388cash388cash

Cerita Sex: Teman Suami


Karena suamiku sangat hobi bermain domino alias gaple, akhirnya perselingkuhanku dengan teman suamiku pun terjadi. Awalnya iseng lalu menjadi sungguhan.
Permainan domino itu tdk menggunakan uang. Hanya saja yg kalah kuliat berdiri dan telinganya digantungi batu baterai. Kadang juga berdiri sambil menggunakan helm. Aneh-aneh saja.
Terkadang suamiku main gaple di teras rumah sampai jam 1 dini hari, sehingga pengeluaran rutinitas kami bertambah dengan menyediakan kopi dan makanan ringan untuk teman-teman suamiku yg menemaninya bermain gaple.

Suamiku wiraswasta. Ia hanya makelar mobil, tapi penghasilannya lumayan. Jadi hidup kami ya mencukupi bahkan masih ada yg bisa kami tabung. Kami belum memiliki anak walau perkawinan kami sudah berjalan 3 tahun. Umur suamiku 32 tahun sedang aku 24 tahun. Suamiku lahir di Malang dan aku asli Surabaya.
Tawa dan canda mereka yg saling mengejek apabila ada yg berdiri tdk putus-putusnya sepanjang malam. Hobi suamiku itu sudah berlangsung hampir setahun. Rumah kami memang dijadikan tempat ngumpul teman teman suamiku, juga tetangga sebelah menyebelah kami.
Ada salah satu teman suamiku yg kemudian kuketahui bernama Mas Pandu. Dia tinggal tdk begitu jauh dari rumah kami.

Pekerjaannya kalau tdk salah adalah Satpam. orangnya lebih tinggi sedikit dari suamiku. Badannya atletis dan kelihatan rahangnya begitu kokoh dan kuat. Mas Pandu paling sering memperhatikan aku kalau aku mengantarkan minuman atau makanan ke meja mereka.
Ia paling sering menatapku. Aneh. Tdk henti-hentinya menatap ke payudaraku. Kadang aku jadi malu dibuatnya. Caranya berbicara kadang aneh terdengar. Tutur katanya lain dari kebanyakan. Rupanya dia memang bukan dari Jawa, tapi dari Makassar. Kalau tdk salah MasPandu suku Bugis. Orangnya selalu ceriah dan kadang membuat banyolan-banyolan yg membuat suamiku dan temannya yg lain tertawa terpingkal- pingkal.
Suatu hari suamiku berangkat ke Ngawi. Kalau gak salah ke Mantingan untuk mengambil mobil yg katanya mau dijual murah. Suamiku berangkat sore. Ia berkata padaku,

“Ma, mungkin saya balik besok pagi, soalnya agak jauh juga nih. Gak kuat nyupir malam.”
“Iyaa. Hati-hati Pa,” kataku mengiringi kepergiannya.
Pada malamnya bergantian temannya datang ke rumahku menannyakan suamiku. Kujawab mungkin malam ini gak ada gaple-gaplean. Soalnya suamiku kembalinya besok.
“Ooooooo, ya sudah kalau gitu.” Mereka pun pulang.
Sekitar jam 22.00 WIB datanglah Mas Pandu. Dia juga menanyakan suamiku. Kujawab yg sama tapi dia tetap gak pulang seperti teman suamiku yg lainnya. Ia malah duduk di teras,
“Wahh, sayg ya,” gumamnya.

Aku hanya tersenyum. Ia menatapku. Ya, tatapan matanya itu membuat jantungku selalu berdebar-debar. Aku hanya tersenyum dan matanya kembali melihat kepayudaraku. Aku kembali salah tingkah.
“Sudah tau ya, sekarang ada siaran tivi baru. Siaran khusus Jawa Timuran. Namanya JTV?”
“Apa iya?” kataku menimpali.
“Di tiviku kok belum ada ya. Gak tau cara nyari siarannya.”
“Ayo, Mas yg nyarikan.” Ia langsung berdiri dan masuk kerumah ku.

Aku malah yg mengekorinya dari belakang. Ia menuju ke TV dan dicarinya siarannya. Aku hanya duduk dikursi tamu melihat aktivitasnya.Setelah ketemu, ia pun ikutan duduk di kursi tamu pas di depanku.
“Tuh, sudah bagus kan siarannya?”
Aku mengangguk, tapi kok aku gelisah ya berduaan dengannya. Lantas ia pun berkata “Ongkosnya mana?”
Aku tertawa,
“Ooo pake ongkos toh?”
“Ya iyalah. Mau tau ongkosnya?” tanyanya lagi.
“Berapa sih?” tanyaku.
Mas Pandu mendekatiku. Ia lansung memelukku. mencium pipiku, dan mengecup bibirku. Aku terpana. Mulutku diam. Aku bingung tak tau harus berbuat apa dengan kejadian yg begitu cepat dan tak kuduga duga itu. Aku melepaskan diri.
“Mas, nanti diliat orang,” kataku.
Ia melepaskan pelukannya dan menuju ke pintu. Kukira ia mau pulang. Tau-taunya ia menutup pintu dan tdk lupa mengambil sandalnya memasukkannya ke dalam rumah, lalu mengunci pintu. Ia pun menuju ke arahku.
“Nah, sekarang nggak diliat orang kan?” ia kembali memelukku dan menciumiku habis-habisan.
Aku tak mampu menolaknya. Saat itu aku memang tdk dengan sengaja sudah merangsangnya dengan gaun tidurku ini. Soalnya aku memang sudah pengen istirahat . Maklum suami sedang pergi. Mungkin saja Mas Pandu terangsang ngeliat tubuhku sehingga ia begitu berani memeluk dan menciumku.
Aku hanya menurut saja ketika ia mengajakku kekamar dan merebahkanku ke tempat tidur. Tangannya melingkar di bawah leherku menjadi bantal bagi kepalaku. Kemudian dengan tangan yg satunya dia sibakkan gaun tidurku sehingga payudaraku yg tdk memakai bra terbuka tanpa terhalang apa pun. Matanya melotot mengamat-ngamati dan mengelus payudaraku yg memang menantang dengan puting kemerahan serta kulitnya yg putih mulus. Memang bentuk dan ukuran payudaraku bisa membuat laki laki menitikkan air liur bila menatapnya. cerita sex
Begitulah sehingga Mas Pandu tdk henti-hentinya mempermainkan payudaraku sehingga,
“Nnngghh… Mas,” desahku dengan mendongak ke belakang merasakan mulutnya memagut payudaraku yg membuatnya terpesona.
Mulutnya menjilat, mengisap, dan menggigit pelan putingnya. Sesekali aku bergidik keenakan ketika kumis pendeknya menggesek putingku yg sensitif. Tangan lainnya turut bekerja pada payudaraku yg sebelah dengan melakukan pijatan atau memainkan putingnya sehingga kurasakan kedua benda sensitif itu semakin mengeras. Yg bisa kulakukan hanya mendesah dan meremasi rambutnya yg sedang menyusu.
Puas menyusu dariku, mulutnya perlahan-lahan turun mencium dan menjilati perutku yg rata dan terus berlanjut makin ke bawah sambil tangannya menurunkan celana dalamku. Sambil memeloroti dia mengelusi paha mulusku. Celana dalamku akhirnya lepas melalui kaki kananku yg dia angkat, setelah itu dia mengulum sejenak jempol kakiku dan juga menjilati kakiku.
Darahku semakin bergolak oleh permainannya yg erotis itu. Selanjutnya dia mengangkat kedua kakiku ke bahunya. Badanku setengah terangkat dengan selangkangan menghadap ke atas. Aku pasrah saja mengikuti posisi yg dia inginkan. Pokoknya aku ingin menuntaskan birahiku. Tanpa membuang waktu lagi dia melumat kemaluanku dengan rakusnya. Lidahnya menyapu seluruh pelosok vaginaku dari bibirnya hingga ke dinding di dalamnya. Anusku pun tdk luput dari jilatannya. Lidahnya disentil-sentilkan pada lubang vaginaku memberikan sensasi yg luar biasa pada daerah itu. Aku benar-benar tak terkontrol dibuatnya. Mataku merem-melek dan berkunang-kunang. Syaraf-syaraf vaginaku mengirimkan rangsangan ke seluruh tubuh yg membuatku serasa menggigil dan ngilu di bagian selangkangan.
“Ah… aahh, Mas… nngghh… terus!” erangku lebih panjang di puncak kenikmatan. Aku meremasi payudaraku sendiri sebagai ekspresi rasa nikmat.
Mas Pandu terus menyedot cairan yg keluar dari celah vaginaku dengan lahapnya. Tubuhku jadi bergetar seperti mau meledak. Kedua belah pahaku semakin erat mengapit kepalanya. Setelah puas menyantap hidangan pembuka berupa cairan cintaku, barulah dia turunkan kakiku.
Aku sempat beristirahat dengan menunggunya membuka baju, tapi itu tdk lama. Setelah dia membuka baju, dia buka juga dasterku yg sudah tersingkap. Kami berdua kini telanjang bulat.
Dia membentangkan kedua pahaku dan mengambil posisi berlutut di antaranya. Bibir vaginaku jadi ikut terbuka memancarkan warna merah merekah di antara bulu-bulu lebat hitamnya. Liang vaginaku siap menyambut batang kontol Mas Pandu yg akan memasukinya. Namun Mas Pandu tdk langsung mencoblosnya. Ia terlebih dulu menggesek-gesekkan k0ntolnya yg besar itu pada bibir vaginaku untuk memancing birahiku agar naik lagi. Karena sudah tdk sabar ingin segera dicoblos, aku menangkap batang kontol itu. Keras sekali benda itu waktu kugenggam. Panjang dan berurat.
“Aaakkhh..!” erangku lirih sambil mengepalkan tangan erat-erat saat k0ntolnya melesak memasuki vaginaku.
“Aauuhh..!” aku menjerit lebih keras dengan tubuh berkelejotan karena hentakan kerasnya, hingga k0ntol itu tertancap seluruhnya pada lubang vaginaku.
Untung saja rumah kami agak terpisah jauh dengan rumah tetangga karena rumahku memiliki halaman samping yg lumayan luas. Kalau tdk tentu suara-suara aneh di kamarku pasti terdengar oleh mereka. Bagaimanapun Mas Pandu termasuk nekad berani melakukannya. Meggelutiku isteri temannya sendiri. Disinilah sensasinya ngeseks kalo nyuri-yuri. Sensasinya sangat luarrr biasa. Daya semprot saat klimaks dan daya pompa orgasme jauh lebih kerassss.
Dengan gerakan perlahan dia menarik k0ntolnya lalu ditekan ke dalam lagi seakan ingin menikmati dulu gesekan-gesekan pada himpitan lorong sempit yg bergerinjal-gerinjal itu. Aku ikut menggoygkan pinggul dan memainkan otot vaginaku mengimbangi sodokannya. Responku membuatnya semakin menggila. K0ntolnya semakin lama menyodok semakin kasar saja. Kedua gunungku jadi ikut terguncang-guncang dengan kencang.
Kuperhatikan selama menggenjotku otot-otot tubuhnya mengeras. Tubuhnya yg kekar bercucuran keringat. Sungguh sangat perkasa. Pria sejati yg memberiku kenikmatan sejati. Suara desahanku bercampur baur dengan erangan jantannya dan derit ranjang. Butir-butir keringat nampak di sejukur tubuhku seperti embun, walaupun ruangan ini ber-AC tapi aku merasa panas sekali.
“Uugghh Lies, sayg… kamu emang uenak. Oohh, punya isteriku tdk seperti ini. Punyamu legit dan bisa menggigit-gigit kontolkuuuuu,” katanya sambil gemetar.
Ucapnya tak karuan di tengah aktivitasnya.
Dia menurunkan tubuhnya hingga menindihku. Kusambut dengan pelukan erat. Kedua tungkaiku kulingkarkan di pinggangnya. Dia mendekatkan mulutnya ke leher jenjangku dan memagutnya. Sementara di bawah sana k0ntolnya makin gencar mengaduk-aduk vaginaku diselingi gerakan berputar yg membuatku serasa diaduk-aduk.
Tubuh kami sudah berlumuran keringat yg saling bercampur. Aku semakin erat memeluknya. Bau masam-masam segar khas alami ketiakku bercampur dengan bau masam-masam segar khas alami ketiaknya. Bau khas ngentot yg membuat aku dan Mas Pandu semakin bergairah. Aku merintih makin tak karuan menyambut klimaks yg sudah mendekat bagaikan ombak besar yg akan menghantam pesisir pantai.
Teman suamiku ini betul betul hebat dan perkasa. Aku dibuatnya melayg laying seakan-akan terbang ke atas awan.Ketika Bang Pandu sudah di ambang klimaks, dia menurunkan frekuensi genjotannya. Tanpa melepaskan k0ntolnya, dia bangkit mendudukkan dirinya, maka otomatis aku sekarang diatas pangkuannya. Dengan posisi itu k0ntolnya menancap lebih dalam pada vaginaku. Semakin terasa pula otot dan uratnya yg seperti akar beringin itu menggesek dinding kemaluanku.
Kugoygkan pantatku dengan gerakan naik-turun. Dia merem-melek keenakan dengan aksi yg kulakukan. Mulutnya sibuk melumat payudaraku yg kiri dan kanan secara bergantian membuat kedua benda itu penuh bekas gigitan dan air liur. Tangannya terus menjelajahi lekuk-lekuk boyokku sambil mengelus ngelusnya.
Tak lama kemudian aku kembali mendekati orgasme, maka kupercepat goyganku dan mempererat pelukanku. Hingga akhirnya mencapai titik dimana tubuhku mengejang,
“Ssshhhhhhhhhh…” Detak jantung mengencang dan pandangan agak kabur dan nanar, lalu disusul erangan panjang serta terasa ada cairan hangat dari dalam lubang vaginaku.
Saat itu dia gigit putingku dengan cukup keras sehingga gelinjangku makin tak karuan oleh rasa perih bercampur nikmat. Ketika gelombang itu berangsur-angsur berlalu, goyganku pun makin mereda. Tubuhku seperti mati rasa dan kurobohkan ke belakang. Kuhentakkan badanku ke atas ranjang sambil menengadah. Ketiakku terbuka lebar ditumbuhi bulu yg lebat menyerbuk. Ahhhhhh, aku betul-betul puas.
AKU menyambar Aqua botol di samping tempat tidur. Aku meminumnya habis. Aku betul-betul dikuras. Mas Pandu membiarkanku istirahat sejenak. Setelah minum membuatku lebih enakan dan tenagaku mulai pulih kembali.
“Sudah segar lagi kan? Kita terusin lagi yuk!” sahut Bang Pandu. Ia tersenyum sambil mulai kembali menggeraygi tubuhku.
Gila betul nih orang, pikirku. Tenaganya tdk ada habisnya seperti kuda. Kali ini tubuhku dibalikkan dalam posisi menungging. Kemudian dia mulai menciumi pantatku. Lidahnya menelusuri punggungku ke bawah. Tangannya menjangkau buah dadaku ke bawah. Dipilin-pilinnya kembali putingku dan,
“Aaacccchhhhhh….” Aku pun menggelinjang l lagi. Nafsuku bangkit lagi.
Betul-betul hebat teman suamiku ini. Ia juga pandai membangkitkan gairah pasangannya. Walaupun aku sudah berapa kali orgasme aku masih mau dan mau lagi.Telunjuknya meraba-raba anusku membuatku geli dan menggelinjang. Kemudian aku merasakan kontolnya sudah menempel dipantatku. Terasa hangat. Kontolnya pun ditusukkannya pelan dan sleeebbbb masuklah lagi kontolnya yg besar itu ke vaginaku. Dari arah belakang ia menggenjotnya tiada habis-habisnya sambil kedua tangannya memegangi pinggangku.
Oooohhhhh… aku tak tahan… aku tak kuat menahan nikmat ini. Mati aku… aduh…. Ampun… Aku tak kuasa menahan dera birahi ini. Teramat sangat nikmat… Aku pun kelojotan bagai orang kesetanan.
Setelah sekitar 20 menit menggenjotku dari belakang akhirnya aku sampai lagi.
“Aku keluarrrrrr Mas….” Jeritku.
Aku betul-betul mengalami orgasme yg sangat dahsyat.Aku merintih. Mataku merem-melek sambil menggigit guling menahan rasa nikmat ini. Air mataku saja sampai meleleh keluar bersamaan melelehnya lagi air vaginaku.
“Sudahin Mas. Lies… nggak tahan,” rintihku yg tdk dihiraukannya.
“Uuhh… uuuhh sssshhhh aaacchhhhhh…” Dia memperlancar sodokannya dan beberapa detik kemudian dia pun klimaks.
Mas Pandu mengerang,
“Aaaacchhhhhhhhh….”
Akhirnya ada sesuatu perasaan nikmat mengaliri tubuhku yg kuekspresikan dengan mengikuti erangan panjang Mas Pandu. Kami sama sama mengerang. Orgasmeku dan ejakulasinya yg sangat panjang sampai ke ubun-ubun.
Tak ada lagi nikmat di atas kenikmatan yg kami peroleh saat itu. Rupanya sensasi selingkuh sangat luar biasa. Aku tak mampu ngomong apa lagi untuk nulis enaknya. Kami pun menghempaskan kembali badan kami ke atas ranjang sesaat kami diam dan sama-sama mengatur nafas. Badanku lemas seperti tak bertulang.
Tubuh kami tergolek lemas bersebelahan. Aku memejamkan mata dan mengatur nafas sambil merenungkan dalam-dalam kegilaan yg baru saja kami lakukan. Hubungan terlarang. Aku berpacu dalam birahi dengan sahabat suamiku sendiri.
Kami terus menikmati perselingkuhan. Kami berjanji untuk merahasiakan sebaik-baiknya perselingkuhan kami pada pasangan kami masing-masing.
Share: