388cash388cash

Cerita Sex Hot Kejutan Pulang Liburan


Rida?”, aku kaget melihat Rida berada di tempat usaha kami. Dua minggu aku berada di Bali agar Rida bisa menjauh dariku, namun ternyata hari ini, aku pulang dan bertemu dia di sini.

Rida melihatku dengan wajah yg sedikit kesal, lalu ‘PLAK!’, aku ditamparnya keras di pipi sebelah kananku, kemudian ia pergi begitu saja.
“Gimana man liburannya?”, tanya Edo yg sambil menjaga tempat usahanya.

“Biasa saja…”, jawabku.
“Lu ga bilang ke Rida kalau gue pergi merantau?!”, tanyaku ke Edo.

Aku agak kesal, karena sebelumnya memang telah menyusun rencana agar Rida tdk mencariku lagi.

“Hahahahahaha, dia cinta mati sama lu man…”, Edo tertawa terbahak-bahak. Aku bingung, apa yg harus aku perbuat? Apa aku harus menerima Rida?
“Sudah, nanti gue ceritain, lu mandi saja dulu, pasti capekkan pulang dari Bali…”.

Aku pun membawa koperku naik ke lantai 3, kembali ke kamarku untuk mandi dan beristirahat sejenak. Saat naik, lantai dua yg merupakan tempat pelayanan pijat-pijat, ternyata semua kamar tertutup, pasti hari ini ramai pelanggan, pantasan saja di bawah aku hanya ketemu Edo sendirian.

Lantai 3 cuma ada tante Yully sendiri, aku memintanya membuatkan makanan, sambil menunggu aku pun mandi agar badanku segar. Hari sudah mulai malam, aku mulai mengantuk, setelah mandi aku pun segera mengisi perutku, kemudian istirahat di kamarku. Karena lelahnya aku melewati perjalanan, aku pun terlelap sejenak hingga suara keras membangunkanku. Sepertinya teman-teman lagi berpesta di luar sana. Suara lagu disco sangat keras dan membuat aku tdk bisa tidur.
Terpaksa aku bangun dari tidurku, ku pandangi jam dinding, ternyata pukul dua subuh. Ku buka pintu dan coba melihat ruangan kumpul kami. Pemandangan yg sudah tdk asing, teman-teman sedang berpesta seks. Namun kali ini sedikit beda, sepertinya ada tambahan anggota.
Gadis itu membelakangi, sehingga aku tdk dapat melihatnya dengan jelas. Aku pun mendekatinya, gadis itu sedang menyepong k0ntol Edo.
“Rida?…”, betapa kagetnya aku melihat Rida sedang bergabung dalam pesta ini.
Edo lalu tersenyum, Rida tdk memperdulikanku, ia terus menyibuki dirinya dengan melumat k0ntol Edo. Kulihat sekitar, Andi sedang menyedoti susu Tyas, sedangkan yg lainnya, Ayu, Widya, Lisa, dan Iskandar sedang asyik bernyanyi sambil berjoget telanjang. Kali ini tdk ramai, entah sibuk apa teman-teman lainnya. Kalau bos Herman sih wajar, sejak menikah, ia sudah jarang main-main ke sini.
Yg tdk habis aku pikir adalah bagaimana Rida bisa berada dalam pesta ini. Aku terdiam sejenak, hingga tiba-tiba Ayu menarik tanganku agar berkumpul untuk bernyanyi bersama. Tubuh mereka yg bugil sedikit membuat k0ntolku mengeras, aku pun ikut dalam barisan mereka untuk berjoget.
Sambil menari menikmati lagu ‘Move Like A Jagger’, Ayu menarik kaos ke atas, seolah ingin aku ikut berjoget telanjang juga. Aku membiarkannya menelanjangiku, tubuh atas ku sudah telanjang ketika Ayu berhasil menarik lepas kaos ku. Lalu sambil menari di depanku, ia mencoba membuka kancing dan resleting celanaku. Celanaku pun kemudian berhasil diplorotkannya, hingga hanya tersisa celana dalamku. Tak lama kemudian pun, Ayu juga memplorotkan celana dalamku.
Masih sambil berjoget, kami terus berpelukan tanpa mengenakan pakaian. Tubuh Ayu tercium sangat harum, sedangkan Iskandar sedang asyik k0ntolnya dikulum bergantian oleh dua gadis, Widya dan Lisa. Sesekali aku pun meremas susu Ayu yg menggemaskan. Gaya berjogetnya yg sedikit genit, membuat k0ntolku mengeras. Kulihat arah Rida, ternyata dia sudah ber-WOT dengan Edo. Edo yg duduk di sofa dipangkui oleh Rida. Rida terus bergoyang dengan tubuh membelakangi Edo, nampak jelas dari sini Rida yg sedang berpangku di paha Edo sedang terangsang berat. Goyangannya indah membuat susunya bergetaran.
Sedikit iri aku melihat adegan itu, yg mana akulah yg lebih dahulu mengenal Rida. Sedang tdk fokus karena memikirkan Rida, tiba-tiba ku rasa k0ntolku dipegang, kulihat ke bawah, ternyata Ayu sudah berjongkok untuk mengocok k0ntolku. K0ntolku yg sudah tegang kubiarkan Ayu mengocoknya. Malah aku tak sabar untuk dikulum Ayu, segera aku jambak rambut Ayu dan kutarik hingga wajahnya mengenai k0ntolku. Ayu mengerti, ia pun langsung membuka mulutnya untuk melumat k0ntolku.
Posisi Andi juga sama seperti Edo, seakan tdk mau kalah, Tyas pun ber-WOT dengan irama yg cukup cepat. Susunya yg putih bergoyang lencang, gadis oriental ini memang seperti primadona di sini. Hanya Iskandar saja yg sama sepertiku, hanya saja dia dilayani dua gadis sekaligus.
Sedotan Ayu yg sudah cukup profesional memanglah sangat mengasyikkan, Memaju-mundurkan mulutnya dik0ntolku sambil sesekali ia meremas buah jakarku, membuat aku sangat menikmati sensasi sepongan yg cukup lain. Sudah entah berapa lagu yg terlewati, hingga kuluman Ayu sudah cukup membosankan ku, ingin sekali aku menikmati memeknya, walaupun sudah sering dan cukup bosan, namun nafsu birahiku tdk dapat berbohong bahwa aku sangat membutuhkan seks. Lalu aku mendorong wajah Ayu agar menjauh dari k0ntolku. Ku cari kondok yg selalu aku stok dan ku pakaikan, aku memang sangat takut kalau sampai mehamili seorag gadis di sini.
Ku tarik tubuh Ayu untuk berkumpul di sofa, segera ku ambil posisi agar Ayu mudah berpangku di pahaku. Pelan-pelan Ayu naik ke pahaku, lalu meRidang k0ntolku agar mudah diarahkan ke k0ntolku saat ia akan duduk di pangkuanku.
“Ah…”, desahan Ayu ketika k0ntolku melesap ke memeknya.
Kini ada 3 pasangan yg berlomba dengan gaya WOT. Ku lihat ke arah Tyas dan Rida, dua gadis ini sangat menarik nafsuku, aku malah tdk membayangkan Ayu yg WOT tetapi Tyas dan Rida. Yg membuat aku tertarik dengan keduanya adalah, Rida adalah gadis paling muda di sini, ‘barang’ yg baru, sehingga nampak lebih ‘fresh’, sedangkan Tyas adalah tipeku, gadis oriental, aku memang sangat suka dengan gadis berkulit putih, nampak lebih bersih.
Ingin segera ku akhiri percintaan dengan Ayu, agar bisa antri merasakan lagi seks dengan Rida dan Tyas. Namun Ayu terus bergoyang mengocok k0ntolku dengan penuh semangat. Dari belakang aku meremas-remas susunya, rambutnya harum mengenaiku, sehingga sensasiku adalah berimajinasi dengan menutup mataku dan membayangkan Tyas lah yany sedang berpangku denganku. Desahan kenikmatan kudengar dari mulut Ayu,
“Ah… ah… ah…”. Pesta seks seperti ini sering kami adakan hampir setiap malam, namun kali ini sedikit berbeda, selain personil yg tdk lengkap, namun kami dihibur pendatang baru, yaitu Rida. Aku sengaja menghemat tenagaku, membiarkan Ayu yg lebih agresif, agar nanti aku masih bisa mempunyai sedikit tenaga untuk bercinta dengan Rida dan Tyas.
Kulihat ke samping, Rida sudah berganti posisi, tdk membelakangi Edo lagi, ia ber-WOT dengan berhadapan, sehingga Edo bisa sambil meremas dan menyedoti susunya. Aku semakin terangsang melihat susu segar Rida yg terus disedoti Edo, nampak sangat segar. Semoga saja Edo segera mengakhiri permainannya sehingga aku bisa bergantian. Sedangkan posisi Tyas masih sama, ia masih terus bersemangat mengoyangkan pinggulnya mengocok k0ntol Andi. Yg berbeda adalah Iskandar, ia sudah mendoggie Lisa, dengan bibir yg terus bergulat dengan bibir Widya yg juga berjongkok di sebelahnya.
K0ntolku hangat di dalam memek Ayu, karena takut berejakulasi di dalam, aku meminta Ayu menghentikan WOTnya, aku memintanya untuk mengeluarkan di luar. Walaupun menggunakan kondom, aku masih sedikit berpikir kritis, takut kemungkinan kecil adanya kebocoran pada kondom. Aku sangat takut kalau harus bertanggungjawab atas wanita yg tdk benar, memang cukup egois, itu pula alasan aku meninggalkan Rida.
Kemudian Ayu pun berdiri, dan k0ntolku lepas dari cengkraman memeknya, ia lalu berjongkok di depanku, aku membuka lebar pahaku agar Ayu lebih mudah untuk blowjob. Lalu Ayu menarik kondom yg terpasang di k0ntolku, agar aku lebih ‘merasakan’ nikmatnya sepongannya.
K0ntolku dikocoknya, dengan tangan lalu beralih dengab mulutnya, dengan berirama sambil memainkan buah jakarku membuat aku tdk tahan dan merasa akan segera berejakulasi. Kuluman yg semakin cepat membuatku tdk tahan dan akhirnya menyemprotkan spermaku di kerongkongan Ayu, kutahan kepalanya agar k0ntolku tetap menahan lebih dalam di sana. Ayu terlihat tersedak dengan semprotan spermaku, cukup menarik bila k0ntolku berejakulasi di dalam, baik di memek mau pun di mulut.
Aku beristirahat sejenak, sambil menunggu Edo atau Andi yg bosan, sambil mengumpulkan tenaga aku hanya duduk saja. Ayu yg nafsu seksnya tinggi nampak tdk puas, ia mengocok memeknya sendiri dengan jarinya, cewek hyperseks seperti ini sangat memuakkanku. Lalu Widya yg tadinya hanya berciuman dengan Iskandar lalu menghampiri Ayu, ia membantunya memainkan memeknya, nampak adegan lesbian yg ada seperti di film-film, bahkan mereka saling bergantian memainkan memek mereka.
“Argh!…”, teriak Rida, sontak membuatku kaget lalu memandang ke arahnya, ternyata Edo menggigit puting susu Rida cukup kuat.
“Sorry…”, kata Edo melanjutkan kulumannya.
Kulihat posisi Tyas sekarang sudah berubah, ia ditindih oleh Andi, dengan bringas Andi memompanya dengan cepat.
“Uh uh uh…”, desahan Tyas diikuti getaran tubuh akibat pompaan Andi.
Posisi Iskandar dan Lisa juga sama, Iskandar menindih Lisa walaupun harus berada di lantai, namun semangatnya tetap berkobar, sambil melumat bibir Lisa, Iskandar pun memompakan k0ntolnya di dalam memek Lisa. Mereka juga menggunakan kondom, karena demi keamanan, kami juga menjaga citra gadis di sini, mereka akan sedikit kehilangan langganan jika telah melahirkan anak.
Bagi kami, lebih baik para gadis ini menggunakan kondom ketika berhubungan seks, karena cukup merepotkan bila harus mengalami hal-hal tdk diinginkan, anggap saja bila harus mengaborsi bayi dalam kandungan mereka.
Hampir sejam berlalu, Edo masih terlihat kuat menggenjot Rida, kemungkinan ia mengkonsumsi obat kuat, karena selama ini kami tahu bahwa Edo memang seorang hyperseks. Sedangkan Andi dan Iskandar sudah beristirahat, begitu pula para gadis, mereka hanya merokok dan menikmati bir yg ada. Aku melihat Tyas yg sedang lowong pun segera menghampirinya. Tyas terlihat sedikit capek, rambutnya sedikit acak-acakan, namun aku tdk mau tahu, kutarik tangannya agar ia berdiri dan menjauhi gerombolan orang yg sedang nge-bir itu.
“Layani aku dong Yas…”, pintaku, lalu sesegera mungkin aku pun mengambil kondom baru untuk dipakai.
Aku tahu Tyas sedikit capek, jadi aku rebahkan ia di sofa, ia terduduk menyandar, aku berdiri di depannya lalu membuka lebar selangkangannya. Ku arahkan ‘rudal’ ku ke target sasaranku. ‘Bleps’, suara yg terdengar ketika k0ntolku menancap hingga ke dalam, full, di memeknya yg sedikit basah. Tyas lalu memeramkan matanya dan berdesah,
“Ah…”, ia tampak capek.
Wajahnya yg cantik membuat aku sangat terangsang, sambil menggenjotnya aku pun melumat bibir indahnya. Kalau saja nasibnya bagus, mungkin Tyas sudah menjadi seorang artis, wajah dan tubuhnya sangat mendukung sekali, bahkan lebih cantik dari seorang Sandra Dewi sekali pun. Tubuhnya harum, kuciumi pipinya yg putih namun sedikit merah merona, lalu kuciumi lehernya yg sedikit jangkung, “Harum…”, hingga sampai ke susu nya yg bukat montok. Putingnya yg masih sedikit kecil dan merah muda itu kulumat habis-habisan.
Masih terus menggenjotnya, terasa air berceceran, karena gadis oriental memang memiliki sedikit ciri khas, yaitu ‘becek’.
“Ah… Capek….”, desahan Tyas yg sama sekali tdk kugubris. Terus ku genjot tanpa ampun, sambil melihat ke arah Rida yg masih digenjot oleh Edo.
Aku sedikit tamak, rasanya ingin cepat-cepat menyelesaikan ini lalu berpindah ke Rida.
Beberapa menit menggenjot Tyas, akhirnya ku lihat Edo bangkit, ia sepertinya sudah menyelesaikan permainannya. Kulihat Tyas pun sudah capek, ia tertidur dalam genjotanku, aku pun menarik keluar k0ntolku lalu beralih mendekati Rida.
“Tamak banget kau Man…”, kata Edo sambil melepaskan kondomnya.
“Hehehe, meluapkan rasa rindu…”, jawabku. Lalu Edo pun berkumpul untuk nge-bir sambil mengumpulkan tenaga kembali.
Rida nampak juga sudah tdk sadarkan diri, ia pasti juga kecapekan. Aksi awal aku hanya menikmati susunya saja, kurang memuaskan bila Rida dalam keadaan tertidur. Namun apa boleh buat, ia pasti sangat capek digenjot Edo tanpa henti sedari tadi. Buah dadanya nampak segar, tdk begitu besar sehingga membuat daya imajinasiku cukup kuat membayangkan bahwa Rida masih duduk di bangku SMA. Ku remas-remas dadanya lalu kusedot kuat puting susunya, kumainkan pula dengan lidahku.
Aku mengingat kembali masa pertama aku mengenalnya, awalnya kukira Rida adalah cewek baik-baik, setelah mengenalnya di Facebook, kami pun semakin dekat, dan melakukan hubungan seksual. Awalnya aku hanya mengetest, ternyata Rida serius untuk melayaniku, karena itu lah aku mengubur perasaanku agar tdk jatuh cinta. Aku tdk mau mempunyai pasangan yg berkecimpung di dunia seperti ini, aku pun kabur beberapa minggu ke Bali, entah bagaimana Rida malah bisa bergabung di sini, berpesta seks seperti sekarang ini.
Nanti sajalah kalau sempat barulah tanya ke Edo, malam ini biar aku menikmatinya dulu. Lagian karena Rida sudah disetubuhi Edo, setdknya aku punya alasan untuk tdk membina hubungan lebih lanjut.
Setelah puas menyedoti susu nya yg segar, aku mulai mengarahkan k0ntolku ke memek Rida. Ia masih terlelap karena kecapekan, tak sedikitpun bergerak untuk menolak, sehingga dengan mudah aku menjebol memeknya yg basah dengan sisa-sisa air kenikmatan memek Rida yg bahkan bercucuran keluar membasahi sekitar pahanya. Selangkangannya kubuka, kakinya ku angkat ke atas sehingga aku mudah menggenjotnya. Masih sempit dan legit seperti sebelumnya bertemu, Rida yg masih hijau ini cukup memberikan sensasi untuk meningkatkan nafsu birahiku.
Edo sudah kembali segar, ia kini sedang menggenjot Tyas yg juga sedang terlelap, sedangkan Iskandar sedang menggenjot Ayu dengan gaya doggie. Hmm, sepertinya itu style favoritnya Iskandar, hahaha. Andi, Lisa dan Widya menari-nari di depan televisi, kali ini lagu Melinda “Cinta Satu Malam” yg sedang mempengaruhi pikiran mereka untuk berjoget.
Jogetan mereka terlihat lain, sepertinya mereka mabuk karena minuman keras yg mereka minum.
Ku goyangkan pantatku maju mundur sehingga k0ntolku keluar masuk di memek Rida. Sambil meremas-remas payudaranya, aku juga menciumi bibirnya. Rida masih belum sadarkan diri, tubuhnya tak berdaya, hanya bergoyang mengikuti pompaan ku yg semakin lama semakin cepat.
Ku tampar-tampar pipinya agar Rida bisa sadar, namun lelah telah merasukinya, matanya terbuka sebentar saja, lalu kembali menutup. Pipinya memerah akibat tamparanku, sebentar-bentar hanya mendengar suara desahan kecil,
“Ah…”, dari mulutnya.
Bahkan aku menarik-narik putingnya agar Rida bisa terbangun, namun juga sia-sia usahaku. Sehingga aku menyerah untuk menyetubuhinya dalam keadaan sadar, aku menggenjotnya dengan keadaan Rida yg setengah sadar.
Hingga beberapa jam berlalu sejak mulai pesta, aku pun sedikit capek. Ketika puas menyetubuhi Rida, kutarik k0ntolku, ku buka kondom yg melindungi k0ntolku, dan ku kocokkan k0ntolku hingga spermaku muncrat di wajah Rida. Setelah itu aku pun kembali ke kamar untuk beristirahat, namun Edo, Andi dan Iskandar belum puas sama sekali menikmati kelima gadis itu. Mereka masih menggenjot gadis-gadis yg sudah tdk sadarkan diri itu.
Aku kembali beristirahat untuk memulihkan stamina, besok aku harus kembali bekerja seperti sebelumnya. Usahanya ini hanya aku dan Edo saja yg lebih banyak berkecimpung, sedangkan yg lainnya sudah sibuk dengan aktivitas mereka sendiri. Apalagi sejak Herman menikah, ia juga jarang ke sini untuk bantu menjaga usaha ini, sehingga aku dan Edo yg lebih harus bekerja keras agar usaha ini tdk gulung tikar.
Share: