388cash388cash

Cerita Dewasa Sebuah Permintaan Kecil


Sdh 3 tahun ini aku, Indra (21) berpacaran dgn seorang wanita cantik, tinggi, putih bersih, proporsional yg sdh aku dapatkan hatinya semenjak kami duduk dibangku SMA. Dia adalah Yulia (19), wanita yg sdh aku luluhkan hatinya untuk mengisi ruang hatiku. Sdh 3 tahun ini kami jalani semuanya suka maupun duka, orang tua Yulia pun sudah mengenalku dgn baik. 3 tahun ini aku menjalaninya dgn bersama-sama tanpa ada yg terlwatkan. Tp aku masih merasakan ada yg kurang, aku ingin hubungan ini melangkah ke langkah berikutnya, seperti yg dilakukan orang-orang lain saat berpacaran.

“yank, jalan yuk..” ajakku,
“jalan kemana yank?” Tanya Yulia,
“kemana aja nyari angin aja..” jawabku,
“ya udah yuk kita jalan”. Lalu kami pun jalan-jalan kesebuah taman dan duduk disebuah kursi di dekat danau sambil memandangi pemandangan sekitar.
Aku rangkul Yulia,

“sayaannkkk banget sama kamu” kataku sambil merangkulnya,
“aku jg sayank sama kamu..hhhmmmm..” jawabnya sambil menyandarkan kepalanya di bahuku dan tangannya melingkari pinggangku.
“sayank, aku mau nanya deh” sahutku,
“apa sayank?” jawabnya,
“kamu ngerasa ada yg kurang gak sih dalam hubungan kita?” sahutku.

“hhhmmm..nggak ada kok yank..emang kenapa?” jawab Yulia,
“gak apa apa sih..aku ngerasa ada yg kurang aja..” jawabku,
“emang apa sih yg kurang? Oohhh jangan-jangan kamu mau kita..” pikir Yulia dan aku pun hanya bisa diam saja.
“aku gak mau..aku gak setuju kalo kita ngelakuin free sex..” jawab Yulia,
“bukan ML kok sayank” jawabku,
“terus apa?” jawabnya,
“kamu tau bondage?” tanyaku,
“bondage? Apa itu? Baru denger sekarang jg aku..” jawabnya.

Lalu aku pun memberikan sebuah video bondage di hndponeku,
“kayak gini yank..” kataku sambil menunjukan foto dan video tentang bondage.
“di iket-iket gitu? Emang apa enaknya?” tanyanya heran,
“ya nanti jg kamu tau rasanya..hehehe..” jawabku,
“mmmm..” Yulia pun terus memandangi foto dan video dari hapeku.

“mau ya sayank?” tanyaku, “tp jangan macem-macem..” jawabnya,
“iya janji gak akan macem-macem..” jawabku,
“yaudah nanti aku kabarin lagi kalo mau..” jawab Yulia, dan aku pun berfikir sejenak.
“kriiinnggg kriiinnggg..” hape Yulia berdering lalu ia pun berbicara.
“sayank, kita pulang yuk..mama sama papa mau pergi ke rumah nenek dua hari ini..katanya ada urusan” sahut Yulia, “ya udah yuk kita jalan pulang..” ajakku, lalu kami pun pulang.
Sesampainya dirumah, orang tua Yulia sdh bersiap-siap berangkat dan merekapun menitipkan Yulia padaku. Setelah ortu Yulia berangkat kerumah neneknya, aku pun hanya berduaan saja dgn Yulia.
“kamu berani kalo sendirian dirumah?” tanyaku,
“emang kamu mau kemana?” Tanya Yulia,
“ya pulanglah..” jawabku,
“iihh kok tega sih ninggalin aku sendirian? Katanya mau nyoba bondage?” jawabnya,
“emang kamu mau main begituan?” tanyaku,
“kalo kamu gak macem-macem, aku mau..” jawab Yulia,
“aku gak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sambil memeluknya dan cium keningnya, Yulia pun tersenyum.
“siapin alat-alatnya yank..” sahutku,
“apa aja emangnya?” tanyanya,
“tali, saputangan, sama lakban aja” jawabku,
“oke deh..kita main dikamar aja yuk yank” jawabnya,
“ayo deh boleh” jawabku,
“yaudah kamu duluan aja kekamar, aku mau ngambilin alat-alatnya dulu..” sahut Yulia.
lalu Yulia pun pergi mengambil peralatannya.
“ini yank alat-alatnya..” jawabnya.
Lalu aku ambil tali dan aku mulai ikat pergelangan tangan Yulia kebelakang, lalu aku ikat jg lengan dan bagian atas dan bawah payudaranya.
“aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng donk..sakit tau..” erangnya,
“tahan donk sayank..ini jg gak kenceng kok..” jawabku.
Lalu aku ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya,
“iiihhhh kok diiketnya semua sih? Gak bisa gerak yaanngg..” erang Yulia sambil meronta-ronta.
Aku gumpalkan saputangan yg Yulia ambil, lalu aku sumpalkan ke mulutnya, lalu aku aku lakban mulut Yulia 3x kemudian aku ambil lagi saputangan dan aku lipat persegi panjang dan aku pasangkan menutupi hidung dan mulutnya sampai dagu.
“mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia dalam sumpalan,
“nah sekarang proses akhir..hehehe..” aku telungkupkan Yulia dikasur, lalu aku ikat tali dipergelangan kaki Yulia, lalu aku satukan dgn ikatan di pergelangan tangan Yulia sampai kaki dan tangan Yulia bersentuhan.
“mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia karena diikat hogtied.
“mmmmppphhh uggggghhhh uggggghhhh..” erang Yulia,
“ayo sayank coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku,
“eeemmmpphhh uggggghhhh..” erang Yulia mencoba melepaskan dirinya dari ikatanku.
“kamu meronta-ronta dulu ya, aku mau bikin kopi dulu..” kataku sambil mencium bibirnya yg aku sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhhhhh..” erang Yulia.
Lalu aku pun pergi ke dapur bikin kopi dan jus untuk Yulia, sementara itu Yulia terus meronta berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya.
“hai sayank gimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sambil masuk kamar dan membawa minuman,
“eeeeemmmpppphhhhh..” erang Yulia yg sdh lemas karena lelah berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya, lalu aku lepas sapu tangan dan lakban yg menutup mulutnya,
“fffuuuaahhhh..iihhh sayank, kok aku diiket gini sih? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya,
“nanti donk sayank, kalo mau lepasnya sekarang, ya lepasin sendiri donk..hehehehe” jawabku sambil membantunya duduk diranjang,
“iihhh kok gitu sih, kamu udah gak sayank lagi ya sama aku? Eerrrgghhh..” sahut Yulia,
“ya sayank lah..kok gitu sih ngomongnya?” jawabku,
“ya habisnya kamu gak mau lepasin aku..” jawabnya,
“aku sayank kok sama kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sambil mencium bibirnya dan Yulia pun membalasnya.
“yaudah nih minum dulu..” kataku sambil memberikan minum pakai sedotan,
“udah yank..sayaaaaank lepasin dulu donk, kaki aku keram nih..” sahut Yulia, lalu aku lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki Yulia.
“nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lalu aku pijit-pijit kaki Yulia agar peredaran darahnya kembali mengalir.
“habis ini kita lanjut lagi ya? Hehehe” sahutku,
“lagi sayank? Adduuhh aku masih capek nih..” jawabnya,
“ya kamu istirahat dulu sayank..mmuuaahhh..” aku cium bibirnya,
“uuummmhhh..iya..” jawab Yulia.
Aku terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya hilang.
“udah sayank, udah enakan” sahutnya,
“oke deh..kita lanjut lagi ya..” kataku sambil ambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya lagi.
Lalu tali yg di lutut aku ikat lagi dgn tali pendek dan aku ikatkan lagi ke tali yg ada di atas dan bawah payudaranya, jadilah Yulia aku ikat terduduk diranjang dgn dgn lutut yg menyentuh payudaranya,
“ayo sayaannkk buka mulutnya lagi..aku mau sumpal kamu lagi..hehehe..” sahutku, lalu Yulia pun menurut dan membuka mulutnya.
Lalu aku aku sumpal mulut Yulia dgn saputangan yg baru,
“uuuuuggggghhhh ..” lalu aku tutup mulutnya dgn saputangan yg lainnya,
“mmmmpphh mmmpphhhh..” erang Yulia, dan Yulia pun mulai meronta-ronta mencoba melepaskan ikatannya.
Aku rangkul tubuh Yulia sambil menonton tv dan Yulia pun terus berusaha melepaskan ikatan ditubuhnya.
“mmppphhh oooggghhhhh mmmppphhh..” Yulia pun sibuk berusaha melepaskan ikatanh ditubuhnya.
“mmmmppphhh oooggghhhhh mmmppphhhh..” leguh Yulia karena kesal tdk bisa melepaskan ikatannya.
“kamu kenapa sayank? Kaya marah-marah gitu? Hehehehe..” tanyaku,
“mmmppphhhhh oooggghhhhh..” jawab Yulia dgn mengerang,
“kamu ngomong apa sih sayank? Yg jelas donk ngomongnya..hehehe” ledekku,
“mmmppphhhh aaaaggghhhhhh..” erang Yulia sambil menunjukan mulutnya yg tersumpal,
“apa sayank? Yg jelas donk..” jawabku usil,
“mmmmmmppphhhh..” Yulia pun mengambek dgn membuang muka,
“hehehe..jangan ngambek donk sayank..bercanda doank..” jawabku sambil melepaskan sumpalannya.
“ffuuaahhh..kamu ini masih sempet aja usilin aku..hhuuuuuhhhh..” Yulia pun cemberut ngambek,
“hehehehe..jangan cemberut gitu donk sayank..” kataku sambil memeluk tubuhnya.
“aadduuhhh sayaaannnkkk saakkitt badanku..” jawabnya karena ikatan ditubuhnya makin erat karena aku peluk tubuhnya,
“eh maaf ya sayank..hehehe..” jawabku sambil aku kecup keningnya.
“sayaaanklepasin donk..tangan aku keram nih..” sahutnya, lalu aku lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini aku pijitin lagi..” kataku, lalu aku pijit-pijit tangan dan lengan Yulia lalu aku ikat lagi pergelangan tangannya kedepan lalu aku ikat lagi menyatu dgn pergelangan kakinya,
“lho sayank, kenapa diiket lagi? Iiiiggghhhhh..” protesnya,
“hehehe..gak apa-apa sayank, kan diiketnya kedepan” jawabku,
“kalo kamu bisa lepasin semua ikatannya, aku kasih hadiah deh..hehehe..” tambahku,
“bener ya? Oke aku coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang Yulia mencoba melepaskan ikatan dipergelangan tangannya. “aahh udah longgar nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya,
“iya lepasin dulu aja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lalu Yulia pun terus mencoba membuka ikatan di pergelangan kakinya.
“yeeehh udah lepas dari kaki..sedikit lagi..eeggghhh eegghhhh..” sahut Yulia sambil mencoba melepaskan ikatan di pergelangan tangannya,
“yyeee berhasil..tinggal lepas semua deh ikatannya” lalu Yulia pun melepaskan tali yg menyatukan lutut dan dadanya, lalu ia lepas semua ikatan yg ada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya.
“yeee berhasil..hayooo mana hadiahnya?” tagih Yulia,
“iyaa nanti kita ke mall beli yg kamu mau..” jawabku,
“beneran? Makasih ya sayank..” jawab Yulia sambil memelukku.
Setelah permainan itu, kami pun pergi ke mall untuk membeli hadiah untuk Yulia. Dan semenjak hari itu, Yulia pun menjadi terbiasa dgn bondage. Malahan, tak jarang Yulia sendiri yg minta untuk diikat.
Share: