seperti menikmati persetubuhan ini. Itulah maka aku tega menggenjot terus serta terbukti benar Ninik kembali menjerit. Pada saat mencapai orgasme, lubang memek terasa lebih nikmat sebab makin ketat mencengkeram serta ada ritme di dalamnya. Kuhentikan sebentar hingga orgasmenya tuntas lalu kugenjot lagi. Memeknya terasa makin sempit jadi aku merasa nikmat serta mengantarku mencapai puncaknya. Aku telah seperti lupa daratan jadi ketika mencapai orgasme kubenamkan dalam-dalam penisku ke memeknya. Ninikpun menjerit, rupanya dirinya juga hingga terhadap puncak paling atasnya.
“Seru banget mainnya, serta berisik,” kata Rianti yang duduk bersila dengan tubuh telanjang melihat pertempuranku.
“Gila lu Nik kecil-kecil, ngeseknya kuat juga,” kata Rianti mengomentari adik sepupunya.
Aku istirahat sebentar. Ninik sempat tertidur serta mendengkur halus. Kulihat jam telah menunjukkan jam 8 pagi lewat 10 menit. Aku menggamit Rianti serta membangunkan Ninik. Kita mandi bertiga di kamar mandi sambil saling menyabuni.
Pagi itu badanku terasa ringan sekali. Kita bertiga turun ke coffee Shop untuk sarapan pagi. Ninik terkagum-kagum oleh tidak sedikitnya ragam sarapan pagi yang terdapat.
Mungkin dirinya belum sempat mengalami faktor seperti ini. Sambil menyantap makanan, Ninik menganjurkan supaya dapat menginap semalam lagi di hotel ini. Rianti setuju. Kita terbukti akhirnya meningkatkan satu malam lagi di hotel. Sepanjang siang aku hanya jalan keluar bersama mereka makan di bawah. Mereka mondar-mandir keluar masuk kamar mengangkat belanjaan. Rianti serta Ninik memeng kubekali uang yang lumayan tidak sedikit untuk sekedar belanja membeli pakaian serta sepatu di mall di bawah hotel.
Hari berikutnya aku menyempatkan ke Bojonegoro memselesaikan urusanku . Rianti serta Ninik mengabolisi pulang kampung. Mereka ikut aku. Dari Bojonegoro aku langsung memboyong mereka ke Surabaya. Di kota Pahlawan itu aku juga memilih hotel yang menyambung dengan Tunjungan Plaza. Mereka bahagia sekali leluasa berkeliaran di mall, sementara aku milih tidur saja dikamar menjaga stamina.
Melawan Rianti, bagiku tidak berat, tetapi melayani nafsu Ninik kecil aku agak kewalahan juga. Kecil-kecil kemauannya besar sekali.
Ninik tidak jadi dipulangkan ke kampung, dirinya ke Jakarta lagi serta kost bersama Rianti. Rianti memilih tempat kost di dekat tempat kerjanya jadi dirinya hanya butuh jalan kaki saja. Aku yang menolong bayar sewa kostnya. Dikala sedang suntuk oleh pekerjaan aku melampiaskan terhadap dua memekku itu. 
Share:
Read More

Cerita Sex: Di Awal Musim Semi


Pagi itu sangat dingin, tapi aku memaksakan diri untuk membuka mataku mesikipun sebetulnya ingin tinggal di tempat tidur di bawah selimut yang tebal. “Aku wajib bangun!” hanya itu yang berada di pikiranku sekarang, jadi akupun bangkit berdiri menuju ke kamar mandi. 

Keadaan terbukti cepat berubah, sebulan yang lalu aku tetap tinggal bersama mami dan papa tiriku, kini aku tinggal seorang diri. Dan dengan cara otomatis aku wajib mencari anggaran nasib sendiri, sebab aku tidak mau memberatkan mami dengan anggaran nasibku. Untung aku cepat mendapat pekerjaan yang layak, yang sanggup mengnasibiku di kota yang lumayan mahal ini. 

Suatu perusahaan webdesign membutuhkanku sebagai assisten dalam bidang keuangan dan pemasaran. Hujan rintik-rintik menemaniku memasuki fairground Cebit, salah satu pameran komputer paling besar di dunia yang berjalan di Hannover. Perusahaan di mana aku bekerja menjadi salah satu pemilik stand di pameran ini. Untuk sementara aku tinggal di suatu hotel yang lumayan besar di hannover zentrum. Seusai aku memarkir mobilku dan mulai melangkah ke pintu masuk, 

aku mendengar suara yang tidak asing. Yah, berbagai orang bertampang Asia sedang berkata Indonesia. Tidak aku sangka bahwa aku bakal berjumpa orang Indonesia di pameran ini, dan faktor itu terjadi di hari pertama. Sekilas aku mendengar bahwa mereka sedang menuturkan aku. Seorang yang berdasi biru mengatakan ke kawannya, “wah yang ini tentu blasteran”. Dan mereka pun hanya dapat menebak-nebak sambil berbisik. Aku hanya tersenyum, hingga di depan pintu masuk salah satu dari mereka membiarkan aku masuk terlebih dahulu dan dengan cara spontan aku mengucapkan terima kasih dalam bahasa Indonesia. 

Lama dirinya terdiam, hingga dirinya akhirnya mengejarku sambil meminta maaf, dan bermaksud meminta nomor teleponku. Dengan tertawa aku mengatakan bahwa aku tidak marah, sebab tidak ada argumen untuk itu. Namun aku tidak memberbagi langsung nomor teleponku, aku hanya memkabarhu bahwa aku bekerja di salah satu stand di salah satu hall. Hanya hingga di situ pertemuanku dengannya sebab aku wajib cepat menuju standku. 

Kesibukan Cebit yang hebat membikinku melupakannya, hingga tiba saat makan siang ketika pintu kantorku diketuk oleh seorang hostes yang bekerja di stand kita yang mengatakan bahwa ada seorang pria yang hendak berjumpa denganku. Dengan sedikit heran aku mempersilakan masuk dan nyatanya pria Indonesia tadi pagi. Dia mengulurkan tangan kanannya sambil mengatakan, “Andreas!” Dan saya pun menjawab, “Liana Aloris.” Dirinya mengajakku untuk makan siang bersama yang langsung kutolak sebab tidak sedikitnya pekerjaan yang menantikanku. Dan diapun mengerti kondisiku. Tak lama kemudian dirinya kembali lagi sambil membawa 2 kantong kertas yang berisi makanan. 

Dirinya masuk ke kantor dan memberbaginya kepadaku sembari mengatakan bahwa aku wajib makan. Saat itu hatiku trenyuh, apalagi seusai sekian lama tidak ada orang yang memperhatikanku, akhirnya aku menyuruh dirinya tinggal untuk makan bersamaku di kantorku. Kurang lebih 1 jam kita berbincang bincang, dirinya kembali bertanya mengenai nomor teleponku yang akhirnya aku berbagi kepadanya. Dirinya berjanji bakal menelponku kelak malam seusai pameran tutup. Seusai pameran hari pertama beres, kita berjanji untuk makan bersama di salah satu restoran di kota. Aku sempat kembali di hotel untuk mandi dan sedikit berdandan. Kurang lebih jam delapan malam, pintu kamarku diketuk dengan pelan. Aku pun membuka pintu itu dan Andreas telah berdiri di depan pintu. Di lobby menantikan 3 kawan Andreas lainnya. Di restoran kita tidak sedikit berbincang bincang, mengenai bisnis dan segala macam. Dari situ akhirnya aku tahu bahwa dirinya seorang atasan di suatu kantor di Taiwan dan 3 orang kawannya merupakan bawahannya. Mereka sangat membahagiakan dan bahagia bercanda. Waktu beres terlalu cepat, hingga tiba waktunya untuk kembali di hotel. Andreas mengantar kawan-kawannya terlebih dahulu sebelum dirinya mengantarku hingga depan pintu kamar. Sebelum aku masuk ke kamar dirinya memegang tanganku dan mengatakan, “Liana kalian malam ini terkesan cantik sekali.” Aku hanya dapat mengucapkan terima kasih dan memberbagi suatu ciuman di pipinya sebagai ucapan selamat malam. Keesokan harinya kita berjumpa kembali di tempat parkir dan langsung saling bertegur sapa. Hanya saat ini Andreas berani mengusap rambutku dan bertanya apakah aku dapat tidur semalam. Faktor semacam ini yang telah lama kurindukan, satu segi hatiku mengingatkanku terhadap papa tiriku sedangkan satu segi hati yang lain mengharapkan sesuatu yang lebih dari dia. Mungkin dari segi umur, aku sadar bahwa aku lebih menyukai pria yang matang dan berusia. Aku tidak tahu kenapa. Pada waktu makan siang Andreas kembali datang ke standku, sambil membawa setangkai mawar yang langsung diberbagi kepadaku. Hatiku pun kembali berbunga dan segera melupakan sakit kepala yang sebelumnya aku rasakan. Hari ini kita berdua makan siang berdua di Manchener Halle, di sana lumayan ramai sebab pengunjung dan sebab musiknya. Kami berbincang bincang mengenai faktor privat kami, dan anehnya aku merasa dekat sekali dengan dia. Aku dengan ringan dapat menceritakan semua perpersoalananku, mengenai kesepianku, mengenai sekolahku, mengenai mami dan papa tiriku. Dirinya hanya mendengarkan sembari memberi komentar yang melegakan. Dirinya menyadarkanku bahwa aku tidak seorang diri di dunia ini yang memiliki tidak sedikit persoalan, dan bahwa tetap ada orang lain yang dapat dipercaya. Aku pun bertanya mengenai dirinya, kemudian dirinya bercerita bahwa dirinya sempat bertunangan dengan seorang gadis yang akhirnya dirinya tinggalkan. Aku sebetulnya lumayan heran, dengan umurnya yang hampir 30 dan dengan penghasilannya yang lebih dari lumayan dan tampang dan tubuhnya yang hebat kenapa dirinya belum berkeluarga. Sedangkan aku tahu tentu untuk ukuran orang Indonesia tentu telah lumayan telat. Kembali tiba saat untuk berpisah, kita wajib kembali ke pekerjaan masing masing. Kurang lebih pukul empat sore Andreas menelponku. Dirinya mengajakku untuk menyertai dirinya ke suatu stand party. Sebab aku juga tidak punya kesibukan lainnya, maka aku langsung setuju. Pukul enam lebih seperempat Andreas telah menantikanku di depan stand seorang diri. Aku segera merapikan mejaku, dan sedikit membenahi make up ku kemudian aku keluar menuju ke Andreas. Dirinya langsung mengambil tasku dan menentengnya sambil melingkarkan tangannya ke bahuku. Di stand party telah tidak sedikit orang hadir, bir-bir telah mulai dihidangkan, brezel dan muffin juga terdapat. Aku mencari suatu stand meja yang kosong sementara Andreas mengambilkan cocktail dan makanan kecil yang ada. Sembari berdiri kita pun kembali berbincang bincang, terus malam kamipun terus akrab. Sebab tidak sedikit orang yang hadir, maka kita pun wajib berdiri terus dekat. Tangannya tetap di pinggangku dan aku pun berdiri di sampingnya sekedar untuk dapat bersandar di dadanya. Sesekali ada orang lain yang menyapa Andreas, sedangkan sebab aku orang baru maka aku tidak mengenal seorang pun. Diselingi musik kita pun sedikit menari di tempat yang lumayan sempit, terkadang Andreas mencium pipi, alias tengkukku. Hampir sepanjang agenda kita saling berpelukan, membagi cium, dan belaian. Dalam hatiku aku sadar bahwa aku mengharapkan dirinya. Tapi aku takut untuk jatuh cinta lagi. Hampir pukul satu malam, Andreas mengundang untuk pulang. Aku pun telah tidak tahan lagi, mungkin sebab aku terlalu tidak sedikit minum. Akhirnya aku wajib meninggalkan mobilku di sana sebab telah tidak mungkin lagi aku untuk menyetir. Andreas mengantarku ke kamarku, di depan pintu dirinya hanya menatapku tanpa bicara apa pun. Dari matanya aku tahu apa yang dirinya inginkan. Aku tidak menyangkal bahwa aku juga mengharapkan faktor yang sama. Aku hebat dirinya ke pelukanku. Sambil berciuman dirinya mendorongku ke kamar sambil menendang pintu hingga tertutup rapat. Dirinya mengangkatku sembari berciuman dengan gampangnya, dan aku pun melingkarkan kedua kakiku ke pinggangnya. Dirinya meletakkanku ke ranjang sembari mencoba membuka bajuku. Dirinya sedikit menemukan kesusahan dalam membuka bajuku, mungkin sebab terlalu rumit. Seusai sukses membuka baju atasku dirinya meremas buah dadaku sambil mencari bibirku. Sambil berciuman dirinya membelai-belai vaginaku, sedangkan aku pun mencari penisnya. Tanganku membuka gesper dan membuka kancing celananya. Aku berusaha untuk melepaskan diri dari tindihannya dan aku membuka celananya. Segera aku menjilat penisnya, mulai dari ujungnya hingga hampir seluruhnya masuk ke dalam mulutku. Tanganku membelai bijinya sambil sekali-kali aku menyedot penisnya. Andreas sangat menikmati semuanya itu, dirinya berusaha untuk mencapai vaginaku, tapi tidak aku biarkan. Aku ingin agar dirinya menikmati semua itu. Namun nyatanya Andreas tidak dapat diam saja. Dirinya hebat kepalaku dan menciumiku dengan kasar, meletakkan tubuhku kembali di tindihannya. Aku hanya merintih, dan memohon agar dirinya mengawali permainan sesungguhnya. Sebelumnya aku menyodorkan kondom yang terdapat di rak hotel, aku tidak mau menanggung resiko. Dia pun segera menggunakannya dan kemudian membawa kedua pahaku ke bahunya, dirinya pun mengawalinya. Aku menikmati setiap gerakannya, sesekali dirinya membawa pantatku dan memegang pinggangku dan hebat ke arah tubuhnya. Kemudian dirinya menggeletakkan diri sebab lelah, aku pun mulai mengambil kendali. Aku duduk di atasnya, memasukkan penisnya ke vaginaku, sambil aku menciumi dadanya. Sambil berpelukan kita menyelesaikan semuanya, kita hanya berdiam diri sementara aku tetap berada di atasnya. Seakan kita tidak rela waktu kembali bergulir, hingga tiba saatnya Andreas untuk pulang ke hotelnya. Tapi malam itu aku tidur dengan berjuta mimpi baru. Keesokan harinya Andreas telah di depan pintu kamarku lagi, rambutnya terkesan agak basah dan tubuhnya wangi sekali. Sementara aku belum beres berpakaian. Andreas duduk di sofa sambil menontonku berpakaian dan mengatakan, “Liana kalian cantik sekali kalau menggunakan baju itu.” Padahal saat itu aku belum mengenakan apa-apa, hanya pakaian dalam saja. Segera aku melemparkan bantal ke arahnya dan dirinya hanya tertawa. Beres berpakaian kita pun segera berangkat. Di mobil kita saling berpegangan tangan dan kadang-kadang saling mencium. Di tahap belakang mobil dirinya menggantungkan berbagai kemeja dan jas dan dasi, dirinya membahas bahwa itu persediaan untuk kelak malam sebab dirinya malas pulang malam-malam. Aku hanya tertawa, sambil menggodanya bahwa dirinya terlalu tidak sedikit berharap. Menjelang siang hari aku memkabarhu Andreas bahwa aku ada tamu penting dan tidak dapat ikut makan siang. Dirinya pun mengerti, dan pukul 2 siang, seusai tamuku pulang dirinya langsung masuk membawa kantong makanan dan sebotol air mineral. Dirinya mengambil suatu kursi dan meletakkan di sampingku, mengambil sumpit yang terdapat dan mulai menyuapiku. Pertama kali aku agak malu, namun kemudian aku bahkan duduk di pangkuannya. Faktor ini sangat membahagiakan sekali. Sesekali kita saling berciuman. Seusai makanan habis aku kembali berdiri di depannya, kemudian aku berjongkok. Membuka kancing celananya dan mencari apa yang aku mau. Andreas hanya menjerit pelan sewaktu dirinya tahu apa yang aku perbuat, dirinya berpendapat aku gila, namun dirinya kemudian menikmati jilatan-jilatanku. Ujung yang paling sensitif aku permainkan dengan lidahku, dengan sebelah tangan yang mengocok penisnya. Tidak lama kemudian dirinya mencapai orgasm, aku membersihkan semua sisa-sisanya dengan tisiu basah. Dirinya duduk sambil berbenah, menutup kembali celananya dan memelukku. Hingga dirinya sadar bahwa dirinya wajib kembali ke standnya. Sore harinya kita hanya ingin cepat cepat kembali ke hotelku. Kita menolak semua undangan standparty yang ada. Dalam perjalanan pulang kita sempat membeli makanan untuk makan malam kami. Di hotel kita berendam bersama dengan air hangat, sambil bertukar cerita dan mimpi. Seusai itu kita makan malam, tidak lama kemudian kita pun telah berbaring di atas ranjang. Aku hanya meletakkan kepalaku di dadanya sambil memeluk erat tubuhnya. Tidak lama kemudian terdengar dengkuran halus dari Andreas, dan aku pun ikut terlelap. Kurang lebih pukul 3 pagi aku terbangung sebab ada belaian di kepalaku. Andreas membelai rambut sambil memandangiku. Mengenal bahwa aku juga telah bangun dirinya mengawali untuk mencium bibirku, hebat tubuhku lebih rapat ke tubuhnya. Kita saling berpanggut dan menggigit, dirinya meremas buah dada dan vaginaku. Ciumannya berlanjut ke bawah, ke puntingku, ke perutku dan ke selangkanganku. Andreas menciumi paha tahap dalamku, kemudian klitorisku yang membikinku bergetar hebat. Aku menekan kakiku di punggungnya, hebat rambutnya dan mengerang. Sampai saatnya Andreas berdiri dan menggunakan kondom, kemudian membuka kedua kakiku. Dirinya memasukkan penisnya dengan pelan seakan takut melukaiku. Aku hanya dapat memejamkan mataku dan menantikan. Permainan kita telah membikin malam itu menjadi indah, segalanya terjadi dengan otomatis, kita memperoleh apa yang kita inginkan. Hanya tinggal sisa waktu untuk tidur dengan perasaan puas. Tak terasa hari ini merupakan hari terbaru pameran. Telah 5 hari aku melewatkan hariku bersama Andreas. Aku tidak percaya bahwa hari ini merupakan hari terbaru buat kami, sebab aku wajib check out siang hari ini dan Andreas pulang ke Taiwan keesokan harinya. Sepanjang perjalanan ke fairground kita hanya berdiam diri, hingga di tempat parkir. Andreas mengeluarkan kartu namanya dan berbagai nomor telepon pribadinya. Dirinya mengharap bahwa hubungan kita tetap berlanjut, dan dirinya juga mengundangku untuk mengunjunginya di Taiwan. Berat rasa hati mendengar semuanya itu. Kalau waktu dapat berhenti berputar, membiarkan aku bersama Andreas tetap bersama. Aku tidak percaya bahwa nyatanya aku tetap dapat untuk jatuh cinta, ya aku jatuh cinta terhadap Andreas. Aku tidak sempat mengungkapkan faktor itu kepadanya sebab aku tidak yakin bakal perasaanku saat itu. Saat ini aku sadar bahwa aku jatuh cinta. Andreas hebat kepalaku ke dadanya, sambil mengeringkan air mataku. Berbisik dirinya mengucapkan rasa cintanya kepadaku, bahwa dirinya mengharapkan aku pun begitu. Aku hanya dapat mengangguk pelan tanpa jawaban. Padahal hatiku menjeritkan kata cinta kepadanya, mungkin aku terlalu arogan untuk mengungkapkan, alias aku terlalu takut? Hari ini telah hampir 2 minggu sejak cebit beres. Andreas tetap rajin menelponku, dan aku pun rutin menantikan telepon darinya. Namun aku tidak mau menaruh tidak sedikit harapanku terhadap dia. Biarkan waktu yang membuktikan bahwa kita terbukti berjodoh.
Share:
Read More

Cerita Sex Pembantu Janda Tapi Perawan


Jabatan ini ku peroleh sebulan yg lalu sebab telah 4 tahun aku menjabat sebagai assisten kebun di wilayah Kalbar dan dianggap sanggup dan mengenal seluk beluk bidang pekerjaanku khususnya persoalan budget dan controlling tidak hanya keahlianku di lapangan. 

Nasib di Jakarta terbukti tdklah mudah, butuh adaptasi dan kesabaran yg tinggi dan persoalan pengaturan keuangan supaya bisa nasib di belantara beton. Meski sama-sama belantara, tetapi nasib di lokasi kebun perusahaan yg notabene belantara hutan beneran lebih sri, sejuk dan tenang dibandingkan belantara beton di kota ini. Untung dgn posisiku, 

aku mendapat berbagai fasilitas dari perusahaan yg tdk aku bisa pada posisi terdahulu. Aku mendapat uang sewa rumah yg lumayan besar dan berbagai fasilitas lain semacam mobil operasional dan UPD yg lumayan besar bila meperbuat audit di lokasi perkebunan. Seusai 2 bulan mencari rumah kontrakan, akhinya aku bisa di sebuah perumahan di Bekasi. Alias kurang lebih 1 jam dari kantor memakai mobil. Sebulan aku mengurus rumah, aku telah tdk sanggup, apalagi tidak jarang aku tinggal ke luar kota. Aku kemudian mencoba mencari pesuruh untuk mengurus dan membersihkan rumahku. 

Saat aku mencari makan di perbatasan Tasikmalaya sepulang aku dari rumahku di Magelang, aku coba menanyakan terhadap salah satu pelayan warung makan yg lumayan manis dan montok meski kulitnya agak gelap. “Mbak, mau nanya boleh?” kataku pada seorang pelayan warung makan saat aku makan siang “Iya mas, ada apa?” jawabnya “Mbak tau tempat untuk mencari pesuruh rumah tangga di kurang lebih sini?” tanyaku “Emang masnya nyari pesuruh untuk siapa dan dimana tinggalnya?” tanyanya “Untuk saya dong, rumah saya ngga ada yg ngurus kalo saya tinggal, 

apalagi kalo keluar kota. Tidak hanya itu saya tetap sendiri mbak. Kalo bisa yg bisa masak sekalian, biar ngga repot kalo saya tinggal di Jakarta” jawabku “Kalo gajinya mas?” tanyanya lagi “Berapa mbak rata-rata gaji pesuruh disini ?” tanyaku “Saya tidak lebih tahu mas, tp kalo saya disini digaji 600 ribu sebulan” jawabnya “Ooo…..kalo mau ya saya gaji 850 ribu deh plus makan, tempat tinggal dan MCK ditanggung” kataku sambil bergurau “Kalo gitu saya aja mas, tp gajinya digenepin yah jadi 1 juta gitu” katanya memperkenalkan diri sambil tersenyum “Persoalan gaji sih ngga persoalan, 

tp suami apa orangtua mbak keberatan nggak?” tanyaku sambil menyelidik “Saya udah cerai kok mas, jadi agak bebas. Kalo orangtua saya nggak persoalan” jawabnya “Oya, nama mbak siapa? Dari tadi aku lupa nanya nama. Saya Yudi ” kataku “Kalo saya Tyas, lengkapnya Tyas Nurlela” jawabnya Akhirnya aku menantikannya untuk ngomong sama pemilik warung dan ketika pemilik warung mengantar Tyas ke mejaku, aku berdiri dan ngomong terhadap pemilik warung supaya mengerti. Dirinya mengangguk dan mendoakan Tyas supaya sukses ikut aku. Kemudian aku mengantar Tyas ke rumahnya yg terletak kurang lebih 5 km dari warung itu di sebuah desa yg tetap tertinggal. Hingga disana aku ngomong terhadap orangtua Tyas sambil memberi kartu nama dan alamat dan nomor telpon rumahku. Setengah jam kemudian Tyas kembali keruang tamu sambil membawa tas kecil berisi pakaian. Seusai itu aku memberi uang 500 ribu untuk ibunya Tyas sebab hatiku iba dgn kenasiban mereka di desa ini, dan mereka berterima kasih kepadaku. Tyas juga tersenyum kepadaku saat adiknya aku berbagi uang 50 ribu untuk beli buku. Kamipun pergi ke Jakarta lewat Bandung. Akhirnya kita tiba di Jakarta pukul 10 malam dan kemudian meunjukkan tempat tidur Tyas. Seusai itu aku segera mandi kemudian tidur. Keesokan harinya aku bangun dan saat menuju kamar mandi, aku lihat Marni sedang mengepel lantai. Di meja makan telah terdapat segelas kopi panas dan nasi goreng. Seusai aku mandi aku lalu sarapan dan pernah aku lihat Marni mengepel lantai dlm posisi membungkuk. Terkesan pantatnya yg indah membulat bergerak-gerak dan membikin aku terangsang. Seusai sarapan aku jelaskan tugas Marni dan fasilitas yg ada di rumah. Dirinya mengangguk tanda mengerti dan saat kulihat bajunya, nyatanya telah ada yg robek. Siang harinya Marni aku ajak berbelanja berbagai baju, celana,daster, pakaian dlm dan sandal dan tdk lupa make up. Tyas juga sekalian aku ajak ke pasar untuk membeli bahan mentah untuk dimasak. Seusai hingga dirumah, aku suruh Tyas untuk mencoba baju dan celana yg dibeli tadi. Umur Tyas baru 23 tahun, tingginya 160 cm dan beratnya kurang lebih 45 kg dan yg membikinku terpesona adalah teteknya yg berkapasitas 36 B. Kulitnya agak putih tetapi terawat dan wajahnya yg manis membikin baju yg dibeli sangat tepat dgn tubuhnya. Malam harinya dirinya bercerita mengenai keluarganya, mantan suaminya dan pekerjaannya. Dirinya lulusan sebuah SMK di daerahnya dan dulu dinikahi oleh seorang lelaki yg telah tua tp kaya raya. Dirinya adalah rentenir di desanya dan orangtuanya memiliki hutang yg tidak sedikit pada lelaki tersebut jadi ketika orangtuanya tdk bisa bayar hutang, Tyas dipaksa menikah oleh lelaki tersebut dgn ancaman orangtuanya bakal dibunuh sebab tdk bisa bayar hutang. Pernikahan mereka hanya bersi kukuh 1 tahun ketika lelaki tersebut meninggal dan oleh istri tua lelaki tersebut Tyas tdk diberi apapun. Tyas pernah bekerja di sebuah toko di Tasikmalaya selagi 2 tahun, tp disuruh pulang untuk dinikahkan dgn rentenir tersebut. Seusai 3 bulan Tyas bekerja dirumahku, dirinya telah agak berubah. Kulitnya putih bersih dan mulus dan telah bisa memakai make up meski hanya sesekali. Aku yg tidak jarang dinas keluar kota merasakan perubahan tersebut. Keakraban kita juga bertambah sebagai kawan, bukan maapabilan dan pembantu. Dan pada hari Jumat malam, seusai gajian, aku ajak dirinya ke sebuah restoran untuk makan malam mesikipun hujan rintik mengguyur Jakarta. Seusai makan malam, dirinya aku ajak melihat film di ruang keluarga dgn DVD yg aku beli di mangga dua. Dirinya memakai daster tanpa lengan yg aku belikan dan aku hanya bercelana kolor singkat dan kaos longgar. Saat ada adegan percintaan yg agak panas, kurasakan nafasnya terasa berat. Akupun segera mendekatkan posisi dudukku hingga disamping badannya. Agen Bola Penyuplai Bola Terpercaya Penyuplai Sbobet Indonesia Bandar Bola Bandar Judi Judi Online Judi Poker Judi Bola Judi Casino Casino Online Indonesia “Yas, serius bener nonton filmnya?” tanyaku “Ehh…..mas Yudi emangnya ngga serius?” jawabnya “ Hehehe…kalo tahap gituan aku tentu serius” candaku “Bagian yg mana? Ooo….pasti tahap yg buka-bukaan ya…” katanya sambil tersenyum. “Iya dong, kalo dulu kalian ama suamimu dulu gimana?” Kataku sambil tertawa “Ihh….mas Yudi ini ada ada aja” katanya sambil tersenyum “Ceritain dong….jadi penasaran nih..” kataku sambil mendekatkan tubuhku ke tubuhnya “Malu ah…pamali atuh….” Katanya sambil mencubit pinggangku “Dulu pasi enak terus dong ama suami yg telah ahli” kataku sambil membalas mencubit pinggangnya “Ihh….sakit dong mas…Suamiku dulu dah ngga kuat kok, aku aja ngga ngerasa” katanya “Mosok…..bisa dong diajarin…” kataku “Yee….ama pacar mas atuh. Mosok ama saya, saya kan jelek. Janda lagi” katanya “Aku belum punya pacar koq. Tetap seneng sendiri” kataku sambil merangkul Tyas dan tdk ada tanda penolakan Seusai itu aku memperkenalkan untuk memutar film yg lebih hot. Tyas yg penasaran segera mengiyakan tawaranku. Segera aku ambil VCD XXX romantis dari kamarku. Seusai itu aku duduk disamping Tyas dan merangkul pinggulnya. Terkesan seorang cewek Jepang sedang bercakap cakap dgn lelaki bule dan saling merangsang. Kemudian meraka terlibat percintaan yg lembut dan romantis. 30 menit kemudian, Tyas nyatanya telah sangat terangsang melihat adegan tersebut dan akupun yg telah tegang, lalu mencium pipinya. Ketika dirinya menoleh ke arahku, segera aku cium bibirnya yg tipis dan dirinya membalas dgn lembut. Tanganku mulai menjelajahi toketnya yg montok dan menantang. “Mass….jangaannn..ntar keterusan….” Kata Tyas pelan sambil tangannya menolak badanku lembut, tp aku pegang tangannya hingga tubuhnya terpojok di aspek sofa. Tangannya memegang badanku dan berusaha mendorongku hingga aku wajib memegang kedua tangannya dgn tangan kiriku. Aku tdk memperdulikan omongan Tyas dan terus mencium bibir dan lehernya. Tangan kananku juga bergerilya kearah meqinya dan ketika hingga di meqinya, nyatanya celana dalamnya telah basah. “Masss………..janggaaann……..” katanya dan segera aku sumpal bibirnya dgn bibirku hingga lidahku masuk dan mempermainkan lidahnya. Tanganku segera bergerilya kembali di toket dan pusarnya. Dgn serangan di tubuh atasnya, Tyas lupa mempertahankan tahap bawahnya. Dgn cepat, tanganku kemudian melepas celana dalamnya dan tangan Tyas telat menghalanginya. Tubuhnya bergerak-gerak untuk melepaskan diri tp kalah dgn kekuatanku. Kemudian, tangan kananku mengelus meqinya lembut dan kurasakan meqinya telah basah sekali. Berbagai kali jariku menelusup ke belahan meqinya dan mengenai clitorisnya, sedangkan kakiku aku gunakan menganjal kedua pahanya supaya aku leluasa. “Masss…..janggggaaannn…..aaduuhhh…..” desahnya tp tdk melarang tanganku yg tetap menggosok tahap enaknya. Seusai itu aku angkat tubuhnya dan aku lepas dasternya meski dgn penolakan keras. Tangannya mencoba menghalangi tp tetap kalah kuat dgnku. Seusai itu aku lepas sekalian BH-nya hingga toket yg indah menggantung. Pentilnya coklat muda tp sangat menggirahkan. Kemudian aku dudukkan Tyas disofa dan aku hisap pentilnya. Tangan kiriku memegang kedua tangannya yg telah aku arahkan ke belakang punggungnya. Tangan kananku menggosok clitorisnya hingga meqinya basah. Tubuhnya dan kakinya bergerak dan mencoba meloloskan diri tp segera aku kuasai dgn tubuhku dan kakiku. Bibirku kemudian bergerilya di toketnya yg telah mengeras dan putingnya sangat tegang. Perlahan terus kuturunkan jilatanku ke perut dan pusarnya sambil tanganku tetap meremas dan mempermainkan putingnya yg tegang mengacung sambil memposisikan tubuh Tyas menyandar di sofa. “Oooohhh…sudaaah masss……….jangaannn……..” desahnya Aku tdk memperdulikan dan segera jilatanku menuju ke meqinya yg basah sekali. Aku lihat jembut Tyas yg tebal sangat mengairahkan ditambah lagi meqinya yg tanpa ada cacat berwarna merah muda meningkatkan naik nafsuku. Tyas mendesah ketika jilatanku mengenai meqinya. “Mass……….kotorr…..akuu…maluu………” teriaknya sambil mendorong kepalaku Tanganku lalu memilin pentil toketnya dan tangannya mencoba melepaskan mendorong kepalaku untuk menjauhi meqinya yg telah sangat basah oleh lendir nikmatnya dan air liurku. Sensasi yg aku buat nyatanya lama-lama membikin Tyas mulai merasa keenakan dan menikmati yg kuperbuat. Tangannya meremas rambutku dan kakinya diangkat ke atas pundakku. “Ohh…..masss…..enaaaaakkkk……..” desah Tyas Aku lalu menggodanya dgn menjauhkan mulutku dari meqinya. Tp tangannya segera mendorong kepalaku untuk menjilati meqinya lagi. Hingga 5 menit kemudian tubuh Tyas mengejang luar biasa disertai jepitan kakinya dan tangannya menekan kepalaku. “Masss…aku keeluuuarrrr….” Jerit Tyas Cairan orgasmenya menyembur dan segera aku telan. 2 menit kemudian aku lihat Tyas lemas tidak berdaya dan segera aku gendong tubuhnya ke kamarku. Aku lalu melepas celana dan kaosku. K0ntolku yg berkapasitas 16 cm diameter 3,5 cm dan telah tegak mengacung aku arahkan ke mulut dan aku paksa Tyas menjilati k0ntolku. Meski agak canggung, Tyas mulai menjilat dan menghisap k0ntolku dan tangannya mengocok k0ntolku. Seusai 5 menit, aku lalu mencium Tyas dan menjilati leher, pentil dan ketiaknya yg putih bersih. Perlahan, jilatanku merambah pusar dan perutnya. Akhirnya meqi Tyas aku jilat beserta clitorisnya yg telah mulai besar kembali. “Mass….telahhh..jangan teruskan…” kata Tyas pelan Seusai meqinya banjir aku lalu mencium bibirnya lagi dan disambut dgn pagutan bibirnya yg ganas. K0ntolku aku arahkan ke lubang meqinya. Aku sangat kesusahan memasukkan k0ntolku dan lama, hingga akhirnya kepala k0ntolku terselip di lubang meqinya. Seusai itu aku dorong perlahan k0ntolku dan perlahan mulai masuk sedikit K0ntolku serasa dijepit keras oleh meqi Tyas. “Masss…..” dasah Tyas saat k0ntolku mulai masuk dlm meqinya Aku kemudian memasukkan lagi k0ntolku dan aku menyodok lembut meqinya hingga semacamga k0ntolku masuk. Tyas mulai mengelinjang keenakan dan k0ntolku terasa terkendala oleh sebuahlapisan. Aku kemudian luar biasa k0ntolku dan kemudian mendorong kuat k0ntolku dlm meqi Tyas. “Ahh…masss…….sakiitttt….” teriak Tyas saat k0ntolku masuk dan mentok hingga dinding rahimnya Pinggulnya bergerak ke kanan dan kekiri mencoba mengurangi rasa sakit yg menjalari meqinya. K0ntolku yg telah masuk terasa terjepit kuat oleh meqinya. Akupun mengikuti gerakan pinggul Tyas sambil mendiamkan k0ntolku dlm meqinya yg sempit. Akhirnya tubuh Tyas yg telah kelelahan tdk bergerak gerak lagi. Nampak tetesan air matanya membasahi aspek mata dan mengalir ke bantal. Dari wajahnya, Tyas semacamnya telah pasrah terhadap apa yg bakal aku perbuat selanjutnya. “Tenang Yas….abis ini kalian bakal merasa enak dan merasa diawang-awang” kataku sambil mencium pipi dan bibirnya yg tetap tertutup. Kurang lebih 2 menit aku mendiamkan k0ntolku sambil mulutku menghisap dan menjilati pentilnya yg mengacung tegak. Kemudian aku mulai menggerakkan k0ntolku maju mundur dgn lembut. Disertai ciuman dan jilatan di tubuhnya. “Ooohh…masss…..enaaaakkk……” desah Tyas ketika sodokanku mulai lancar dlm meqinya “Meqimu juga enak sayang…..sempit banget..” desahku sambil menyodok dgn kecepatan sedang “Kecepok…kecepok….kecepok….” suara k0ntolku beradu dgn meqinya yg telah banjir Seusai 10 menit, aku merasakan k0ntolku dijepit dan disedot keras oleh meqi Tyas. Yg adalah tanda bahwa Tyas mengalami orgasme. “Masssss…..akuuu…keeee….luuaaaarrrr……..” Jerit Tyas sambil tangannya menjambak rambutku dan kakinya mengapit erat pinggulku. Akupun mendiamkan sebentar k0ntolku dlm meqinya yg tetap mencengkram dan menyedot kuat k0ntolku. Dan sebentar kemudian aku mulai menyodok kembali k0ntolku dlm meqinya yg sangat basah dampak cairan orgasmenya yg lumayan hangat. Ciuman dan jilatanku menejelajahi kembali bibir, leher dan pentil toketnya dan ketiaknya yg bersih. Seusai itu, sodokanku mulai cepat dan mengdampakkan tubuh Tyas terguncang guncang lemas dibawah tubuhku. Terus lama sodokanku makin cepat sebab aku aku telah merasa spermaku telah mau dikeluarkan. “OOhhh…..masssss……” desah Tyas yg dilanda nafsu birahi kembali “Tyas…meqimu terbukti seret…..aku sukaaa….” Desahku Kurang lebih 10 menit kemudian aku merasakan k0ntolku terasa dijepit dan disedot oleh meqi Tyas lagi. Beserta itu, tangannya mencakar punggungku dan kakinya mengapit pinggulku dgn kuat. Hari ini semburan cairan orgasme Tyas terasa panas dan tidak sedikit. Agen Bola Penyuplai Bola Terpercaya Penyuplai Sbobet Indonesia Bandar Bola Bandar Judi Judi Online Judi Poker Judi Bola Judi Casino Casino Online Indonesia “Masss……akuuu……dapat laaa…ggiiiiii……” jerit Tyas ketika mendapat orgasme yg kedua saat bercinta dgnku. Aku yg telah tdk tahan lagi bermaksud mengeluarkan k0ntolku dari meqinya. Tp kakinya yg tetap mengapit pinggulku dgn kuat menghalangi niatku dan sebentar kemudian “Crottt….croottt…croottt…….” kurang lebih 10 kita semburan spermaku yg telah tdk aku keluarkan selagi 2 minggu mengucur deras dlm meqi Tyas. “Ohhh….Tyasaaa…….akuu…keluaarrr….” teriakku saat bendungan spermaku telah tdk bisa dibendung lagi. Tubuhku roboh di atas tubuh Tyas yg lemas. “Plop….” Suara k0ntolku saat terlepas dari meqi Tyas. Seusai itu aku menggeletakkan badanku disebelah tubuhnya. Aku pernah melihat sprei ranjangku terdapat cairan dgn warna merah jambu hingga aku kaget. “Tyas, kalian tetap perawan ya?” tanyaku dgn kaget “Iya mas, dulu k0ntol suamiku semacamnya hanya hingga depan meqi lalu keluar” jawabnya sambil terengah-engah dan tersenyum “Waahh aku bisa Janda tp perawan nih” candaku “Mas, tadi dikeluarkan di dalem ya” tanyanya dgn muka khawatir “Iya Yas, abis kakimu tetap mengapit pinggulku padahal aku udah ngga tahan” jawabku “Lalu kalo aku hamil bagaimana” tanyanya sambil matanya menitikkan air mata “Aku bakal bertanggung jawab sayang. Apalagi aku telah butuh pendamping semacammu” kataku pelan “Makasih ya mas, Tyas bahagia banget malam ini” katanya “Aku juga, meski kalian menolak pada awalnya” kataku “Abis aku takut. Kata temenku saat malam pertama katanya sangat sakit” katanya “Itu berarti suaminya yg nggak mahir bercinta” candaku “Kalo mas udah tidak jarang ya ngelakuin ini” tanyanya “Hanya 3 kali ama pacarku dulu hingga dirinya lulus dan pulang ke Kalimantan” jawabku berbohong “Makannya telah pakar memuaskan perempuan….” katanya sambil tersenyum “Dan pacar mas tentu bahagia sebab burung mas besar dan panjang, sampe kerasa penuh mamekku” tambahnya “Tp kalian suka kan…..?” tanyaku “He..he…he….sekarang telah genap status jandaku, tdk perawan lagi…” katanya sambil tersenyum Sambil bercakap-cakap, k0ntolku telah mulai tegang lagi sebab Tyas mengosok halus k0ntolku. Dan akupun lalu mencium bibirnya yg tipis dan disambutnya dgn ciuman yg ganas. Seusai Tyas aku rangsang kembali, perlahan nafsunya mulai naik dan meqinya mulai basah. Segera lidahku menyapu meqinya yg tetap ada sedikit cairannya dan menghisap clitorisnya yg telah membesar. Seusai puas menjilati meqinya, aku lalu tidur terlentang dan aku suruh Tyas di atas. Tangannya mengajar k0ntolku memasuki liang meqinya yg telah banjir. Baru setengah k0ntolku masuk terasa agak susah masuk lagi. Tanganku lalu memegang pantat Tyas supaya lebih terbuka dan menyuruhnya memutar pinggulnya. Sebentar kemudian seluruh k0ntolku masuk dlm meqinya yg sangat sempit. Tyas kemudian menggerakkan badannya naik turun dan tanganku memegang toketnya yg menantang dan memilin pentilnya. Berbagai kali wajahnya aku tarik untuk mencium bibir tipisnya dan berbagai kali pula jari tanganku menggosok clitorisnya hingga membikin Tyas keenakan “Massss……….k0ntolmu besar banget…akuuu..nggaa tahannn…” kata Tyas sambil menggerakkan badannya “Meqimu juga sempit banget Yass….” Desahku Baru lima menit Tyas bergoyang diatasku, tubuhnya mengejang dan roboh diatas tubuhku. Meqinya menjepit dan menyedot k0ntolku dgn kuat disertai dgn remasan tangannya di kedua pentilku. Aku membiarkan Tyas meresapi orgasmenya dan sebentar kemudian aku suruh Tyas menungging. “Masss…jangan dimasukin disitu…kotorr….” kata Tyas yg ketakutan kalo aku menyodominya “Ngga sayang, kalian santai saja” jawabku Aku lalu memasukkan kembali k0ntolku dlm meqinya yg banjir dan sambil memilin pentil toketnya yg menggantung bebas “Ahh…masss…enak bangetttt……..” katanya ketika sodokanku mulai lancar dan cepat “Tyas…aku sayang kamuu…” kataku “Aku juga sayang mas Gun….” Katanya “Plok…plok…plok….” Suara pangkal k0ntolku beradu dgn pantat Tyas yg bulat dan seksi Lama-lama sodokanku terus cepat dan 10 menit kemudian Tyas mengalami orgasmenya kembali “Ahh….massss…aku keluarr……laaaa…ggiiiii..” jerit Tyas sambil meremas ujung bantal dgn kuat. Kembali k0ntolku dijepit dan disedot kuat oleh meqinya dan sebentar kemudian Tyas roboh dan aku yg tetap tanggung lalu merebahkan tubuhnya dan aku atur dgn posisi miring. Kemudian aku menyodok lagi meqinya dgn membawa salah satu kakinya ke pundakku. Kurang lebih 10 menit meqi Tyas aku sodok dgn cepat, Tyas kemudian kembali merasakan orgasmenya lagi. Dirinya meremas bantal di depannya. “Oohh……massss……aku keluaarrr…” Desah Tyas pelan Aku yg mulai merasakan adanya dorongan spermaku untuk dikeluarkan segera menaiki tubuh dgn posisi misionaris. Dan aku segera menyodok meqinya dgn cepat. Kurang lebih 5 menit kemudian, spermaku telah tdk bisa ditahan lagi dan akhirnya 6 semburan spermaku mengisi meqi Tyas. “Aku…keee..luuaaarrrr…….” teriakku Saat spermaku mulai menyembur, aku rasakan Tyas kembali mengalami orgasme. Tangannya mencakar punggungku dan kakinya mengapit pahaku. Akhirnya seusai puas menyemburkan spermaku, aku tidur disamping Tyas yg telah lemas tidak berdaya. Tanganku memeluk erat tubuhnya dan nafas kita yg terengah-engah terdengar di seluruh kamar. Hujan yg tdk kunjung berhenti sangat menolong suasana percintaan kami, dan tdk mungkin tetanggaku tahu bahwa kita sedang bercinta. Pernah aku lihat jam dinding yg menunjukkan pukul 12 malam. Berarti kita telah bercinta hampir 2,5 jam. Seusai itu kita tertidur pulas tanpa pakaian yg menempel. Semenjak itu kita tidak jarang bercinta dan memuaskan birahi kami. Supaya tdk hamil, Tyas teratur minum pil KB. Kita juga tidak jarang bereksperimen birahi dan semua tempat menjadi tempat bercinta kita dari ruang tamu, kamar, dapur dan halaman belakang. Cuman di halaman depan saja yg kita hindari sebab takut kepergok tetangga.
Share:
Read More

Cerita Sex : Rasanya Rame



Sebelumnya mohon maaf sebab aku tak pandai bercerita, jadi aku menulis apa adanya. Semoga editor bisa mengeditnya menjadi tulisan yang enak dibaca.
Mungkin terbukti wajib kuakhiri petualanganku ini, mengingat telah 16 wanita yang sempat tidur denganku mesikipun tak semuanya kulalui dengan ML. Tetapi paling tak aku meperbuat oral alias petting dengan mereka. Boleh percaya boleh tidak, aku bercinta dengan mereka tanpa wajib mengeluarkan uang sepeserpun sebab atas dasar suka sama, having seks just for fun. Tetapi siapa tau bakal ada yang ke-17 alias bahkan mungkin justru bakal makin meningkatkan daftar petualanganku? Entahlah, tapi melewati tulisan ini aku ingin menceritakan pengalamanku tersebut sekaligus tanpa wajib bersambung dan tak butuh aku ceritakan detail bagaimana kejadiannya.
Sebelumnya, namaku Pujangga, saat kutulis pengalamanku ini berusia 29 tahun dan telah mempunyai seorang istri yang cantik. Tetapi pengalamanku ini berawal sebelum aku menikah dan semakin berlanjut mesikipun aku telah menikah.

Santi, umur 25 tahun, karyawan sebuah hotel di kota Mdn, tubuhnya biasa saja, tinggi kira-kira 155 cm, kulit coklat sawo matang, rambut lurus sebahu. Payudara 32 cup B. Dengan Santi adalah pengalaman seksku pertama kalinya tidak hanya dengan pacarku juga (yang nanti menjadi istipsu). Berawal ketika dengan sopannya Santi memperkenalkan “kawan” untukku, dengan bercanda aku balik menantangnya bahwa aku mau saja apabila yang menemaniku adalah Santi sendiri. Dan tanpa diduga dirinya menyanggupi. Hebatnya lagi kita berhubungan seks atas dasar suka sama suka tanpa paksaan dan tanpa komitmen apapun. Malam itu kita lalui dengan nafsu yang berkobar, meskipun itu adalah pengalamanku pertama tetapi tak demikian halnya dengan Santi. Aku tahu bahwa Santi telah tak perawan dan semacamnya telah berpengalaman. Tetapi faktor itu lumayan buatku dan aku sangat puas dengan pelayanannya, mesikipun gaya bercinta kita sangat konvensional. Maklumlah faktor ini sangat baru buatku.

Saat itu, aku belum berani meperbuat oral, petting dan beberapa gaya mengingat dengan Santi adalah pengalamanku pertama. Tetapi demikian performa Santi lumayan, dengan rambut kemaluan yang lebat, vaginanya yang mudah basah meskipun telah tak terlalu rapat lagi.
Dian, 27 tahun adalah kawan Santi. Aku diberitahu oleh Santi bahwa Dian juga sama dengan Santi yaitu telah tak perawan. Aku sempat terkejut ketika Santi memperkenalkan Dian untuk melayaniku. Tetapi sebab semuanya atas dasar suka sama suka, akhirnya kita bercinta bertiga, aku, Santi dan Dian. Permainan Dian lebih hot dibandingkan Santi, mesikipun dari sisi wajah sebetulnya tetap cantik Santi. Dengan Dian aku mengetahui permainan oral, Dian sangat lihai memainkan lidahnya di ujung penisku. Dengan Dian pula, aku merasakan nikmatnya spermaku dikeluarkan di mulut Dian.

Pengalamanku dengan Santi dan Dian tak sempat terulang lagi sejak tahun 2000. Saat itu aku belum menikah. Dan ketika aku kembali ke Mdn, aku tak sukses menemukan dimana mereka berada.
Rinda, 19 tahun mahasiswi semester dua. Aku kenal Rinda melewati sebuah forum seks di internet. Awalnya aku hanya iseng ketika ingin mengusir rasa sepi saat bertugas di kota Sby. Ketika kuberi berita bahwa saat itu aku berada di sebuah hotel di Sby, aku janjian dengannya.

Tubuhnya mungil kurang lebih 150 cm, manis dan imut-imut, kuning bersih. Selagi di kota tersebut aku rutin dikawani Rinda dan setiap malam kita berhubungan seks. Yang kusuka dari Rinda adalah rambut kemaluannya yang tetap tipis dan sangat halus. Celah vaginanya pun tetap sempit. Bahkan pertama kali penisku masuk, aku belum sukses menembusnya hingga penuh, mesikipun Rinda juga telah tak perawan sejak SMA dulu. Dan dirinya paling jago ketika bermain di atas, aku hanya pasrah saja, sementara Rinda aktif menggoyang pinggulnya. Naik turun sambil menjepit kedua belah pahanya yang putih mulus. Kelebihan yang lain adalah, Rinda mahir untuk multiple orgasm.

Yeni, meskipun telah berusia 31 tahun, tapi tetap single. Ini adalah pertama kalinya aku berhubungan seks dengan wanita yang lebih tua dibanding aku. Dan dengan Yeni pula pertama kali aku berhubungan seks dengan wanita yang bertubuh gemuk. Setinggi 165 cm dan berat 80 kg, Yeni mengetahuiku melewati website sumbercerita.com.

Kelebihan Yeni adalah kekuatannya di ranjang. Dirinya type wanita yang hiperseks. Setiap kali meperbuat ML, rutin diperbuatnya semalam suntuk, hingga lebih dari 7 ronde. Meskipun aku lebih tak jarang kalah dengan Yeni, tetapi dirinya tahu caranya supaya penisku segera berdiri kembali seusai ejakulasi. Meskipun tubuhnya gemuk, kuakui dirinya sangat hot dan lebih bahagia posisi di atas. Adakala aku hingga asma dibuatnya. Pengalamanku dengan Yeni memunculkan perasaan ingin berhubungan dengan wanita yang jauh lebih tua dibanding aku. Maka, berjumpalah aku dengan Intan. Seorang wanita berusia 43 tahun dan telah bersuami.

Pengalamanku dengan Intan adalah pengalaman yang paling berkesan hingga saat ini. Intan keturunan chinese. Meskipun telah berusia, tetapi dirinya pandai memelihara tubuh dengan fitness. Bahkan bodynya tak kalah dengan wanita usia 20-an. Wajahnya cantik, tubuhnya langsing, padat berisi dan tak ada keriput sebab usia. Kulitnya kuning langsat, mulus dan bersih. Dengan Intan, aku untuk pertama kalinya bercinta bertiga dengan suaminya dalam satu ranjang. Aku mengetahui Intan juga melewati internet. Intan adalah wanita hiper seks yang ingin bercinta denganku sambil dikawani suaminya.

Tanpa kuduga, performa seksnya menarik, semalam suntuk dirinya sanggup melayaniku dan suaminya silih berganti tanpa mengetahui lelah. Dan dari Intan kuketahui bahwa cewek chinese terbukti mudah basah kemaluannya ketika terangsang. Dan cairannya sangat tak sedikit hingga vaginanya terasa sangat licin. Tetapi demikian, Intan sangat rajin memelihara vaginanya. Meskipun telah tua, celah vaginanya tetap juga terasa sempit dan sanggup menyedot penisku dengan gerakan otot vaginanya. Rambut kemaluannya sangat lebat dan vaginanya harum. Dengan Intan aku dikenalkannya dengan beberapa posisi bercinta, dan aku mulai mahir bermain oral di vagina wanita hingga berjam-jam dan memainkan jari-jariku di clitoris dan bibir vaginanya.

Ratna, gadis 32 tahun asal Sby. Saat mengetahuinya, aku telah menikah. Dan perkenalanku juga melewati sebuah forum perkawanan di internet. Ratna berperawakan kecil, kurus, kulit coklat matang. Meskipun kurus, tetapi payudaranya padat berisi mesikipun tak besar. Dan rambut vaginanya sangat lebat. Dengan Ratna, aku hanya sebatas petting, tetapi berbekal pengalaman dengan Intan, Ratna aku ajarkan bagaimana mengulum penisku. Mulanya dirinya ragu dan canggung, tetapi lama-lama terbiasa. Aku tak berniat meneruskannya hingga ML, sebab aku tahu dari awal bahwa Ratna tetap perawan dan belum sempat having sex. Sebabnya, aku hanya saling oral dan petting saja. Itupun adalah pengalaman yang pertama baginya. Dan Ratna sangat menikmatinya dan bisa mengalami orgasme mesikipun hanya kukulum dan menggesek-gesek penisku di vaginanya. Saat kutulis cerita ini, berita terbaru berbicara bahwa dirinya telah menikah, dan berjanji untuk ML denganku apabila aku mampir ke Sby.
Lena, seorang cewek chinese berusia 21 tahun. Saat aku mengetahuinya, dirinya tetap perawan, hanya saja telah sempat oral seks dengan pacarnya. Awalnya Lena yang lebih dulu mengetahuiku melewati website porno. Dirinya berminat dengan ceritaku dan ingin mencoba oral dan mengulum penisku. Lena adalah gadis paling gemuk yang sempat berhubungan denganku mesikipun hanya sebatas petting sebab dirinya tetap perawan. Semacam halnya Intan, vaginanya mudah basah dan becek. Sedikit saja kusentuh langsung bereaksi dan terangsang hingga cairan vaginanya keluar sangat tak sedikit, meskipun rambut kemaluannya tetap tipis sebab rajin dicukur.
Hilda, 26 tahun dari Krg, dirinya mengetahuiku sebab aku sempat mengirimkan cerita ke sumbercerita.com dan sekali lagi juga berminat untuk berhubungan seks denganku. Bedanya dengan cewek lain yang sempat kukenal, Hilda bukan type hiperseks, tetapi selagi berhubungan seks dengan pacarnya dirinya belum sempat orgasme. Sebab itu Hilda penasaran supaya aku bisa membikinnya orgasme. Tubuhnya padat dan sintal apabila tak dikatakan gemuk. Permainan seksnya biasa saja sebetulnya, tetapi dirinya sangat kuat dan awet. Sebabnya dirinya penasaran ingin merasakan orgasme. Awalnya aku lumayan kerepotan memberbagi rangsangan untuknya. Dengan Hilda adalah permainanku yang paling lama dalam satu ronde. Sempat seusai satu jam lebih baru dirinya memperoleh orgasme. Itupun seusai aku menolongnya dengan mengulum vaginanya berkali-kali.
Marni, 27 tahun adalah kawan Hilda, aku dikenalkannya pada saat ke Jkt. Sebab kemalaman, kita akhirnya menginap di sebuah hotel. Dan dengan Marni meskipun telah tak perawan, aku tak hingga ML dengannya. Kita hanya sebatas bercumbu tanpa busana di kamar mandi. Semacamnya dirinya tetap malu sebab ada Hilda.
Esti, 29 tahun dari Jkt, tubuhnya sangat langsing dan payudaranya kecil, kulitnya coklat gelap. Tetapi ada satu faktor yang tak bisa kulupakan dari Esti. Dirinya tergolong cewek yang paling lama menjalin hubungan denganku dan yang paling spesial adalah, celah vaginanya paling seksi dan paling rapat. Meskipun dirinya telah tak perawan, tetapi vaginanya indah dan rapat sekali, butuh waktu sesaat untuk menembus vaginanya saat berhubungan. Dan permainan seksnya menarik. Dirinya paling bahagia dengan posisi di atas. Goyangan pinggulnya meningkatkan erotis permainannya.
Aku mengetahui Esti tetap dari internet juga, saat itu dirinya hanya iseng saja berkenalan denganku, tetapi seusai saling kenal, akhirnya tanpa berjalan lama hubungan kita berlanjut ke ranjang.
Indah, 36 tahun, wanita matang dan telah bersuami. Aku mengetahui Indah melewati tawaran threesome di sebuah milist internet. Bayanganku di awal perkenalan, kita bakal having seks dengan suaminya, semacam halnya Intan, tapi nyatanya tidak. Indah mempunyai selingkuhan pria idaman lain, dan dengan PIL-nya mereka bermaksud threesome denganku. Meskipun telah berusia, tetapi nafsu seksualnya sangat tinggi dan permainannya sangat liar. Sekali lagi, aku berhubungan seks dengan wanita yang gemuk mesikipun tubuhnya lumayan padat/sintal.
Erina, 22 tahun mahasiswi chinese di Jkt. Dirinya mengetahuiku juga melewati website sumbercerita.com yang berminat hubunganku dengan wanita gemuk. Dirinya penasaran ingin merasakan mengulum penisku. Hubunganku dengan Erina hanya sebatas dirinya mengulum penisku, sementara aku belum sempat mengulum vaginanya. Hingga tulisan ini kubuat, aku tetap berhubungan dengannya tetapi tetap sebatas dirinya mengulum penisku hingga spermaku keluar dan ditelan olehnya. Tetapi sekalipun aku tak sempat menyentuh tahap tubuhnya yang vital.
Nani, wanita tertua yang sempat berhubungan seks denganku. Berusia 46 tahun, telah bercerai dengan suaminya sejak lama, adalah type ideal wanita kesepian. Aku mengetahuinya melewati seorang sahabat pena yang kukenal melewati internet. Mulanya kawanku dengan cara iseng mengetahuikanku terhadap Nani, dan aku juga belum tahu seberapa tua umurnya sebab dari suaranya terdengar tetap semacam wanita berusia 30-an. Akhirnya ketika ada peluang berjumpa baru aku tahu kalau Nani nyatanya telah berusia 46 tahun. Mekegunaaankan situasi seorang wanita yang telah lama tak merasakan sentuhan birahi, rayuanku disambutnya.
Winda, mahasiswi Ygy berusia 25 tahun. Aku mengetahuinya juga melewati seorang kawan di internet. Mulanya kuberitai apabila aku ada urusan ke Ygy, apakah dirinya punya kawan. Dan dirinya memperkenalkanku dengan Winda. Seusai sehari aku bersahabat dengannya, dengan cara iseng kutawari Winda supaya mau menemaniku di hotel, dan nyatanya tanpa kuduga dirinya mau. Aku baru tahu kalau dirinya telah biasa cek-in dengan pacarnya di hotel. Maka hubungan seksku dengannya berlalu dengan tanpa hambatan. Hingga sekarang aku tetap berhubungan dengannya.
Tasya, 34 tahun, seorang janda yang juga lesbian. Aku mengetahui Tasya melewati forum di internet, dirinya mengaku seorang yang lesbi sebab sedih dengan kegagalan rumah tangganya. Mulanya kita hanya sebatas sharing pendapat tetapi lama kelamaan dirinya yang mengawali lebih dulu untuk ingin kembali merasakan bagaimana nikmatnya berhubungan seks dengan cara normal (dengan cowok). Dan sejak saat dirinya ML denganku, dirinya dengan cara perlahan mulai bisa menghentikan kebiasaan lesbinya dan mencoba untuk menjalin hubungan dengan pacarnya yang baru (cowok), dan adakala tetap berhubungan denganku di saat dirinya membutuhkannya.
Putri, gadis seksi 27 tahun, meskipun agak gemuk tapi tubuhnya berbentuk dan sintal. Awal perkenalanku dengannya sangat unik dan hampir tak masuk akal. Bermula dari aku salah kirim SMS. Niatnya adalah aku mengirim SMS untuk seseorang dalam urusan bisnis yang terbukti nomornya juga baru aku bisakan dari seorang relasi. Nyatanya SMS tersebut salah tujuan ke nomor Putri yang akhir-akhir baru kutahu namanya. Dirinya mengklarifikasi maksud dari SMS-ku. Pasti saja dirinya bimbang sebab isinya mengenai bisnis. Dan aku baru sadar kalau nyatanya salah sambung. Sejak itu kita jadi bersahabat dan saling berkirim SMS. Perlahan baru aku tahu kalau dirinya tergolong type cewek yang liberal dan free of life. Dan ketika kusinggung persoalan keperawanan dan hubungan seksual, dirinya tak terlalu memperpersoalankannya sebab dirinya mengaku juga telah tak perawan. Akhirnya kita jadi tak jarang berdiskusi persoalan seks dan makin lama makin menyerempet ke SMS yang hot dan porno. Akhirnya aku to the point aja apakah dirinya keberatan kalau aku ajak cek in di hotel. Dan dirinya nyatanya tak keberatan.
Putri adalah cewek kedua seusai Intan yang paling luar biasa permainannya seksnya, disamping itu, Putri juga sanggup meperbuat apa saja yang Intan perbuat. Vaginanya juga sanggup menjepit dan menghisap penisku semacam permainan cewek madura katanya. Hingga sekarang aku tetap menjalin hubungan dengan Putri, dan hebatnya lagi tetap ada beberapa rencana yang bakal kita perbuat semacam threesome dan orgy. Mengapa? Sebab hubunganku dengan Putri agak gila, kita sempat ML di kamar hotel, tiba-tiba saja dirinya janjian dengan kawan wanitanya untuk urusan kuliah. Dan ketika kawannya datang kita tetap meneruskan meperbuat ML di hadapan kawannya tanpa ada perasaan risih sama sekali. Sesekali bahkan diselingi dengan mengobrol dengan kawannya sambil penisku tetap dikocok di vaginanya. Sempat juga sebuahsaat tantenya yang tetap muda memergoki kita sedang cek in di sebuahhotel dan tantenya ikut nimbrung mesikipun belum hingga threesome. Aku dan Putri bahkan merencanakan having seks rame-rame dengan tante dan kawannya.
Demikianlah pembaca, petualangan seks-ku dimulai sejak aku belum menikah dan semakin berlanjut meskipun telah menikah. Entahlah kenapa aku bisa memperoleh wanita tanpa wajib “jajan” dan setiap menjalin hubungan aku rutin memberi kesaksian bahwa aku telah menikah terhadap cewek tersebut. Dan mengenai performaku sebetulnya biasa saja, penisku juga tak terlalu besar.
Share:
Read More

Cerita Sex : 5 Wanita Haus Seks


“Hallo Nia..” “Iya Man pa berita?” “Baik, kalian ada dimana?” “Aku lagi di tempat kost kawanku nih, main donk kesini kawan-kawan ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya “Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku. “Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang” “Ok deh kelak kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku “Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi “Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran “Mau diperkosa rame-rame siap nggak?” “Siapa takut..”, jawabku sekenanya Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam serta kurang lebih 15 menit akupun hingga di tempat yang telah dijanapabilan. “Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku “Ok aku keluar ya, sabar..” Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya kurang lebih 175 dengan berat kurang lebih 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dirinya menghampiri mobilku serta mengetuknya. “Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tidak lepas dari buah dadanya yang montok itu. “Firman ya..”, kata dia. “Iya”, kataku. “Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya. “Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap. 

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan serta ciuman oleh Nia serta aku diperkenalkan terhadap 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu serta Kiki. Serta wajib kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly. Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi serta kemudian diteruskan oleh kawan-kawannya serta lama-kelamaan omongan kita berlanjut ke arah selangkangan. 

Serta tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku bakal menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tidak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula. Dan nyatanya yang memelukku dari belakang merupakan Nia dirinya terus menciumi leherku serta terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku tetap saja berciuman dengan Melly. 

Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku tergolong celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Serta seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya seusai aku lihat nyatanya Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku. Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku pernah mencari kemana Ayu serta Kiki nyatanya mereka ada di sofa dekat situ serta keduanya telah telanjang bulat serta aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu serta Ayu pun mendesah-desah serta meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, 

maka aku tidak memperhatikannya. Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku serta ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas serta kita pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya serta posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. nyatanya kuluman Melly lebih enak dari pada Nia serta Dita hingga akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu. Nia seusai melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku serta diarahkannya ke liang vaginannya yang nyatanya telah basah sedari tadi seusai pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya.. Bless.., “Aah..”, 

desah Nia. Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku serta aku menjilati vaginanya. “Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly. “Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly serta Ayu. “Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap. Sementara itu aku tarik pula si Dita serta aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya jadi membikin Dita meracau serta meliuk-liukan badannya. “Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita. Sementara seusai berada dalam posisi semacam selagi tidak lebih lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya terus cepat serta mengerang. “Ahh.. Man aku keluar Man ah..” desah Nia serta seketika itu pula tubuhnya melemas serta menggelimpang disampingku serta nyatanya tanpa aku sadari dibawahku telah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu serta Melly segera turun dari mulutku serta memasukan kemaluanku ke vaginanya serta langsung digoyangkannya naik turun serta kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan peluang maka dirinya menyodorkan vaginannya ke mulutku serta akupun menjilati serta mengihisap-hisap vaginanya. Seusai 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang serta dirinya berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat serta aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot serta aku telan habis. Seusai Dita merebahkan diri di sampingku nyatanya Kki juga tidakmau ketinggalan dirinya menaiki aku serta kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku mengawali menjilati vagina Kiki Melly yang tetap bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat. “Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya. Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku serta seketika itu pula ubuhnya melemas serta menggelimpang disampingku serta nyatanya Kiki telah tidak tahan serta langsung menurunkan tubuhnya ke bawah serta memasukan penisku ke vaginanya serta.. “Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya. Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya menonton sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku serta aku jilat serta hisap vaginannya “Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Ayu. Seusai 10 menit Kiki diatasku serta menggoyangkan pinggulnya akhirnya dirinya pun mengalami klimaks. Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar sebab tidak konsentrasi maka seusai Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku serta perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak. “Ahh.. pelan-pelan Man sakit” Maka perlahan-lahan aku masukan lagi seusai setengahnya masuk aku diamkan sebentar supaya vagina Ayu terbiasa sebab aku menonton Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit seusai Ayu tenag maka aku sorong pantatku serta akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu “Ahh Man sakit ah..” desah Ayu. Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu serta ketika aku melirik kebawah aku menonton ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa terbukti Ayu yang termuda diantara semuanya dirinya baru masuk SMU kelas 1 serta hanya dirinya yang tetap perawan. “Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu. Maka aku hebat Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri terbukti Ayu tidak kelihatan semacam anak baru masuk SMU setingginya kurang lebih 170 serta buah dadanya berkapasitas 36 B. Seusai 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dirinya pun mengerang. “Man aku keluar Man ohh.. Man..” Tetapi aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu sebab aku sendiri mengejar klimaks ku, seusai itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging serta aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun. Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku serta ternya Melly telah bangun lagi jadi seusai 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dirinya pun mengalami orgasme kembali. “Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” serta seketika itu tubuhnya sangatlah melemas menonton keadaannya yang semacam itu maka aku tidak tega serta langsung aku tarik Melly untuk mengangkang serta aku tusukan penisku ke vaginanya serta Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah semacam orang yang kepedasan. “Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya. “Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan sebab merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ’empot ayam’. Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly serta seusai 10 menit Melly mengatakan, “Man aku mau keluar Man.. Man ahh” “Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku. Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly. “Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan. Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat serta dihisap-hiasap seusai aku membuka mataku nyatanya Dita sedang mengulum penisku. Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit” Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan peluang yang ada dirinya langsung naik keatas tubuhku serta memasukkan penisku ke liang vagiannya, terbukti dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita mekegunaaankan peristiwa tersebut sebaik-baiknya. Terus dirinya menggoyangkan pinggulnya. “Ahh.. esst enak Man ah..” Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita sebab goyangannya sangatlah semacam penari ular dirinya memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dirinya meperbuat itu hingga akhirnya kita keluar bersamaan. “Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..” Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..” Kami pun lemas serta Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya. “Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran. “Kontolku kalian enak, kalian dapat bikin ceweq ketagihan kelak lagi ya” katanya. Aku hanya tersenyum serta memeluk dia. Akhirnya aku pun menginap disitu serta kita ber-enampun meperbuatnya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya dengan cara bergantian. Hingga kini pun kita tetap tidak jarang meperbuat kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi.
Share:
Read More