388cash388cash

Cerita Sex: Ngentot Kilat Bersama Pejaga Kebun Tebu


cerita ini memang terdengar sangat aneh, karena cerita ini adalah pengalaman dari seorang yg sedang bermain di salah satu kota besar di jawa barat. mungkin cerita ini bisa dijadikan sebuah pengalaman hebat yg sangat jarang terjadi lagi mungkin. Tp semua hal pasti akan terjadi apabila waktu yg berkata. Siang itu saya dan pacar saya baru saja pulang dari sebuah tempat wisata dikota Bekasi dgn menggunakan motor. Karena perjalanan yg lumayan jauh pacar saya bilang mau buang air kecil dulu. Akhirnya saya memutuskan untuk menepi disebuah warung kopi.

“Bu Kamar mandi sebelah mana ya?”.
“Dikebun belakang ada kamar mandi dek, Tdk jauh kok cm sekitar 400m”. Jawabnya
“Oh makasihh bu” dan tak lama dia menoleh kepadaku
“Sayang kamu pesen minum aja dulu aku agak mules jadi mungkin agak lama”.
“Baik lah” saya menjawab sambil tersenyum.

Setelah turun saya pesan minum dan sambil menunggu saya ngobrol dgn si ibu warung mengenai asal usul kami berdua. Sekilas tentang kami berdua. Kami masih sama-sama menempuh kuliah disalah satu PTS ternama dikota M*****.
Saya Anwar dan pacar saya bernama Windi. Windi memiliki postur yg lumayan padat , walau dia menggunakan baju tertutup dan berjilbab.

Tingginya sekitar 160cm dgn kulit putih ukuran dadanya juga lumayan besar kira-kira 36b yg sering membuat saya berdecak kagum adalah bentuk pinggulnya yg sangat indah . Banyak yg bilang saya pemuda beruntung karena bisa mendapatkan Windi.

Sekitar 20 menit saya menunggu Windi belum juga muncul. Akhirnya saya berniat menyusul sekalian kencing juga pikirku. Setelah menitipkan motor dan tas ke ibu penjaga warung saya berjalan menyusuri kebun tebu yg lumayan rindang dan sepi. Setibanya dikamar mandi dimaksud si ibu saya sempet bingung. Kok Windi gak ada. Akhirnya saya putuskan untuk kembali kewarung mungkin aja si Windi udah balik.

Ditengah jalan saya sempat melihat sebuah rumah kecil dari kayu. Letaknya agak tersembunyi mungkin klo orang tdk memperhatikan tdk akan yg tau kalau disitu ada rumah . Tp yg membuat saya penasaran sekaligus berdegup saya mendengar suara rintihan seorang wanita dari arah rumah kecil itu. Lewat celah jendela saya coba mengintip apa yg sedang terjadi didlm. Saya terdiam ketika tau apa yg sedang terjadi disana. Windi sedang duduk disebuah diranjang kayu sedang diisap memeknya oleh seorang bapak-bapak tua dgn perawakan hitam besar dan hanya menggunakan sarung.
Dgn baju terusannya yg terangkat sampai perut dan legging beserta CDnya yg sudah melorot sedengkul, Windi meracau “Paaaaacccchhkk Jangghhhaaan” tp tangannya menggengam erat kepala si bapak seperti tak mau melepasnya. Saya dapat melihat jelas memek yg memang baru saja dicukur itu dilahap dgn rakus oleh si bapak sambil sesekali tangannya yg besar tadi memilin itilnya Windi. Dgn suaranya yg makin merintih Windi terus meracau ,
” Paaaaaaccck Janggggaaaaan Nantiii Paccccchaar Saaaaayaa Leeewaaaaaat “. 10 menit gerakan pinggul Windi semakin menggila mengikuti gerakan tangan si bapak yg memang dari tadi mengocok-ngocok memek Windi.
Dan semenit kemudian Windi mengerang panjang sambil pinggulnya mengangkat keatas
” Paaaackkhhh Taaariiii Keeeeeluaaarrrhh “…….” Aaaaccchhhhh “.
Gila itu orgasme pertamanya tanpa penetrasi pikirku. Ya kami memang sering ML dan saya juga lelaki yg telah membobol Windi. Tp baru kali ini saya melihat dia orgasme pada saat permainan belum dimulai. Bapak itu bangun dan dgn tersenyum dia bertanya
“Nikmat sayang ?”.
Dgn nafas yg masih terengah-engah Windi tdk menjawab hanya menganggukan kepala. Tdk berapa lama si bapak melepas sarungnya seketika itu pula saya dapat melihat k0ntol seukuran terong jumbo berurat dgn kepala sebesar bola golf bak topi tentara sedang mengacung tegak dihadapan wajah Windi. Saya sempat minder melihat k0ntol si bapak itu. Bapak itu tersenyum sambil berbicara.
“Saya tau kamu sudah tdk perawan lagi, Tp coba lihat lebih besar mana ? Dibandingkan punya kekasihmu”. Tak ada jawaban dari Windi tp yg saya lihat tatapan mata Windi berubah dia seperti kaget, takut, penasaran, terpesona, dan kagum karena memang Windi biasanya Cuma melihat k0ntol saya yg berukuran standard.
Tanpa aba-aba si bapak memegang tangan Windi dan coba ngarahkannya ke k0ntol raksasa itu. Dan dgn komando dari si bapak Windi mulai mengocok k0ntol itu. Pernah suatu hari kami menonton film blue dikost saya dan dgn polos Windi bertanya
“Kok bisa ya k0ntolnya sebesar botol gitu ?“,saya hanya tersenyum dan bilang
“Namanya juga film”. Tp entah apa yg ada dibenak Windi saat ini dgn K0ntol raksasa digengamannya.
Tangan kanan si bapak coba untuk mendekatkan wajah Windi ke k0ntolnya. Mau pingsan rasanya saat melihat Windi tanpa komando dari bapak tua itu dia mulai menjilat leher k0ntol itu. Layaknya artis film Windi mengocok sambil sesekali memasukan k0ntol itu kemulutnya agak susah awalnya menelan semua k0ntol itu kemulutnya tp Windi terlihat sangat lihai. Dgn masih memakai jilbabnya Windi terus bekerja. Sambil mengerang keenakan tangan si bapak juga bergerilya dimemek Windi
“Nuiiiikkkmaaatttt Caaahhk Aayuuu”, ujarnya.
Hampir beberapa menit lamanya saya menyaksikan adegan panas itu. Si bapak kemudian memegang pinggul Windi dan membangunkannya, Dia langsung melumat bibir mungil Windi sambil tangannya membuka resleting belakang baju Windi sambil kakinya menginjak legging yg sedari tadi masih tersanggut dikaki Windi setelah bajunya terjatuh si bapak coba melepas kaitan bra. Dan akhinya saya melihat mereka berdua benar bugil sambil berciuman, layaknya sepasang kekasih.
Tangan Windi menggengam erat k0ntol si bapak seakan tak mau melepasnya. Sampai akhirnya Windi dibaringkan dikasur kayu. si bapak yg terlihat mulai tdk sabar diarahkannya rudalnya kebibir memek, digesek-gesek sebentar setelah merasa cukup licin k0ntol itu mulai menerobos memek Windi.
“Pelan-pelan ya pak…aku takut sakit”, ucap Windi.
“Tenang cah ayu awalnya memang sedikit sakit tp lama-lama pasti kamu suka“. Bukannya melakukan sesuatu, saya malah seperti terhipnotis untuk melihat memek Windi sedang dipaksa menelan Pisan Ambon.
Terlihat jelas dari arah saya mengintip k0ntol itu dimasukan dan diWindik begitu seterusnya sampai akhirnya seluruh k0ntol itu lenyap ditelan memek Windi saya sampai terheran-heran melihat peristiwa itu.
Terdengar erangan Windi
“mmmmppphhhhh aaccch… Paaaacccchhhk’’. Pelan-pelan bapak tua itu mulai menggoyangkan k0ntolnya diliang memek Windi. Bibir memeknya sampai ikut terWindik kedalam mengikuti gerakan k0ntol besar itu. si bapak baru mulai mempercepat goyanganya Windi sudah mengangkat pinggulnya keatas dan kemudian mengejang. “ Paaccccchkkk… Aaccchhkkkuu keluaaaaaarrrrhhh”, ujar Windi setengah berteriak. Tampak ada cairan bening muncrat dari memek Windi.
“Haaaaah…!!!” Saya terkejut melihat Windi, karena biasanya dia harus berjuang keras untuk bisa orgasme dgn saya.
Bapak itu sangat pengertian dgn Windi, dia melepaskan k0ntolnya dan dlm sekejap dia membalikan tubuh lemah Windi ke atas tubuh kekarnya.
Windi membuka jilbabnya dan keringat mengucur deras dari dahinya. Tangan Windi coba meraih batang k0ntol itu untuk kemudian memasukkanya lagi kelobang memek milliknya. Pinggul Windi mulai bergoyang. Tangan Windi meraih kepala bandot tua itu dan dgn semangat sibandot menghisap kedua payudara yg tadinya hanya milik saya.
”Kulummm Teeeruusssh Sayaaaangghh” Windi terus meracau.
Belum pernah saya melihat Windi bergoyang seliar itu padahal dia sudah 2 kali orgasme. Tanpa sadar saya mengeluarkan k0ntol dan mulai beronani. Beberapa detik berselang Windi kembali orgasme. Berbarengan dgn saya yg juga mengeluarkan mani saya dibalik rumah itu.
Windi terlihat sangat lemas. Dia kembali dibaringkan dan bapak tua itu bersiap menindihnya. Memek Windi sudah sangat banjir. Kecipak seperti suara air terdengar ketika k0ntol itu kembali mengobok-obok seisi memek Windi. “Leeeebiiih Keeeeraasssh Paaackhhh” ucapan Windi semakin kacau.
“krrrrraaaaaak … !!”, Saya sempat menginjak batang kayu dan bapak tua itu mendengar dia menghentikan goyangannya sambil berteriak,
“Sopo Kui…!!! (Siapa Itu) “,hardiknya tp tangan Windi meraih wajah Bapak tua itu
“Sudah pak paling kucing aku lagi tanggung nih…”, ujar Windi sambil tersenyum dan kemudian melumat mesra bibir bandot tengik itu. Untung saja pikirku.
Dan pertempuran kembali dilanjutkan. Hampir 20 menit Windi digenjot bapak tua itu. Entah berapa kali Windi mengalami orgasme karena hanya erangan demi erangan selalu keluar dari bibir mungil itu . Semakin lama goyangan si bapak semakin tdk beraturan.
“ Oooooohhhccchhkuuu Mauuuuhh Keeeluuuaarrrh Saayaangghhh”, kata si bapak tiba-tiba.
Bukannya melepas tubuhnya tangan Windi malah semakin menekan pantat hitam si bapak dan membuat k0ntolnya makin dlm menghujam liang memek itu.
Dan creett… creett… creett.., bapak tua itu menumpahkan semua spermanya didlm memek. Ada perasaan benci melihat kejadian itu karena Windi tdk pernah mau kalo saya muncrat didlm. Takut hamil katanya. Tp kali ini Windi malah memeluk erat bandot biadab itu sambil menciumnya dan membiarkan k0ntol itu masih menancap didlm liang memeknya. Seakan tdk cukup menampung sperma, memek Windi mengeluarkan banyak cairan putih kental dari dlmnya.
Yakin mereka akan menyudahi pertarungannya saya bergegas kembali kewarung kopi tadi. Dgn perasaan masih tdk karuan saya duduk di warung tadi. Selang beberapa menit Windi muncul. Lengkap dgn pakainnya sewaktu dia pergi kekamar mandi tadi.
“ Sayang maaf ya lama banget… Gak tau nih tiba-tiba aja perutku mules banget jadi lama deh..” ujarnya sambil memelas.
“Gak apa-apa kok“, jawabku datar.
“Kamu udah ngopinya, jalan lagi yuu…“.
Dan setelah berpamitan kepada si ibu kami kembali pulang.
Setelah kejadian itu hampir setiap akhir pekan Windi selalu pergi , ke rumah temannya di B***** katanya. Dan dia selalu memilih untuk naik kendaraan umum. Pernah suatu waktu saya menemukan beberapa kondom yg belum terpakai ditasnya. Anehnya saya tdk pernah berani untuk menanyakan hal ini ke Windi. Saya juga merasakan keanehan ketika kami ngesex dia seperti males-malesan dan tdk semangat. Kadang saya bingung karena saya masih sangat mencintainya.
Share: