388cash388cash

Cerita Dewasa Ngesex Wanita Asia Idamanku


Hi, nama saya Thomas, Saya seorang expat (bule) yg telah lama tinggal di Jakarta, dan saya ingin bertanya kepada anda: Pernahkah anda memiliki fantasi seksual terhadap seorang perempun? Perempuan itu dapat menjadi siapa saja! Bisa jadi guru anda di sekolah dulu, dosen di universitas, teman kerja, bos atau bawahan bahkan mungkin pembantu di rumah anda! Yg jelas perempuan itu pasti memiliki sesuatu yg membikin nafas anda sesak setiap kali mengingatnya.

Well, saya punya! dan percaya atau tdk, sy adalah salah satu laki-laki yang beruntung diantara jutaan laki-laki yg lain, mengapa? Karena anda akan menemukan bahwa segala impian dan fantasi seksual saya akan menjadi kenyataan.

Dari dulu saya memang selalu menyukai wanita Asia, mungkin salah satu alasan mengapa saya mau ditugaskan oleh kantor saya di Jakarta, tempat yg tadinya saya tdk pernah tahu eksistensinya, tempat yg tadinya saya tdk tahu akan ada wanita seperti Rani.

Hmmh, Rani oh Rani.. Dia memang tdk memiliki buah dada sebesar Pamela Anderson, tp buah dadanya yg sedikit lebih besar dari kepalan tanganku selalu terbayang di dalam blouse kerjanya ditutupi bra hitam tepat di bawah leher panjang dan bahu indah warna kuning langsat khas wanita Asia.

Rani memang tdk memiliki postur tubuh seindah Cindy Crawford, tetp pinggangnya yg kecil selalu menemani pinggul indah bak apel dan hmm.. pantatnya yg ranum selalu terbayang! Tak ketinggalan kaki kecilnya yg panjang bak peragawati menopang pahanya yg putih bersih ditutupi rok mininya yg sexy! Takkan habis hasratku menginginkan dirinya! Terbayang selalu diriku di atas tubuhnya yg ramping putih meremas buah dadanya! Menarik turun rok mininya! Dan memasukan alat kejantananku kedalam kemaluannya! Memompanya dgn cepat! Dan lebih cepat! Dan..

“Thomas?”
“Oh.. Hi! Ran..” dgn gelagapan aku menjawab sapaan Rani yg entah telah berapa lama berada di hadapanku yg sedang melamun sambil minum sendirian di Hard Rock Cafe ini. He he he, malunya aku!
“Thomas, kamu lagi ngapain di sini?” Sekali lagi dia menyapaku.
“Ran! Ngga sangka ketemu kamu di sini”, jawabku cepat menutupi kagetku.
Rani menjawab dgn senyuman sambil berkata:
“Aku sih emang sering ke sini! Seneng deh bisa ketemu kamu, hihi.. kamu sendirian kan? Aku join kamu yah? yah?”
Sebelum sempat aku menjawab, Rani telah menarik bangku dan duduk di sampingku, dan aku berpikir
“Ya Tuhan betapa anehnya ini..” Lalu selanjutnya kita berdua telah asyik berbicara ngalor-ngidul.
Tak kusangka Rani ternyata kuat minum. Pembicaraan kami diwarnai oleh pesanan baru yg selalu datang mengganti gelas cocktailnya yg mulai kosong
Sementara konsentrasiku untuk minum telah luluh-lantak dihancurkan sepasang bahu indah ditemani leher panjang di atas belahan dada putih milik Rani, sang fantasi seksualku yg tiba-tiba datang menghampiri! Rani malam ini memang lebih sexy dari biasanya ditutupi gaun sackdressnya yg berwarna merah menyala. Dan kuberpikir lagi,
“Oh Tuhan mimpi apa aku semalam?” Tak terasa jam telah menunjukkan pukul 3 pagi.
Dari cara Rani berbicara dan raut mukanya, kutahu bergelas-gelas cocktail yg Dia minum telah memberikan hasil sesuai yg diinginkannya. Rani mabok. Tdk ada hal lain yg dapat kulakukan selain meminta kunci mobilnya dan memaksa untuk mengantarnya sampai di rumah. Rani tdk melawan dan dgn pasrah masuk ke dalam mobil di kursi penumpang depan.
Kumulai mengendarai mobilnya sampai tiba-tiba Rani berkata,
“Thom! Aku nggak bisa pulang lagi mabok kaya beginih.. Ke rumah kamu aja yahh.. aku tidur rumah kamu dulu boleh kan Thom?” Aku berpikir
“Terima kasih Tuhanku!”
Setibanya di apartemenku, kubimbing dia ke kamar tidurku, Rani langsung duduk di tempat tidur. Tersenyum aku sambil mencopot sepatunya, kuberpikir
“Ya Tuhan betapa indah dan sexynya sepasang kaki putih laksana kapas ini.. dan mmmppphhhh..” Tiba-tiba terdengar bisikan yg berkata,
“Jangan Thomas! Dia mabok! Kamu nggak boleh mempergunakan kesempatan! Itu tdk gentleman!” Lalu,
“Man! lihat betapa sexynya pundak si Rani, lehernya.. pahanya.. Ohh” Dan,
“Thomas! Kamu bukan orang seperti itu!” Lalu,
“Ingat Thomas! Kapan lagi kamu punya kesempatan seperti ini, jangan bodoh!”
“Sial!!” dalam hatiku.
Ada seorang wanita cantik dan seksi, idamanku, fantasy seksualku, duduk di tempat tidurku dan aku malah bingung harus gimana.
“Sial! Sial! Sial!” Ketika aku sedang sibuk sendiri dgn pikiranku, tiba-tiba,
“Thomashh.. sini Thomas.. Hhh” rintih Rani.
Tanpa berpikir dua kali aku mendekat seperti anak buah dipanggil majikan dan berkata,
“I.. Iya Ran.. Ada yg kamu mau? Air putih mungkin?”
“Aku mau kamuhh, Thomas sayangggggg..” Rani menjawab.
“Deg deg!” tak kuasa kutahan degup jantungku yg semakin menderu-deru.
Belum sempat kuberpikir lebih lanjut, kulihat jari-jari mungil Rani telah berada di ikat pinggangku bersamaan dgn tangan putih berbulu halusnya.
“Aku ingin kamu Thomas.. ” Sekali lagi Rani membuka bibirnya yg basah dan ranum memerah,
“Iya Thomashh.. malam ini!” Rani meneruskan desahannya.
“Tp.. Ran..” belum sempat kuhabis berucap, tiba-tiba jari-jari mungil tadi dgn perlahan membuka ikat pinggangku dan dgn bantuan lengan yg indah berbulu halus tadi menarik turun celana blue jeansku dgn mudah tanpa perlawanan dariku.
“Ohh Rani.. Aku tak tahu ini benar dilakukan atau..” jawabku.
“Ssstttt.. Aku selalu ingin tahu bagaimana rasanya dgn orang putih sepertimu Thomas.. ” Rani memotong, dan mulai menarik turun celana dalamku.
“Hmmh, memang Punyanya bule sepertimu lebih besar dari pada orang kita.” Rani dgn genit memandangi alat kemaluanku yg memang sudah mulai mengeras.
“Ran..” Aku yg merasa harus mengatakan sesuatu. Kembali dipotong olehnya sambil berkata,
“Kamu harus tau kehebatan cewek Indonesia Thommmmm.. mmhh,” sambil berkata demikian Rani mendekatkan wajah cantiknya ke jantananku dan sambil mengedip-ngedipkan bulu matanya yg panjang dan lentik .
Rani mulai mengecupnya,
“Mmmuuah.. cup.. cup..” Bibirnya yg merah ranum mulai menjelajahi kepala kejantananku yg mulai mengeras dan terus mengeras.
“Aku belum pernah dgn barang segede gini.. hihi,” godanya genit dan kali ini menjulurkan lidahnya ke batang kemaluanku dari bawah kembali ke atas menyentuh kepala kejantananku lagi.
“Mmmhh,” godanya lagi.
“Shh.. hh,” aku cuma bisa mendesis, tak terbayang betapa terangsangnya aku oleh kejadian ini! Dan,
“Emmhh,” Rani memasukkan setengah alat kejantananku kedalam mulutnya yg mungil, dan kepalanya mulai bergerak naik turun secara perlahan.
“Ughhooghh.. Rani! yeah!” Aku merintih menahan rasa nikmat dari mulut Rani yg basah dan hangat.
Rani sejenak menarik keluar kejantananku dari mulutnya dan berkata,
“mmmpphhh.. Enak nggak sayang?” Lalu kembali melumat dan menghisap kejantananku kali ini dgn ritme yg lebih cepat, “mmmppphhhh.. mm..mm..”
“Arrgghh!! Rani! Oh Rani..” Aku mulai mengerang agak keras karena merasakan lidah halus Rani bergerak-gerak di dalam mulutnya yg hangat sementara kepala Rani terus bergerak naik turun bertambah cepat.
“Ouuggghhhhhhh!!” Kali ini aku tdk dapat menahan hasrat yg meluap-luap di dalam diriku.
Kutarik turun gaun sackdress yg dipakainya sehingga terlihat punggung putih mulus berbulu halus sedikit tertutup oleh rambutnya yg panjang dan hitam lebat. Rani tdk memakai bra. Kemudian kuteruskan lagi menarik turun sampai terlihat celana dalam putih tipis berenda yg membalut pantat putih kemerah-merahan yg ranum.
Lalu kujulurkan tanganku yg panjang mencoba meraih liang kewanitaan yg tersembunyi di bawah pantat ranum putih miliknya. Dan tersentuh olehku daging halus sedikit berbulu yg telah basah oleh cairan lubrikasi tanda siap untuk bercinta!
“Ohh Rani.. hh kamu sudah basah,” ku bertutur terbata-bata.
“Hmm.. hmm..” Kata-kataku dijawab Rani dgn hisapan yg lebih cepat dan liar terasa cepat melumat seluruh batang kejantananku.
“Ghhaahh.. Rani!!” Aku kembali mengerang dan mulai menggerak-gerakkan jari-jariku di bagian apa saja dari liang kemaluannya yg dapat kuraih! Trus dan trus kujulurkan jariku sampai menyentuh klitorisnya.
“mmmmppphhhh!” Kali ini terasa reaksi dari Rani karena Ia mengerang keras sambil membalas dgn mempercepat hisapan dan lumatannya ke batang kejantananku.
“mmmmpphhhhh!! hmm,” aku tdk mau kalah dan kembali membalas dgn menggetarkan secara cepat sekali jariku di atas klitorisnya!
“Ouuuhhhhh.. ohhoohh,” tak tahan Rani mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya, merintih dan mulai menggenggam batang kejantananku dan mengocok cepat naik turun.
“Uhh.. mmmpphhhh.. ooohhh.. yeahh!!” Berdua kami mengerang, merintih, menikmati sentuhan masing-masing sampai akhirnya Rani tiba-tiba mendekatkan mukanya kepadaku.
Rani mulai menciumi dan melumat bibirku dgn bibirnya yg merah basah. Kubalas ciumannya sambil kupeluk dan kuelus punggung mulus dan rambutnya yg tergerai di belakang.
“mmmppphhhhh..” Sambil berciuman, Rani merentangkan kedua kaki mulus jenjangnya dan naik keatas ku.
“Sekarang Thomaasss.. hh.. hh.. ambillah aku sekaranghh..” Rani berkata dgn nafas memburu sambil menatap lekat wajahku dgn paras cantiknya.
Dgn penuh nafsu kutarik turun celana dalamnya dan kupegang batang kejantananku dgn tangan kanan, jg selangkangan Rani dgn tangan kiri. Lalu mulai memasukkan dgn perlahan kepala kejantananku kedalam liang kemaluannya yg merah menyala basah ditumbuhi rambut-rambut hitam halus indah di atasnya.
“Hoohh.. sshh,” Rani mendongak ke atas sambil memejamkan matanya dan mendesis merasakan kenikmatan penetrasi kepala kejantananku di lubang memeknya yg lalu kusambut dgn memasukkan batang kejantananku lebih dalam lagi. “Zlleeebbbb!”
“Uhh.. yeah!! Thomashh!”
“Ohh Raniiiiii..” sambil kuangkat badan Rani sedikit dan kulepas lagi sehingga naik turun di atas badanku.
“Ouurgghh.. ahh..” Kali ini Rani mengerang semakin keras dgn raut wajah sedikit meringis sambil berkata lagi, “Terus Thomashh.. gerakin lagi lebih cepat shh.. mmmpppphhhh.. yeahh..”
Terus terang tdk mudah bagiku untuk bergerak cepat memompa Rani naik turun di dalam jepitan kewanitaannya yg sempit dan hangat seolah ingin menyedot seluruh kejantananku masuk ke dalam.
“Ohh.. mm.. mmmppphhhh.. shh.. yeahh..” Rani tanpa henti-hentinya merintih, mengerang dan menggeram mesra seiring kunaikkannya kecepatan tubuhnya yg mulai basah berkeringat naik turun di atasku sambil kubenamkan terus lebih dalam kejantananku ke dalam liang kemaluannya yg semakin hangat terasa meremas-remas dan memijat-mijat kejantananku.
“Ohh Rani .. ohh kamu suka sayanghh?” Aku bertanya di sela-sela rintihan, buruan nafas dan erangan kita berdua.
“Hhh.. Cepat lagi sayanghh.. mmhh. cepat lagihh!” Rintih Rani semakin bersemangat dan mulai menggerak-gerakan pinggul mulus sexynya dgn gerakan erotis kekiri dan kekanan yg membuat liang kemaluannya semakin sempit hangat membara, menyedot dan memuntahkan kuat kejantananku keluar masuk semakin cepat dan keras.
”Arrgghhhhh!! Yeaaaahhhhh!” Geramku sambil membalas dgn menggenjotkan pantatku ke atas untuk membantu kejantananku menghunjam dan menusuk lebih dalam lagi.
“Mppphhhhhh.. oohh. oooohhh.. ahh.. ohh.. uuhh.. uhh.. uhh..urrgghhaa!” Jerit Rani menyambut genjotan hebat yg kuberikan kepadanya tanpa henti sehingga terlihat wajah cantik Rani memejamkan kedua matanya lalu meringis hebat sambil menggigit bibir bawah yg merah basah.
“Mmmhh!!” dan membuka mulutnya lagi
“Uuucccccchhhhhhhh!!” Terasa seluruh tubuhnya menggelinjang, bergetar hebat menuju puncak kenikmatan dan orgasme berulangkali yg kuberikan kepadanya tanpa ampun.
Terasa sakit genggaman jari-jemarinya yg mungil sedikit mencakar dan menggengam keras di kedua pundakku diikuti dgn seluruh tubuhnya menegang dgn seketika. Akhirnya,
“Serr!” Terasa cairan hangat mengguyur batang kejantananku yg sedang memompa keras di dalam liang kemaluannya. Yah! Puncak orgasme. Rani telah mencapainya.
“Uuuccchhhhh.. hoh.. hh.. hh.. hoh.. hohh.. hh,” terengah-engah nafas Rani memburu.
Seluruh tubuhnya yg putih indah telah habis basah kuyup oleh keringatnya, tdk ketinggalan rambutnya yg jg tdk kalah basah. Terasa tegang tubuhnya berkurang. Genggamannya melemas, dan tubuhnya jatuh lemah lunglai di atas tubuhku yg jg telah basah kuyup diguyur keringat.
“Oooooohh..hh..hh.. mmmppphhhhhh kamu emang hebat Thomas.. aku belum pernah merasa sepuas ini oleh lelaki sebelumnya..” Tutur Rani.
Saya kira tdk perlu saya ceritakan lagi apa yg terjadi seterusnya, karena cerita ini bukan mengenai diriku, melainkan mengenai fantasi seksualku, di mana saya berharap andapun akan mengalami hal yg serupa dgn fantasi seksual anda.
Share: