388cash388cash

Cerita Sex: Disetubuhi Sama Laki Lain Di Saat Suami Pergi



Di sana setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, berenang, latihan diving, dan mengabadikan kegembiraan mereka sekeluarga menggunakan kamera foto dan handycam. Tapi di hari ketiga, Maya merasa kecapaian dan tdk ikut suami dan dua anaknya bepergian. Ia memilih diam di kamar hotel untuk istirahat. Pagi-pagi benar, Panji, dan Riko-Riki berangkat untuk menikmati indahnya pulau-pulau kecil di sekitar kawasan wisata itu yg harus ditempuh dgn menyeberang perahu boat selama setengah hari
“Ya sudah mama tinggal saja di hotel, istirahat.. paling besok kita sudah balik,” kata Panji saat hendak berangkat.

Ia mengerti benar stamina istrinya kurang fit kalau harus menyeberang menggunakan boat. Riko dan Riki mencium pipi mamanya sebelum pergi. Hotel N tempat mereka menginap jauh dari pemukiman penduduk. Tempatnya memang sangat nyaman untuk berlibur menghilangkan suntuk, dgn rindang pepohonan di sekitar hotel dan panorama pantai yg berpasir putih.

Hanya saja, keluarga Panji datang ke sana saat bukan musim libur, dan suasana hotel memang sedang sepi tamu. Ini jg yg membuat pengelola hotel memperlakukan keluarga Panji secara spesial agar mau menginap lebih lama di sana. Sebab mereka menyewa dua kamar, satu untuk mereka dan satunya untuk anak-anak. Maya bangun sekitar pukul 11 siang, badannya sudah lebih segar dgn istirahat yg cukup. Ia lalu mandi dan menyantap sarapan yg diantar sedari pagi.

Maya tergolong wanita cantik yg di usia ke 35 tubuhnya semakin menggairahkan dari segi seksual. Payudaranya 36D dan tubuh tinggi montok berisi dgn pantat yg seksi dibalut kulit putih bersih. Banyak yg bilang wajah dan perawakan Maya mirip artis Mona Ratuliu. Setelah menikmati sarapannya, Maya mencoba rileks di sofa menonton televisi.
Maya mengenakan kaos oblong putih dan celana pendek longgar agar lebih nyaman. Taygan kuliner di televisi hampir membuat Maya yg berbaring di sofa terlelap lagi, tapi ketukan pintu kamar menyadarkannya. Salman (40) dan Rusdi (28), dua orang petugas Hotel itu berdiri di muka pintu saat Maya membukanya.

“Maaf mengganggu bu,” kata Salman ramah. Rusdi berdiri di belakang Salman.
“Oh nggak apa.. ada apa ya?,” tanya Maya.
“Tadi pagi kami dipesan pak Panji, disuruh memeriksa kemari, katanya ada gangguan kerusakan di shower dan saluran pembuangannya?,” jawab Salman.
Salman lalu mengenalkan diri kalau ia dan Rusdi adalah petugas hotel yg bertanggungjawab jika ada keluhan kerusakan fasilitas hotel.
“Ehm.., oh iya. Tadi sempat ke sini ya? Maaf ya saya bangunnya siangan.. ayo silahkan masuk pak,” Maya baru ingat tadi pagi sempat ngomel-ngomel karena kerusakan di kamar mandi hotel.
Maya menyilakan dua petugas hotel itu masuk. Tak disangka saat itulah niat bejat dua petugas hotel dan kesempatan yg tersedia di saat Maya seorang diri, membuat Maya diperkosa di kamar sewaan keluarganya.
Pengakuan Maya:

Panji, suami Maya bersama anak mereka, Riko dan Riki kembali ke Hotel N dua hari kemudian setelah menikmati keindahan pulau-pulau kecil di seberang kawasan pariwisata itu. Malam hari setelah Riko dan Riki masuk ke kamar mereka dan tidur, Panji mencari tahu apa penyebab istrinya bermuram muka sejak mereka kembali ke Hotel.
“Mama masih sakit ya?, kok diam terus dari tadi,” tanyanya pada Maya.
“Nggak papa, mama sudah sehat. Tapi selama papa dan anak-anak pergi….,” Maya tak melanjutkan ceritanya.
Ia tengkurap di ranjang dgn raut sedih, sementara Panji dgn sabar menunggu jawaban istrinya itu.
“Ayo teruskan mama, ada apa sebenarnya?,” Panji penasaran.
“Mama diperkosa pa…mama diperkosa oleh dua petugas hotel ini…dan sekarang mereka sudah kabur,” isak Maya menjadi-jadi.
Maya pun bercerita bagaimana dua petugas hotel itu datang ke kamar untuk memperbaiki shower. Namun saat kamar tertutup, mereka meringkus Maya dan mengikatnya. Mulutnya disumpal kain dan matanya jg ditutup ikatan sapu tangan. Lalu, mereka memperkosa Maya berkali-kali.
“Apa..??,” Panji terkejut bukan main mendengar istri tercintanya digauli secara paksa oleh dua petugas hotel.
Ia berusaha menghibur Maya agar tdk trauma, dan berjanji segera melaporkan kejadian itu ke kantor polisi esok harinya.
Rekaman Handycam
Panji sangat terpukul mendengar cerita istrinya. Setelah menenangkan Maya dan membiarkan ia terlelap, Panji kemudian keluar kamar hotel menuju tepian pantai untuk menyepi sambil merencanakan melaporkan masalah tersebut esok paginya. Tapi, sebelum keluar kamar Panji menemukan handycam milik Riko, anaknya tergeletak di dekat pintu kamar hotel.
Handycam itu tdk dibawa ketika Panji bersama dua anaknya melancong ke pulau–pulau kecil dua hari lalu. Ia lalu memungut handycam itu dan membawanya keluar. Di tepi pantai yg sepi itu, Panji melamun panjang memikirkan nasib keluarganya. Pergi berlibur untuk melepaskan beban dari himpitan kerja dan hiruk pikuk kota, justru membawa problem yg sangat berat dan aib. Tangannya iseng menghidupkan handycam untuk mengambil gambar bintang di langit malam itu.
Namun niat ia urungkan karena pita kaset ternyata penuh. Penasaran, Panji kemudian merewind kaset dan memutarnya untuk melihat isinya. Mata Panji terbelalak saat rekaman handycam tertayg di LCD handycam. Ternyata isinya adalah adegan pemerkosaan yg menimpa Maya, istrinya. Maya dalam keadaan terikat, masing-masing tangannya diikat di pojok sisi ranjang membuat posisi Maya terlentang dgn kaki terbuka. Ia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna biru muda, sementara mata dan mulutnya tertutup erat dgn ikatan sapu tangan. Tubuh Maya yg putih mulus meronta-ronta di atas ranjang seolah menuntut dilepaskan. Suaranya hanya ehmmm…ehmmm… seperti berteriak, tapi tak bisa lepas karena mulutnya tersumbat.
“Ha.. ha.. ha.. ini dia.. tante girang yg sudah nggak tahan di atas ranjang,” suara seorang pria terdengar dalam rekaman itu.
Panji mengenal suara itu, ya suara itu tak lain dari Rusdi, bujangan petugas hotel. Nampaknya ia yg memegang handycam dan mengambil gambar Maya di ranjang.
“Eng.. ing.. eng… ini dia gigolonya…,” kata Rusdi, di saat yg sama muncul gambar Salman petugas hotel lainnya.
Salman hanya menggunakan kolor putih, di baliknya nampa penisnya yg mulai menonjol tegang. Salman menyeringai di kamera sambil lidahnya menjilati bibir sendiri seakan hendak menyantap makanan lezat.
Salman naik ke ranjang di mana Maya terikat. Ia berlutut di antara kaki Maya sambil tanganya mulai mengusapi kaki mulus Maya. Maya memberontak meronta-ronta, teriakan tertahan terdengar keras.
“Eit.. eit… percuma tante… lebih baik tante nikmati saja, ketimbang melawan ntar malah sakit lho.. he..he..he..,” ejek Salman dgn seringai mesumnya.
Salman terus meraba Maya mulai dari kaki, paha, perut, dan kini tangannya mulai menjalar ke payudara Maya yg masih terbungkus bra. Maya terus meronta berusaha melawan, tetapi percuma karena ikatan di tangan dan kakinya sangat kuat menggunakan tali plastik jemuran, semakin kuat ia meronta justru membuatnya semakin sakit pada pergelangannya.
“Kurang aj”, pikir Panji saat menyaksikan adegan itu di handycam, tubuhnya bergetar menahan amarah.
Rasanya ia ingin sekali menemukan petugas hotel itu dan menghajarnya habis-habisan. Panji melanjutkan menyaksikan adegan di LCD handycam, kini tangan Salman mencabik paksa bra istrinya itu hinga tanggal. Payudara montok Maya sampai tergoncang-goncang. Pemandangan itu membuat Salman makin bernafsu dan seketika bibirnya mulai menjelajahi payudara Maya, bergantian, satu dihisap satu diremas-remas.
“Ehmmhhkk… ehmhkkk…jangan!!” Maya terus meronta berusaha melawan, tapi Salman tak peduli dan terus melakukan aksinya menikmati payudara wanita cantik itu.
“Eihh.. tenang aja tante.. nanti jg wenak..,” kata Salman sambil tanganya memberi kode ke kamera agar mendekat.
“Waduh.. ini bayi tua lagi netek nih…, cucu mamah gede sih,” suara Rusdi terdengar dalam rekaman, sementara adegan itu diclose-up, nampak jelas bagaimana lidah Salman bermain di putting susu Maya, sesekali dihisap dgn keras, lalu dijilati lagi pelan perlahan.
Handycam di tangan Rusdi jg merekam jelas bagaimana putting susu Maya perlahan-lahan mengeras setelah menerima jilatan dan hisapan Salman.
Handycam kemudian diarahkan Rusdi ke bagian bawah, merekam tangan kiri Salman yg mulai menggeraygi CD Maya. Gambar kkembali diclose-up, pinggul Maya bergerak kencang berusaha menghindari sentuhan Salman, namun percuma. Jemari-jemari kekar Salman mulai menyusup ke balik CD dan menggelitik klitoris Maya, sementara di bagian atas yg tak terekam kamera bisa dipastikan Salman makin bergairah menghisapi susu Maya. Rusdi menjauh dan mengambil gambar utuh. Salman bergerak membuka penutup mata Maya, lalu ia mencabik CD Maya dan menjilatinya beberapa kali.
“Ha.. ha.. ha.. sudah kubilang, tante pasti suka. Ini buktinya cairan memeknya sudah mulai netes. Makanya jangan melawan ya,” Salman menghisap celana dalam Maya di bagian tengah yg ada bercak basahnya, lalu menghempasnya ke arah kamera.
Rusdi mengclose-up wajah Maya. Mata Maya melotot marah dan mulutnya yg masih tertutup ikatan sapu tangan mengeluarkan suara tertahan seperti membentak protes.
“Waduh.. si tante makin galak makin seksi nih.. ayo embat aja kang.., ntar gantian kita.., ” suara Rusdi menyemangati Salman.
“Santai aja Rud.. makin galak makin asyik rasanya. Sekarang kita lihat masih galak nggak kalau itilnya diisapin…. Ayo ke siniin kameranya biar lebih jelas gambarnya,”
Salman meremas susu Maya dan menjawil dagunya, Maya semakin marah, lalu Salam mengarahkan kepalanya ke selangkangan Maya. Handycam di tangan Rusdi mendekat ke selangkangan Maya. Jemari Salman membelai-belai memek Maya yg sudah telanjang penuh, sementara Maya tetap berusaha melawan dan meronta-ronta. Bibir memek Maya direngkah dua jemari Salman hingga terbuka, warnanya merah muda dan mulai basah lantaran klitorisnya dimainkan jemari Salman.
“Ini itil namanya frend.. makin digosok, tante makin kenikmatan… nggak tahan.. ha ha ha…,”suara Salman bergairah, sementara gambar di LCD menunjukkan jempolnya menekan dan menguyak klitoris Maya.
Bibir Salman kemudian mendekat ke memek Maya, lidahnya mulai menjulur menjilati klitorisnya. Telapak tangannya menekan bagian atas memek Maya yg ditumbuhi bulu halus tercukur rapi.
“Hmmm.. sedep bener nih tante. Wangi…nggak ada bau terasinya memeknya nih, ga kaya *****-***** di gang itu…he he. Rud kau suting mukanya tante pas aku mainin itilnya ya..,” Salman kembali menjilati memek Maya, kali ini sambil dihisap-hisap.
Rusdi mereka ekspresi Maya. Matanya kini terpejam dan mulutnya yg tersumpal masih berusaha teriak, namun tubuhnya sudah lemah tak mampu meronta lagi. Tenaga Maya sudah terkuras karena berusaha melawan ikatan di tangan dan kaki.
“Ehmmhh.. ehmmmhhpp.,” suara Maya melemas jg, rontanya justru menjadi gemulai membuat Salman makin nafsu menghisap memeknya.
Jilatan-jilatan lidah Salman di memek Maya membuat pikirannya bercabang. Ia mulai merasakan kenikmatan yg tak mungkin dihindari, secara naluriah ia jelas sangat menikmatinya, namun secara moral, bagaimanapun ini perkosaan, apakah pantas ia menikmatinya?
“Ehmm.. kenapa tante? Nikmat ya?,” suara Rusdi bertanya sambil wajah Maya di close-up. Maya melotot sambil berusaha mengangkat kepalanya, ia berusaha berteriak lagi, memprotes gambarnya direkam Rusdi.
Panji semakin marah melihat adegan itu. Dalam hatinya ia menaruh dendam kesumat pada Salman dan Rusdi yg mengerjai istrinya. Tapi adegan demi adegan yg dilihatnya di layar LCD handycam jg membuatnya semakin penasaran.
Rusdi tiba-tiba melepaskan sapu tangan penutup bibir Maya. Tapi Maya justru terpejam dan tak mengeluarkan sepatah kata pun, apalagi teriakan.
“Ayo tante.. mau marah apa? Mau ngomong apa.. ayo teriak lagi?,” suara Rusdi meledek Maya.
“Ehmm.. jangan… amphuunnn.. jangan disuting… amphunnn,” suara Maya memelas dgn nafas yg mulai berat dan mulai terangsang.
“Ampun kenapa tante..?,” suara Rusdi kembali menggoda.
“Akhhss.. amphuunnnn… oughhh… mmpphh..,” mata Maya kembali terpejam, tubuhnya bergetar seperti menahan birahi yg memuncak.
Dari LCD handycam, Panji bisa menandai ciri-ciri wajah istrinya mulai dilanda gairah seksual.
Di bagian bawah Salman terus menjilati memek Maya, Rusdi mengarahkan kameranya di bawah. Kepala Salman seakan terbenam di selangkangan Maya, saat di close-up nampak memek Maya sudah sangat basah dan cairannya terus dijilati dan dihisap Salman. Pinggulnya bergoyang mengikuti irama jilatan Salman.
“Oughh.. ampphhhuuunnn… akhhsss..,” suara Maya terdengar.
“Nih suting nih.. nah lihat nih.. tante udah nggak tahan mau dientotin nih..,” kata Salman sambil jemarinya membuka bibir memek Maya.
Handycam Rusdi mengclose-up memek Maya yg terkuak oleh jemari Salman. Terlihat jelas dinding memek Maya berkedut-kedut dan nampak dibaluri lendir birahinya sendiri. Salman masih menahan memek Maya dgn jarinya, lalu penis Salman terekam di kamera sudah tegang mengacung dan mulai mendekati bibir memek Maya.
“Eh Rud.. kau rekam yg lengkap ya.. aku entotin dulu nih tante, ntar kalau aku cabut kontolku.. kau close-up lagi memeknya ya…biar kau lihat bagaimana kalau nih tante puas.. ha ha..,” Salman menyeringai.
Salman mengambil posisi tepat di tengah kaki Maya, dan perlahan menuntut penisnya ke bibir memek Maya.
“Amphhuunn.. tolong lepaskan saya.. jangan.. tolong jangan lakukan” Maya memelas pasrah, seolah sadar sesaat lagi ia akan disetubuhi pria lain yg bukan suaminya.
“Nah.. begitu dong.. yg halus.. jangan marah marah kayak tadi hah..!! Ayo sekarang mau apa, mau dilepas?. Rud turuti tante ini, lepas ikatan kakinya Rud, cepat…,” Salman tetap pada posisi siap menindih Maya, ujung penisnya sudah menyentuh bibir memek Maya yg merekah.
“Akhhss.. jangan pak.. amphun.. jangan..,” Maya memelas sejadi-jadinya dgn suara parau saat merasakan benda hangat menempel di bibir memeknya.
Rusdi merekam semuanya sambil melepas ikatan di kaki Maya. Dari posisi itu nampak jelas penis Salman sudah menempel di bibir memek Maya.
“Sudah siap tanthee.. ouh.. sudah siap kubawa ke alam nikmathhh.. ahh..,” Salman menindih tubuh Maya dan memegang kedua pipi Maya agar wajah Maya menghadap ke wajahnya.
Pinggulnya mulai ditekan membuat kepala penisnya menembus bibir memek Maya.
“Ngghhh… amphuunnn.. jangahhnnn…tolong janganhhh… engghhhmmm… ouuhhhhggghhh… akhhhssss,” suara Maya yg memelas berubah menjadi desahan tak tertahan saat Salman mulai memasukkan penis ke memeknya dan mulai memompa keluar masuk.
Panji melihat bagaimana tubuh mulus istrinya menggelinjang setiap sentakan pinggul Salman terjadi. Maya mendesah tak karuan ditindih tubuh Salman yg kekar. Perawakan Salman agak pendek, penisnya jg lebih pendek dari milik Panji. Tapi penis hitam Salman jauh lebih gemuk dan lebih tegar dari milik Panji. Rusdi mengclose-up bagian yg sedang intim itu. Bibir memek Maya sampai monyong-monyong didera penis Salman. Salman menghentak pinggulnya semakin cepat semakin keras.
“Akhhss… ouhhh.. ahhhh… sssttt…ughhh…,” Maya terpejam sambil mendesah menahan nikmat, ia tak sadar wajahnya yg bersemu kemerahan karena terangsang sedang diclose-up oleh Rusdi.
Rusdi kemudian menjauh mengambil gambar lengkap. LCD handycam yg dilihat Panji menampakkan bagaimana kaki mulus Maya kini justru merangkul pinggul Salman yg semakin cepat memacunya, nafasnya terdengar keras memburu. Desahan Maya jg makin keras, dan kepalanya bergerak ke kanan-kiri.
“Ougghhh… argghhh… huh… nikmat sekalih tubuhmuuhh tannteehhh… ouhhh.. aaahhhhhkkkk…ouhhh nikhhhmmaaathhhh….,” Salman mencabut penisnya dan berlutut di hadapan Maya dgn kepala menengadah dan tubuh bergetar, sesaat kemudian penisnya menyemburkan sperma sampai ke perut Maya. Salman mencapai puncaknya.
“Waduh.. akang ini belum apa-apa tuh udah ngecrot kemana-mana maninya.., sini gantian.. biar saya ambil alih memuskan si tante” Rusdi bergegas naik ranjang menggantikan posisi Salman.
Rekaman di handycam sempat goyang menampilkan gambar lantai, cermin rias, dan langit-langit kamar. Kini Salman yg merekam gambar, sementara Rusdi sudah bugil menindih tubuh Maya. Penis Rusdi sangat kekar, panjang dan besar. Kotak-kotak kekar di perut Rusdi menggambarkan keperkasaan, ia memang perenang tangguh di kawasan wisata itu.
“Sudahhh… amphuunnn… jangan lagihh.. amphunnnhhh…,” pinggul Maya bergerak ingin menghindari penis Rusdi yg sudah mengarah ke memeknya, tapi percuma karena kedua tangannya masih terikat membuat posisinya tertahan terlentang.
“Tenang tante sayang.. kan masih tanggung tadi.. sekarang saya kasih biar tante puas..,” Rusdi tiba-tiba menindih Maya, ia melumat bibir ranum Maya, meremas susunya, dan mulai menggenjot penisnya keluar masuk ke memek wanita cantik beranak dua itu.
Maya mulai mendesah, gerakan Rusdi membuat ia kembali terangsang hebat setelah puncak klimaksnya hampir sampai bersama Salman tadi. Panji melihat dari layar LCD bagaimana istrinya mulai hilang kontrol dan tak menyadari sedang berhubungan intim dgn lelaki lain yg memperkosanya. Maya terpejam dgn bibir terus dilumat Rusdi, malah Maya nampak membalas lumatan-lumatan Rusdi, nafas mereka sama-sama memburu bercampur desahan.
“Goyang yg keras Rud.. si tante dah mau sampai puncak tuh…,” suara Salman terdengar
Sementara gambar di close-up ke wajah Maya dan Rusdi yg berpagutan bibir. Rusdi menggocok semakin kencang, kaki Maya merangkul pinggul Rusdi seolah ingin hantaman yg lebih sempurna di memeknya. Dalam hati Panji bercampur berbagai macam perasaan, marah, cemburu, sedih, jg terangsang sampai tangannya bergetar memegangi handycam itu
“Oughh… ghimmana tanntehhh… enakkhhhss…??,” Rusdi melepas pagutannya dan terus menggenjot Maya sambil mengeluarkan obrolan nakal
Nampak ludah mereka saling bertaut ketika bibir mereka berpisah. Maya semakin lepas kendali di saat puncak kenikmatan nyaris dirasakannya di bawah himpitan tubuh Rusdi yg kekar.
“Gimana tanthee… jawabbbhhh aghhh…,”
“Ngghhhmm ahhsss….,” Maya mendesis.
Rusdi menggenjotnya lebih keras, dan terus meluncurkan pertanyaan mengejek pada Maya.
“Akhhss.. amphunnn… ahhhsss enakhhhmaaass.. sssttt..,”
“Apa tanthe??? Yg keras bilang…,”
“Ughhh… ssstnnikkhhmmmaatt… ssshhh aaahhh… ihhh…,”
“Enakh digoyanghhh… ayo bilang…,” Rusdi terus memancing Maya.
Maya menggelinjang kenikmatan dgn nafas semakin berat memburu. Peluh mereka bercampur menetes. Maya dapat merasakan urat-urat penis Rusdi yg menonjol itu bergesekan dgn dinding memeknya. Benda panjang itu demikian keras dan perkasa hingga mampu memabukkanya dalam birahi, sebuah sensasi yg belum pernah dia dapatkan dari suaminya sekalipun.
“Apanya yg nikmat tantehh? Apanya hah? Omong yg jelas!”
“Ssttt.. ahhgg.. konthhh… tholll… assttt oughhh…,” Maya menjawab refleks di luar kendalinya.
“Yahhkk begithuu tannthee… akhhhsss… nihhhh.. ouh…memekmu jg enakhh loh” Rusdi semakin liar menggenjot Maya.
Kini kaki kanan Maya diangkat ke bahunya lalu dgn posisi itu Maya kembali dihajarnya. Ia terus menyetubuhi wanita itu sambil tangan satunya meremasi payudaranya yg montok.
“Hajar terus Di!” terdengar suara Salman yg sedang mengambil gambar menyemangati temannya.
“Tanhtee enakhh diapainnn hahh..??,” Rusdi memacu penisnya semakin cepat, ia mulai merasakan kedutan dari dinding memek Maya menandakan Maya hampir klimaks.
Salman mengclose up lagi wajah Maya yg terpejam, sementara Rusdi menggenjot Maya sambil terus bertanya nakal. Salman berusaha melepaskan ikatan tangan Maya sambil terus merekam pertempuran ranjang itu.
“Aghh.. dihennntoothhinnhh aaakhhsss… ahhh. Amphunnnn uhhh enthooottt… akhhhsss ouhhh.. sssttt enghhhmmm,”desah Maya.
“Diperkosa ini tanthee.. enakhss diperkosaaa..??,”
“Yeahhh… akhhsss eeehhhnnn…naaakkhhh.. perkohhssaa…aahhhsss…,” Maya menceracau mengukuti pertanyaan Rusdi.
Tangan Maya yg sudah lepas dari ikatan bukannya mendorong tubuh Rusdi tapi justru merangkul leher Rusdi dan meremasi rambut Rusdi dari belakang. Dari LCD handycam di tangannya, Panji melihat istrinya sudah mencapai klimaksnya, suara Maya terdengar sangat menggairahkan saat itu. Tanpa sadar penis Panji mulai tegang, sungguh tak disangka, istrinya terlihat begitu menikmati hubungan badan dgn pria pemerkosanya dibanding dgn dirinya. Sungguh sebuah ironi tapi tanpa anehnya Panji malah terangsang menyaksikan rekaman perkosaan istrinya itu
“Ayooo.. tante.. ahhh.. ayohh…,” Rusdi jg hampir mencapai klimaks, secara maksimal tenaganya dipacu menggoyang Maya.
Tubuh Maya mulai bergetar hebat dan kakinya seperti kejang merangkul pinggul Rusdi yg terus bergoyang di atas tubuhnya.
“Akkhsss.. ahhhh… ammphuuunnnnhhhh… ssttttt akkhhhsssss…. Mmmmphhhmmmm… emmphhhhpppp,” pertahanan Maya akhirnya bobol, tubuhnya seakan kejang, tangannya menarik rambut Rusdi, dan kepalanya terangkat meraih wajah pria itu.
Saat klimaksnya membludak, Maya justru melumat bibir Rusdi, memeluk Rusdi kuat-kuat, melepaskan kedutan-kedutan nikmatnya.
“Akhhh… ouhh.. yeahhh.. yeahhhh… ouhhh… yeaaahhhhh…,” Rusdi melenguh kejang melepas lumatan Maya.
Rusdi jg mencapai klimaksnya sambil memeluk erat tubuh Maya, mereka berpelukan erat dan saling menekan kenikmatan di vital mereka secara bersamaan, lalu lemas beberapa saat kemudian.
Salman mengclose-up bagian vital itu, perlahan Rusdi mencabut penisnya. Air sperma Rusdi terhujam di dalam memek Maya perlahan menembus keluar meleles di bibir memek Maya. Rusdi berbaring di sisi Maya, sementara Salman mengangkangkan kaki Maya dan menguak memek Maya dgn tangan kirinya, tanga kanannya mereka close up memek Maya. Panji melihat memek Maya masih berkedut-kedut.
Selanjutnya tampak kamera diatur sedemikian rupa sehingga mengarah ke tengah ranjang, kemudian Salman nampak di layar menghampiri Maya. Kini kedua pria itu menggarap Maya secara threesome, Rusdi duduk selonjoran sambil bersandar pada kepala ranjang dgn penisnya dikulum oleh Maya, sementara dari belakangnya Salman menyetubuhinya daalam posisi doggie. Sesekali tangan Salman menepuk pantat Maya yg semok itu.
Tiap sodokan penisnya mendorong keluar sperma Rusdi meleleh di bibir memek wanita itu. Gambar di handycam kemudian terputus dan menampakkan Maya yg tertidur pulas di ranjang, bugil tanpa ikatan, pada bibirnya masih berbekas cipratan sperma.
“Ya beginilah kondisi nyonya sombong yg sudah kami perkosa sampai puas.. diperkosa malah kenikmatan dia sampe tidur ngorok ha.. ha.. ha..,” suara Salman terdengar.
“Ini dia film bokep made in Indonesia asli, tdk ada rekayasa dalam pembuatan film ini” suara Rusdi menimpali.
Rusdi dan Salman terus mengeksplore tubuh telanjang Maya sambil berkomentar. Dari komentar mereka Panji tahu kalau mereka nekad memperkosa Maya karena Maya menyinggung perasaan mereka. Waktu hendak membenahi shower dan kamar mandi, Maya sempat melontarkan kata-kata menyuruh mereka berdua cepat selesaikan pekerjaannya karena Maya tak tahan bau badan mereka. Tangan Panji luruh dan handycam hampir jatuh. Pikirannya kacau setelah melihat rekaman pemerkosaan terhadapa istrinya itu. Bukankah Maya akhirnya menikmati jg?, bagaimana mungkin ini dilaporkan ke polisi?, akan lebih menjadi aib jika nantinya dua pelakunya membeberkan ini suka sama suka. Panji berteriak sejadi-jadinya, lalu kembali ke kamar hotel. Setelah memastikan anak-anak sudah tidur lelap, ia menggauli Maya secara brutal membayangkan memperkosa istrinya sendiri.
Share: