388cash388cash

Kisah Ngentot Bersama Ibu Muda


Sebut saja namaku Dandy 30 tahun, 170/65 berparas semacam tak sedikit orang pribumi dan kata orang aku orangnya manis, atletis, hidung mancung, bertubuh sexy sebab terbukti aku suka olah raga. Aku bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar di kota Surabaya dan statusku married. Butuh pembaca ketahui bahwa sebelum aku bekerja di Surabaya ini, aku merupakan termasuk salah satu orang yang minder dan kuper sebab terbukti lingkungan keluarga mendidik aku sangat disiplin dalam segala hal. Dan aku bersyukur sekali sebab seusai keluar dari rumah (baca:bekerja), tak sedikit sekali kenyataan nasib yang penuh dengan “warna-warni” dan “pernah-pernik”nya.

Kisah ini berawal terjadi sebagai akibat tak jarangnya aku main chatting di kantor di saat kerjaan lagi kosong. Mulai muda aku merupakan termasuk seorang pecinta sex education, sebab buat aku sex merupakan sesuatu yang indah apabila kami bisa menerjemahkannya dalam bentuk visualnya. Dan terbukti mulai SD, SMP hingga SMA nasib aku rutin dikelilingi cewek-cewek yang cakep sebab terbukti aku bisa menjadi “panutan” buat mereka, itu terbukti dengan rutin terpilihnya aku menjadi ketua osis selagi aku menempuh pendidikan.

Kembali pada ceritaku, dunia chatting merupakan ‘accses’ untuk mengetahui tak sedikit wanita dengan segala status yang mereka miliki; mulai ABG, mahasiswi, bunda muda hingga wanita sebaya, di luar jam kantor. Dan mulai dari sinilah aku mulai mengetahui apa itu “kenasiban sex having fun”.

Suatu hari aku chatting dengan memakai nickname yang menantang kaum hawa untuk pv aku, hingga masuklah seorang bunda muda yang berusia 32 tahun sebut saja namanya Via. Via yang bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai sekretaris dengan paras yang cantik dengan bentuk tubuh yang ideal (itu semua aku ketahui seusai Via tak jarang kirim gambar Via email aku). Kegiatan kantor aku tak bakal lengkap tanpa online sama dirinya setiap jam kantor dan dari sini Via tak jarang curhat mengenai kenasiban rumah tangganya. Sebab kami berdua telah tak jarang online, Dirinya tak segan-segan menceritakan kenasiban sex nya yang cenderung tak bisa menikmati dan meraih kepuasan. Kami berdua berbagi setiap peluang online alias mungkin aku sempatkan untuk call dia.

Hingga sebuahhari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, aku lupa tanggal berapa tapi yang tentu hari pertemuan kami tentukan bersama hari Jum’at. Seusai menentukan dimana aku mau jemput, sepulang kantor aku langsung kendarai mobil butut starletku untuk meluncur di tempat yang janapabilan. Dengan perasaan deg-deg an, sepanjang perjalanan aku berfikir secantik apakah Via yang usianya lebih tua dari aku 2 tahun. Dan pikiranku terasa terus amburadul ketika aku bener-bener ketemu dengan Via. Wow! Aku berdecak kagum dengan kecantikan Via, tubuhnya yang sexy dengan penampilannya yang anggun membikin setiap kaum adam berdesir menontonnya. Tak terkesan dirinya seorang bunda muda dengan 3 orang anak, Via merupakan sosok cewek favorite aku. Mulai dari wajahnya, dadanya, pinggulnya dan alamak.. pantatnya yang sexy membikin aku menelan ludahku dalam-dalam saat membayangkan bagaimana apabila aku bisa bercinta dengan Via.

Tanpa pikir panjang dan menutupi kegugupan aku. Aku memancing untuk memperkenalkan berangkat ke salah satu motel di aspek kota (yang aku tahu dari kawanku). Sepanjang perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang setiap melirik paras Via yang cantik sekali dan aku membayangkan apabila aku bisa menikmati bibirnya yang tipis.. Dan sepanjang itu juga “adik kecilku” mulai bangkit dari tidurnya. Tak lama hinggalah kami di salah satu Motel, aku langsung memasukan mobilku kedalam salah satu kamar 102.
Didalam kamar aku sangat grogi sekali bertatapan dengan wajah Via..
“Met kenal Dandy,” Via membuka obrolan.
“hey Via..,” aku jawab dengan gugup.
Aku sangatlah tak percaya dengan yang aku hadapi, seorang bunda rumah tangga yang cantik sekali, hingga sempat aku berfikir hanya suami yang bodoh apabila tak bisa menyayangi wanita secantik Via.
Kami berkata hanya sekedar intermezo saja sebab terbukti kami berdua tampak gugup saat pertemuan pertama tersebut. Sedangkan jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku” yang telah meronta ingin unjuk gigi.
“Dandy meskipun kami di sini, tak apa-apakan apabila kami tak bercinta,” kata Via.
Aku tak menjawab sepatah katapun, dengan lembut aku gapai lengannya untuk duduk di tepi ranjang. Dengan lembut pula aku rangkul dirinya untuk rebahan diranjang dan tanpa terasa jantungku berdetak keras, bagai dikomando aku menciumi leher Via yang terkesan sanagt bersih dan putih.
“Via kalian sangat cantik sayang..,” aku berbisik.
“Dann.. jangan please..,” desahan Via membikin aku terangsang.
Lidahku terus nakal menjelajahi leher Via yang jenjang.
“Akhh Dandy..”
Tanpa terasa tanganku mulai nakal untuk menggerayangi payudara Via yang aku rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan lidahku dibalik telinganya.
“Ooohh.. Danddyy..”
Via mulai mengikuti rangsangan yang aku perbuat di dadanya. Aku terus berani untuk meperbuat yang lebih jauh..
“Via, aku buka jas kalian ya, biar tak kusut..,” pintaku.
Via hanya mengikuti pergerakan tanganku untuk memreteli jasnya, hingga akhirnya dirinya hanya mengenakan tanktop warna hitam. Dadaku terus naik turun, ketika pundaknya yang putih nampak dengan jelas dimukaku. Seusai jas Via terbuka, aku berusaha naik di tubuh dia, aku ciumi bibir Via yang tipis, lidahku menjelajahi bibirnya dan memburu lidah Via yang mulai terangsang dengan aktivitas aku. Tanganku yang nakal mulai luar biasa tanktop warna hitam dan..
Wow.. tersembul puting yang kencang.. Tanpa pikir panjang aku melepas lumatan di bibir Via untuk kemudian mulai melpeas BH dan menjilati puting Via yang berwana kecoklatan. Satu dua kali hisapan membikin puting Via berdiri dengan kencang.. sedangkan tangan kananku memilin puting Via yang lain nya.
“Ooohh Danndyy.. kalian nakal sekali sayang..,” rintih Via.
Dan saat aku mulai menegang..
“Tok.. tok.. tok.. room service.” Ahh.. sialan pikirku, menganggu saja roomboys ini. Aku meraih uang 50.000-an dikantong kemejaku dengan andalan agar dirinya cepat pergi.
Seusai roomboy’s pergi, aku tak memberbagi peluang untuk Via bangkit dari pinggir. Parfum Via yang harum meningkatkan gairah aku untuk terus berani menjelajahi seluruh tubuhnya. Dengan bekal pengetahuan sex yang aku ketahui (baik dari majalah, film BF maupun obrolan-obrolan kawan kantor), aku terus berani berbuat lebih jauh dengan Via. Aku beranikan diri untuk mulai membuka CD yang dipakai Via, dan darahku mendesir saat menonton tak ada sehelai rambutpun di tahap vagina Via. Tanpa berfikir lama, aku langsung menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan lidahku ke dalam lubang vagina Via.
“Oohh.. Dan.. nikmat.. sayang,” Via merintih kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang vaginanya dan sesekali menekan kepalaku untuk tak melepaskan kenikmatan itu. Dan disaat dirinya sedang menikmati jilatan lidahku, telunjuk jari kiriku aku masukkan dalam lubang vagina dan aku terus tahu apabila dirinya lebih bisa menikmati apabila diperperbuat semacam itu. Terbukti Via menggeliat dan mendesah disetiap gerakan jariku keluar masuk.
“Aakkhh Dann.. kalian terbukti pintar sayang..,” desah Via.
Disaat kocokkan jariku terus cepat, Via telah mulai menunjukan ciri-ciri orang yang mau orgasme dan sesat kemudian..
“Dann.. sayang.. aku nggak tahan.. oohh.. Dan.. aku mau..” visa menggelinjang luar biasa sambil menggapit kedua pahanya jadi kepalaku terasa sesak dibuatnya.
“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut.”
Via merintih panjang saat clitorisnya memuntahkan cairan kental dan bersamaan dengan itu, aku membuka mulut aku lebar-lebar, jadi carian itu tak ada yang menetes sedikitpun dalam mulutku.
Aku biarkan Via terlentang menikmati orgasmenya yang pertama, sambil membuka semua pakaian yang aku kenakan, aku memperhatikan Via begitu puas dengan foreplay aku tadi, itu terkesan dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar. Tanpa memberi waktu panjang, aku segera menghampiri tubuhnya yang tetap lemas dan luar biasa pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa pikir panjang penisku yang berkapasitas 19 cm dengan bentuk melengkung, langsung menghujam lubang kenikmatan Via dan sontak meringis..
“Aaakhh.. Dandy..,” desah Via saat penisku melesak kedalam lubang vaginanya.
“Dandyy.. penis kalian besar sekali.. aakkh..”
Aku merasakan setiap gapitan bibir vaginanya yang begitu seret, hingga aku berfikir suami macam apa yang tak bisa merasakan kenikmatan lubang senggama Via ini?
Aku berpacu dengan nafsu, keringatku bercucuran semacam mandi dan menetes diwajah Via yang mulai aku rasakan sangat menikmati permainan ini.
“Danddyy.. telah.. sayang.. akhh..” sembari berteriak panjang aku rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku. Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina Via. Aku tak mempedulikan desahan Via yang terus menjadi, aku hanya berusaha memberbagi kepuasan bercinta, yang kata Via belum sempat merasakan selagi berumah tangga. Setiap gerakan maju mundur penisku, rutin membikin tubuh Via menggelinjang luar biasa sebab terbukti bentuk penisku agak bengkok ke kiri.
Tiba-tiba Via mendekap tubuhku erat dan aku tahu itu tanda dirinya mencapai orgasme yang kedua kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat dan..
“Dann.. aku.. mau.. keluarr lagi.. aakk.. Kalian luar biasa sayang, aku.. nggak tahan..,” seiring jertian itu, aku merasakan cairan hangat meleleh disepanjang batang penisku dan aku biarkan sejenak penisku dalam vaginanya.
Sesaat kemudian aku melepas penisku dan mengarahkan ke mulut Via yang tetap terlentang. Aku biarkan dirinya oral penisku.
“Ahh..,” sesekali aku merintih saat giginya mengenai kepala penisku. Disaat dirinya asik menikmati batang penisku, jariku yang nakal, mulai menelusuri dinding vagina Via yang mulai basah lagi.
“Creek.. crekk.. crek..,” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina Via.
“Ohh.. Dandy.. enak sekali sayang..”
1.. 2.. 3.. 4.. 5.. jariku masuk bersamaan ke lubang vagina Via. Aku kocok keluar masuk.., hingga akhirnya aku nggak tahan lagi untuk mulai memasukkan penisku, untuk menggantikan 5 jariku yang telah “memperkosa” lubang kewanitaannya.
Dan..
“Ohh.. sayang aku keluar lagi..”
Orgasme yang ketiga diraih oleh Via dalam permainan itu dan aku langsung meneruskan inisiatif menindih tubuh Via, berkali-kali aku masukkan hingga mentok.
“Aaakhh.. sayang.. enak sekali.. ohh..,” rintih Via. Bagai orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih Via..
“Sayang aku boleh keluarin di dalam..,” aku tanya Via.
“Jangan.. aku nggak mau, entar aku hamil,” jelas Via.
“Nggak deh sayang jangan khawatir..,” rengekku.
“Jangan Dandyy.. aku nggak mau..,” rintihan Via membikin aku terus bernafsu untuk memberbagi orgasme yang berikutnya.
“Akhh.. oohh.. Dandy.. sayang keluarin kalian sayang.. aakkhh..,” Via memintaku.
“Kamu jangan tunggu aku keluar Dandy.. please,” pinta Via.
Disaat aku mulai mencapai klimaks, Via meminta berganti posisi diatas.
“Danndy aku pengen diatas..”
Aku melepas penisku dan langsung terlentang. Via bangkit dan langsung menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.
“Akhh gila, penis kalian luar biasa banget Dandy asyik.. oohh.. enak..,” Via merintih sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Aduhh enak Dandy.. ”
Goyangan pinggul Via membikin gelitikan halus di penisku..
“Via.. Via.. akh..,” aku mengerang kenikmatan saat Via menggoyang pinggulnya.
“Dandy.. aku mau keluar sayang..,” sambil merintih panjang, Via menekankan dalam-dalam tubuhnya hingga penisku “hilang” ditelan vaginanya dan bersamaan dengan itu aku telah mulai merasakan klimaks telah diujung kepala.
“Via.. Via.. ahh..”
Aku biarkan spermaku muncrat di dalam vagianya.
“Croot.. croot..” semburan spermaku langsung muncrat dalam lubang Via, namun tiba-tiba Via berdiri.
“Aakhh Dandy nakal..”
Dan Via berlari berhamburan ke kamar mandi untuk segera mencuci spermaku yang baru keluar dalam vaginanya, sebab terbukti dirinya tak memakai sempat memakai KB.
Permainan itu beres dengan penuh kenikmatan dalam diri kami berdua, sebab baru saat bercinta denganku, dirinya mengalami multi orgasme yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.
“Dandy, kapan kalian ada waktu lagi untuk perbuat ini semua sayang,” tanya Via.
Aku menjawab lirih, “Terserah Via deh, aku bakal rutin sediakan waktu buatmu.”
“Makasih sayang.. kalian telah memberbagi apa yang selagi ini tak aku bisakan dari suami aku,” puji Via.
“Dann.. kalian luar biasa sekali dalam bercinta.. aku suka style kamu,” sekali lagi puji Via.
Pertemuan pertama ini kami akhiri dengan perasaan yang tak bisa digambarkan dengn kata-kata, dan hanya kami berdua yang bisa rasakan itu. Aku terbukti termasuk orang yang rutin berusaha membikin pasanganku puas dan aku mempuyai fantasi sex yang tinggi jadi tak sedikit abg, mahasiswi dan bunda muda yang hubungi aku untuk sekedar menolong memberbagi kepuasan buat mereka.
Share: