388cash388cash

Cerita Dewasa Cinta Terlarang Karyawati



karyawan ini tergolong unik. Akibat nafsu sex yg menggebu-gebu, seorang wanita maniak seks karyawati kantor nekat meminta tukang becak untuk memuaskan nafsu birahinya yg membara. Ga ada rotan akarpun jadi, berikut ini jalan cerita mesum itu terjadi…

Awal kejadiannya saat itu adalah di Jakarta. Wanda bekerja seorang karyawati pada sebuah bank swasta terkemuka. Wanda adalah seorang wanita karier yg masih berusia 26 tahun pada saat itu.

dia memiliki kulit putih bersih mulus dan tinggi badan 156 cm. Rambut sebahu serta ukuran dada yg serasi sekali dengan bentuk tubuhnya yg ramping. Saat itupun Wanda telah memiliki seorang kekasih yg sangat ia cintai dan amat mengerti akan pekerjaannya.

Heri adalah kakak kelas Wanda saat di kampus dulu di sebuah kota Sumatera. Saat itu pun Heri telah bekerja di sebuah perusahaan di Kalimantan. Jadi mereka berpisah untuk waktu yg lama dan hanya sekali 6 bulanlah mereka bisa berkumpul lagi.

Wanda menyewa sebuah rumah yg sederhana tdk jauh dari kantornya. Dengan gaji yg cukup, ia dapat mempekerjakan seorang pembantu yg sudah agak tua. Namanya Mpok Ijah. Seringkali Wanda bertukar pikiran dengan Mpok Ijah saat ia tdk kerja. Itu pun topiknya mengenai laki-laki. Mpok Ijah pun tdk terlalu ambil peduli dengan kisah Wanda.

Wanda dan Heri telah merencanakan untuk menikah saat Heri dipindah ke Jakarta nanti. jadi tdk heran jika saat Heri datang ke Jakarta setiap 6 bulan, selalu disambut dengan suka cita oleh Wanda. Kemesraan diantara mereka selalu diakhiri dengan hubungan intim.

Wanda telah menyerahkan keperawanannya kepada Heri dulu saat mereka sama-sama tinggal di Jakarta berlibur. Wanda selalu memakai sistem kalender untuk menjaga jangan sampai ia hamil akibat hubungan itu.

Namun saat Heri telah berada kembali di Kalimantan, secara tiba-tiba, Wanda merasakan libidonya kembali naik untuk berhubungan sex. Sedang Heri kembali baru 4 bulan lagi. Ia kehabisan akal. Ia tdk ingin memakai jasa gigolo sebab ia tdk ingin diporoti oleh lelaki itu dan takut akan tergantung kepada jasa mereka. Sedang jika ia melakukan selingkuh dengan teman kerja, jelas tdk mungkin.

Posisinya akan hancur dan menjatuhkan wibawa dan derajatnya.

Ia pusing sekali jika nafsunya datang menghentak-hentak. Timbul pikirannya untuk melakukan hubungan sex yg aman dan berisiko kecil. Setiap pergi dan pulang kantor, Wanda selalu menumpang becak. Ia menyadari, abang becak yg bernama Maman itu sering mencuri pandang ke betis dan dadanya saat ia di atas becak.

Wanda amat merasakan hal itu.
Maman adalah tukang becak yg berumur 40 tahun. Sosoknya hitam, badan sedang, dan amat santun kepada Wanda setiap Wanda menaiki becaknya. Maman adalah lelaki yg telah berkeluarga dan memiliki 4 orang anak yg telah beranjak dewasa. Istrinya bekerja sebagai tukang cuci di tempat Wanda.

Wanda tahu jika ia mengajak Maman, maka ia akan mudah mengaturnya sebab Maman tdk akan berani macam-macam apalagi memerasnya. Maman juga adalah bekas preman yg telah sadar, dan kembali bekerja secara baik-baik. Dulunya ia pernah masuk penjara. Tdk heran di pahanya ada tatto.
Maman sering juga menelan ludah jika Wanda yg menumpang becaknya. Selain cantik, Wanda juga sering memakai rok pendek dan kelihatan batang pahanya yg mulus di tumbuhi bulu-bulu halus. Juga ia memiliki leher yg jenjang. Baju yg dikenakan Wanda sering yg berleher rendah dan sesekali terlihat belahan dada yg mengundang birahinya.

Saat itu hari Jumat. Hari terakhir kerja bagi para karyawan. Malam itu Wanda menaiki becak Maman.

“Bang… langsung ke rumah ya?” kata Wanda.
“Baik, Mbak,” jawab Maman.

Sesampai di rumah, Wanda minta Maman untuk memasukkan becaknya ke dalam garasi yg tersedia di rumahnya.

“Dimasukkan aja becaknya, ya, Bang…” kata Wanda.
“Baiklah, Mbak…”
“Ini bang, saya minta Abang membantu saya memindahkan komputer itu ke kamar saya, soalnya Mpok Ijah gak kuat” pinta Wanda.
“Baiklah, Mbak,” jawab Maman.

Lalu Maman masuk kerumah Wanda dan Mpok Ijah menutup pintu dan menguncinya.

“Ini, Bang, komputernya,” kata Wanda.

Lalu Maman membawa komputer itu kekamar Wanda yg berada di lantai atas rumah itu. Di kamar Wanda yg serba lux itu, komputer diletakkan di sudut kamar. lalu Maman dipersilakan duduk di beranda ruang kamar Wanda itu. Lalu Wanda membawa nampan yg berisi minuman dan makanan kecil. Wanda belum sempat ganti pakaian kerja saat itu.

Saat Wanda jongkok, Maman sempat mencuri pandang ke dada Wanda dan terlihat gundukan buah dada yg putih mulus itu menggantung. Lalu Wanda duduk kembali di depan Maman.

“Diminum airnya, Bang?” kata Wanda.
“Ya, Mbak,” jawab Maman.

Sambil duduk Maman melihat sekeliling ruang kamar yg luas dan dingin karena AC itu. Sesekali ia memandang ke depan saat Wanda membaca koran. Rok kerja Wanda terbuka dan tampak olehnya celdam Wanda yg berwarna merah itu.

Wanda menyadarinya. Itulah yg ia inginkan. Liur Maman naik turun dan matanya menatap lekat ke paha Wanda. Ia terus memandang pemandangan yg menggairahkan itu. Lalu Wanda berdiri dan berjalan ke arah ranjangnya yg bergaya romawi itu. Di situ ia rebahkan tubuhnya yg padat berisi. Sambil tiduran ia memanggil Maman.

“Bang Maman… sini tolong saya, dong…” katanya.

Lalu Maman berjalan kearah Wanda.

“Ada apa, Mbak?” jawabnya.
“Bang, saya minta tolong…. Tolong diurut betis saya ini.

Tadi saat saya di becak Abang sempat terantuk bangkunya,” kata Wanda.

“Tapi Mbak, saya gak bisa mengurut,” kata Maman.

Saat itu tampaklah pemandangan yg amat menarik gairah kelelakian Maman. Lalu sambil tangannya bergoyang, ia raih betis Wanda yg mulus itu. Dari jari kaki ia mulai mengurutnya. Sesekali matanya melihat ke paha Wanda, dan kembali ia dipancing gairahnya…

Pangkal paha Wanda amat mulus dan di tengahnya tertutup CD merah. Alangkah nikmatnya jika ia dapat merasakan kehangatan itu saat itu. Lalu ia urut satu satu dan Wanda hanya diam menikmati setiap gerakan tangan Maman. Lalu ia berujar.

“Agak ke atas, Bang…” katanya.
“Baiklah, Mbak” jawab Maman.

Lalu ia teruskan gerakan tangannya dan ia singkapkan rok kerja Wanda dan terlihat gundukan meemek Wanda yg bengkak itu. Dengan tdk ada sahutan dari Wanda, Maman lalu meningkatkan gerakannya. Ia merasa Wanda tdk akan marah kepadanya.

Lalu tangannya meraih batang paha Wanda dan dengan kasar ia remas paha Wanda. Wanda terbangun dan duduk. Ia pandangi Maman dengan pandangan penuh gairah. Maman pun mengetahui bahwa saat itu Wanda telah mulai bangkit birahinya.
Maman meraih pipi Wanda dan ia ciumi bibir merah Wanda.

Dari bibir lalu ia ciumi juga telinga Wanda. Lalu sebelah tangannya bergerak meremas buah dada yg saat itu masih terbungkus blouse kerja. Wanda hanya terpejam. Maman lalu membuka satu per satu kancing baju itu sampai semuanya terlepas dan blouse telah ia buka dan tampaklah dada dan bahu Wanda yg putih mulus.

Seumur hidupnya baru kali itulah ia mendapatkan kesempatan memegang kulit tubuh wanita secantik Wanda. Dada Wanda masih terbungkus BH hijau muda ukuran 34b. Kemudian ia ciumi leher jenjang itu, lalu turun ke belahan dada Wanda. Di sana mulutnya diam dan terus melakukan aksinya. Lalu tangan Maman meraih pengait BH itu dan membukanya, sehingga dada Wanda terbuka seluruhnya. Saat itu tinggal rok Wanda saja. Dada yg putih mulus itu ia jilati inci demi inci. Maman tdk ingin kesempatan emas itu hilang. Wanda saat itu hanya merem melek menikmati aksi Maman.

Lalu Maman merebahkan tubuh Wanda di ranjang itu dan ia kemudian beralih ke arah bawah pusat Wanda untuk membuka rok kerja Wanda. Setelah rok kerja itu terbuka, maka yg tampak adalah sebuah celdam merah menutupi goa terlarang milik Wanda. CD itu ia buka, sehingga Wanda benar-benar bugil saat itu.

Dengan jarinya, lobang Wanda ia korek. Dimainkannya daging kecil itu. Wanda amat histeris. Maman lalu membuka semua pakaian kumal yg melekat di tubuhnya. Lalu ia baringkan badannya di antara kedua paha Wanda. k0ntolnya tegak menantang ingin masuk ke dalam lobang Wanda. Lalu ia buka paha Wanda dan terlihat lobang yg siap dimasuki oleh k0ntol Maman.

Wanda diam menunggu. k0ntol Maman amat panjang dan besar. Lalu Maman memasukkan k0ntolnya dan Wanda sempat mengeluh sakit.

“Adauuuuuhhhhhh…. Bang… pelan sedikit, doonggg…. sakit nih…” katanya.

Maman terus memajumundurkan pelirnya selama kurang lebih 30 menit. Ia tdk peduli dengan keluhan Wanda. Sudah lama ia menanti saat itu. Lalu ia muntahkan spermanya sebanyak-banyaknya ke dalam rahim Wanda.

Wanda sadar akan akibat dari sperma Maman, maka ia telah bersiap-siap sebelumnya dengan meminum pil anti hamil.
Maman lalu terkulai di samping Wanda. Sedang Wanda merasa puas dan akan mencoba lagi permainan itu dengan Maman.
Meskipun Maman tdk berpendidikan namun ia amat suka cita melihat gaya primitif dari Maman. Tdk seperti pacarnya Heri yg penuh liku-liku dan irama.

Namun ia tetap menomorsatukan Heri sebagai kekasihnya. Bagaimanapun Heri adalah calon suaminya. Sedang Maman adalah alat pemuas nafsunya yg sewaktu-waktu dapat ia minta. Maman pun tdk macam-macam kepada Wanda. Ia hanya manut kepada segala perintah Wanda.

Sejak saat itu hampir setiap libidonya minta dipuaskan, Wanda selalu meminta Maman yg melakukannya. Jika menggunakan jasa para gigolo, ia khawatir akan penyakit kelamin dan AIDS.

Sedang Maman adalah lelaki yg setia kepada istrinya. Ia tak pernah ‘jajan’ kepada wanita lain. Satu-satunya wanita lain yg ditidurinya adalah Wanda seorang. Maka Wanda amat percaya akan kesehatan Maman.
Share: