388cash388cash

Cerita Sex Petualangan Perjaka Dan Perawan


Ini pengalaman pertama seks saya dgn wanita. Mungkin saya keterlaluan sekali menurut anda, tp itulah kenyataannya. Sebelumnya nama saya Leo (singkatan), umur saya 25 tahun, baru saja lulus kuliah di Malang. Kejadian ini sebetulnya baru berbagai minggu yg lalu, jadi saya tetap ingat jelas ucapan serta lakukanan saya saat itu. Waktu itu terbukti kebetulan orangtua serta kakak saya ada resepsi keluarga di Jakarta yg lumayan lama, jadi saya kebagian tugas untuk menjaga rumah kakak saya yg kosong. Saya sdh lupa hari apa waktu mengetahui gadis itu tp yg jelas sehari seusai mereka semua pergi ke Jakarta.
Hari sdh menjelang siang waktu saya baru saja bangun tidur, seusai mandi saya bergegas pergi pulang ke rumah (rumah orangtua) untuk makan pagi, sebab saya malas untuk masak sendiri di sini (tempat kakak), sedangkan di rumah orangtua saat ini hanya tinggal pesuruh saja yg menyiapkan semua sarapanku. Berakhir sarapan, semacam biasa saya duduk santai di teras depan rumah sambil membaca koran Jawa Pos, terbukti semenjak lulus kuliah keseharian saya cuman santai saja sambil cari peluang kerja, maklumlah lagi Krismon. Paling-paling tiap hari rutinitas saya cuma s urfing Internet di rumah, alias main game, alias jg nonton film VCD kalau kebetulan sohib saya pinjam dari rental.
Terus terang mungkin saya ini termasuk maniak seks, soalnya nggak bosen-bosennya rasanya surfing persoalan seks di Internet (BubblegumTV, babylon-x, dll). Saya rutin terangsang dgn segala liputan seks, saya rutin membayangkan kepingin senggama dgn bintang-bintang wanita cantik semacam yg ada di VCD alias perempuan cantik yg kebetulan saya temui di mal alias plaza, padahal selagi saya pacaran alias berteman dgn wanita nggak sempat namanya cium bibir, pegang paha alias toket apalagi hingga petting alias senggama.
Yaah, paling-paling cuma pegang tangan, saling peluk, nggak lebih, swear! Nggak tahu yaah, tp rasanya waktu bersama mereka, saya justru malah kasihan sekali serta sayang, nggak kepingin melukai perasaan mereka, soalnya kalau sdh nafsu saya ngeri kalau lupa diri. Ngeri kalau dituntut nikah nantinya. Nah, hingga akhirnya saya putus dgn pacar saya serta lulus kuliah, saya belum bisa gantinya jg hingga sekarang.
Saking asyiknya baca koran nggak terasa hari sdh terus siang serta saya tidak menyadariitu hingga akhirnya ada suara cekikikan menggodaku, “Cowook..”, saya agak kaget serta menonton siapa yg ngomong tadi, eeh nyatanya ada serombongan 3 orang perempuan anak sekolah yg lewat depan rumahku. Mungkin lagi pulang sekolah pikirku, aahh sialan nyatanya yg menggodaku tetap anak SMP, kelihatan dari rok seragamnya yg berwarna biru tua.
Tp iseng kuperhatikan wajah mereka satu persatu, cewek yg pertama biasa saja, yg kedua nggak cakep jg, tp cewek yg ketiga eiits.. mukanya manis jg, mirip salah satu vokalis bening, entah siapa namanya. Alamak kupikir, ia tersenyum manis kepadaku serta kubalas senyumannya. mm.. manis sekali dirinya meski tetap SMP tp tubuhnya lumayan besar serta bongsor dibanding kedua kawannya yg agak kurus. Ia berlangsung bersama kedua kawannya sambil cekikikan serta saling berbisik.
Wah, laku jg aku sama anak SMP pikirku, mungkin tampangku tetap imut-imut. Sepeninggal mereka saya jadi nggak bisa tenang, teringat terus sama cewek SMP yg paling manis tadi. Anehnya, hanya memikirkannya saja tanpa terasa batang k0ntolku mulai cenut-cenut persis kalau aku sedang nonton BF, tegang. Ampuun pikirku, aku kok terangsang sama anak SMP kenal saja nggak.
Tiba-tiba saja muncul pikiranku untuk berci nta denganya, gila pikirku. Saya berusaha untuk menghapus pikiran kotor tersebut tp toh tetap saja nggak bisa melupakan bayangan wajahnya.
Baiklah, dlm hati akhirnya aku berniatan untuk berkenalanan dgn cewek SMP tadi besok siang, mudah-mudahan saja dirinya lewat sini lagi pikirku. Keesokan harinya, sejak pagi aku sdh nongkrong di teras depan rumah nungguin dia, sambil baca koran sesekali aku menonton keluar psupaya jangan-jangan dirinya sdh lewat. Lama sekali aku menantikan dia, khawatir kalau-kalau dirinya nggak lewat sini lagi. Tp akhirnya tidak lebih lebih jam setengah satu siang (hampir putus asa), kulihat ada seorang cewek anak SMP pastinya mulai melalui jalan depan rumah.
Segera aku meloncat dari kursi serta melongok keluar psupaya, sambil pura-pura membuang bekas sobekan koran ke tempat sampah serta aku melirik ke samping, apa terbukti benar dirinya yg lewat. Eiits, nyatanya benar, mana pulang sendirian lagi, sungguh kebetulan sekali pikirku. Alamak manis sekali dia, kulitnya putih mulus lagi, wajahnya imut-imut sekali sebab terbukti tetap ABG, hidungnya kecil bangir lucu sekali, sedang rambutnya lurus panjang sebahu. Tubuhnya mesikipun agak kecil tp tdk kurus serta kelihatan seksi sekali, serta yg gemesi gundukan bulat di dadanya itu yg kelihatan agak besar dibanding tubuhnya yg kecil jadi kelihatan sekali seragam sekolahnya itu agak mendesak ke depan di tahap dadanya. “Waah.. nih cewek nyahoo jg buat ngesex”, pikirku ngeres.
Dia agak kaget waktu menontonku tiba-tiba nongol keluar psupaya, serta dirinya sedikit salah tingkah sewaktu merasa dirinya kuperhatikan. Untung saja dirinya nggak tahu pikiranku yg ngeres, kalau tahu bisa-bisa dirinya lari ngibrit barangkali. Sambil tersenyum manis kusapa dia.
“Hai.. dik, pulang sekolah yaach.., sapaku seramah mungkin sambil tersenyum. Ia mendelik kaget mungkin tidak menygka aku bakal menyapanya.”
“Ehi, iya Mas ..” katanya. Kelihatan sekali dirinya gugup waktu menjawab pertanyaanku. Mungkin saja dirinya malu soalnya kemarin ia sempat menggodaku, rasain!
“Kok pulangnya sendirian sih dik, temennya mana yg kemaren?” aku pura-pura polos.
“Eeh i..itu a..anu Mas.. saya pulang dulu Mas..” jawabnya makin gugup. Langkahnya jadi ragu untuk terus.
Aku pun segera beranjak berdiri di de pannya. Peluang pikirku.
“ooh.. jadi sendirian nih.. sekolahnya dimana sih dik..?” pura-puraku terus.
“Itu di situ Mas.. SMP Setia Budi.” Dirinya terus salah tingkah menontonku berdiri di hadapannya, sekaligus menghadang langkahnya.
“Ooo.. SMP Setia Budi yg di depan situ yaach.. terbuktinya kelas berapa sih dik..” tanyaku terus mekegunaaankan peluang.
“Mmph a..anu anu kelas dua Mmas..”, jawabnya sedikit malu.
Wajahnya sedikit memerah, tetapi jadi terus manis saja kelihatannya. Bibirnya yg merah serta mungil tersenyum malu sambil menunjukan giginya yg putih.
“Iiih.. adik ini kok kelihatannya malu-malu sih, terbuktinya adik nggak suka bicara sama saya yaach”, pancingku.
“Ooh.. nngg.. nggaak kok Mas..” jawabnya sambil tersenyum manis. Makin berani nih anak, keren pikirku.
“Mmh.. Mas boleh kenal nggak sama adik”, pancingku kemudian.
“mm..” Ia nggak menjawab, tp senyumnya terus manis serta kedua tangannya saling meremas sambil diluruskan ke bawah tersipu malu.
“mm.. mm.. mm..”
“Kok cuman mm.. saja sih he.. he.. ya sdh deh kalau nggak boleh, Mas khan cuman nanya kalau..”
“mm.. Indri Mas”, tiba-tiba ia memotong ucapanku sambil tersenyum manis pastinya.
“Ooo.. Indri toh, namanya keren banget yaa.., oya kenalin deh namaku Leo”, sahutku sembari kuulurkan tanganku kepadanya.
Semula ia agak ragu, tetapi akhirnya ia meraih tangan kananku. Kujabat erat tangannya yg agak mungil, halus sekali cing, kaya tangan cewekku dulu.
“Mas Leo rumahnya di sini yaach..” tanyanya makin berani.
“Iyaa.. terbuktinya kenapa?”
“Nggak kok, nggak sempat kelihatan sih Mas?”
“Kamu jg nggak sempat kelihatan, kok nanya?” candaku. Ia tertawa kecil, aku pun ikut tertawa.
Begitulah, tdk usah tidak sedikit cerita pembaca sekalian, semenjak itu aku serta dirinya terus bersahabat serta setiap hari rutin janji ketemu di depan rumahku. Biasanya selepas pulang sekolah, aku pasti mengajaknya mampir dulu ngobrol di rumahku dulu, yg nyatanya terbukti ia tetap tetanggaku sendiri yg hanya berjarak kurang lebih 500 meter dari rumahku. Sebab kebetulan rumahku sedang kosong hanya pembantuku saja yg tinggal sementara orangtuaku sendiri belum pulang, faktor ini seakan menjadikan peristiwa bagiku untuk lebih mengakrabinya.
Mesikipun usiaku serta dirinya tidak sama sangat jauh, sebab dirinya tetap 14 tahun tetapi itu bukan menjadi persoalan bagi kami untuk saling bertukar pikiran. Nyatanya dirinya malah kupikir terlalu dewasa untuk seusia dia, faktor itu terbukti waktu pada hari kelima semenjak aku mengetahuinya, hari itu Sabtu sepulang sekolah sengaja aku menjemputnya pulang dari sekolahnya.
Indri tampak kaget menontonku berada di depan sekolah, tetapi kemudian ia jadi gembira sekali sewaktu kubilang aku ingin menjemputnya serta mengajaknya jalan-jalan. Ia mengetahuikanku pada kawan-kawan ceweknya yg lain, tp mana aku peduli wong kawannya tetap kelihatan aroma kencur semua he.. he.. Akhirnya seusai aku meng antarnya pulang berganti baju, serta sekedar berbasa-basi bersilat lidah dgn mamanya, aku segera cabut membawanya ngeloyor keliling kota naik motorku.
Tetapi itu cuma basa-basiku saja, sebab nggak hingga setengah jam, lalu ia kuajak pulang ke tempat kakakku yg terbukti jg kosong. Rencanaku terbukti sebelum orangtuaku pulang bersama saudara laki-lakiku, aku ingin lebih leluasa berkencan ria dgn Indri. Pertimbanganku di rumah orangtua sebab tempatnya di kampung yg ramai tidak hanya itu jg ada pembantu, jadi nggak enak dong kalau mengundang Indri ngobrol di kamarku umpama, bisa-bisa aku kena lapor orangtua, sedang tempat kakakku ada di daerah perumahan yg relatif sangat sepi sebab terbukti penghuninya tidak sedikit yg kosong. Jadi dgn demikian aku bisa leluasa berbuat apa saja bersama Indri.
Terus terang seminggu ini terbukti pikiranku lagi suntuk serta buntu, faktor ini rutin terjadi bila nafsu seks-ku tidak terlampiaskan. Maklum saja biasanya aku rutin ber-o-i-nani-keke bila terangsang, tetapi semenjak aku mengetahui Indri, aku jadi malas untuk berbuat faktor memalukan itu, aku jadi ingin merasakan seks sesungguhnya yg selagi ini aku belum sempat merasakannya sama sekali. Saat ini peluang itu seolah sudah datang, yg semestinya semenjak dulu aku lakukan. Aku rugi kenapa dulu tidak kuajak saja pacarku untuk ngesex, toh ia pasti mau melakukannya, sebab pacarku sangat mencintaiku. Sekaranglah saatnya aku wajib melepaskan fantasi-fantasi semu itu.
Aku tahu mesikipun tetap SMP Indri sudah naksir berat padaku, akupun begitu padanya mesikipun hanya sekedar sebatas sayang padanya. Aku belum bisa mencintainya, sebab bagaimanapun jg ia tetap sangat muda serta ia pasti belum paham pengertian cinta sesungguhnya. Bagiku ia hanya sekedar tempat share suka serta canda. Waktu sdh menunjukkan p ukul dua siang ketika kami berdua hingga di perumahan TS (singkatan) di sebelah utara kawasan kota Malang (Belimbing), tempat kakak laki-lakiku tinggal yg sedang kosong itu. Seusai menutup psupaya depan, segera kuajak Indri yg langsung menggelayut manja di sampingku untuk masuk ke dlm rumah.
Menonton ulahnya yg menggemaskan itu tanpa terasa batang k0ntolku cenut-cenut mulai ereksi lagi. Aku segera memeluk tubuh bongsornya yg seksi itu serta dgn sedikit bernafsu segera kusosor saja pipinya yg putih mulus itu dgn bibirku. Indri sangat terkejut menonton ulahku, ia segera menepiskan pipinya dari bibirku, aku jadi nggak enak dibuatnya.
“Eeeh.. Mas Leo.. kok gitu sih ..” Indri memandangku sambil melotot seakan menghakimiku.
Tetapi aku bisa segera mengendalikan diri, sambil tersenyu m manis aku segera meraih tangannya serta kutarik masuk ke dlm rumah. Seusai menutup pintu terasa sekali di dlm suasana agak remang-remang sebab terbukti pagi tadi sebelum balik ke rumah orangtua, gorden sengaja tidak kubuka untuk jaga-jaga saja, sapa tahu ada maling.
Sambil tetap kupegang tangannya erat-erat, kutatap wajah manisnya yg sangat innocen itu, wajahnya tetap cemberut serta kelihatan marah, tp aku tahu bagaimanapun jg selagi 5 hari ini aku sdh yakin kalau ia naksir berat kepadaku serta pasti ia sangat sayang kepadaku. Ini adalah senjata utamaku untuk memperoleh dirinya.
Sambil tetap tersenyum manis aku mengatakan padanya.
“Indri.. itu tadi berarti Mas Leo sayaang sama Indri, apa nggak boleh Mas Leo ngasih sun sayang?” rayuku.
“Mm.. Mas Leo gitu sih”, Indri seakan tetap merajuk kepadaku, ia hebat lepas tangannya dari genggamanku serta berlangsung menuju ke sofa ruang tamu.
Badannya yg hanya dengan tinggi bahuku itu digoyangkan kesal, sedangkan pinggulnya yg bulat kelihatan seksi sekali sebab ia menggunakan celana ketat dari kain yg lumayan tipis berwarna putih jadi bentuk bokongnya yg bulat padat begitu kentara, goyangan pinggulnya sangat.. sangat menawan serta bahkan saking ketatnya biasanya celana dalamnya hingga kelihatan sekali berbentuk segitiga. Pantatnya yg bulat serasi dgn kedua pahanya yg seksi, sedang kedua kakinya kelihatan agak kecil, maklum tetap ABG tp menawan sekali pokoknya.
O.. iya sekedar pembaca tahu, saat itu yg saya tdk bisa lupa ia mengenakan baju kaos putih ketat serta polos jadi aku bisa menonton jelas bentuk toketnya yg mesikipun tdk sebesar punya pacarku dulu, tetapi kelihatan sangat kencang sekali, bundar semacam buah apel tp pasti saja lebih besar dari itu, kaosnya yg lumayan tipis membikin behanya yg mungil terpampang jelas sekali serta jg berwarna putih, begitu pula dgn celana panjangnya yg jg ketat berwarna putih kecoklatan hingga ke mata kaki. Pokoknya baju serta celana yg ia kenakan sangatlah nge-trend serta seksi sekali, jadi terus terang justru kelihatan jadi sangat merangsang sekali, itulah yg salah satu aku khawatirkan saat ngeluyur ke plaza tadi.
Tidak sedikit sekali orang-orang laki-laki pastinya menatap gemas ke tubuh Indri, sebab tidak hanya ia putih serta manis sekali, postur tubuhnya yg mulai berkembang mekar dgn pakaian semacam itu pasti bikin jakun laki-laki naik turun. Malahan aku tadi sempat sewot sebab ada seorang bapak setengah umur yg kebetulan lewat di samping kami di plaza sempat memelototi tubuh Indri dari atas hingga ke bawah. Terbukti saat itu Indri sangatlah pamer body, nyahoo deh pokoknya.
Aku saja sempat tegang di plaza tadi gara-gara cewekku itu apalagi orang lain. Indri menghempaskan pantatnya di sofa, aku menyusulnya segera serta duduk rapat di sampingnya, kupandangi wajahnya dari samping seakan-akan tetap marah, bibirnya yg mungil kelihatan basah serta ranum berwarna kemerahan tanpa lipstik. mm.. ingin rasanya aku mengecup serta mengulum bibirnya yg menawan itu.
“Indri sayang..” rayuku terus nekat.
“Mas Leo boleh khan cium bibir kamu, say..”
“iih.. Mas Leo ahh..” Indri terus merajuk, tp aku tahu pasti itu hanya sekedar pura-pura. Aku jadi terus berani serta bernafsu.
“Indri sayang, terus terang.. mm.. hari ini Mas Leo kepingin bersama Dik Indri, Mas Leo ingin memberbagi rasa kasih sayang Mas sama Dik Indri, asal Dik Indri mau memberbagi apa yg Mas inginkan, maukan sayang?”
Tanpa aku sadari kata-kata itu meluncur begitu saja, antara kaget serta heran dgn ucapanku sendiri seakan-akan ada setan lewat yg memaksaku untuk mengatakan itu.
Sementara itu mata Indri membelalak kaget ke arahku, mukanya yg manis malah jadi kelihatan lucu. Bibirnya yg mungil merah merekah serta tampak basah.
“Maass..” Hanya kata itu yg diucapkannya, selanjutnya ia hanya memandangku lama tanpa sepatah katapun.
Aku mengambil inisiatif dgn menggenggam erat serta mesra kedua belah tangan mungilnya yg halus mulus.
“Dik Indri sayang.. percayalah apapun yg Mas katakan, itu bentuk rasa cinta serta kasih sayang Mas sama kalian say, percayalah.. Mas mengharapkan bukti cintamu sekarang”, Berakhir mengatakan begitu nekat kudekatkan mukaku ke wajahnya yg amat manis itu, dgn cepat aku mengecup bibirnya dgn lembut. Ah, bibirnya begitu hangat serta lembu t, terasa nikmat serta maniss, mm.. hidung kami bersentuhan lembut jadi nafasnya kudengar sedikit kaget, tetapi Indri sama sekali tidak memberontak, kukulum bibir bawahnya yg hangat serta lembut, kusedot sedikit, mm nikmat, baru pertama hari ini aku mengecup bibir perempuan, enaakk nyatanya.
Lima detik kemudian, kulepaskan kecupan bibirku dari bibir Indri. Aku ingin menonton reaksinya, nyatanya saat kukecup tadi ia memejamkan kedua belah matanya, dgn mata redup ia memandangku sedikit aneh tetapi wajah manisnya begitu mempesonaku, bibir mungilnya yg kukecup tadi tetap setengah terbuka serta basah merekah.
“Bagaimana sayang.. kau bersediakah? demi aku cintamu”, rayuku sambil menahan nafsu birahi yg menggelora.
>Tanpa Indri sadari batang k0ntolku sdh tegang tidak terkira, sakitnya terpaksa kutahan sekuatnya, sebab posisi batang k0ntolku sebelum ereksi ke arah bawah serta aku tidak sempat membetulkannya lagi tadi saat kukecup bibir Indri, jadi begitu yg sewajibnya dlm keadaan leluasa mengacung ke atas saat ini hanya bisa mendesak-desak ke bawah tanpa bisa bergerak ke atas. Cenut.. cenut.. cenut.. sakit rasanya. Aku berusaha mengecup bibirnya lagi sebab aku tidak tahan dgn nafsuku sendiri, tetapi dgn cepat Indri melepaskan tangan kanannya dari remasanku, dadaku ditahannya dgn lembut. Mulutku yg sdh kepingin nyosor bibirnya lagi jadi tertahan,
“Mass..” Indri berbisik lirih, tatapannya kelihatan sedikit takut serta ragu.
“Indri sayang.. percayalah sama Mas”, hanya kalimat itu yg terucap selanjutnya aku bimbang sendiri mau ngomong apa, pikiranku sdh buntu oleh nafsu.”
“Tp mass, Indri takut Mas”,
“Takut apa sayang, katakanlah”, bisikku kembali sambil kuraih tangannya kembali ke dlm genggamanku, sementara tanpa sadar kubasahi bibirku sendiri tidak sabar ingin mengecup bibir mungilnya lagi.
“A..aanu, Indri takut Mas Leo kelak meninggalkan Indri”, bisiknya sedikit keras di telingaku, tatapannya tampak terus ragu.
Kugenggam kuat kedua tangannya lalu secepat kilat kugerakkan mukaku kedepan serta “Cuupp..” kukecup sekilas bibirnya sambil berujar,
“Indri sayangku, Mas Leo terus terang tdk bisa menjanapabilan apa-apa sama kalian tp percayalah Mas Leo bakal membuktikannya kepadamu, Mas bakal rutin sayang sama Dik Indri”, bujukku untuk lebih meyakinkannya.
“Tp Mas..” bisiknya tetap ragu. Aku tersenyum, nih cewek kuat jg mentalnya, nggak langsung terbawa nafsu.
Dulu pacarku saja baru kupeluk sebentar pasrahnya sdh setengah mati, kalau aku minta keperawanannya pasti dikasihnya, aku yakin itu.
“Indri.. percayalah, apa Mas butuh bersumpah sayang, kami terbukti tetap baru kemarin hari kenal sayang tp percayalah yakinlah sayang kalau Tuhan menghendaki kami pasti rutin bersama sayang”, rayuku menenangkan perasaannya.
“Lalu kalau Indri.. hingga ha.. hhaamil gimana mass?” ujarnya sembari menatapku takut-takut dlm keraguan.
Dlm hati aku tersentak kaget, nih cewek kok tahu yah kalau maksud sebenarku terbukti ingin bersebadan denganya. Kebetulanlah pikirku, nggak butuh aku berpura-pura lagi.
“Aah, jangan khawatir sayang, Mas bakal bertanggung jawab semuanya kalau Dik Indri hingga hamil oleh Mas yah Mas pasti mengawini Dik Indri secepatnya, bagaimana sayang?” bisikku terus tidak sabar.
Batang k0ntolku makin cenut-cenut tidak hanya sakit sebab salah posisi jg terasa makin membesar saja, bayangkan saja aku merasa sdh tinggal selangkah lagi keinginanku terpenuhi, bayangan tubuh mulus, telanjang bula, pasrah, siap untuk diperawani, siap untuk digagahi, tetap ABG lagi, ahh alamak seandainya.
Tanganku bergerak terus berani, yg tadinya hanya meremas jemari tangan saat ini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan hingga ke bahu lalu kuremas lembut. Kupandangi gundukan bulat menantang ba k buah apel Malang dari balik baju kaosnya yg ketat, BH putihnya yg kecil menerawang kelihatan penuh terisi oleh daging lunak yg sangat merangsang. mm.. jemari tanganku gemetar menahan keinginan untuk menjamah serta meremas gundukan toket montoknya itu.
oohh.. serta kulirik Indri, nyatanya ia tetap memandangku penuh keraguan tetapi aku yakin dari tatapan mataku ia pasti bisa menonton alangkah diriku sudah dilanda oleh nafsu birahi yg menggelora siap untuk menerkam dirinya, menjamah tubuhnya, meremas serta pada akhirnya pasti bakal menggeluti dirinya luar dlm hingga puas. Aku berusaha tetap tersenyum, tetapi bisikan setan-setan burik di belakangku seakan menggelitik telingaku untuk berbuat lebih nekat, ayo.. Ar perkosa saja, jangan tunggu lama-lama, hik.. hik.. hik.., begitulah kira-kira yg kudengar.
Sialan pikirku, sedemikian ngeresnya otakku kah? Lalu kulihat bibir Indri bergerak perlahan,
“Mas.. Mas Leo wajib janji dulu sebelum..” ia tidak melanjutkan ucapannya.
“Sebelum apa sayang, katakanlah”, bisikku tidak sabar. Saat ini jemari tangan kananku mulai terus nekat menggeraygi pinggulnya yg sedang mekar itu, ketika jemari merayap ke belakang kuusap belahan pantatnya yg bundar lalu kuremas gemas. Aduuh Mak, begitu lunak, hangat serta padat.
“aahh.. Mas”, Indri merintih pelan.
Batang k0ntolku makin cenat-cenut tidak karuan, sakitnya nggak bisa diceritakan lagi , begitulah kalau salah posisi, mana tegangnya sdh nggak terkontrol lagi. Sementara setan-setan burik di belakangku mulai berjoget sertagdut, terlenaa.. kuterlenaa.. persis kayak suara Ike Nurjanah.
“Iiih.. Mas aah mmas.. Indri rela menyerahkan semuanya asal Mas Leo mau bertanggung jawab nantinya”, Indri berbisik terus lemah, saat itu jemari tangan kananku bergerak terus menggila, saat ini aku bergerak menelusup ke pangkal pahanya yg padat berisi, serta mulai mengelus gundukan bukit kecil bukit kemaluannya.
Kuusap perlahan dari balik celananya yg amat ketat, dua detik kemudian kupaksa masuk jemari tanganku di selangkangannya itu serta saat ini bukit kecil kemaluannya itu sudah berada dlm genggaman tanganku. Indri menggelinjang kecil, saat jemari tanganku mulai meremas perlahan terasa empuk hangat serta lembut. Kudekatkan mulutku kembali ke bibir mungilnya yg tetap basah merekah hendak menciumnya, tetapi kembali Indri menahan dadaku dgn tangan kanannya,
“eehh Mas.. berjanjilah dulu Mas”, bisiknya di antara desahan nafasnya yg mulai sedikit memburu.
Kena nih cewek, pikirku menang.
“Oooh.. Indri sayang.. Mas berjanji untuk bertanggung jawab, aahh.. Mas mengharapkan keperawananmu sayang.. katakanlah”, ucapku terus ngawur serta bernafsu.
Sementara jemari tanganku yg sedang berada di sela-sela selangkangan pahanya itu mulai gemetar hendak meremas gundukan bukit kemaluannya lagi, satu.. dua.. ti.., setan-setan burik di belakangku mulai ramai ngoceh seakan memberiku aba-aba,
“Ba.. baiklah Mas, Indri percaya sama Mas Leo”, bisiknya lemah.
“Jadi..?” bisikku tidak lebih yakin.
“hh.. lakukanlah mass.. Indri milik Mas seutuhnya.. hh..”
Teng.. teng.. teng.. hatiku bersorak girang seakan tidak percaya, kaget campur haru, begitu besar pengorbanannya dgn perkataannya itu.
Tetp sungguh aku tidak sempat menygka bahwa hari ini aku bakal melakukan lakukanan yg mestinya sangat terlarang. Aku tahu nuraniku mengatakan ini sungguh sangat berdosa besar tetp apalah artinya kalau nafsu sudah menguasai serta mengungkungku saat itu, aku lupa diri, serta aku tidak peduli dampak selanjutnya nanti, yg terpikirkan saat itu aku ingin segera menjamah tubuh Indri, merasakan kehangatannya, memesrainya sekaligus merenggut serta merasakan nikmat keperawanannya hingga nafsuku terlampiaskan.
“Benarkah..? ooh.. Indri sayangg.. cupp cupp..” Secepat kilat bibir mungilnya yg hangat merekah kembali kukecup serta kukulum nikmat.
Kuhayati serta kurasakan sepehuh perasaan kehangatan serta kelembutan bibirnya itu, kugigit lembut, kusedot mesra, mm nikmat. Hidung kami bersentuhan lembut serta mesra. Dengus nafasnya terdengar memburu saat kukecup serta kukulum bibirnya lumayan lama, aroma harum nafasnya begitu sejuk di dadaku.
kupermainkan lidahku di dlm mulutnya, persis semacam yg dilakukan para artis Vivid, serta dgn mesra Indri mulai beran i membalas cumbuanku dgn menggigit lembut serta mengulum lidahku dgn bibirnya. aah.. terasa nikmat serta manis saat kedua lidah kami bersentuhan, hangat serta basah.
Lalu kukecup serta kukulum bibir atas serta bawahnya dengan cara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibirku serta bibirnya saling beradu mengecup mesra. Tidak disangka Indri bisa membalas semua kecupan dgn bergairah pula.
“aah.. Indri sayang.. kau pintar sekali, kalian sempat punya pacar yaach?” tanyaku curiga.
Mukanya yg manis kelihatan sayu serta tatapan matanya tampak mesra, sambil bibirnya tersenyum manis ia menyahutiku.
“Mm.. Indri belum sempat punya pacar Mas, ini ciuman Ndri yg pertama kok Mas”, sahutnya polos.
“Kok ciumanmu pintar sekali, jangan-jangan Dik Indri tidak jarang nonton film porno yaa?” godaku.
Indri tersenyum malu, serta wajahnya pun tiba-tiba bersemu merah, ia menundukkan mukanya, malu.
“I..iya Mas.. berbagai kali di video”, sahutnya terus terang sambil tetap menundukkan muka.
Aku tersenyum lega, nyatanya ia tetap real virgin, belum sempat ada cowok yg menyentuhnya tidak hanya aku. Waah.. alangkah beruntungnya aku.
Kedua tangannya malu-malu menutupi selangkangannya.
“Huu.. Mas Leo jorok ahh..” sahutnya malu-malu.
Aku makin gemas serta bernafsu menonton tingkahnya.
“Ayo aahh dik.. Mas sdh kepengen ngerasain nih.. Mas buka ya celana Dik Indri”, kataku nakal.
Dan dgn cepat aku berjongkok di depannya, kedua tanganku meraih pinggulnya yg seksi serta kudekatkan ke arahku. Pada mulanya Indri agak memberontak serta menolak tanganku tetapi begitu aku memandang wajahnya serta tersenyum padanya akhirnya ia hanya pasrah serta mandah saat jemari kedua tanganku mulai gerilya menacri ritsluiting celana ketatnya yg berwarna putih itu. Mukaku persis di depan selangkangannya jadi aku bisa menonton gundukan bukit kemaluannya dari balik celana ketatnya.
Aku terus tidak sabar, serta begitu aku menemukan tali ritsluitingnya segera kutarik ke bawah hingga terbuka, kebetulan ia tidak menggunakan sabuk jadi dgn mudah aku meloloskan serta memplorotkan celananya hingga ke bawah.
Sementara pandanganku tidak sempat lepas dari selangkangannya, serta saat ini terpampanglah di depanku CD-nya yg berw arna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya tetapi aku tidak menonton dari CD-nya yg lumayan tipis itu warna kehitaman sama sekali, berarti alat kelamin Indri tetap belum ditumbuhi rambut sama sekali. Waahh.. aku memandang ke atas serta Indri menatapku sambil tetap tersenyum. Wajahnya tampak memerah menahan malu.
“Mas Leo buka ya.. celana dalamnya”, tanyaku pura-pura.
Indri hanya menganggukan kepalanya perlahan. Dgn gemetar jemari kedua tanganku kembali merayap ke atas menelusuri dari kedua betisnya yg kecil terus ke atas hingga kedua belah pahanya yg putih mulus tanpa cacat sedikitpun, halus sekali kulit pahanya serta begitu seksi serta padat, aku mengusap perlahan serta mulai meremas.
“Oooh.. Mass..”
Indri merintih kecil, kemudian jemari kedua tanganku merayap ke belakang ke b elahan bokongnya yg bulat. Aku meremas gemas disitu. Aahh.. begitu halus, kenyal serta padat. Nyatanya Indri pandai sekali memelihara diri. Ketika jemari tanganku menyentuh tali karet celana dalamnya yg tahap atas, sreet.. secepat kilat kutarik ke bawah CD-nya itu dgn gemas serta sreengg aroma alat kelaminnya langsung menyergap hidungku, mm.. harum.. saat ini terpampanglah sdh daerah ‘forbidden’ itu.
Alamak indahnya bentuk alat kelaminnya itu. Menggembung membentuk semacam suatu  gundukan bukit kecil mulai dari bawah pusarnya hingga ke bawah di antara kedua belah pangkal pahanya yg seksi, sementara di tahap tengah gundukan bukit kemaluannya terbelah membentuk suatu  bibir tebal yg mengarah ke bawah serta tetap tertutup rapat menutupi lubang liang meqinya.
Dan di kurang lebih situ aku tidak m elihat sehelai rambut kemaluan pun. Begitu bersih serta putih alat kelamin milik Indri itu. Aku hanya bisa melongo menyaksikan keindahan bukit kemaluannya serta tanpa terasa kedua tanganku hingga gemetar menyaksikan pemandangan yg baru pertama kalinya ini.
“Oohh.. Indri, indahnya..” Hanya kalimat itu yg mampu kuucapkan saat itu, selanjutnya aku tetap melongo menikmati keindahan sorga dunia milik kekasihku Indri.
Bau yg keluar dari alat kelamin miliknya membikin hidungku jadi kembang kempis menikmati aroma aneh tetapi terasa membahagiakan buatku. Sesaat aku tiba-tiba mendengar suara sreek.. sreek.. di atasku ketika aku mendongak nyatanya kekasihku itu sedang membuka baju kaosnya, belum habis rasa kagetku seusai melemparkan kaosnya sekenanya kedua tangannya lalu menekuk ke belakang punggungnya hendak membuka BH-nya serta tess.. BH itupun terlepas jatuh di mukaku. Puk, langsung aku jatuh terduduk serta hanya bisa melongo menyaksikan pemandangan indah yg lain.
Selanjutnya Indri melepas jg celana serta CD-nya yg tetap tersangkut di mata kakinya, lalu sambil tetap berdiri di depanku mulutnya tersenyum manis kepadaku, mesikipun wajahnya sedikit memerah sebab malu ia berusaha untuk tetap tersenyum. Alamak.. toketnya itu nyatanya terbukti berbentuk bulat semacam buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya puting-puting kecilnya saja yg tampak berwarna merah muda kecoklatan. aah, cantiknya kekasih kecilku ini apalagi kalau sedang telanjang bulat semacam ini, aku tidak menygka tubuhnya yg sedang mekar ini sdh mempunyai keindahan yg sangat sempurna.
” Indri kalian cantik sekali sayang”, bisikku lirih.
Batang k0ntolku terus cenat-cenut tegang tidak karuan. Lalu Indri mengulurkan kedua tangannya kepadaku mengajakku berdiri lagi. Ki ni rasanya kami semacam Adam serta Hawa saja. Bertelanjang bulat satu sama lain semacam kaum nudis saja.
“Mass.. Indri sdh siap, Indri sayang sama Mas, Indri bakal serahkan semuanya semacam yg Mas inginkan”, bisiknya mesra.
Aku merangkul tubuhnya yg telanjang merasa terharu. Badanku semacam kesetrum saat kulitku menyentuh kulit halusnya yg hangat serta mulus apalagi ketika kedua toketnya yg bulat menekan lembut dadaku yg bidang. aah.. aku merintih nikmat. jemari tanganku tergetar saat mengusap punggungnya yg telanjang, begitu halus serta mulus. Aku tidak mampu menahan gejolak nafsuku. Setan-setan burik di belakangku seakan menggelitik batang k0ntolku supaya aku segera menyetubuhinya.
“Aahh.. Indri kami lakukan di kamar yuk, Mas sdh kepingin begituan sayang”, bisikku tanpa malu-malu lagi. Indri tersenyum dlm pelukanku.
“Terserah Mas saja, mau melakukannya dimana”, sahutnya mesra.
Tooiinng.. batang k0ntolku langsung manggut-manggut seolah sangat setuju. Dgn penuh nafsu aku seg era meraih tubuhnya serta kugendong ke dlm kamar. Saat itu aku sempat melirik jam didinding ruangan sdh setengah tiga sore. Waah wajib cepat nih, bisa kemalaman nanti. Kurebahkan tubuh Indri yg telanjang bulat itu di atas kasur busa di dlm kamar tengah, tempat tidur itu tidak terlalu besar, untuk 2 orang pun wajib berdempetan.
Suasana dlm kamar kelihatan gelap sebab terbukti aku sengaja menutup semua gorden supaya tidak kentara dari luar, mesikipun gorden yg berada dlm kamar ini sama sekali tdk menghadap ke jalan umum tetapi menghadap ke kebun di belakang, jadi sebetulnya sangat aman. Aku segera membuka gorden supaya sinar matahari sore bisa masuk, serta benar saja begitu kusibakkan sinar matahari dari arah barat langsung menerangi seluruh isi kamar. Kulihat tubuh Indri yg telanjang bulat kelihatan mengkilap sebab pantulan sinar matahari tetapi tidak hingga menyilaukan mata.
Jantungku berdegup kencang saat kunaiki ranjang dimana tubuh Indri yg telanjang berada, ia memandangku tetap dgn senyumnya yg manis. Aku merayap ke atas tubuhnya yg bugil serta menindihnya, aku tidak sabar ingin segera memasuki tubuhnya.
“Buka pahamu sayang, hh.. Mas ingin menyetubuhimu sekarang”, bisikku bernafsu.
Aku merasakan kehangatan saat kulitku bersentuhan dgn kulitnya yg halus mulus. Toketnya kelihatan sangat kencang serta bundar dgn puting-putingnya yg kemerahan sangat menawan hatiku, tetapi kutahan sementara keinginanku untuk menjamah buah terlarangnya itu.
“Mass..” ia hanya melenguh pasrah saat aku setengah menindih tubuhnya serta batang k0ntolku yg tegang itu mulai menusuk lubang bukit kemaluannya, mencari liang meqinya. Kurasakan bukit kemaluannya terasa lunak serta hangat.
“Aahh..” tanganku tergetar saat kubimbing alat vitalku mengelus bukit kemaluannya yg empuk lalu menelusup di antara kedua bibir kemaluannya.
“Sayang.. Mas masukkan yaah.. kalau sakit bilang sayang.. kalian kan tetap perawan.”
“Pelan-pelan Mas ..”, bisiknya pasrah.
Lalu dgn jemari tangan kananku kuarahkan kepala k0ntolku yg sdh tidak sabar ingin segera masuk serta merobek selaput daranya itu. Indri memeluk pinggangku mesra, sementara kulihat ia memejamkan kedua matanya seolah menantikanku yg bakal segera memasuki tubuhnya. Aku menacri liang meqinya di antara belahan bukit kemaluannya yg lunak, aku tidak bisa menonton lubang meqinya sebab posisi tubuhku yg terbukti tidak memungkinkan untuk itu tetapi aku berusaha untuk mencari sendiri. Kuco ba untuk menelusup lubang bibir kemaluannya tahap atas tetapi seusai kutekan nyatanya jalan buntu.
“Agak ke bawah Mas, aahh tidak lebih ke bawah lagi Mas.. mm.. yah tekan di situ Mas.. aaww pelan-pelan Mas sakiit”, Indri meqiik kecil serta menggeliat kesakitan, tetapi segera kupegang pinggulnya supaya jangan bergerak.
Akhirnya aku sukses menemukan lubang meqinya itu seusai kekasihku itu menuntunku, akupun mulai menekan ke bawah, “Hhggkkghh..” kepala k0ntolku kupaksa untuk menelusup ke dlm liang meqinya yg sempit, terasa hangat serta sedikit basah. Kukecup bibir Indri sekilas lalu aku berkonsentrasi kembali untuk segera bisa membenamkan batang k0ntolku sepanjang 14 centi itu seluruhnya ke dlm liang meqinya. Indri mulai merintih serta meqiik-mekik kecil ketika kepala k0ntolku yg besar mulai sukses menerobos liang kemaluannya yg sangat-sangat sempit sekali.
“Tahan sayang.. Mas masukkan lagi, hhgghh.. ahh sempit sekali sayang aahh”, erangku mulai merasakan kenikmatan serta “ssrrtt” kurasakan kepala k0ntolku sukses masuk serta terjepit ketat sekali dlm liang meqinya.
“aawww.. mass sakiit..” teriak Indri memelas, tubuhnya menggeliat kesakitan.
Aku berusaha menentramkannya sambil kukecup mesra bibir mungil yg basah merekah serta kulumat dgn perlahan.
“mm.. cuupp.. cuupp.” Lalu,
“Hhgghh.. tahan sayang, baru kepalanya yg masuk sayang, Mas tekan lagi yaah”, bisikku di antara rasa pedih serta nikmat sebab jepitan liang meqinya itu begitu ketat seakan-akan kepala k0ntolku diremas oleh suatu  daging yg sangat kuat cengkeramannya mesikipun terasa hangat serta lunak.
Waah, ini wajib diminyaki dulu nih pikirku, kalau aku langsung memperawaninya bisa-bisa batang k0ntolku ikut-ikutan lecet. Akhirnya sambil menahan keinginan seks-ku yg sdh menggelora kucabut kembali alat vitalku yg baru masuk kepalanya saja itu dgn perlahan. mm.. nikmatnya saat k0ntolku menggesek lubang meqinya.
“Ah.. sayang, Mas masukin kelak saja deh.. hh.. liang meqimu tetap sangat sempit serta kering sayang.”
“Kemaluanku sakit Mas”, erang Indri lirih.
“Yahh.. Mas tahu sayang kalian kan tetap perawan, kami bercumbu dulu sayang, Mas kepingin menonton Dik Indri orgasme”, bisikku bernafsu.
Segera kurebahkan badanku di atas tubuhnya serta memeluknya den gan kasih sayang, “aahh..” aku menggelinjang nikmat merasakan kehangatan serta kehalusan kulitnya, apalagi saat dadaku menekan kedua buah toketnya yg montok rasanya begitu kenyal serta hangat, puting-puting susunya terasa sedikit keras serta lancip, mm.. mm. Kemudian kurasakan pula perut kami bersentuhan lembut serta yg paling merangsang adalah saat batang k0ntolku yg kucabut tadi saat ini menekan nikmat bukit kemaluannya yg empuk.
Ingin rasanya aku mencoba untuk memasuki liang meqinya lagi serta mengeluarkan air maniku setidak sedikit-tidak sedikitnya di dlm situ tp aahh, aku tidak ingin hanya diriku saja yg merasakan kenikmatan, aku ingin mencumbu kekasihku ini dulu, mengulum bibirnya, meremas serta mengenyot-enyot kedua buah toketnya serta terbaru bakal kucumbu seluruh tubuhnya dari atas hingga ke kaki, kukecup serta kucumbu alat kelaminnya, kujilati bibir meqi serta clitorisnya hingga Indri kekasih kecilku ini merasakan kenikmatan seks sesungguhnya serta orgasme sepuasnya.
“Indri.. hh.. bagaimana perasaanmu sayang”, bisikku mesra. Ia memandangku dari jarak yg tidak lebih dari 10 centi serta tertawa renyah.
“mm.. Indri bahagia sekali bersama Mas semacam ini, rasanya nikmat ya Mas berpelukan sambil telanjang kaya gini”, ujarnya polos.
“Iyaa sayang, anggaplah Mas suamimu saat ini sayang”, bisikku nakal.
“Iih.. Mas Leo, mm.. mm.. Mas cumbui isterimu dong, beri istrimu kenik.. mmBH h”, belum sempat ia berakhir ngomong, aku sdh melumat bibirnya yg nakal itu, Indri membalas ciumanku serta melumat bibirku dgn mesra.
Kujulurkan lidahku ke dlm mulutnya serta Indri langsung mengulumnya hangat, begitu sebaliknya. Semua terasa indah. Kurayapkan jemari tangan kiriku ke bawah menelusuri sambil mengusap tubuhnya mulai pundak terus ke bawah hingga ke pinggulnya yg hangat padat serta kuremas gemas, ketika tanganku bergerak kebelakang ke bulatan bokongnya yg bulat merangsang bersamaan dgn itu aku mulai menggoyangkan seluruh badanku menggesek tubuh Indri yg bugil khususnya dibagian selangkangan dimana batang k0ntolku yg sedang tegang-tegangnya menekan gundukan bukit kecil milik Indri yg empuk, kugerakkan pinggulku dengan cara memutar sambil kugesek-gesekkan batang k0ntolku di permukaan bibir kemaluannya yg empuk sambil sesekali kutekan-tekan nikmat.
Indri ikut-ikutan menggelinjang kegelian tetapi ia sama sekali tidak menolak mesikipun berbagai kali kepala k0ntolku yg tegang salah target memasuki belahan bibir kemaluan alias labia mayoranya seolah bakal menembus liang meqinya lagi. Ia hanya merintih kesakitan serta meqiik kecil kalau aku salah menekan.
“Aawww.. Mas saakiit”, erangnya membikinku makin terangsang saja.
“Aahh.. Indri.. kemaluanmu empuk sekali sayang, sshh”, aku melenguh keenakan.
Setan-setan burik di belakangku terus gila berjoget sertagdut, seakan-akan bernyanyi,
“Hangat terasa.. terlenaa”. Berbagai menit kemudian seusai kami puas bercumbu bibir, aku menggeser tubuhku kebawah hingga mukaku cocok berada di atas kedua bulatan toket yg bundar bak buah apel, saat ini ganti perutku yg menekan bukit kemaluannya yg empuk itu, wooww enakk.
Jemari kedua tanganku dengan cara bersamaan mulai menggeraygi gunung “Fujiyama” miliknya itu, seolah hendak mencakar kedua toketnya kelima jemari masing-masing tanganku kurenggangkan satu sama lain serta membentuk semacam cakar burung serta aku mulai menggesekkan ujung-ujung jemariku mulai dari bawah toketnya di atas perut terus menuju gumpalan kedua toketnya yg kenyal serta montok. Indri merintih serta menggelinjang antara geli serta nikmat.
“Mass.. mm.. iih geli Mas”, erangnya lirih.
Berbagai saat kupermainkan kedua puting-puting susunya yg kemerahan dgn ujung jemariku. Indri menggelinjang lagi, kupuntir sedikit putingnya dgn lembut.
“mm Mas..” Indri terus mendesah tidak karuan.
Aku tidak tahan, dengan cara bersamaan akhirnya kuremas-remas gemas kedu a toketnya dgn sepenuh nafsu.
“Aawww.. Mas.. nngg”, Indri mengerang serta kedua tangannya memegangi kain sprei dgn kuat. Aku terus menggila tidak puas kuremas lalu mulutku mulai menjilati kedua toketnya dengan cara bergantian.
Lidahku kujulur-julurkan menjilati seluruh permukaan susunya itu hingga basah, mulai dari toket yg kiri lalu berpindah ke toketnya yg kanan, kugigit-gigit puting-puting susunya dengan cara bergantian sambil kuremas-remas dgn gemas hingga Indri berteriak-teriak kesakitan.
“Maass.. sshh.. shh.. oohh.. oouwww.. mass”, erangnya.
5 menit kemudian lidahku bukan saja menjilati saat ini mulutku mulai beraksi menghisap kedua puting-puting susunya sekuat-kuatnya. Aku tidak peduli Indri menjerit serta menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tangannya memegang serta meremasi rambut kepalaku yg bergerak liar, sementara kedua tanganku tetap mencengkeram serta meremasi kedua toketnya bergantian sambil kuhisap-hisap dgn penuh rasa nikmat.
Bibir serta lidahku dgn sangat rakus mengecup, mengulum serta menghisap kedua toketnya yg kenyal serta padat. Di dlm mulut puting susunya kupilin-pilin dgn lidahku sambil terus menghisap hingga pipiku terasa kempot, aku menghayal meminum air susunya. Indri hanya bisa mendesis, mengerang, serta berbagai kali meqiik kuat ketika gigiku menggigiti putingnya dgn gemas, hingga tidak heran kalau di berbagai tempat di kedua bulatan susu-susunya itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan serta garis-garis kecil bekas gigitanku. mm.. mm.. ini sangatlah nikmat, susu orisinil cap Nona pikirku dlm hati.
Cukup lama sekali aku menetek susunya, mungkin kurang lebih 15 menit, hingga seusai lumayan puas bibir serta lidahku saat ini merayap menurun ke bawah. Kutinggalkan kedua belah toketnya yg basah serta penuh dgn luki san bekas gigitanku serta jg cupangan berwarna merah bekas hisapanku, sangat kontras sekali dgn warna kulitnya yg putih. Ketika lidahku bermain di atas pusarnya, Indri mulai mengerang-erang kecil keenakan, aroma tubuhnya yg harum bercampur dgn keringatnya yg kas meningkatkan nafsu seks-ku terus memuncak, kukecup serta kubasahi seluruh perutnya yg kecil hingga basah.
Ketika aku bergeser ke bawah lagi dgn cepat lidah serta bibirku yg tidak sempat lepas dari kulit tubuhnya itu sudah berada di atas gundukan bukit kemaluannya yg indah mempesona.
“Buka pahamu Ndri..” teriakku tidak sabar, posisi pahanya yg tidak lebih membuka itu membikinku tidak lebih leluasa untuk mencumbu alat kelaminnya itu.
“Oooh.. mass”, Indri hanya merintih lirih, kelihatannya dirinya sdh lemas kupermainkan sejak tadi, tp aku tahu dirinya belum orgasme mesikipun sdh sangat terangsang semenjak kuhisap kedua toketnya.
Sekarang ini aku ingin merasakan kelezatan cairan kewanitaan dari liang meqinya, sebab sempat sohibku bilang terus terang kepadaku kalau ia sangat ketagihan untuk rutin meminum cairan lendir pacarnya ketika mereka sedang melakukan oral seks, katanya rasanya aneh tp membikin dirinya bergairah. Aku membetulkan posisiku di atas selangkangan kekasihku. Indri membuka ke dua belah pahanya lebar-lebar, ia sdh sangat terangsang sekali. Saat ini wajahnya yg manis kelihatan kusut serta rambutnya tampak awut-awutan. Kedua matanya tetap terpejam rapat namum bibirnya kelihatan basah merekah indah sekali. Kedua tangannya jg tetap tetap memegangi kain sprei, kelihatannya dirinya tegang sekali.
“Sayang.. jangan tegang begitu dong sayang”, kataku mesra.
“Lampiaskan saja perasaanmu, jangan takut kalau Dik Indri merasa nikmat, teriak saja sayang biar puass..” kataku selanjutnya.
Sambil tetap memejamkan mata ia mengatakan lirih.
“I.. iya mass eenaak sih mass”, katanya polos. Aku tersenyum bahagia,
“Sebentar lagi kau bakal merasakan kenikmatan yg hebat sayang”, bisikku dlm hati, serta seusai itu aku bakal merenggut kegadisanmu serta menyetubuhimu sepuasnya.
Kupandangi berbagai saat keindahan bentuk alat kelaminnya itu, baru pertama hari ini aku menyaksikan alat kelamin wanita. Nyatanya di samping baunya sangat khas serta merangsang hidungku, keringat yg membasahi di kurang lebih selangkangannya pun berbau harum serta khas.
Dari yg tidak jarang aku lihat di VCD ataupun di majalah, bentuk alat kelamin milik Indri ini termasuk tetap Fresh, maksudnya di samping tetap belum ditumbuhi sehelai rambutpun tetapi jg kulit di bibir meqi serta di kurang lebih alat kelaminnya itu tdk tampak keriput sedikitpun, tetap kelihatan halus serta kencang. Labia mayoranya kelihatan gemuk serta padat berwarna putih sedikit kecoklatan, sedangkan lubang sempit yg berada di antara kedua labia mayoranya itu tertutup rapat jadi aku tdk bisa menonton lubang meqinya sama sekali. Sangatlah gadis perawan orisinil pikirku bangga. Aahh, alangkah nikmatnya kelak saat lubang kemaluan serta liang meqinya menjepit batang k0ntolku, bakal kutumpahkan setidak sedikit-tidak sedikitnya kelak air maniku ke dlm liangnya sebagai tanda hilangnya keperjakaanku.
Share: