388cash388cash

Cerita Sex: Souvenir Cantik Dari Pernikahan


Pelan-pelan, ku buka mataku. Meski waktu baru menunjukan pukul 6:30 pagi, wajah Anis yg mungkin sdh terlelap beberapa jam disampingku, tampak sama cantiknya dgn yg terakhir ku lihat semalam, berpeluh keringat dan menahan serangan nikmat dari perpaduan tubuh kita berdua.

Tangan Anis yg lembut merangkul hangat dadaku. Matanya terpejam, bibirnya sedikit terbuka, merekah dgn cantik seperti rambutnya yg tersibak di bagian leher dan punggungnya.

Ku geser tangan Anis dan ku rubah posisi menghadap dirinya. Ku belai lembut wajah cantiknya. Beberapa potongan cinta semalam masih tergambar jelas di kepalaku, jeritan dan desisan Anis saat menahan nikmat masih terngiang di telingaku. Ku kecup dahi Anis.

Aku mengambil handpone ku.
“Iya dong, udah jadian nih kita sekarang…” ketikku untuk membalas pesan singkat yg dikirimkan Robi semalam.
Ku letakan kembali handponeku di meja samping kasur, lalu ku bangkit dari kasur ditengah suhu pagi yg dingin yg ingin memaksa tubuhku untuk terus berbaring dgn manja.

Ku punguti pakaian kami berdua yg tergeletak berserakann di lantai. Ku kenakan celana pendek dan kaos ku. Segera ku tapaki keramik dingin menuju dapur.

Sedikit sarapan mungkin bisa ku buatkan pagi ini untuk ku dan kekasih baruku. Aku memang bukan koki handal, namun dgn bahan makanan yg ku punya di kulkas, sdh ada beberapa menu yg mungkin bisa ku suguhkan pada Anis untuk tambahan tenaga baginya agar bisa memulai hari yg baru bersamaku.

Ku buka kulkas di pojok dapur, berwarna putih pucat dimakan usia. Ku ambil beberapa sayur dan lauk yg bisa ku masak.
Hidup lama sebagai anak kosan memaksaku untuk bisa memasak meski tdk terlalu banyak. Akan sangat boros jika harus mengandalkan makanan yg bisa ku beli, belum lagi bosan, atau mungkin tdk sehat. Sedangkan memasak sendiri, bisa jauh menambah tabungan untuk ku.
30 meit aku memasak. Dua menu terbaik yg bisa ku buat sdh rapi menghiasi meja makan kecilku. Aku pun kembali ke kamar, sekedar melihat apakah harum masakan yg ku buat membangunkan Anis dari pulasnya.
Anis masih berbalut selimut tebal diatas kasurku. Perlahan ku hampiri, lalu ku berbaring dan memeluk dirinya.
“Cantik…” Bisikku.
“Udah pagi, loh…”
“Hmmm…” Gumam Anis.
Tanpa membalas perkataanku, ia hanya mengubah posisi tidurnya.-cerita mesum-
“Cantik.. bangun yuk…” Ucapku sambil cium wajahnya, mulai dari dahi, pipi, hidung sampai bibirnya.
“Aku udah masak buat sarapan loh…”
Mendengar perkataanku, Anis perlahan membuka matanya.
“Masak?” tanya Anis pelan.
“Kamu bisa masak?”
Aku mengangguk.
“Duh, kamu seksi banget sih masakin pacarnya pagi-pagi…” ujar Anis sambil meregangkan tubuhnya.
“Iya, makanya kamu bangun dong…” Tambahku sambil merangkulnya lebih erat.
“Hmm, paksa dong…” Bisik Anis manja dgn tatapan lirih kepadaku.
Aku pun menyusup masuk ke dlm selimut, tubuh Anis yg masih polos tanpa sehelai benangpun segera ku raih.
“Maunya dipaksa nih ya?” Tanyaku sambil meledek Anis.
“He’eh..” Gumamnya.
Dgn sekali gerakan, ku usapkan lidahku pada leher Anis yg lembut. Tanganku meraih payudaranya yg cukup mengeras karena dinginnya udara. Ku rapatkan tubuhku dgn tubuh Anis. Ku rasakan aroma tubuhnya yg sama dgn semalam, aroma yg menaikan libido dan gairahku untuk bercinta denganya sesegera mungkin.
“Ahhh, sayang. Geli tauuuu…” Desis Anis manja sambil melingkarkan tangannya dibelakang punggungku, menekan tubuhku agar semakin merapat pada tubuhnya.
Ku arahkan bibirku pada bibirnya. Ku gigit lembut bibir tipisnya, kini tubuhku bergeser ke sampingnya. Memudahkan tanganku untuk mencari dan menjelajahi meqinya sekali lagi.
“Uhhmm, hmmmmmm…” Hanya itu yg tersisa dari mulut Anis. Ku usap rambutnya saat wajah kami begitu dekatnya.
Ku usapkan kelima jariku di antara kedua kakinya. Ku rasakan rambut halus dan bibir meqinya yg basah. Saat jari telunjukku berusaha untuk masuk lebih dlm, saat itulah tangan Anis meraih kepalaku dan mencengkram kencang rambutku.
“Sayangggg….” Rintih Anis.
Ku sibakkan rambutnya yg menutupi wajah. Dari sedikit pendaran cahaya matahari yg menembus jendela kamar, dapat ku saksikan wajah Anis yg memelas, penuh gairah, dan ketidasabaran untuk segera ku nikmati.
Ku rengkuh tubuhnya, ku hisap dgn ganas ke dua payudaranya bergantian. K0ntolku yg menegang dari balik celana pendekku mulai menekan dan memberikan sensasi tersendiri untuk meqi Anis yg basah.
Anis mengangkat pinggulnya sesekali, agar desakan k0ntolku terasa semakin dlm meski masih terbalut celana pendekku.
Anis yg sedang buta karena rangsanganku, menjulurkan tangannya dan meraih k0ntolku. Aku pun membantunya dgn menurunkan celana agar ia bisa memainkan k0ntolku sesuka hatinya.
Namun kali ini, permainan panas untuk Anis, bukan untukku. Sebelum Anis memainkan k0ntolku lebih jauh, aku menurunkan tubuhku. Ku kecup dan ku jilati perutnya, lalu turun ke bagian paha dan pangkal pahanya. Ku buka kaki Anis, meqinya yg harum menyebar ke seluruh indra penciumanku. Begitu ku nikmati, tanpa perlu diperintah, ku julurkan lidahku dan menyapu bibir meqinya pelan.
“Ahhh, sayang.. nikmat banget sayang….” Rintih Anis.
Aku memasukan ke dua jariku, tanpa sedetikpun ku melepaskan sapuan lidahku di meqi Anis. Rangsangan tiada henti ku berikan untuk menundukan gairah Anis yg sangat menggebu. Remasan Anis di rambutku semakin kuat, aku semakin menyukainya.
Belum selesai ku menikmati meqinya, Anis merintih memaksaku untuk memasukan k0ntol ke dlm meqinya. Rupanya suasana pagi membuat Anis semakin mudah terangsang dan ingin segera mencapai puncak.
“Udah gak sabar ya?” Tanyaku.
“Iyaa…” Desis Anis. “Masukin dong sayang…” pinta Anis memelas.
Aku tersenyum. Aku bangkit dari kasur dan mengambil kondom yg ku simpan di dekat ponselku.
“Untung masih ada satu sisa semalam.” Gumamku dlm hati.
Kondom dgn kotak merah berbungkus perak itu ku robek dgn cepat dan ku pasangkan pada k0ntolku.
Ku hampiri lagi Anis yg berbaring lemas. Ku dekati wajahnya dan ku kecup bibirnya. Saat bibir kami bersatu, tanpa ku duga, Anis menarik tubuhku dan menindihnya. Siap nyutra ronde selanjutnya dia. Aih manisnya.
“Kamu udah bikinin aku sarapan, sekarang giliran aku yg kerja.” Ujar Anis pelan sambil tersenyum nakal. Tangannya meraih k0ntolku dan mengarahkannya ke meqinya.
Aku tersenyum, ku remas kedua payudaranya yg bergantung dgn indah.
“AHHHHHH SAYANGGGG…” Teriak Anis saat k0ntolku menusuk masuk ke dlm meqinya.
Aku tdk banyak bergerak, ku biarkan tubuh Anis bergerak naik turun, maju mundur, untuk memuaskan meqinya dgn k0ntolku yg sangat tegang saat itu.
“Sayanggg…. Ahhhh sayangggg… Ahhh… Ahhhh…” Desis Anis.
Pemandangan indah yg ku dapati pagi itu sungguh membuatku tdk bisa habis pikir betapa bahagianya aku bisa mendapatkan wanita seperti Anis. Setiap erangan yg keluar dari kerongkongannya membuatku semakin ingin mendengarnya sepanjang hari. Anis benar-benar membuatku dimabuk asmara dan kenikmatan duniawi.
Dapat ku lihat k0ntolku menghujam meqi Anis berkali-kali. Meqinya kuat mencengkram k0ntolku, kondom yg terpasang seakan tak memberikan pengaruh apa-apa karena tipisnya membuat k0ntolku bisa merasakan setiap senti bagian meqi Anis dgn sempurna.
“Nikmat sayang, k0ntol kamu nikmat sekaliiii!”
Aku menghiraukan perkataan Anis. Ku tarik tubuhnya, ku jilati leher dan payudaranya, kali ini giliran pinggulku yg bergerak naik turun agar k0ntolku bisa leluasa memuaskan dahaga meqi Anis.
“Oooohhhh terus sayangg, terusssss! Ayo panjiiii, puaskan akuuuuuu…” Anis tak berhenti meracau saat aku ambil alih kendali nyutra kali ini.
Dlm beberapa menit, tubuh kami sdh bermandikan keringat. Nafsu yg menggelora membuat panas tubuh meningkat, mengalahkan dinginnya udara pagi itu.
Melihat Anis yg sepertinya cukup letih dgn posisi itu, aku pun berinisiatif untuk merubah posisi.
Ku cabut k0ntolku dari dlm meqi Anis. Ku minta dirinya untuk tetap menungging seperti itu, dan aku sendiri berpindah posisi di belakangnya, bertumpu pada lutut, mengarahkan k0ntolku kembali ke arah meqinya.
Satu hentakan keras mengantarkan k0ntolku kembali ke dlm meqi Anis yg basah. Mulut Anis terbuka lebar, matanya terpejam dan kepalanya menadah keatas. Mencari hembusan oksigen untuk membantu otaknya bisa tetap berpikir jernih saat hormon mengalahkan akal sehatnya.
“Aaahh, panjiiii aaahhhh, terus sayangggg….”
Suara Anis menggema diseluruh ruangan kamar. Pagi yg senyap berubah menjadi riuh sautan kami berdua saat berburu kenikmatan satu sama lain.
Sesekali ku tepuk pantat Anis yg sintal dgn cukup keras hingga meninggalkan jejak telapak berwarna merah. Anis tdk marah, ia justru memintanya berkali-kali. Itu menambah kenikmatan, menurutnya.
Erangan Anis menjadi saat genjotan k0ntolku di meqinya ku percepat. Anis semakin meronta saat orgasme akan menghampiri dirinya sesaat lagi.
“Terus sayang, aku keluar sebentar lagi, terus sayangggg….”
Aku bak binatang yg sedang buas menyantap mangsa, semakin ku percepat genjotanku di meqi Anis. Ku saksikan jelas bentuk tubuhnya yg cantik kini bersatu dgn tubuh ku melalui kenikmatan yg disalurkan kelamin kami berdua.
“Ashhh sayang, aku keluar ARRRGGGGGHHHHHH!!!”
Anis tersungkur diatas bantal, tangannya terkulai sambil meremas sprei. Sementara aku masih diam dgn posisi yg sama, k0ntolku masih kuat menancap di dlm meqinya.
“Udah gitu aja?” Ledek ku.
“Hahaha. Capek kali, bentar dong…” Balas Anis, suaranya terpedam bantal karena wajahnya dibenamkan didlmnya.
Aku tdk peduli dgn jawaban Anis. K0ntolku masih belum ku lepaskan dari meqi Anis yg sedang berkedut kencang, justru itu menambah kenikmatan dan membuatku ingin melakukannya lagi, kali ini aku yg diburu nafsu.
Ku raih pantat Anis, ku remas dgn gemas, lalu ku lakukan kegiatan itu sekali lagi. Ku genjot k0ntolku maju mundur. Anis yg lemah dan lemas, hanya terkulai, membiarkan sisi binatangku dgn buas menerjang meqinya yg hangat.
“Hhh, mmmmppphhhh… Uhhh..” rintihan lembut terdengar dari mulut Anis. Tdk ada penolakan, aku pun semakin bersemangat menggenjot meqinya.
Suara hentakan saat perut bawahku bertemu pantat Anis dgn keras mengiringi lenguhan pelan Anis pagi itu. Suara berdecak cairan yg keluar dari meqi Anis, yg menambah pelumas untuk k0ntolku, menjadi satu kombinasi tepat untuk memulai hari.
“Tahan sampe aku keluar ya sayanggg…”
Anis mengangguk lemah. Aku begitu menyukai wanita yg lemah tak berdaya saat sedang ku setubuhi. Bisa dibilang, ini salah satu fantasiku. Seorang wanita yg memohon ampun agar tdk ku gauli, namun ku paksakan, hingga akhirnya ia yg memohon padaku untuk bisa memuaskan meqinya dgn k0ntolku yg cukup perkasa.
“Ohh, Anisssss…” Ucapku pelan sambil menikmati setiap adegan yg kami berdua lakukan.
Tanpa perlu berlama-lama, ku rasakan kuat dari dlm k0ntolku memaksa untuk menyembur keluar. Aku percepat genjotanku.
“Aku mau keluar sayangggg..” Bisikku pada Anis.
“Di mulut aku dong, sayangggg.. Aku mauuu…” Balas Anis dgn vibra yg bergetar karena genjotan kuatku.
Saat k0ntolku semakin tak kuat untuk menahan, segera ku cabut k0ntolku dan ku tarik tubuh Anis agar wajahnya mendekati k0ntolku.
Anis langsung menarik kondom yg terpasang dan memasukan k0ntolku ke dlm mulutnya. Benar saja, beberapa kali semburan sperma yg sangat kuat membuat Anis cukup kaget karena hentakan kuat dari dlm k0ntolku.
“ARRGGGGG OGGGGGGHHHHHH….” teriakku saat seluruh k0ntol dan spermaku habis dilumat Anis.
Meski sdh tdk lagi mengeluarkan sperma, namun mulut Anis masih menahan k0ntolku di dlm mulutnya. Lidahnya digerakan untuk menyapu seluruh permukaan k0ntolku. Terasa geli, hangat, dan nikmat.
Anis melirik kepadaku dgn tatapan tajam nakal yg penuh arti.
“Enak?” ledekku.
Anis menganggukan kepala, lalu mengeluarkan k0ntolku dari dlm mulutnya.
“Sarapan ini nih?” Tanya Anis sambil memegangi k0ntolku. Kami berdua pun tertawa.
Segera kami membersihkan diri, dan bersiap untuk sarapan. Hari ini memang masih libur, jadi kami berdua tdk harus terburu-buru pergi ke kantor.
“Masakan kamu enak!” Puji Anis saat menyantap sarapan yg ku buatkan untuknya pagi pagi tadi.
“Iya, dong. Suka gak?” balasku.
Anis mengangguk dgn ceria sambil menikmati hidangan.
“Habiskan kalau gitu ya.” Pintaku.
“Pasti dong, aku baru kali ini loh dimasakin sarapan sama cowok. Sama pacar sendiri.” Ujar Anis dgn mata berbinar.
Aku tersenyum, ku dekati dirinya yg duduk disampingku dan ku kecup dahinya.
Berkat Anis, aku bisa memulai hariku lebih baik dari sebelumnya. Bukan hanya soal seks, tp kepribadian Anis yg menarik yg membuatku bisa menjadi pria lebih baik.
Anis selalu mendukung apapun yg ku lakukan, ia bukan tipe wanita yg banyak menuntut, sebaliknya, sebagai wanita ia banyak memberi untuk ku. Bukan dlm bentuk uang, tp dukungan moral, waktu, perhatian, kepercayaan dan seks tentunya.
Aku merasa bahwa akhirnya aku menemukan wanita yg tepat untuk ku habiskan hidup bersama. Anis memang beda, ia terlanjur luar biasa.
Share: