388cash388cash

Cerita Sex Pemuda Penjual Susu


Akhirnya Budhe Haryani membiarkan pemuda itu menyedot puting buah dadanya dan sedotan pemuda itu membuat bulu kuduk Budhe Haryani berdiri. Budhe Haryani mengeluh, enak sekali, rasanya seperti ditarik-tarik puting susunya. AKhirnya Budhe Haryani kembali memaksa pemuda itu dan pemuda itu kali ini membiarkan kepalanya terjepit diselangkangan Budhe Haryani.

Pemuda itu merasa mual tapi kedua paha Budhe Haryani menjepit kepalanya dan pemuda itu merasa kemaluan Budhe Haryani mendesak-desak wajahnya dan hidungnya terasa basah. Budhe Haryani mengerang hebat, ia menggesek-gesekkan kemaluannya diwajah pemuda itu dan Budhe Haryani merasa nikmat bukan main. Budhe Haryani bisa merasakan hembusan panas dari napas pemuda itu diliang memeknya. Budhe Haryani menggeliat dan bergeser sambil terus menekan kepala pemuda itu diselangkangannya dan akhirnya Budhe Haryani terduduk diwajah pemuda itu.

Ini kisah si Budhe Haryani, seorang janda yg sudah malang melintang di Jakarta selama belasan tahun. Budhe Haryani seorang wanita cukup cantik atau bisalah dikatakan manis. Usianya sudah 48 tahun namun wajahnya memancarkan daya tarik seksual bagi setiap yg memandangnya. Kulitnya bersih mulus, berwarna sawo muda dan wajahnya juga halus tanpa jerawat atau luka. Awalnya ia terdampar di Jakarta 13 tahun yg lalu dan menjadi pelacur disalah satu tempat kost selama 10 tahun, akhirnya ia memasrahkan diri untuk mencari pekerjaan baik-baik, tapi karena tdk punya keahlian maka ia hanya bisa membuka warung kecil di rumah kontrakannya.

Tubuh Budhe Haryani akan membuat setiap laki-laki melotot dan menjulurkan lidah berdesah-desah dengan air liur menetes. Sejak ia membuka warung dan mengontrak rumah sendiri maka ia merubah penampilannya, ia selalu memakai sarung dan baju brokat, menurutnya dengan setelan seperti itu maka para lelaki tdk akan tertarik lagi, tapi apa daya dengan pakaian seperti itulah daya tarik seksual Budhe Haryani makin mencuat, sehingga kebanyakan pelanggan warungnya adalah kaum laki-laki apalagi warung Budhe Haryani adalah di daerah preman. Semua pelanggannya selalu menggoda dan mencuri pandang ke dada dan bokong Budhe Haryani yg begitu bahenol.

Rambutnya selalu di ikat, tapi kadang terlepas jatuh dan setiap laki-laki akan melongo memandang kecantikan magis yg dipancarkan wajahnya, setiap lelaki akan merasa kemaluannya segera bergerak dan berdenyut. Buah dadanya besar sekali, padahal ia sudah berusaha menekan dengan bra 36B nya tapi tdk menolong, malah mencuat tdk karuan dan membuatnya seperti bola. Memang tubuh Budhe Haryani agak gemuk diusianya yg ke 48 tapi semuanya terlihat pas dan seksi, bokongnya membusung tajam kebelakang dan menungging hebat, membuat setiap laki laki berusaha minum obat pusing karena tak tahan membendung nafsu binatang mereka.

Sore itu Budhe Haryani baru selesai mengepel dan menyapu pekarangan, menyiram taman dan membereskan dapur, wajahnya penuh keringat yg mengucur dan tubuhnya memancarkan bau yg akan membuat setiap lelaki memuncak birahinya, bau tubuh Budhe Haryani khas dan sangat merangsang, mungkin karena Budhe Haryani tdk pernah lupa minum jamu gendong setiap pagi. Budhe Haryani berjalan menuju kamarnya dibelakang, ia melewati Sarmin, tetangga sebelah yg pekerjaanya menjadi sopir truk.
Joko melotot dan menelan ludah, matanya seakan terlepas melihat lenggokan bokong Budhe Haryani dan hidungnya berusaha mencium lebih banyak bau tubuh Budhe Haryani yg bertebaran diudara, Joko menjadi pening, matanya memerah dan ia menahan sakit diselangkangannya karena tiba-tiba saya perkututnya mengekan sayap hendak berdiri. Budhe Haryani melaluinya dan Joko meremas pantat wanita itu dari belakang, Budhe Haryani menjerit lirih dan membalikkan tubuhnya sambil melotot, Joko makin terangsang melihat wajah dan buah dada Budhe Haryani yg seperti gunung merapi.
“Sialan! Anjing! Bangsat! Brengsek!” Desis Budhe Haryani sambil menendang Joko.
Joko menyeringai sambil mengelus tulang keringnya. Binatang-binatang masih berkeliaran dari mulut Budhe Haryani.
“Gitu aja kok, galak amat sih” Joko menggerundel.
“Emangnya aku apaan?! Dasar anjing sialan!”
Budhe Haryani masih melepaskan kebun binatangnya dari mulut, Joko tdk berani lebih jauh, ia sudah berkeluarga dan Budhe Haryani tahu itu. Ia hanya membayangkan bagaimana rasanya menyiksa janda itu supaya bisa bersikap lebih beradab. Budhe Haryani masuk kedalam kamarnya dan membanting pintu.
Didalam kamar Budhe Haryani memandang cermin, ia sadar tubuhnya begitu sintal dan montok, begitu merangsang, ia sadar dirinya memancarkan pesona seksual bagi laki laki, dan itu sudah berlangsung semenjak ia menjadi pelacur. Ia bangga ia dapat melepaskan dirinya dari titel itu. Pelacur? Ah itu masa-masa sulit, masa pengobanan perasaan, masa-msa ia harus merelakan buah dadanya diremas dan direjang dengan kasar, masa dimana bokongnya menjadi santapan tangan dan kemaluan banyak laki-laki dan masa-masa itu membuatnya banyak uang dan sekarang masa-masa itu berkilasan dalam benaknya,
jantungnya berdebar, keringatnya makin banyak keluar, mengapa sampai sekarang ia tak dapat membendung perasaan liar yg bergejolak dalam dirinya? Mengapa sampai sekarang ia selalu dihantui oleh perasaan ingin ditiduri, ingin disetubuhi oleh laki-laki, benaknya melayg waktu kemaluannya diperebutkan banyak laki-laki, mereka semuanya berebut ingin menciumnya, ingin merasakan kelembutan memeknya dan mereka semua tanpa merasa jijik membersihkan liang memeknya dengan lidah mereka, dan masa itu adalah masa yg indah untuk saat kini.
Budhe Haryani terperangah ketika menatap kembali di cermin dan ia melihat kancing-kncing kebayanya telah lepas dan buah dadanya tergantung sebelah keluar dari bh-nya, seperti pepaya dan besar sekali, membulat dengan puting yg keras dan besar kehitaman, tangannya memilin-milin puting itu dan meremas-remas buah dadanya sendiri, ia terperangah bagaimana sampai buah dadanya bisa keluar dan tangannya meremas-remas?
Budhe Haryani takut, Budhe Haryani gemetar menahan gelombang nafsu melandanya, ia mengangkat sarungnya dan memasukkan tangannya kedalam celana dalamnya, jari-jarinya menyentuh bibir memeknya dan ia memasukkan jarinya kedalam liang memeknya, basah…..banjir….dan jari-jarinya licin. Ia mengeluarkan jari-jarinya dan memandang cairan lendir kental bening keputihan yg melumuri jari tangannya. Ia memainkan lendir itu, ia menciumnya…mmmhhhh…..baunya tetap akan membuat setiap pria berebut mencicipinya.
Pelan-pelan ia memandang cermin dan melihat jari-jarinya telah masuk kedalam mulutnya, ia menjilat lendir itu dan merasakannya, ia menghisap jari-jarinya dan memutuskan rasa lendir itu nikmat sekali, agak asin dan baunya sungguh membuatnya memasukkan kembali tangannya kedalam celana dalamnya. Sarung Budhe Haryani terangkat sehingga tam pahanya yg kecoklatan mulus bukan main, selangkangannya yg bersih dan bulu-bulu kemaluannya menyebar berebut keluar dari celah-celah celana dalamnya, Budhe Haryani bangga dengan bulu kemaluannya yg lebat bahkan ia bangga dengan bulu ketiaknya yg lebat juga dan memngeluarkan bau yg sangat khas serta merangsang.
Ia tersenyum membayangkan dulu banyak laki-laki langgananya yg tergila-gila menciumi ketiaknya dan menciumi seluruh bagian tubuhnya sebelum mulai menyetubuhinya dan sekarang Budhe Haryani menggigit bibir menahan kenikmatan melanda dirinya, hanya dengan mengenang saja telah membuatnya orgasme….Budhe Haryani memang sedang dilanda nafsu birahi. Budhe Haryani memang sangat mudah terangsang akhir-akhir ini dan kemaluannya sangat mudah banjir serta membuatnya gemetar menahan kenikmatan.
Sekarang Budhe Haryani berdiri didepan cermin dalam keadaan hampir telanjang, hanya mengenakan celana dalam dan bh saja. Buah dadanya menggantung sebelah dan Jumintem meringis melihat kemontokan buah dadanya, ia membelainya dan meremas lembut, ia sangat sayang dengan buah dadanya dan Budhe Haryani selalu merawat dengan baik. Budhe Haryani melepaskan bhnya, maka jatuhlah buah dada sebelah lagi, Budhe Haryani bergoyang sedikit dan melihat buah dadanya bergeletar sangat merangsang. Pelan-pelan Budhe Haryani menurunkan celana dalamnya, lalu ia memperhatikan celana dalam itu.
Budhe Haryani berdebar melihat cairan lendir begitu banyak menempel disana, ia merabanya dan merasakan kelicinannya, Budhe Haryani mendesah dan mencium bagian yg menutupi kemaluannya, ia mendesah lagi menikmati bau yg tercium olehnya, sungguh harum sekali baginya, lidah Budhe Haryani mulai menyapu lendir bening keputihan tersebut dan ia merasakan cairan itu masih hangat dan licin, lidahnya merasakan keasinan lendir itu.
Budhe Haryani menjadi kalap, ia menjilati lendir itu dengan rakus, pikirannya membayangkan seorang lelaki sedang membersihkan dan mencuci celana dalamnya dengan mulut dan lidah, Budhe Haryani menggeliat merasakan orgasme kembali. Budhe Haryani buru-buru membekap celana dalam itu keselangkangannya dan ia menekan liang memeknya sehingga cairan yg baru saja keluar dari kemaluannya merembes kedalam celana dalamnya.
Budhe Haryani memejamkan mata dan menggigit bibir bawahnya, sekarang Budhe Haryani merasakan cairan hangat merembes dari lubang kecil didalam liang memeknya, ia merintih pelan sekali sewaktu air seninya menyembur kencang sesaat, dan Budhe Haryani segera menahan keluarnya air seninya dan itu membuat Budhe Haryani menggeleng-geleng sambil menggigit bibir lebih keras….nikmat sekali menahan air seni yg sedang keluar.
Budhe Haryani melihat celana dalamnya, tangannya merasakan kelembaban benda itu, ia melihat celana dalam warna putih berasnya menguning dan berbau pesing. Budhe Haryani mengendus dan menjilati air seninya sendiri, dan Budhe Haryani bergetar hebat sambil berjongkok dilantai kamarnya, Budhe Haryani kembali merasakan orgasme dan Budhe Haryani membiarkan cairan bening keputihan keluar dari liang memeknya dan jatuh dilantai kamarnya.
Budhe Haryani mengeluh melihat kebawah dan Budhe Haryani terangsang bukan main melihat lendirnya menggantung dari liang memeknya dan jatuh kelantai, ia teringat air mani yg selalu dikeluarkan dengan cara seperti itu ketika ia masih menjadi pelacur.
Dan Budhe Haryani makin tak dapat mengendalikan nafsunya, ia merangkak dan wajahnya mendekati lantai, lidahnya terjulur dan Budhe Haryani mulai menjilati cairan bening keputihan dilantai kamarnya, ia menjilat sampai bersih dan menikmati kehangatan cairan itu dan Budhe Haryani lagi-lagi bergetar ketika merasakan bau cairan itu dimulutnya, Budhe Haryani tergeletak tak berdaya ketika orgasme kembali melandanya.
Budhe Haryani melangkah kedalam kamar mandi. Tapi tiba-tiba ia terdiam….Budhe Haryani mendengar suara bel pintu. Sialan! Makinya dalam hati….mau mandi saja sulit bukan main. Budhe Haryani urung masuk dan berjalan menyusuri koridor menuju garasi dan keluar kepekarangan. Budhe Haryani melihat tukang antar susu sedang berdiri sambil menenteng dua botol susu.
“Lain kali datangnya jangan begitu sore dong!” Seru Budhe Haryani dengan ketus, ia masih jengkel dan benar-benar sangat tdk nyaman.
Tukang susu tersenyum kecut. Ia seorang pemuda yg masih sangat muda, mungkin belum berusia dua puluh dan Budhe Haryani berdebar ketika melihat senyum sang pengantar susu. Pemuda ini boleh juga, pikirnya. Budhe Haryani mendekat.
“Maaf budhe, soalnya supaya tetap fresh” Jawab pemuda itu.
“Fres, fres….sok inggris kamu!” Gerutu Budhe Haryani.
Sekilas Budhe Haryani melihat sang pemuda menatap dadanya yg tdk memakai kutang, diam-diam Budhe Haryani merasa sangat senang. Seorang pemuda saja tdk tahan untuk melirik kearah buah dadanya. Budhe Haryani melotot kearah pemuda itu dan sang pengantar susu mesem-mesem. Lalu ia mengulurkan botol susu pada Budhe Haryani.
“Mulai besok satu botol saja” Kata Budhe Haryani.
“Lho kok?”
“Badanku mulai kegendutan karena kebanyakan minum susu !” Budhe Haryani menjelaskan. Sang pemuda tersenyum lebar.
“Kirain….”
“Kirain apa?!” Bentak Budhe Haryani, pura-pura galak.
Sang pemuda masih tersenyum, sekarang senyumnya menggoda.
“Kirain budhe mau produksi susu sendiri” Jawab pemuda itu takut-takut.
Budhe Haryani mendelik.
“Asem kamu! Dasar anak kurang ajar!” Bentak Budhe Haryani.
“Aku ini bukan anak lagi budhe, umurku udah 18 tahun!” Sergah pemuda itu.
“Sudah! Ikut aku kedalam, supaya aku nggak usah keluar lagi buah kembaliin botol” Kata Budhe Haryani.
Suaranya melunak, Budhe Haryani sudah bertekad, Budhe Haryani harus mendapatkan kepuasan dari anak ini. Mereka berjalan kedalam.
Budhe Haryani menuang susu kedalam panci lalu memasukkan kedalam lemari es, sang pemuda memperhatikan dari dekat dan diam-diam sang pemuda merasa gelisah, ia merasa terangsang oleh Budhe Haryani tapi ia tak berani apa-apa karena Budhe Haryani jauh lebih tua darinya. Tiba-tiba Budhe Haryani memandangnya, tangan wanita itu hinggap diselangkangannya, Budhe Haryani keluar aslinya. cerita sex
“Katanya kamu sudah besar ya….” Bisik Budhe Haryani, wajah mereka sangat dekat dan sang pemuda bisa mencium bau mulut Budhe Haryani, sebab dari tadi ia belum sempat kumur-kumur.
Tapi sang pemuda tdk merasa terganggu karena tubuhnya merasa kejang seketika sewaktu tangan Budhe Haryani menyusup kebalik celananya yg entah bagaimana sudah terporot sampai pahanya, ia melirik kebawah dan wajahnya memerah ketika melihat kemaluannya ada dalam genggaman Budhe Haryani dan sekarang sedang dikocok. Sang pemuda menggeliat-gelit ngilu dan enak, Budhe Haryani menjulurkan lidahnya dan menjilat bibir pemuda itu. Sang pemuda diam saja.
“Sini kamu, buktikan kalau kamu sudah besar” Bisik Budhe Haryani sambil menarik kemaluan pemuda itu, sang pemuda meringis sambil membiarkan dirinya dituntun masuk kedalam kamar Budhe Haryani.
Didalam kamar ia segera duduk diatas ranjangnya, sang pemuda berdiri didepannya, Budhe Haryani dengan cekatan menelanjangi pemuda itu, sang pemuda menolak tapi akhirnya cuma bisa tersipu-sipu melihat ketelanjangannya. Budhe Haryani memandang kemaluan pemuda itu, tdk sebesar punya sang tuan, tapi sepertinya lebih keras dari sang tuan dan Budhe Haryani terhenyak melihat kemaluan pemuda itu tdk disunat.
“Lho kok nggak sunat kamu?” Tanya Budhe Haryani. Pemuda itu menyeringai.
“Aku kan cina budhe” Jawab pemuda itu.
“Astaga!” Seru Budhe Haryani tertahan. Tapi segera Budhe Haryani merasa lebih tenang, lebih baik lagi, pikirnya.
Tapi Budhe Haryani segera menarik kulit kemaluan pemuda itu. Berdasarkan pengalamannya, ada cina-cina yg tdk disunat dan jarang sekali membersihkan kemaluannya, terutama dibalik lipatan kulit kepala meriam mereka dan pernah Budhe Haryani muntah hebat dihotel ketika sedang mengulum kemaluan salah seorang tamunya dan tiba-tiba Budhe Haryani disergap bau yg luar biasa. Kejadian itu berakhir sangat jelek, Budhe Haryani muntah sampai perutnya kejang dan sang tamu marah-marah hebat, Budhe Haryani diusir karena sang tamu merasa terhina. Seminggu penuh Budhe Haryani terus mual-mual dan meludah terus.
Budhe Haryani merasa lega mendapati kemaluan pemuda itu sangat bersih dan tdk berbau, kemaluan yg indah sekali, kemaluan seorang pemuda yg belum berpengalaman. Budhe Haryani mengecup meriam sang pemuda dan sang pemuda terlonjak kaget. Tapi Budhe Haryani sudah mengulum kemaluan itu dan seketika sang pemuda menggeliat-geliat tdk terkendali.
Budhe Haryani menjilat dan mengemut, Budhe Haryani mengocok kemaluan pemuda itu dalam mulutnya, Budhe Haryani mengemut kedua bola ajaib pemuda itu dan sekejap saja kemaluan sang pemuda sudah berlendir, lendir bening yg sangat disukai Budhe Haryani. Budhe Haryani melahapnya.
Kali ini Budhe Haryani tdk mau membiarkan pemuda itu sampai kalah duluan, dulu Budhe Haryani sangat pandai dalam hal ini dan sekarang ternyata kepandaian itu masih belum hilang. Sang pemuda merasa pusing karena setiap kali hendak keluar, kemaluannya digigit pelan dan ia akan terlonjak sehingga tdk jadi keluar.
“Gantian ah…” Bisik Budhe Haryani.
Ia berdiri lalu memaksa pemuda itu berlutut, pemuda itu mulanya tdk mengerti apa yg hendak dilakukan Budhe Haryani, ia membiarkan dirinya berlutut didepan Budhe Haryani. Kepala pemuda itu ditarik oleh Budhe Haryani lalu didekap kebawah perutnya. Budhe Haryani cepat-cepat melepaskan setagennya.
“Cium….ciumi tempikku” Desah Budhe Haryani.
Pemuda itu tdk mengerti kata Budhe Haryani, tapi ia membiarkan wajahnya terbenam dibagian kemaluan Budhe Haryani, lalu ia merasakan Budhe Haryani menarik sarungnya sampai lepas. Pemuda itu terhenyak melihat keindahan tubuh Budhe Haryani yg hanya mengenakan celana dalam saja. Tangan pemuda itu hendak meraih buah dada Budhe Haryani, tapi wanita itu menepisnya.
“Emut dulu tempikku!” Desis Budhe Haryani.
“Apa? Apa tempik?” Tanya pemuda itu.
Matanya melotot melihat bulu-bulu yg berserabutan disela-sela celana dalam Budhe Haryani, terutama melihat celana dalam Budhe Haryani yg kekuning-kuningan. Dan samar-samar ia mencium bau pesing.
“Tempik itu ini lho! Memek! Dasar…” Budhe Haryani geli juga.
Budhe Haryani memaksa kepala pemuda itu terbenam kedalam selangkangannya, pemuda itu pasrah dan ia segera merasakan kelembabpan daerah itu. Pemuda itu pening oelh bau kemaluan Budhe Haryani, tapi Budhe Haryani malah merasa kemaluannya berdenyut dan kembali mengeluarkan cairan.
Budhe Haryani tak sabar, ia segera melepaskan celana dalamnya, lalu diberikan kepada pemuda itu. Sang pemuda diam tak menerima, Budhe Haryani kesal, rupanya pemuda ini betul-betul belum berpengalaman. Ia menjejalkan celana dalamnya kewajah pemuda itu, ia membekap wajah pemuda itu dengan celana dalamnya. Sang pemuda menolak keras.
“Ya sudah kalau kamu nggak mau ya pergi sana!” Seru Budhe Haryani dengan suara tertahan.
Dengan sengaja Budhe Haryani memainkan kemaluannya didepan pemuda itu. Budhe Haryani menaikkan sebelah kakinya keatas kepala ranjang dan pemuda itu melotot melihat kemaluan Budhe Haryani menganga lebar menampilkan daging kemerahan dan sangat basah, disekeliling lubang itu berserabutan bulu kemaluan Budhe Haryani yg begitu lebat. Budhe Haryani memasukkan telunjuknya kedalam liang memeknya dan mengeluarkannya, lalu ia menjilati lendir keputihan ditelunjuknya sambil memandang pemuda itu.
Budhe Haryani merasa ia kembali mendapatkan semua keahlian yg pernah dipelajarinya dulu. Pemuda itu melongo. Lalu Budhe Haryani memasukkan lagi jarinya dan mengeluarkannya lalu menyodorkan kepada pemuda itu dan aneh….pemuda itu menjulurkan lidahnya dan menjilati cairan licin dan lengket itu. Tahulah sang pemuda bahwa lendir Budhe Haryani sangat enak sekali dan baunya merangsang sekali, tdk seperti bau celana dalam tadi.
“Mau lagi?” Bisik Budhe Haryani manja. Pemuda itu mengangguk.
“Ciumin dulu celana dalamku”
“Jangan dong…bau banget!” Akhir pemuda itu menjawab jujur.
“Enaak….ayo. Kalo mau kentu sama aku ya ciumin dulu” Budhe Haryani merajuk.
Akhirnya sang pemuda mengalah, ia tak sanggup menahan gejolak berahinya lagi, ia ingin sekali merasakan setiap lekuk tubuh Budhe Haryani, ia ingin sekali merasakan pengalaman bersenggama, selama ini ia malu sekali jika harus mengakui bahwa ia cuma pernah bersenggama satu kali saja dan itu dilakukan dengan pacarnya sebelum ke Jakarta.
Pemuda itu mengambil celana dalam Budhe Haryani, lalu membawanya kewajahnya, lalu ia mulai membaui benda itu, baunya luar biasa, sang pemuda ingin muntah tapi ia tak berani. Tapi sang pemuda heran juga, lama lama kok baunya jadi enak dan merangsang. Sekarang ia malah menjilati lendir-lendir licin yg menempel dicelana dalam itu.
Budhe Haryani mengeluh melihat pemadangan itu, jarinya keluar masuk diliang memeknya dan Budhe Haryani orgasme hebat, tubuhnya mengejang dan dari mulutnya keluar suara seperti orang sekarat, Budhe Haryani berkelojotan tak terkendali, Budhe Haryani meregang nyawa, tangannya mencengkram buah dadanya sangat kencang, sang pemuda melongo dan terkejut melihat Budhe Haryani seperti orang sedang menghadapi maut, ia tak pernah melihat wanita orgasme dan ia tak mengerti bagaimana orgasme hebat itu melanda Budhe Haryani.
Padahal ia tak melakukan apa-apa selain menjilat dan membaui celana dalam janda itu. Tapi sang pemuda tdk dapat mengingkari bahwa berahi yg melandanya begitu hebat sehingga ia rela melakukan apa saja asal bisa meniduri wanita ini. Lagi pula ia merasa makin lama ia makin menyukai bau tubuh janda ini.
Budhe Haryani mendesah tertahan sambil memandang pemuda itu dengan mata sayu. Tangannya menarik pemuda itu dan pemuda itu jatuh dalam pelukannya. Budhe Haryani melumat mulut pemuda itu dan pemuda itu gelagapan membalas sebisa mungkin. Jari-jari Budhe Haryani sibuk membuka pakaian pemuda itu dan dalam pemuda itu telah polos didalam pelukan janda itu. Budhe Haryani mendesah, lidahnya menjalar masuk membelit lidah pemuda itu, napas pemuda itu memburu hebat.
Budhe Haryani akhirnya memaksa kepala pemuda itu turun keselangkangannya, pemuda itu ingin mencelucupi buah dada Budhe Haryani. Akhirnya Budhe Haryani membiarkan pemuda itu menyedot puting buah dadanya dan sedotan pemuda itu membuat bulu kuduk Budhe Haryani berdiri. Budhe Haryani mengeluh, enak sekali, rasanya seperti ditarik-tarik puting susunya. AKhirnya Budhe Haryani kembali memaksa pemuda itu dan pemuda itu kali ini membiarkan kepalanya terjepit diselangkangan Budhe Haryani.
Pemuda itu merasa mual tapi kedua paha Budhe Haryani menjepit kepalanya dan pemuda itu merasa kemaluan Budhe Haryani mendesak-desak wajahnya dan hidungnya terasa basah. Budhe Haryani mengerang hebat, ia menggesek-gesekkan kemaluannya diwajah pemuda itu dan Budhe Haryani merasa nikmat bukan main. Budhe Haryani bisa merasakan hembusan panas dari napas pemuda itu diliang memeknya. Budhe Haryani menggeliat dan bergeser sambil terus menahan kepala pemuda itu diselangkangannya dan akhirnya Budhe Haryani terduduk diwajah pemuda itu.
“Jilatin doong….” Rengek Budhe Haryani.
Pemuda itu diam, tapi hidungnya terasa basah sekali karena terselip diliang memek Budhe Haryani dan pemuda itu berusaha bernapas dengan mulut. Ia membiarkan Budhe Haryani menggesek-gesekkan liang kemaluannya dihidungnya. Tiba-tib pemuda itu tercekat ketika ia merasakan kemaluannya seperti disedot. Budhe Haryani sedang mengemut kemaluannya, napas pemuda itu memburu hebat, ia merasa kemaluannya seperti dipijat dalam mulut Budhe Haryani, ia merasakan sesuatu yg belum pernah dirasakan sebelumnya bahkan kenikmatan seperti ini belum pernah terlintas dalam benaknya.
Pemuda itu hilang akal dan dengan membabi buta ia menyedot kemaluan Budhe Haryani, bibirnya menjepit klitoris Budhe Haryani yg seperti kacang dan ia mengemutnya, Budhe Haryani berkelojotan makin menekan kemaluannya dan Budhe Haryani mengulek-ngulek liang kemaluannya dimulut pemuda itu, Budhe Haryani merasa sesuatu mengalir keluar dari liang memeknya, sesuatu yg hangat dan pemuda itu terbatuk-batuk. Budhe Haryani kencing! Budhe Haryani tdk kuasa menahan kenikmatan itu dan pemuda itu gelagapan berusaha keluar dari tekanan bokong Budhe Haryani tapi tdk berhasil.
Pemuda itu merasakan cairan panas dan asin menyemprot mulut dan wajahnya. Pemuda itu terbatuk dan hidungnya terasa perih kemasukan air kencing Budhe Haryani dan ia mencium bau pesing, pemuda itu gelagapan dan Budhe Haryani makin kalap menekankan liang memeknya kewajah pemuda itu, Budhe Haryani menggosok-gosok clitorisnya dihidung pemuda itu dan Budhe Haryani menggigit bibirnya menahan jeritan yg ingin dikeluarkan dan Budhe Haryani kembali mencapai orgasme.
“Budhe…aduh budhe bau pesing nih!” Desis pemuda itu.
Mata Budhe Haryani terbalik merasakan kenikmatan orgasme yg membuat perutnya terasa ngilu dan tenggorokannya kering. Budhe Haryani perlahan mengangkat bokongnya dari wajah pemuda itu, Budhe Haryani memandang kebawah dan dilihatnya cairan bening keputihan memanjang membentuk tirai lendir jatuh kemulut pemuda itu, tamnya pemuda itu membuka mulutnya dan menerima cairan itu, lidah pemuda itu mengusap-ngusap bibir kemaluan Budhe Haryani yg memerah seperti bara. Lidah pemuda itu menjalar menggapai-gapai liang memeknya dan menjilati klitoris Budhe Haryani.
Pemuda itu sudah tenang dan Budhe Haryani kembali menurunkan bokongnya dan membiarkannya menekan wajah pemuda itu dengan kemaluannya. Budhe Haryani mengulek-ngulek kemaluannya agar bisa bergesekan dengan hidung pemuda itu. Budhe Haryani kembali meneruskan emutannya dikemaluan pemuda itu.
“Mmmhhh…..mmmm…..aaakkkhhh” Pemuda itu mengerang ketika Budhe Haryani memainkan lidahnya mengelilingi leher topi baja kemaluannya.
Lalu Budhe Haryani mengulumnya dan pemuda itu berkelojotan, pinggul pemuda itu menegang dan terangkat memompa mulut Budhe Haryani dengan irama yg cepat. Budhe Haryani merasakan batang kemaluan pemuda itu memompa mulutnya dan kadang-kadang Budhe Haryani merasakan cairan asin didalam mulutnya. Budhe Haryani menelan cairan itu dengan lahap.
Tiba-tiba pemuda itu menegang dan mengangkat pinggulnya, Budhe Haryani dengan sigap mengeluarkan kemaluan pemuda itu lalu mengocoknya didepan mulutnya. Budhe Haryani membiarkan tangannya mengocok kemaluan pemuda itu dan mulutnya juga membantu mengulum, kemaluan pemuda itu meledak dan menyemprotkan cairan kental berwarna putih diiringi erangan tertahan.
Budhe Haryani melahap cairan itu dengan lidah dan mulutnya, cairan yg hangat dan asin sekali, Budhe Haryani mengecup dan menyedot topi baja pemuda itu serta memompa dengan mulutnya dengan irama yg membuat pemuda itu terhentak-hentak. Budhe Haryani merasakan semprotan air mani yg sangat amat banyak memenuhi rongga mulutnya dan sebagian segera ditelan Budhe Haryani. Budhe Haryani merasakan cairan itu dengan lidahnya, nikmat bukan main.
Budhe Haryani terus memompa kemaluan pemuda itu meskipun pemuda itu malah berusaha melepaskannya dari dalam mulut Budhe Haryani. Pemuda itu terjatuh lunglai dan Budhe Haryani mengurut batang kemaluan pemuda itu sampai cairan terakhir keluar, Budhe Haryani mengeluarkan sebagian air mani dalam mulutnya dan memainkannya disekitar kemaluan pemuda itu. Lalu Budhe Haryani menjilatnya kembali.
Budhe Haryani memaksa kaki pemuda itu terangkat lalu lidahnya menjulur mengulum buah zakar pemuda itu, pemuda itu merintih, lidah Budhe Haryani makin gila menyusup kelipatan bokong pemuda itu dan menjilati liang dubur pemuda itu dengan liar, pemuda itu menggeliat-geliat seperti cacing, ia kegelian dan merasakan bulu tubuhnya meremang hebat tapi jilatan Budhe Haryani diliang duburnya membuatnya seperti mimpi dan rasa aneh menjalar disleuruh tubuhnya membuat meriamnya yg terkulai kembali bangkit dengan perkasa.
Tubuh Budhe Haryani masih menekan diatas pemuda itu. Pemuda itu sebenarnya sudah merasa tersiksa sekali, karena wajahnya masih ditekan oleh kemaluan Budhe Haryani walaupun ia sudah berusaha mendapatkan posisi yg membuatnya leluasa bernapas tapi tak urung bau kemaluan Budhe Haryani membuatnya mual, apalagi setelah ia mencapai orgasme. Tapi sekarang setelah kegiatan Budhe Haryani diliang duburnya, ia merasa terangsang kembali.
Kini Budhe Haryani meminta pemuda itu diatas dan pemuda itu menurut. Budhe Haryani berbaring terlentang dan pemuda itu terangsang sekali melihat kemontokan tubuh Budhe Haryani. Buah dadanya yg besar membulat dan menggunung dengan puting merah kehitaman, pemuda itu meremas buah dada Budhe Haryani dengan keras. Budhe Haryani meringis sambil mendelik, tapi ia juga menikmatinya.
Lalu tangan Budhe Haryani menarik kemaluan pemuda itu dan menuntunnya mendekali selangkangannya. Perlahan Budhe Haryani mengarahkan meriam pemuda itu ke liang memeknya. Pemuda itu segera menusuk dan Budhe Haryani mendesah sambil mengigit bibirnya menahan rasa nikmat. Meriam pemuda itu melesak masuk dengan mudah dan Budhe Haryani merasakan kenikmatan yg luar biasa, sudah lama sekali ia tdk merasakannya, merasakan daging kenyal mendesak liang memeknya, merasakan tusukan kasar yg akan menambah nafsunya dan kini Budhe Haryani merasakannya! Budhe Haryani menggoyang pinggulnya mengikuti pompaan pemuda itu.
Napas pemuda itu memburu dan pompaannya makin cepat tak terkendali. Budhe Haryani khawatir….dan benar saja! Pemuda itu mengejang dan matanya melotot kearah Budhe Haryani, keringatnya jatuh membasahi dada Budhe Haryani dan Budhe Haryani merasakan semburan diliang memeknya, cairan hangat dan banyak. Budhe Haryani mendelik kecewa, tapi ia tak sampai hati memarahi pemuda itu. Budhe Haryani malah membantu pemuda itu makin merasakan kenikmatannya, Budhe Haryani menekan bokong pemuda itu dengan tela kakinya dan diulek-uleknya kemaluan pemuda itu dalam liang memeknya, Budhe Haryani mengejan dan pemuda itu merasakan sedotan liar liang memek Budhe Haryani dikemaluannya, pemuda itu mendesah kenikmatan.
Budhe Haryani membiarkan pemuda itu jatuh diatas tubuhnya dengan keringat yg sangat banyak. Budhe Haryani dengan halus mendorong pemuda itu. Habis sudah harapannya untuk mendapatkan kenikmatan yg paling dashyat, pemuda ini memang masih terlalu hijau dalam urusan sex, payah! Bisik Budhe Haryani dalam hati.
Malam ini Budhe Haryani tdk dapat tidur. Ia membayangkan kejadian sore tadi dengan pemuda pengantar susu itu. Budhe Haryani tadi sudah mengeluarkan air mani pemuda itu dari liang memeknya, ia berjongkok selama 15 menit membiarkan air mani yg kental itu mengalir keluar perlahan dari liang kemaluannya. Budhe Haryani tahu itu bukan pencegahan yg baik, tetap saja ada kemungkinan ia hamil. Budhe Haryani gelisah, Budhe Haryani tdk dapat tidur. Ia melirik jam meja dikamarnya. Jam 11 malam, ia memutuskan besok akan kepasar membeli jamu untuk mencegah jangan sampai ia hamil oleh ulah pemuda itu.
Share: