388cash388cash

Cerita Sex Nikmatnya Mantab Sekali


Kenasibanku berumah tangga dalam faktor materi bisa dikatakan di atas rata-rata. Aku mempunyai rumah yg lumayan besar dengan kolam renang dan taman yg indah di daerah elite Surabaya. Istipsu bernama Ani, ia mempunyai toko pakaian seperti butik di Tunjungan Plaza dan namaku sendiri Freddy, sebagai kepala cabang suatu  bank devisa swasta yg besar.

Setiap hari kita pergi dengan kesibukan masing-masing. Istipsu mengendarai mobil Civic Sport dan aku mempergunakan mobil kantor. Untuk meningkatkan kegiatan dan menjaga bentuk tubuhnya, istipsu mengikuti kursus senam dan aku terkadang mengantarnya apabila kebetulan hari libur. Aku sangat menyayginya.

Di kantor aku populer pendiam dan jarang sekali bersenda gurau dengan bawahanku, bahkan sekretarisku pernah berbicara pada kawannya bahwa aku orang yg frigid dan susah terangsang. Di ruanganku tersedia satu sekretaris keturunan cina tetap muda sekali kurang lebih 23 tahun, Liem Fei namanya.

Dirinya menjadi sekretaris sejak direktur sebelumku, dandanannya lumayan berani dengan rok mini 15 cm kir-kira di atas lutut dan kulitnya putih bersih, tidak jarang kali menggoda pandanganku dengan menyilangkan kakinya bergantian jadi sesekali terkesan pangkal pahanya yg menonjol, tapi itu tidak membikinku berminat.

Bahkan apabila dirinya menyodorkan surat untuk kutanda-tangani tidak segan-segan dirinya datang kepadaku sambil membungkuk dan mata nakalku mencuri pandang pada belahan dadanya yg ranum, maklum belum menikah sih, kadang-kadang timbul watak nakalku ingin menyentuh daging itu, tapi kuurungkan niatku.

Aku ditugaskan ke Jakarta oleh pusat untuk rapat dan laporan setengah tahunan selagi lima hari dan istipsu telah hafal dengan keadaanku. Aku terbukti tidak jarang pergi ke Jakarta untuk urusan seperti itu, tapi pagi ini kelihatan sekali berubah.

Istipsu mempersiapkan kepergianku dengan bahagia dan bahagia, cepat-cepat kutepiskan prasangka kurang baikku. Aku pergi ke bandara dengan mobil kantor sedangkan istipsu pergi ke tokonya.
Urusanku di Jakarta bisa kuberakhirkan lebih cepat dari rencana, hanya 3 hari. Berarti sesuai dengan ijinku aku bisa santai di rumah 2 hari, lumayan. Waktu ini aku pergunakan untuk istAnihat dan mengurus kebun yg menjadi salah satu kegemaranku saat libur bekerja.
Aku mengambil penerbangan jam 08.30 supaya hingga di rumah tdk terlalu siang. Hingga di bandara aku langsung menuju tempat parkir kendaraan. Kulajukan kendaraanku dengan cepat supaya hingga di rumah. Sesampai di depan rumah tidak kulihat siapa-siapa, aku berfikiran bahwa istipsu sedang di tokonya, bakal kujemput biar dirinya terkejut pikirku, namun kuperhatikan pintu garasi agak membuka sedikit. Kendaraanku urung kumasukkan ke dalam.
Aku berlangsung perlahan mendekati pintu psupaya, kulihat terkunci. Dengan kunci duplikat yg kumiliki aku membukanya dan perlahan aku masuk lewat pintu garasi yg terbuka. Kulihat di belakang kendaraan istipsu ada Panther warna merah metalik,
“Mobil siapa ya, seingatku saudara-saudaraku alias saudara istipsu tidak punya mobil seperti itu”, tanyaku dalam hati.
Aku mendekati mobil tersebut dan “Klek” nyatanya Panther merah ini tdk terkunci, aku membuka-buka laci untuk mencari petunjuk pemilik kendaraan tersebut. Dan.. kutemukan kartu anak buah club senam dengan bukti diri pemilik bernama “Ryan” dengan alamat Jl. Semanggi Dalam 73. Cepat-cepat kusalin alamat tersebut dalam notes kecilku.
Kedua anakku terbukti sedang liburan sekolah. Dirinya berlibur di rumah neneknya seminggu yg lalu. Dengan berlangsung mengendap terus kuperhatikan sekeliling rumahku, kudengar suara renyah tawa istipsu di belakang dan sesekali erangan manja. Aku berlangsung mendekati suara itu, dengan mengintip sekelilingnya, akhirnya aku pernah terkejut dibuatnya.
Melewati kisi-kisi pintu garasi kulihat dengan jelas ke arah kolam renang ada 2 makhluk berlainan tipe sedang bercanda mesra. Dirinya merupakan istipsu Ani dengan lelaki yg sesuai dalam gambar kartu anak buah senam dan cerita kawanku Wenny.
Hatiku panas menontonnya, Ani dengan menggunakan pakaian renang mini hanya menutup payudara dan vaginanya saja, sedangkan Ryan mempergunakan celana renang kecil mirip CD. Mereka berdua asyik sambil berlari. Mereka menceburkan diri kemudian berbalik minum dan saling berbincang.
Kulihat Ani merapatkan duduknya pada Ryan dan seusai bercakap-cakap sebentar tangan Ryan menggelitik pinggang Ani, dirinya menggelinjang sambil mendesah
“Ampun Wis.. lepaskan geli nih..” pintanya, sementara tangan Ryan terus mengucek pinggang Ani yg ramping.
Ani terus menggelayut manja pada Ryan dan peluang ini tdk disia-siakan oleh Ryan dengan memeluk dan mengulum mulut Ani yg ranum. Aku jadi terus panas menonton adegan ini. Kuperhatikan terus mereka sambil menahan panas hati yg terus membara. Kulihat tangan Ryan terus berani mengelus seluruh tubuh istipsu, saat ini istipsu tidur dipangkuan Ryan sementara mulut Ryan tdk lepas dari mulut istipsu.
Dibiarkannya tangan Ryan menelusuri payudaranya yg ranum, Ani membawa dadanya tinggi-tinggi jadi tangan Ryan sukses menyusup di belakang pinggang Ani dan melepas pengait BH-nya, Ani tergolek hanya dengan menggunakan celana dalam saja. Kuperhatikan dari jauh tampak tubuh Ani yg mulus dengan payudara mencuat dan pentilnya menonjol merah kecoklatan ditimpa tangan Ryan yg kecil hitam dan berbulu kontras sekali.
Aku dengan cara tdk sadar mulai terangsang juga menonton mereka berdua yg terus menjadi-jadi, mulut Ryan menelusuri seluruh lekuk tubuh Ani dan Ani terus menggelinjang tidak menentu. Mulut Ryan berhenti pada puting susu Ani dan dihisap-hisap seperti bayi kelaparan sedangkan tangannya tidak berhenti pada pinggang saja terus bergerak tiap centimeter pada kulit halus Ani. Aku terus senewen dibuatnya, kupegang penisku mulai mengeras juga menonton adegan gila tersebut.
Terus lama tangan Ryan terus berani, perlahan dimasukkan kedalam CD Ani dan diuceknya vagina Ani. Tangan kecil hitam dan berbulu tersebut saat ini tenggelam dalam vagina Ani. Tali pengait CD di pinggang ditarik keras oleh Ryan dan saat ini aku juga jelas menonton Ani tidur telentang tanpa busana, sesaat Ryan memandang penuh kekaguman tubuh putih mulus dengan buah dada besar bergoyg dan bulu vagina lumayan lebat hitam dan keriting dan mata Ani terpejam pasrah.
Tdk menantikan lama, tangan Ryan memegang dua lutut Ani dan merenggangkannya, jadi tampak jelas daging kecil merah di tengah vagina Ani, dan Ryan mulai menjilati dengan rakus. Ani terus menggelinjang merasakan ulah Ryan. Dijulurkan lidahnya memasuki celah vagina yg membasah, Ani membawa pantatnya tinggi-tinggi saat mulut Ryan manjauhi vaginanya seakan Ani tdk rela mulut Ryan menjauh dari vaginanya.
Tak lama kemudian Ani bangun dan mendorong Ryan untuk tidur, Ani mulai merayap pada tubuh Ryan yg kurus, diciuminya Ryan menyeluruh dari mulut hingga dada, mulut Ani terus menjalar ke perut sementara tangannya menuju CD Ryan, diusapnya perlahan dari luar kemaluan Ryan dan Ryan menggelinjang.
Tangan Ani hebat keras CD Ryan dan kulihat kemaluan Ryan berdiri tegak menantang, aku terkejut juga menonton ukurannya, Ryan yg orangnya kecil ukuran kemaluannya hebat panjang dan besarnya kuperkirakan 22 centimeter sedangkan tangan istipsu mulai mengocok turun naik.
Kemaluan Ryan tdk bisa digenggam semua oleh Ani. Sambil mengocok Ani memandangi kemaluan Ryan dengan kagum dan mulut yg tidak henti mendesah. Tanpa membuang waktu lagi mulut Ani maju menelungkupi kemaluan Ryan, tapi sayang mulut mungil itu tidak mampu menampung kemaluan yg membonggol, dipaksakannya mulut Ani mengulum tapi tetap tidak bisa.
Akhirnya hanya kepala dan sebagian kemaluan yg sukses tenggelam dalam mulut Ani. Telur kemaluan tidak lepas dari jilatan lidahnya, kulihat gerakan tubuh Ryan mulai tidak beraturan, dan akhirnya Ani mengambil inisiatif dengan memegang kepala kemaluan Ryan, diarahkan kevaginanya dan Ani dalam posisi di atas menduduki paha Ryan.
Ani berusaha memasukkan semua tahap milik Ryan. Faktor itu kulihat dari kesungguhannya dalam menuntun kemaluan Ryan menuju celahnya. Dengan setengah menjerit kudengar Ani sukses. Saat pantat Ani naik kulihat celah vaginanya seolah mau ikut keangkat sebab terbebani olah kemaluan yg begitu besar. Sambil meringis Ani mulai menggerakkan pantatnya cepat-cepat dan..
“Ahh.. enngghh.. szztt”,
Kudengar juga suara kecipak, kelihatannya vagina Ani telah banjir, tapi Ryan tetap senyum-senyum saja menonton ulah Ani yg menggila. Aku jadi tdk betah, cepat-cepat kukeluarkan kemaluanku dan kuelus sebentar, kiranya spermaku telah muncrat keluar, sambil kupandangi kemaluanku dan kubandingkan, jauh sekali dengan milik Ryan, makanya istipsu tergila-gila kepadanya.
Kini istipsu dalam posisi menungging sementara Ryan asyik memegang pinggul dan meremasnya sambil menyodok-nyodokan penisnya keras-keras ke vagina Ani lewat belakang, aku jadi senewen, kenapa Ryan bisa sekuat itu, padahal aku cuma lima kali keluar masuk telah bubar.
Kulihat butir-butir keringat istipsu meleleh rata di tubuhnya, akhirnya kulihat Ani berbalik, ditariknya keluar penis Ryan, dikocok dan dikulumnya lagi sambil mulutnya tetap bergumam.
Ryan berteriak dan kusaksikan mulut Ani penuh dengan sperma Ryan dan Ani tetap terus mengocoknya. Mulut itu tetap tetap menjilat dan membersihkan sperma dengan rakus. Seusai bersih barulah Ani tersenyum dan Ryan memeluknya.
Aku jadi bimbang dan cepat-cepat aku ke kendaraan untuk kembali ke kantor, perdiksiku suntuk, tidak kusangka Ani tergila-gila dengan penis besar milik Ryan.

Share: