388cash388cash

Cerita Sex : Para Peronda Malam


Sebab tidak jarangnya pencuri masuk ke perumahan yang kami tempati, maka warga perumahanku dengan cara aklamasi menyewa penjaga malam serta warga boleh boleh saja menolong mereka malam hari. Terbukti kebetulan rumah yang kutempati di tengah perumahan itu tapi dua rumah di sebelahku belum dihuni jadi tidak jarang kali keempat rumah itu dibangun sebagai tempat persembunyian.
Malam itu aku terkena influenza berat sebab kehujanan sepanjang siang.

“Aku tetap menyiapkan makanan untuk penjaga malam, mas….!!”, kata istipsu yang berpostur tubuh mungil setinggi 155 cm, berwajah luar biasa semacam bintang Film Mandarin, meskipun kulitnya agak sawo matang dengan rambut pendek, jadi tampak lebih muda dari usianya yang menginjak 40 tahun.

Malam itu udara sangat panas jadi dirinya hanya menggunakan daster yang lumayan tipis, jadi menunjukan bentuk tubuhnya, utamanya pantat bahenol nya yang empuk itu yang bergoyang saat berlangsung, mesikipun perutnya tidak ramping lagi, sebab telah dua kali mengandung serta model dasternya berkancing di depan jadi payudara biarpun tidak besar, tapi padat berisi, yang berkapasitas 34C agak tersembul serta kedua puting susu nya tampak menonjol dari balik dasternya sebab terbukti dirinya kalau dirumah hanya menggunakan camisole tipis saja.

“Telah pukul sepuluh kok belum datang, ya ..!”, dirinya bergumam sendiri sebab mengira aku telah tertidur. Berbagai saat kemudian kudengar dua orang bercakap-cakap di luar serta mengetuk pintu rumah pelan. Istipsu yang rebahan di sampingkupun bangkit serta entah terbangun alias tidak istipsu membetulkan rambutnya serta memoles bibirnya jadi bibirnya terus merah.

“Lho ????”, gumannya pelan ketika terbangun dirinya memoles bibirnya, tapi sebab penjaga malam itu terus mengetuk pintu, dirinya pun tidak jadi membersihkan bibirnya yang merah merangsang itu.
“Malam, Bu Yati…!”, terdengar suara seseorang serta aku mengerti kalau suara itu merupakan Pak Deran serta istipsu telah dikenal oleh dua orang petugas jaga tersebut sebab tidak jarang istipsu pulang malam setelah membimbing di kampusnya.

“Masuk dulu Pak Deran..!”, terdengar istipsu mempersilahkan penjaga malam itu masuk, sementara kudengar bunyi halilintar yang lumayan keras serta hujan tiba-tiba turun dengan derasnya.
“Wah hujan ? saya sama Pak Towadi, Bu Yati..!” katanya. “Nggak apa-apa,… masuk saja … lagian hujan deras, pak….!” kata istipsu. “Selamat malam, Bu Yati..!” kudengar Pak Towadi memberi salam pada istipsu. “Sebentar tidak buatkan kopi ..!” kata istipsu, kemudian kudengar istipsu berlangsung menuju dapur di belakang rumah.

“Di, lihat kalian ngga?!” terdengar suara bisikan Pak Deran, “Kamu kacau, Ran?!” balasan suara bisikan Pak Towadi., “Kamu lihat, enggak..?” suara Pak Deran lagi, “Iya, Ran muncul…., kayak penghapus ?” kata Pak Towadi, Rupanya mereka berbisik-bisik tentang puting susu istipsu yang menonjol di balik dasternya, sebab malam itu istipsu hanya mengenakan camisole di balik dasternya.
“Pantatnya bahenol, lagi….,” lanjut bisikan Pak Deran, “Hus istri orang itu, Ran..!” kata Pak Towadi, “Eeh, ini malam Jum’at, kan..? Pas kuat-kuatnya ilmuku hi hi?!!!” kudengar Pak Deran tertawa ditahan pelan, “Dicoba aja.., yok…, barangkali Bu Yati mau…!” kata Pak Deran.
Kuingat Pak Towadi orangnya hitam agak tinggi dengan badan kekar serta Pak Deran orangnya tambun pendek, keduanya berusia 50 tahunan lebih, aku bergidik juga mendengar perkataan mereka tentang istipsu tadi, mereka penduduk orisinil daerah itu, populer sangat doyan dengan perempuan, bahkan mereka sempat bercerita saat aku jaga malam, kalau sempat membikin pedagang jamu yang bertubuh bahenol, yang tidak jarang keliling dua minggu sekali di daerah tempat tinggalku, sempat dibangun hampir tidak bisa berlangsung sebab digilir mereka berdua, dimana saat itu pedagang jamu itu tetap perawan serta hingga saat bercerita malam itu, pedagang jamu itu tetap tidak jarang meminta terhadap mereka berdua untuk menggilirnya, biarpun kini telah bersuami, katanya tidak sempat puas dengan suaminya yang tetap muda, bahkan pedagang jamu itu sempat meminta mereka berdua datang ke rumahnya.
“Kalau telah kena punya kami, pak, …. Waahhh…perempuan tentu malas dengan suaminya serta?..suaminya tidak berkutik kalau kami ada, serta membiarkan kami tidur bersama istrinya dalam satu kamar bersama suaminya”, kata Pak Deran terkekeh kekeh malam itu.
Kemudian kudengar suara bisikan mereka lagi….. “Kamu jangan ngaco, Ran. Telah kelak kelewatan?!” kata Pak Towadi “Keris pusakaku.. ku bawa.. Di…. Ini ..he he he ?!” kata Pak Deran, “kamu jangan, gitu Ran…, orangnya lagian baik…, kasihan suaminya nanti, pinginnya sama kalian aja kelak .. !!” suara Pak Kardi lagi. Sebab perasaanku nggak enak akhirnya kuputuskan untuk keluar serta mereka berdua terkesan kaget menontonku, tapi Pak Deran yang mengangkat keris langsung mencabut kerisnya serta langsung mengarahkan kerisnya padaku serta tiba-tiba gelap menyelimutiku.
Kemudian aku terjaga serta kudapati diriku di tempat tidur kembali, kutoleh pintu kamarku serta kusen kamar serta lantai pintu kulihat semacam membara.
“Eeeecch ?….eeeeccchhh. …eeeeecccchhhh …..!!!! ” kudengar desis istipsu serta akupun turun, tubuhku terasa lemas jadi aku merangkak mendekati pintu kamar serta…… semacam terkena listips beribu ribu volt saat tanganku memegang kunci kamarku hingga aku tersengkur makin lemas semacam karung bersimpuh di depan pintu kamar yang sedikit terbuka itu.
Aku tidak percaya menonton di ruang tamu dari pintu kamar yang terbuka sedikit itu, kulihat istipsu berdiri di depan Pak Deran yang mengangkat selongsong keris sebesar batang kemaluan orang dewasa lebih besar dari lampu TL 40 watt yang ujungnya di arahkan terhadap istipsu yang berdiri, sedangkan tangan yang satunya seolah memelintir di ujung lainnya yang berbentuk huruf U memanjang itu. Kedua tangan Pak Deran saat ini memegang pangkal keris yang melengkung itu serta kedua jarinya memelintir ujung nya serta kulihat istipsu yang berdiri, tubuhnya bergetas serta kembali mendesis
“Heeeggghhh ?..oooooohhhhhhh. ……ooooooohhh hhhhh…. ..!!!!!” Pak Deran bukan lagi semacam memelintir tapi luar biasa narik kedua ujung keris berbentuk U itu serta terkesan istipsu membusungkan dadanya semacam kedua puting susu nya berminat ke depan. “Mmm heeeggggh ?..aaaaaaa… .aaaaduuuuuhhhhh h……!! !!!” istipsu mendesis panjang serta Pak Deran langsung mengulum salah satu ujung U itu serta …. “Paaak ?.paaakkkk… .jaa…jaaangaaa annnnn ?.paaakkkkk.. ….!!!!! ” suara desis istipsu memelas serta tangan kanan istipsu dengan cara refleks memegang payudara kanannya, istipsu mendesis-desis kembali….. “Ummmppff?. Paakkkk….. jaaa….jaaaaang aaaannnn ? paaaakkkk ?..!!!!” istipsu mendesis. Tangan kanan Pak Deran memelintir ujung satunya serta istipsu pun memegang kedua payudaranya kembali yang tetap terbungkus daster serta camisole nya itu.
“EEecccchhhhhhhgggg hhhhh ??!!!!!!!” istipsu mendesah lagi saat Pak Deran memutar selongsong kerisnya jadi pangkal keris berbentuk U itu berdiri, sementara jari-jari tangan kanannya mengelus-elus pinggiran lubang keris itu serta kulihat pantat bahenol istipsu pun bergetar dengan hebat. Pak Deran terus cepat mengelus serta bahkan menggosok lubang keris itu serta istipsu pun mengerang-erang …..
“Paaakk ? paaakkk….suuu. ..suuuuddaaaaahh ? paaakkk ?jangaaan diteruuuuskaaaaan ?.eeeecchghghghghghg h ??.!!!!!”, sementara pantatnya pun bergetar luar biasa serta kedua tangan istipsu memegang pantat bahenol nya yang bergetar luar biasa saat Pak Deran menjilati lubang keris itu serta pantat bahenol istipsu meliuk liuk tidak karuan, kedua tangannya meramas pantat bahenol nya sendiri yang mulai maju mundur saat Pak Deran menyedot nyedot lubang keris itu serta bahkan lidah Pak Deran menjilati lubang itu serta….. “Mmmppfffhhh hghghghgghghg ?.” istipsu terus keras mendesis desis, selangkangan nya terangkat angkat serta mendekati ujung selongsong keris ysng tengah disedot sedot serta dijilati lubangnya oleh Pak Deran.
`Paaaak ? sudddaaaah ngngngngngngng hhhheeeghghghghgh??!!!” istipsu mendesis kedua matanya tertutup serta selangkangan nya berminat ke depan hingga selangkangan nya saat ini mengesek ngesek sarung keris itu.
“Suudddaaaaah paaaak jangaaaaan sudaaah eeeeechghghghg ?.!!!!” istipsu terus mendesis desis. Kemudian Pak Deran menghentikan aksinya. “Diii… , elus lubang kerisku ?!!!” kata Pak Deran terhadap Pak Towadi yang dari tadi bengong, sementara di pangkal selangkangan nya telah menggelembung menunjukkan batang kemaluan nya telah berdiri tegang. Pak Towadi langsung mengelus lubang keris Pak Deran serta kembali…. “Eeeeee….. eeeeee… .eeeeehhhhh. ….eeeecccchhhg hghghg?..! !!!!” istipsu mendesis. “Enak Bu Yati….?” tanya Pak Deran yang berdiri dihadapannya serta selangkangan istipsu tetap menempel di sarung keris itu. Istipsu ngga menjawab, diam saja…… “Ooooo.. tidak lebih enak rupanya?!!!” kata Pak Deran kemudian…. .. “Jaaa….jaaaangaaa nnnn….. , paaakkkk…. ..!!!!” rintih istipsu memelas, “Singkap dastermu, Buuuu……! !!!” perintahnya. “Paaak …..oooohhhhhh. …jaaa.. ..jaaangaaannn ….paakkkk. …..!!!! ” istipsu menghiba. “Ayooo .. nggak usah malu Buuu…. alias biar dirinya yang mencari jalannya sendiri?!” kata Pak Deran.
Semacam diperintah sarung keris itupun menempel di selangkangan istipsu saat Pak Deran melepasnya serta…. “Paak ….jaaa…jaaangaa nnnn…paaaakkkk ?.!!!!” desis istipsu saat sarung itu mulai menggosok selangkangannya kembali, jadi pantatnya pun bergetar kembali. “Dii ?malam ini kami nonton dulu ? biar Mbah Gandul yang nyebokin Bu Yati, malam ini punya dia?lihat Dii ? Bu Yati menaikkan dasternya ? rupanya dirinya telah kebelet….” Kulihat istipsu mendesis-desis serta mengelinjang, sementara kedua tangannya memegang pantat nya sendiri serta luar biasa ke atas dasternya pelan-pelan, jadi mulai tersingkap paha mulusnya.
Terus lama pantatnya terus bergetar cepat serta selangkangannya maju mundur oleh gosokan sarung keris yang di sebut Pak Deran, Mbah Gandul itu. Begitu dasternya tersingkap hingga pangkal pahanya, Mbah Gandul langsung menyusup ke selangkangan istipsu serta ….. “Mmmmmmpppfff ..eeecchhhh ?..bessaaaar ??oooooohhhhhh. ….!!!” desis panjang istipsu. “Telah, Di , kami keluar biar Bu Yati malam ini milik Mbah Gandul?!!!” kata Pa Deran. “Bu Yati, titip Mbah Gandul yaa, selamat menikmati, besok baru kami,… Oh… ya…., besok kan bunda pulang malam?.nggak usah pake BH serta celana dalam ya kalau pulang, kelak dibungkus serta serahkan ke saya di pos kalau pulang? biar lebih enak ?he he he….!!! ” kata Pak Deran sambil meremas payudara istipsu yang berdiri tidak berkutik dengan kedua kakinya yang terkangkang. Merekapun keluar meninggalkan istipsu yang terbengong.
“Mmmpppff ….oooohhhhh. …beee.. ..besaaar ?aaamaaatttt. …!!!!” rintihnya saat kedua orang itu telah pergi. Istipsu pun berusaha duduk di kursi panjang serta rupanya dirinya berusaha luar biasa sarung keris itu keluar tapi….. “Mbaaaah uummppfff oooooohhh… aaammmmpuuunnn. ..mmmbaaaahhh. …. ?..!!!” istipsu mendesis keras. “ooocch masuukkk ke daalaaam eeeccchh gilaaa uummpppfff heeecchhh gilaaa ?uuuccch geliiii aaaccch koook giniiii rasanyaaaaa uumppppccchh ennnnaaaaakkkkckccc hhhh??!!!” serta kulihat istipsu mencengkeram erat sandaran kursi serta pantat nya bergetar keras maju mundur di tempat duduknya serta goyangan pantatnya terus kencang, sementara keringatnya memebanjir serta nafasnya terengah engah
“Eccchhhghghghg mbaaaaah Gaaanduuull ?. akuuuu keluaaaaar ?.!!!” istipsu mengerang saat mencapai orgasme malam itu. Tubuhnya tersungkur miring di kursi panjang serta berbagai saat kemudian kaki nya terkangkang lebar serta tubuhnya bertumpu di kedua tangannya menonton selangkangan nya yang digarap Mbah Gandul kembali itu. Kembali pantatnya bergoyang sementara mulutnya mendesis-desis kenikmatan serta nafasnya memburu keras serta….
“Mbaaah…mmmbbaahh hhh…… ..aaaa… aaaakkuuuuu. .keee…keeeelua aaar lagiiiii ?.!!!!” dirinya mengerang saat mencapai orgasme keduanya serta pantat nya tersentak-sentak. Kemudian dirinya duduk kembali serta berusaha berdiri serta berlangsung menuju kamar, akupun cepat-cepat rebahan di tempat tidur….
“Mas…maaasss. … bangun,….mass. …!!!!” panggil istipsu “Kamu kelihatanya kok kumal dik, tadi… ku dengar ribut-ribut diluar…..! !!” “Maas ?!!!!!” kata istipsu tersipu-sipu, sambil memelukku..
Selang seminggu kemudian, kembali Pak Deran serta Pak Towari mendapat giliran tugas jaga Serta semacam kebiasaan yang lalu-lalu, mereka tentu bakal mampir kerumahku dengan argumen untuk minum kopi. Telah sejak jam 7 malam aku masuk kekamar, dengan pura-pura badan merasa ngga enak. Begitulah kira-kira jam 9 malam, terdengar ketukan pada pintu depan serta terdengar istipsu yang tetap nonton TV diruang tamu membuka pintu depan serta terdengar suara Pa Towari serta Pak Deran… “Selamat bu Yati…. apa bapak tetap bangun…?” “Ohh…bapak ngga enak badan serta telah masuk tidur sejak jam 7 tadi…!!!” terdengar sahutan istipsu….. “Oooo…maaf mengganggu, tapi saya hanya mampir sebentar untuk mengambil kopi saja…!!” “Kalau begitu silakan duduk dulu, saya bakal menyediakan kopi didapur…!” sahut istipsu lagi, sambil berlangsung masuk kedalam.
Sesaat kemudian kudengar suara langkah kaki menyusul istipsu kedapur serta… “Bu Yati, nggak bilang suami bunda kan tentang kejadian yang lalu…. ?..!!!” terdengar suara Pak Towadi. Tidak terdengar suara jawaban dari istipsu. Tidak selang kemudian terdengar suara ribut-ribut tertahan dari arah dapur serta……. “Ooooohhhh.. ..jangan. …Jangaan paak ?!!!!!” terdengar suara menghiba “Kenapa, Bu Yati…? diam saja bu….ntar juga tentu enak kok….!!!” suara Pa Towari kembali. “Jangan pak, ampuun paaak ?.!!!” istipsu terus menghiba, kayaknya Pak Towadi terus mendesaknya, kemudian dengan mengendap-edapa aku turun dari tempat tidur serta mengintip dari lubang-lubang pintu kamar…. serta….terkesan dengan cepat Pak Towadi melompat serta berdiri diantara kedua kaki istipsu yang terkangkang lebar, saat istipsu bakal mengatupkan kedua kakinya. “Tutup selambunya, Ran…!!!” kata nya ke Pak Deran, serta Pak Deran langsung menutup selambu serta pintu rumah. “Ayo?emut kontolku Bu Yati..” kata Pak Towadi tiba-tiba sambil mengeluarkan penisnya yang agak kecil lemas tapi panjang berbintil- bintil semacam buah pace mendekati mulut istipsu.
“Jaaa….jaaangaann nn paaak?.aaampun paaak ??!!!!” istipsu terisak sambil memegang pergelangan tangan Pak Towadi yang menyambak rambutnya serta pantat Pak Towadi maju serta batang kemaluannya yang panjang berbintil-bintil terus dekat dengan mulut istipsu. “Lepas rambut saya paaak…!!!” isak istipsu serta Pak Towadi melepas jambakannya serta istipsu membuka mulutnya yang telah dekat dengan penis Pak Towadi serta istipsu mengulum penis berbintil Pak Towadi. “Sedot Bu Yati ?.wwwuhhh Raan Bu Yati pinter nyedot kontolku ?!!!” kata Pak Towadi ke Pak Deran yang juga mendekati istipsu serta “Sudaaah kelak biar Bu Yati sendiri…!! !” katanya, aku tidak mengerti maksud kata-kata Pak Deran, kemudian Pak Towadi mencabut penis berbintilnya dari mulut istipsu serta mendorong istipsu untuk duduk dibangku panjang yang ada di dapur, sementara dirinya duduk di kiri istipsu, sedang Pak Deran dikanan istipsu. “Bu Yati? gosok punyakmu sendiri ?!!” kata Pak Deran sambil memegang tangan kanan istipsu ke selangkangan nya sendiri.
“Ayooo ?.!!!” kata Pak Deran lirihdan mulailah istipsu masturbasi menggosok serta mengocok bibir vaginanya sendiri hingga akhirnya bunyi kecepak terdengar dari selangkangannya. .. “Itilmu Bu Yati…!!!” kata Pak Deran serta istipsu mengerang sendiri saat memepermainkan kelentiitnya. “Paaak ?!!!!’ istipsu mendesis “Kenapa, Bu Yati…?” tanya Pak Towadi “Paaaak ?.!’ istipsu hanya mendesis “Ran Bu Yati mulai naik niih…. ,!!!” kata Pak Towadi serta Pak Deran pun berdiri serta menuju pintu serta membukanya serta masuk kembali memegang tali serta alangkah terkejutnya aku saat Pak Deran luar biasa Tarzan, kontol herdernya yang setia, yang rutin menemani mereka jaga. Istipsupun terkejut semacamku serta Pak Deran mengunci pintu kembali serta Pak Towadi memegang istipsu yang bakal lari. “Diaam ?” bentak Pak Towadi “Jangaan paaak ?..” istipsu bakal mengatupkan kakinya tapi Pak Deran telah berdiri di depan istipsu serta menahan kaki istipsu serta Tarzan, langsung menyusup di antara kaki Pak Deran yang menahan kaki istipsu serta “Aaaaaauuuuwwwwwww. ……Paaaak ?..!!!!” suara istipsu mengerang saat selangkangan nya yang gundul dijilati Tarzan.
Rupanya si Tarzan telah terlatih merangsang wanita sebab istipsu memegang pinggang Pak Deran yang berdiri di depan istipsu menahan supaya kaki istipsu tetap terkangkang lebar “Eeeccch eeh eeeeeecchchh ?..wwwuuucccggghhh paaaaak aaaahhcchhchchc ?” istipsu mengerang ddan mendesis keras sebab jilatan Tarzan di selangkangan nya. “Gimana Bunda Yati? Enak Bunda Yati?” kata Pak Deran terkekeh kekeh “Paaak ampuuunn adduuuuuuccch aaduuucchh mmmppfsss paaaakkkkzzzzz ? eeh eeh eeeh eh eh?.paakk akuuu wwwwwwuucccch ngngngngngng? ..’ istipsu mengerang keras serta memegang erat pinggang Pak Deran sedangkan pantat bahenol terangakt angkat saat orgasme ketiganya malam itu meledak serta Tarzan dengan ganasnya terus merangsang kelentit, bibir vagina istipsu serta hanya terpaut berbagai menit istipsu mengerang kembali saat mencapai orgasmenya yang ke empat serta tubuh istipsu pun terjatuh di kursi nafasnya mendengus dengus keringatnya mengalir deras namun Tarzan, si kontol herder itu terus merangsang istipsu dengan jilatan jilatan mautnya di bibir vagina istipsu serta kelentit istipsu serta istipsu pun mengejang serta mengerang kembali saat oergasmenya ke lima meledak.
Tubuh istipsu benar benar lunglai serta Pak Deran membalikkan tubuh istipsu yang terkapar di kursi panjang serta luar biasa kedua kaki istipsu yang tertelungkup di lantai serta bertumpu di kedua lututnya jadi istipsu menungging serta Tarzan rupanya telah siap serta batang kemaluannnya yang merah telah membesar serta menegang langsung melompat di punggung istipsu serta Pak Towadi mengarahkan batang kemaluan Tarzan ke liang vagina istipsu serta “MMmmppppfffh paaak jangaaaaan akuuu mnmmmn nn nggaaak mauuu mmmmppfffff .uuuucccch ucccchhh ?!!!!!” istipsu mengerang saat batang kemaluan Tarzan menerobos masuk ke liang vagina istipsu serta kulihat begitu cepatnya Tarzan mengenjotkan pantatnya jadi istipsu tidak lagi bisa mengerang hanya mendesis “wwwhhh wwwwhhhhhw wwhwhhhwhw ?..!!!!” serta bunyi kecepak-kecepak di selangkangan istipsu terus keras “”wwwwhhhhcchh wwwccchhhh ngngngngng ?.!!!” istipsu mengejan saat orgasme serta terus entah hingga orgasme yang keberapa hingga tampaknya istipsu hampir pingsan.
Share: