388cash388cash

Cerita Sex Pengabdian Seorang Guru Honorer


Inilah ceritaku sebagai guru honorer di sebuah sma swasta di kota pelajar. Memang, bila diukur secara ekonomi pendapatannya tidak seberapa. Tp apa daya, sebagai seorang lulusan perguruan tinggi swasta yg tdk terlalu favorit, sepertinya susah mencari kerja tetap utk saat ini.

Ohya, namaku Iwan perawakan aku banyak yg bilang mirip kaya Taufik Hidayat kw 7. Itu loh, pemain bulu tangkis nasional peraih medali emas olimpiade.
Sebagai guru mata pelajaran Bahasa, memang tdk ada hubungannya sama dewa mesum seperti guru biologi. Tp entah kenapa, di sekolah swasta tempat aku mengabdi masih saja ada kesempatan dewa mesum berpihak pada guru Bahasa.

Inilah kesempatan aku untuk berbagi cerita pengalaman tak terduga yg pernah aku alami. Program sekolah kami memang mengharuskan ada porsi sesi transfer materi (di sekolah kami sebutan utk pelajaran) di luar kelas. Utk itulah, tiap mata pelajaran dihimbau utk melakukan studi lapangan.

Waktu itu, aku mengajak siswa/siswi aku napak tilas peradaban masyarakat jawa di provinsi DI*. Kegiatannya antara lain pergi ke museum merap*, hingga ke situs-situs candi minor di sekitar daerah Sl**an. Kegiatan tersebut bertujuan utk memahami pengaruh gunung merap* terhadap peradaban jawa di masa kerajaan hingga masyarakat modern.

Dari kegiatan tersebut, aku mulai kenal dekat dgn siswi aku yg bernama Erika (Rika).
Anaknya cantik langsing seperti Natasha Wilona, pemeran Reva di sinetron anak jalanan. Seperti cewe langsing pada umumnya, buah dadanya tdk begitu besar. Tp memang selera pribadi aku lebih tertarik dgn perempuan berkaki kecil dan panjang ketimbang buah dada besar. Hehe Erika menarik perhatian aku ketika berada di salah satu candi, aku sedang menjelaskan lingga dan yoni. Saat sedang sesi observasi bebas, Erika entah sengaja atau tdk selalu mengikuti aku dan seringkali memberikan pertanyaan yg aneh-aneh.

“Pak Iwan, ini kok semua ada lingga yoni memang dulu buat ena ena ya pak?”
“Pak Iwan, pas bikin arca yoni yg bikin pada ngebayangin apa ya pak?” -cerita sex-
“Pak Iwan, ini yg bikin arca lingga pake model nggak ya? Gede banget.”
Pertanyaannya memang aneh-aneh sekali dan sebenarnya diluar konteks. Tp, demi menjaga integritas sebagai guru, tetap saja aku jelaskan dgn penuh kesabaran dan kepala dingin. Tp jujur saja, mungkin karena Erika yg cantik dan sepertinya “kentuable”, aku masih bisa bersabar dan menjawab pertanyaannya dgn santai.
“Hus, ini tempat ibadah kok buat ena ena, ena ena ya dikamarmu saja. Lingga yoni itu lambang kesuburan, lingga digambarkan sebagai k0ntol/kejantanan sedangkan yoni sebagai vagina/kewanitaan.”
“Dulu itu model arcanya aku, gede kan? Udah kamu nggak usah mbayangin, Rik.”
Pada sesi tersebut, kami berdua malah sering berdua dan tertawa-tawa karena pertanyaannya aneh dan aku jawab juga dgn asal-asalan, meski aku sisipi materi pelajaran juga. Hingga akhirnya transfer materi selesai dan seluruh staf pengajar Bahasa bersama murid-murid pulang kerumah masing-masing. -cerita dewasa-
Sesampainya di rumah kontrakan sederhana aku, kira-kira sehabis maghrib menjelang isya’ aku membuka HP ternyata ada pesan L*ne dari Erika. Isinya sebenarnya cuma basa-basi, dia juga menanyakan aku tinggal dimana. Dlm hati, aku juga bingung,
“ini ada apa bocah baru kelas sebelas udah ngecengin gurunya?” Aku kegeeran. -cerita mesum-
Tanpa berat hati, aku berikan saja alamat kontrakan aku, lumayan lah siapa tau jodoh, toh aku belum beristri, wajar sih masih 26 tahun. Karena badan aku letih, lalu aku ketiduran setelah mandi.
Pagi buta, aku melakukan rutinitas pagi menyiapkan sarapan sendiri. Ketika sarapan pagi siap dan hendak menyantap masakan aku, tiba-tiba pintu depan kontrakan diketuk.
“Heran, masih jam 5.15 kok ada tamu” ujar aku dlm hati.
Setelah kubuka pintu, terpampang ekspresi meringis Natasha Wilona.
“Lho, Rik? jam segini kok dah sampai sini? Rumahmu tu dimana e??” Tanyaku heran.
“Huuu.. Pak Iwan tuh, semalem aku kesini bawa martabak malah ga dibukain pintu, gantinya anterin Rika ke sekolah, gamau tau!!” Wajahnya merengut, tp lucu. Ah sialan kamu Rik, bapak jatuh cinta sama kamu.
“Lho, kamu tu lho, ditanyain apa, nggak jawab malah ngomel. Yasudah sini masuk dulu, bapak lagi sarapan. Kamu dah sarapan belom?” Aku beramah tamah.
Kasihan, udara masih dingin, lagipula aku harus ke sekolah sebelum jam 6.30 pagi.
“Tadi kan bapak tanya, rumahmu tuh dimana to Rik? Itu dimakan, yuk temani bapak sarapan.” Aku kembali bertanya setelah menyiapkan nasi telur sayur lodeh beli kemarin sore, paginya aku hangatkan.
“Rahasia dong pak, pokoknya sepuluh menit jalan kaki. Kalau berkuda butuh tiga hari.” Erika menjawab penuh canda sembari melahap makanan yg aku siapkan.
“Lha apa kamu nggak dianter bapak ibumu?” Selidik aku.
“Aku kalau sekolah pasti naik bus pak, mulai sekarang Rika nebeng Pak Iwan terus ya? Pokoknya pulang pergi nebeng Pak Iwan biar ngirit” ujarnya sembari meringis.
Selesai makan, lalu aku pamit utk mandi pagi. Selesai mandi, aku berjalan keluar kamar mandi dgn santai. Aku lupa, biasanya telanjang juga tdk apa-apa, toh di rumah juga sendiri. Aku keluar tanpa sehelai kain menutupi tubuh. Saat itu Rika sedang mencuci peralatan makan di wastafel tepat disamping kamar mandi. Terkaget, Rika menutupi mata dan berteriak
“Aaaaaaaak!!! Lingganya Pak!!!” Rika berteriak sedikit tertawa.
Memang dasar sial, segera kututupi daerah pribadiku dgn handuk lalu berlari menuju kamar.
Setelah selesai berbusana, dgn malu-malu kutemui Rika sembari meminta maaf atas kecerobohan aku tadi.
“Hehehehe, santai Pak. Jadi itu toh modelnya? Hihihi” ternyata Rika menanggapinya dgn bercanda seperti biasanya.
Setelah bersiap-siap dan memanasi motor, kami berdua berangkat kesekolah dan melakukan kegiatan seperti biasanya.
Sepulang sekolah, sesuai janji, aku harus mengantar Rika pulang. tetapi memang dasar si bocah, dia tdk mau diantar kerumah, maunya jalan kaki dari kontrakan aku. Sesampainya di kontrakan, Rika tdk langsung pulang, katanya masih ingin bermalas-malasan di kontrakan aku. Alasannya, orang tuanya belum pulang dan malas sendirian dirumah.
“Kamu tuh lho, pulang dulu ganti baju sana! Nanti kalau mau main lagi kesini juga bapak nggak nglarang.” Ujarku sedikit mengusir.
“Rika kan bawa baju ganti pak, minjem kamar pak, Rika mau ganti baju. Gaboleh bales yg tadi pagi lho pak.” Kelakarnya sembari masuk kamar tanpa menunggu ijin aku.
Meskipun heran dgn tingkah lakunya, aku coba mengalah lalu membanting diri di sofa ruang tengah dan menyalakan tv. Rupanya, Rika berganti baju tanpa menutup pintu kamar. Padahal, disana ada lemari pakaian aku yg ada cerminnya. Dari posisi dudukku, aku bisa melihat dgn jelas tubuh Rika hanya dibalut dgn pakaian dlm biru dongker saja. Seperti disengaja, Rika melepas baju seragam tetapi tdk segera memakai baju ganti. Rika melipat dulu baju seragamnya rapi, setelah itu baru mengenakan baju gantinya.
Cerita Sex Hot Pengabdian Seorang Guru Honorer
Dadaku berdegub kencang ketika Rika membelakangi cermin, bongkahan pantatnya sempurna hanya dibalut dgn celana dlm biru donker, kontras dgn warna kulitnya yg putih mulus. Dan kuamati ternyata buah dadanya tdk kecil sekali, pas dgn ukuran tubuhnya yg langsing, indah sekali.
Rika keluar memakai setelan kaos ketat dan celana gemas masa kini, kira-kira sepuluh cm dari selangkangannya. Kaosnya yg putih dan tipis membuat bra biru dongkernya nyata terlihat.
“Ngintip nggak pak?” Tanyanya sambil keluar kamar.
“Bapak ngintip kalau pintunya ditutup, kalau pintunya dibuka ya nggak ngintip dong.” Jawabku sekenanya.
“Rika bayar yg tadi pagi pak, gantian, bapak yg liat Rika.” ujarnya sambil tertawa, Rika lalu membanting tubuhnya di sebelahku dan menonton tv.
Selama beberapa saat, keadaan menjadi canggung.
Tdk ada bahan obrolan, saluran televisi juga tdk menaygkan hal yg menarik. Kami berdua hanya duduk terdiam, tanganku sibuk memencet remote tv, tp tdk ada saluran yg benar-benar ditonton.
“Pak Iwan.” Ucap Rika pelan memecah keheningan.
“Hmmmmm….?” Jawabku malas.
“Aku nggak cantik po pak?” Rika bertanya sedikit memelas.
“Ya cantik to Rik, kan perempuan, bencong aja ada yg cantik kok. Hehe..” jawabanku sekenanya.
“Kok Pak Iwan diem aja, udah lihat Rika ganti lho.” Ujar Rika sedikit manja.
“Heeee??? Maksudmu opo nduk (maksudmu apa nak)???” Tanyaku memastikan bahwa aku tdk salah dengar perkataan Rika barusan.
“Pak, Rika sedih temen-temen Rika udah punya pacar, udah ngicipi. Cuma Rika sendiri yg nggak laku-laku.” Dgn berkaca-kaca Rika bercerita.
“Waduh gusti, ngicipi opo nduk?? Rasah tiru-tiru kanca-kancamu (jangan ikutan teman-temanmu).” Jawabku sedikit menjaga wibawa.
Tiba-tiba Rika melingkarkan tangannya diperutku, kepalanya berada di pahaku, Rika menangis. Celakanya, dgn posisi duduk seperti itu, kepalanya menyenggol-nyenggol k0ntolku. Rika curhat mengenai bagaimana teman-temannya mengucilkannya hanya karena Rika masih perawan sendiri. (Kupikir, kasus seperti ini hanya ada di film saja, tetapi melihat anak didik aku sampai menangis gara-gara perawan sendiri, aku jadi mau, hehehe.)
Awalnya, aku tdk tahu apa yg harus aku lakukan mendapatkan perlakuan seperti ini dari anak didik aku sendiri. Setelah terlepas dari kekagetan aku, aku mulai mencoba utk menenangkan Rika. Kepalanya kubelai lembut, terkadang
punggungnya aku usap-usap. Mengetahui respon aku, Rika memberanikan diri meraba selangkanganku, yg daritadi sebenarnya k0ntolku sudah berdiri. Kemudian Rika menolehkan pandangannya keatas, kami berdua saling berpandangan. Matanya masih basah, mukanya masih merengut, tangannya mengusap k0ntolku.
Pikiranku sudah tdk karuan, antara nafsu binatang dan akal sehat sebagai guru yg harus memberi contoh. Sejujurnya, akal sehatku sudah hilang dari tadi. Namun kucoba tdk merespon lebih jauh, hanya menatap matanya. Karena aku tdk merespon, Rika berinisiatif utk menarik celanaku dan berusaha meraih k0ntolku. Setelah mendapatkan k0ntolku, Rika menariknya keluar lalu mengocoknya.
Cerita Dewasa 2016 Pengabdian Seorang Guru Honorer
Nafsu binatangku sepertinya menunjukkan tanda- tanda kemenangan, karena aku hanya diam saja diperlakukan seperti itu oleh anak didikku. Kuusap sisa air mata Rika dan membetulkan posisi duduk supaya Rika mudah memainkan k0ntolku.
“Linggaaaa…” Sapa Rika pada k0ntolku, nampaknya dia sudah tdk sedih lagi karena senyum telah terbit diwajahnya.
Aku tdk merespon perlakuannya, hanya mengamati Rika melakukan apa yg dia suka dgn tubuhku. Meskipun
tangan ini sudah gatal ingin menjamah badannya, tp aku masih penasaran apa yg akan Rika lakukan ketika aku pasif. Kemudian Rika berusaha melepas celana aku, akupun kooperatif dgn mengangkat pantat utk memudahkannya.
Setelah terlepas, celana aku dibuangnya, sambil tertawa kecil.
“Kalau berani lepas juga Rik, masa bapak doang?” Tantangku.
“Siapa takut?” Jawab Rika sembari berdiri dan melepas celana gemasnya. Kini, selangkangannya yg ditumbuhi bulu tipis terpampang jelas.
Meqinya yg kemerahan terlihat imut diantara pahanya yg kencang dan segar. Kakinya yg jenjang dan kulitnya yg putih menjadi elemen yg menyempurnakan keindahan selangkangan seorang gadis. Pemandangan yg tdk akan pernah aku lupakan.
Setelah melepas celananya Rika duduk dipangkuanku dan melahap mulutku liar. Akupun tak mau kalah, kami berpagutan.
Tanganku melepas kait bra nya, lalu memainkan putingnya.
“Mmmmmmhhh.. mmmmhhh…” Desah Rika berirama sembari mulut kami berpagutan. Tak mau kalah, tangannya meraih k0ntolku lalu mengocoknya.
Kaos dan bra-nya kusingkap, nampak jelas buah dadanya menyembul keluar. Putingnya masih kecil, imut sekali. Ukurannya memang belum maksimal, dipadukan kulitnya yg putih mulus serta aroma parfum yg dikenakannya, memanjakan nafsu binatangku.
“Tetekmu bagus banget Rik.” Pujiku takjub.
“Sini Pak, nenen sama Rika ” ajaknya sambil tersenyum, tangannya masih asik memainkan k0ntolku dibawah sana.
Tanpa pikir panjang kulahap puting sebelah kanan Rika. Tangan kanan Rika memeluk kepalaku erat setelah kumainkan lidahku di putingnya.
“Uhhhhh… Paaaaaak… Teruuuus… Hhhh…” Rika mulai meracau kegelian. Tangan kananku kulingkarkan di pinggangnya, sedangkan tangan kiriku memainkan puting sebelah kiri.
“Pak Iwaaaannnnnn… Terus paaaaaak.. ennnaaaaak.. Rika sukaaaa….” Rika tambah meracau.
Matanya terpejam menikmati sentuhan yg kuberikan. Kuhentikan aktivitasku sesaat, lalu kulepas kaos dan bra nya, Rika pun membantu melepasnya lalu membuang kaosnya entah kemana.
“Akung-akungannya di kamar aja yuk Rik?” Ajakku.
Tanpa menunggu jawaban, aku menggendong Rika menuju kamar. Tangan dan kakinya melingkar erat ditubuhku enggan terlepas.
Sesampainya di kamar, kurebahkan Rika diatas kasurku, lalu kuusap meqinya lembut. Meqinya sudah basah sedari tadi, kumainkan jari-jariku merasakan setiap inci liang peranakannya. Sejurus kemudian kutemukan titik sensitifnya dan kupusatkan elusanku pada klitorisnya.
“Mmmmmppppphhhhhhh…..” Rika melenguh panjang ketika aku mainkan klitorisnya.. matanya terpejam, kepalanya mendongak keatas, sepertinya nikmat sekali.
“Pak Iwaann…. Nenen Rika lagiiii…” Pintanya manja sekali. Namun tdk kukabulkan permintaannya.
Hanya kuciumi daerah aerolanya, melingkar. Kugoda dgn sedikit menyenggol putingnya, lalu tetap fokus menciumi seputar buah dadanya.
“Pak Iwaaannnn… Neneeeeeen…” Rengek Rika.
Tak kuhiraukan rengekannya. Meqinya tetap kumainkan, tetapi buah dadanya hanya kuciumi.
“Pak Iwan bandeeeeeel!” Tangannya mendorong kepalaku kearah putingnya. Akupun tertawa kecil sembari memainkan lidahku di putingnya.
“Aaaaaaaahhhhhh…. Paaaaakkkk…” Tangannya mencengkeram rambutku dan mendorong kearah dadanya.
“Ennnnakk paaaak.. teruuuuus…” Rika meracau, seperti kesetanan.
Cukup lama kumainkan jurus itu, hingga buah dadanya basah oleh liurku, tanganku juga mulai pegal bermain di meqinya yg basah. Kemudian kakinya menjepit tanganku, tangannya memeluk kepalaku erat. Sejurus kemudian Rika berteriak
“paaaaaakkk..hhhhh..” lalu badannya lemas.
Kubelai rambutnya, kemudian kukecup keningnya. Kami bertatapan penuh makna, matanya sayu sepertinya telah merasakan kenikmatan luar biasa.
“Enak ya Rik??” Tanyaku sembari kulemparkan senyum termanisku.
“Enak banget Pak, Rika mau tiap hari.” Ucapnya sambil tersenyum.
Melihat senyumnya, akal sehatku kembali. Utk saat ini, aku masih bisa membendung nafsu binatang. Kuurungkan niatku utk mengambil keperawanannya hari itu. Kubujuk Rika utk memakai bajunya kembali.
Siasatku adalah pamit utk buang air besar di kamar mandi, sebenarnya aku onani utk menuntaskan nafsu aku. Setuntasnya aku onani, kusuruh Rika utk pulang setelah kami berdua makan. Awalnya Rika merengek ingin menginap, dgn janji utk memuaskan nafsunya esok hari, akhirnya Rika mau pulang juga. Dlm hati, aku pun bertanya, Kalau disuguhi Natasha Wilona kw tiap hari, sampai kapan akal sehatku akan menang melawan nafsu binatangku? Mohon maaf ceritanya segini saja, kalau ada waktu dan ada ide kemungkinan akan aku lanjutkan ceritanya.. terima kasih sebelumnya..
Share: